Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PRUDENTIAL
Oleh :
UNIVERSITAS SURAKARTA
FAKULTAS HUKUM
JURUSAN HUKUM
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami apa itu asuransi.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis asuransi yang ada di Indonesa.
3. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami apa saja perbedaan asuransi konvensional
dan syariah, dan dapat menentukan akan memilih perusahaan asuransi yang mana.
4. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami contoh kasus yang menimpa asuransi dan
mengetahui bagaimana cara penyelesaian terhadap kasus tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
3.1 Kasus
Sumber : http://www.skornews.com/skor-pt-prudential-digugat-wanprestasi.html
PT Prudential Digugat Wanprestasi
Skornews.com, Jakarta. Di tengah pergeseran tren masyarakat yang mulai menunjukkan minat
terhadap sistem asuransi, maka perusahaan asuransi tentunya dituntut jika pihaknya memang
betul-betul dapat menjadi andalan dan harapan masyarakat yang membutuhkan perlindungannya.
Namun sayangnya, masih saja ada perusahaan asuransi yang menolak klaim asuransi nasabah
atau pihak keluarganya sebagai penerima manfaat, dengan berbagai alasan yang terkesan
mengada-ada dan salah satunya nasabah dianggap tidak jujur pada saat pengisian Surat
Pengajuan Asuransi Jiwa (SPAJ), karena dianggap menyembunyikan penyakitnya.
Buktinya, PT Prudential Life Assurance telah digugat wanprestasi (telah cidera janji) oleh Ibu
Hotmauli Manurung sebagai penerima manfaat dari pemegang polis No. 52635345, pada tanggal
10 Desember 2013 atas nama Tohap Napitupulu.
Sidang gugatan tersebut, digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Senin (20/04/2015),
digelar sidang ketiga kalinya terkait kasus penolakan klaim asuransi oleh PT Prudential Life
Assurance (tergugat) terhadap klaim Hotmauli Manurung, selaku penggugat.
25
Sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Nurul Hasana ini, dihadiri kuasa hukum penggugat,
Capt. Ucok Samuel Bonaparte Hutapea dan Ridha Sjartina dari Samuel Bonaparte & Partners.
Sedang pihak tergugat diwakili oleh kuasa hukumnya, Eri Edhi Satrio dan Herry Posma Sirait
dari Hendro dan Kanon Law Firm.
Sebelumnya, pihak Prudential tidak hadir dalam dua kali persidangan, namun kali ini mereka
hadir dan diizinkan Ketua Majelis Hakim untuk mengikuti proses persidangan ketiga ini.
Menurut kuasa hukum penggugat, Samuel yang dijumpai SKORNEWS seusai sidang,
ketidakhadiran pihak Prudential pada sidang pertama dan kedua tidak memberikan alasan yang
jelas.
Padahal, pada persidangan sebelumnya (kedua, Red) telah ditetapkan agenda sidang Senin
(20/04/2015), adalah pengumpulan bukti-bukti untuk kemudian dilakukan putusan verstek, yakni
putusan yang dijatuhkan karena tergugat tidak hadir di persidangan. Namun Ketua Majelis
Hakim menunda rencana tersebut dan menganjurkan kedua pihak untuk mediasi perdamaian.
Capt. Samuel Bonaparte dan Ridha Sjartina selaku kuasa hukum dari Ibu Hotmauli Manurung
selaku penggugat menjelaskan, dalam kasus ini Prudential menolak mencairkan asuransi jiwa
yang diajukan oleh Ibu Hotmauli Manurung dengan dasar yang tidak masuk akal dan terkesan
mengada-ada, yaitu ‘menduga/menuduh’ tertanggung (suami penggugat) memiliki indikasi
penyakit jantung yang tidak dilaporkan pada saat pengisian Surat Pengajuan Asuransi Jiwa
(SPAJ), semata-mata karena pernah berobat dengan nyeri di dada, dimana hal ini berbeda dengan
fakta yang ada.
