MATA KULIAH :
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, kami dapat diberikan
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tanpa
pertolongan-Nya, tentu kami tidak akan mampu untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya dengan judul “Asuransi”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
untuk kedepannya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang nasabah pemegang hak polis asuransi jiwa bernama Mela Sari melayangkan
gugatan kepada PT Prudential Life Assurance pada tanggal 18 Februari 2014 di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Nasabah menggugat atas dasar bahwa PT Prudential
Life Assurance melakukan perbuatan wanprestasi atau ingkar janji. Mela Sari merupakan
tertanggung atau pemegang hak polis asuransi jiwa Nomor 06193211 yang diterbitkan
Prudential sebagaimana tertuang dalam Polis tertanggal 8 Agustus 2012 bahwa Mela Sari
mendapat uang pertanggungan asuransi (Prulink Assurance Account) sejumlah Rp 300
juta. Dan uang pertanggungan asuransi tambahan kondisi kritis sebesar Rp 300 juta.
Sebelum Prudential menerbitkan polis, Mela Sari telah mengajukan Surat
Permohonan Asuransi Jiwa (SPAJ) dengan melampirkan dokumen sebagaimana
dipersyaratkan Prudential. Kemudian pada 8 Agustus 2012 Prudential menyetujui
pengajuan Asuransi Jiwa Penggugat dan menrtbitkan Polis atas nama Mela Sari.
Selanjutnya pada tanggal 29 September 2013 sampai 3 Oktober 2013, Mela Sari jatuh
sakit dan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit rekanan Prudential yaitu Rumah
Sakit Kartika.
Berdasarkan diagnosa dokter, diketahui Mela Sari mengidap penyakit Chronic
Kidney Disease (Gagal Ginjal). Dan penyakit gagal ginjal yang diderita Mela Sari
termasuk salah satu dari 34 jenis penyakit Kritis yang di tanggung oleh Prudential
berdasarkan Ketentuan Khusu Polis Asuransi Tambahan PruCrisis Cover 34. Pada bulan
Oktober 2013, penggugat mengajukan klaim penyakit kritis dengan melampirkan seluruh
dokumen klaim sebagaimana ketentuan polis. Namun selama hampir sebulan, Prudential
tidak kunjung mencairkannya. Prudential justru mengirimkan surat kepada kuasa hukum
penggugat yang isinya meminta klarifikasi atas dokumen terkait Polis atas nama Mela
Sari. Meskipun sudah memverifikasi dokumen – dokumen yang diperlukan, Prudential
tidak juga membayar kewajibannya. Dimana hal tersebut merupakan perbuatan
wanprestasi.
Atas perbuatan wanprestasi tersebut, penggugat menderita kerugian Rp 300 Juta.
Dan penggugat meminta agar Prudential membayar bunga 10% per bulan terhitung mulai
Oktober 2013 sampai pelunasan dan kerugian immateril sebesar Rp 2 Miliar. Penggugat
meminta agar untuk menjamin putusan. Jaminannya seperti alat – alat perlengkapan
kantor beruba komputer, meja – meja, ATK, kendaraan bermotor, dan semua benda –
benda bergerak.– NASIONAL KONTAN
BAB III
TEORI
A. Pengertian Asuransi
B. Manfaat Asuransi
Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain:
1. Rasa aman dan perlindungan
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari
risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut
benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar
nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan
penanggung.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai
pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara
periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh
besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak
penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak.
Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang
harus dibayar oleh tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan
Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan
tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang
dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).
5. Alat penyebaran risiko
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga
pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas
nilai pertanggungan.
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risikokerugian
yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran,
kecelakaan, dan lain-lain).
C. Risiko dan Ketidakpastian
Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian
diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadinya
kerugian. Berikut ini adalah jenis-jenis risiko:
1. Risiko Murni
Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian dan
apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan
keuntungan.
2. Risiko Spekulatif
Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dam kemungkinan untuk mendapat
kerugian.
3. Risiko Individu
Adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Risiko
individu ini masih dipilah menjadi 3 jenis :
a. Risiko pribadi (personal risk)
Adalah risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memperoleh
manfaat ekonomi. Atau dengan kata lain risiko ini berfungsi untuk menanggung
dirinya sendiri atau orang yang ia asuransikan.
b. Risiko harta (property risk)
Adalah risiko yang ditanggungkan atas harta yang dimilikinya rusak, hilang atau
dicuri. Dengan kerusakan atau kehilangan tersebut, pemilik akan kehilangan
kesempatan ekonomi yang diperoleh dari harta yang dimilikinya.
c. Risiko tanggung gugat (liability risk)
Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat
kerugian atau lukanya pihak lain. Misalkan, pemberian asuransi oleh mandor
bangunan kepada para pekerjanya.
Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan
kehidupan perekonomian di masa mendatang. Dalam menangani risiko tersebut
minimal ada lima cara yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Menghindari risiko(risk avoidance)
Dapat dilaksanakan dengan cara mempertimbangkan risiko yang mungkin
timbul sebelum kita melakukan aktivitas-aktivitas. Setelah mengetahui risiko
yang mungkin timbul kit bisa menetukan apakah aktivitas tersebut bisa kita
lanjutkan atau kita hentikan.
2. Mengurangi risiko(risk reduction)
Tindakan ini hanya bersifat meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
D. Prinsip Asuransi
1. Insurable Interest
Hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko yang
berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung
dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Syarat yang perlu dipenuhi agar
memenuhi kriteria insurable interest:
a. Kerugian tidak dapat