Menurut Capt. Ucok Samuel Bonaparte Hutapea AMd SH SE MMar, keterangan dokter yang
pernah memeriksa Almarhum Tohap Napitupulu (suami Penggugat) selaku tertanggung saat
mengalami nyeri tersebut, yang terjadi hampir 2 tahun sebelum mengikuti asuransi, dan
berdasarkan rekam EKG saat itu, tertanggung tidak pernah terindikasi memiliki penyakit jantung
sebelumnya.
Lebih lanjut Samuel Bonaparte menjelaskan, dalam perjanjian asuransi dikenal asas utmost good
faith (itikad baik). “Hal tersebut adalah kewajiban semua pihak dalam perjanjian asuransi dan
bukan hanya kewajiban salah satu atau sebagian pihak saja. Jika pihak asuransi merasa suatu
pemeriksaaan atau suatu formalitas tertentu dibutuhkan, contohnya medical check up, maka
seharusnya hal tersebut dimintakan kepada tertanggung untuk dilakukan,” jelasnya.
Jika pada saat pencairan asuransi jiwa, perusahaan asuransi mempermasalahkan formalitas
dalam pendaftarannya, maka hal tersebut menjadi tidak adil, karena saat pencairan si tertanggung
pasti sudah meninggal dan tidak bisa lagi memberikan keterangan tentang apa yang sebenarnya
terjadi saat proses pengisian Surat Pengajuan Asuransi Jiwa (SPAJ) dahulu.
“Siapa yang tahu jangan-jangan agen dari asuransi sendiri yang justru menolak
dilakukannya medical check up. Makanya, kalau ragu, jangan diterbitkan dong polisnya,”
tegasnya.
Dan anehnya lagi, ungkap Samuel, mengapa PT Prudential Life Assurance yang secara umum
layak diakui prestasinya, terutama dalam menjaring nasabah ini, kok bisa-bisanya melakukan
pendholiman atau tindakan wanprestasi terhadap penggugat yang notabene seorang janda yang
kini terpaksa bersusah payah seorang diri mengurus dua putra-putrinya.
Padahal, katanya lagi, Ibu Hotmauli Manurung juga telah mengajukan klaim yang serupa pada
Asuransi Mega Life dan Asuransi BRIngin Life terkait dengan klaim atas kematian Tohap
Napitupulu, dan klaimnya kepada perusahaan-perusahaan asuransi tersebut diterima.
Terlepas dari hal tersebut, ujarnya, saya tidak habis pikir, kenapa mudah sekali pihak asuransi
mendapatkan rekam medik. Sementara bagi pasien sendiri, meminta rekam medik akan melalui
rintangan luar biasa dan belum tentu diberikan pula oleh rumah sakit. “Coba saja minta, kalau
tidak percaya," katanya setengah bertanya.
Sementara pihak kuasa hukum PT Prudential Life Assurance, Eri Edhi Satrio ketika dihubungi
via HPnya untuk konfirmasi, tidak diterima. Dan smspun juga tidak direspon. @ Tirta/S10
3.2 Solusi
Permasalahan yang timbul dari uraian di atas adalah bagaimana PT Prudential Life
Assurance yang menolak klaim dari pihak tertanggung. Setelah membaca beberapa artikel
mengenai kasus yang sering menimpa perusahaan asuransi, kasus penolakan klaim adalah yang
sering terjadi. Dimana untuk penanganan ini diperlukan pengkajian dan penelitian oleh pihak
asuransi agar tidak timbul salah paham dan tidak merugikan salah satu pihak yang berujung pada
meja hijau.
Klaim adalah tuntutan pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (untuk memiliki
atau mempunyai) atas sesuatu. Ihktisar pertanggungan merupakan hal yang perlu diperhatikan
sebelum proses klaim dilakukan oleh penanggung. Sebelum memproses klaim penanggung perlu
mengetahui nilai pertanggungan yang diasuransikan, dalam ikhtisar pertanggungan terdapat data-
data tertanggung. Data tersebut menjadi acuan oleh pihak penanggung untuk mengganti kerugian
yang diderita.
Yang perlu diperhatikan lagi adalah ketentuan pasal-pasal dalam polis, isi dalam polis
tersebut memuat semua aspek dalam perjanjian asuransi, mulai dari definisi, jaminan,
pengecualian, pengalihan resiko, ganti keruguian, dan lain-lain. Polis ini sebagai alat bukti
tertulis bahwa telah terjadi pertanggungan antara penanggung dengan tertanggung. Di dalam
polis tersebut disebutkan bahwa semua ketentuan dan persyaratan tentang pertanggungan yang
telah dibuat. Polis mempunyai arti yang besar bagi pihak tertanggung. Sebab polis itu merupakan
bukti yang sempurna tentang apa yang mereka perjanjikan di dalam perjanjian pertanggungan
itu. Tanpa polis maka pembuktian akan menjadi sulit dan terbatas. Tertanggung harus memahami
isi dalam polis sehingga memudahkan tertanggung untuk memahami pokok asuransi yang harus
dilakukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah menerima laporan klaim pertanggungan jika
meninggal adalah :
1. Formulir klaim meninggal.
2. Surat Keterangan Dokter untuk meninggal.
3. Polis Asli.
4. Fotokopy KTP/bukti kenal diri penerima manfaat.
5. Surat Keterangan meninggal dari dokter asli (dapat dikembalikan setelah dilegalisir oleh bagian
klaim).
6. Fotokopy Akte Meninggal dari catatan sipil setempat.
7. Fotokopy surat perubahan nama tertanggung dan penerima manfaat (jika ada).
8. Surat Berita Acara Kepolisian jika meinggal kecelakaan asli (dapat dikembalikan setelah
dilegalisir oleh bagian klaim).
Menurut pihak tertanggung mereka sudah melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan
sebelumnya, namun pihak penanggung masih saja mengelak dan memberikan alasan. Ada
beberapa alasan mengapa klaim ditolak oleh pihak penanggung yaitu :
1. Polis Sedang Tidak Aktif (Lapse)
2. Klaim Tidak Tercakup Dalam Klausul
3. Pengajuan Klaim Melebihi Waktu Yang Ditentukan
4. Dokumen Klaim Tidak Lengkap
5. Berada Pada Masa Tunggu (Waiting Period)
6. Penyakit Telah Ada Sebelum Polis Dibeli
7. Klaim Ajuan Termasuk Pengecualian
8. Pemegang Polis Melanggar Hukum
9. Melakukan kejahatan Asuransi
10. Wilayah Kejadian Tidak Termasuk Layanan Asuransi
Menurut pihak penanggung kasus klaim ini ditolak karena melanggar perjanjian yang mana
pihak tertanggung tidak jujur akan penyakit yang dideritanya namun setelah dilakukan cross
check ternyata memang tidak ada penyakit yang diderita sebelum melakukan perjanjian
perasuransian. Jadi jika dilihat dari kasus ini memang terjadi itikad tidak baik dari pihak
penanggung yaitu PT Prudential Life Assurance. Mengapa demikian karena tergugat tidak hanya
melakukan asuransi di satu perusahaan, namun ada dua lagi yang mana klaim tersebut di acc dan
tidak ada penolakan sama sekali.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Asuramsi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain dapat
memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih
adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tabungan dan
sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat membantu meningkatkan
kegiatan usaha.
Seiring dengan perkembangan zaman inilah lahir perusahaan asuransi syariah yang mana
prinsipnya berpegang teguh pada ajaran syariah Islam. Asuransi syariah adalah usaha untuk
saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk
aset dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko/ bahaya
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
4.2 Saran
Dengan berakhirnya pembahasan dari kelompok kami, kami meminta kritik dan saran yang
membangun guna memperbaiki tugas makalah kami dikemudian hari. Sekian yang dapat kami
paparkan mohon maaf atas segala kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, Totok & Sigit Triandaru.2011. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba
Empat
Mangani, Ktut Silvanita. 2009. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Erlangga
https://academia.edu.com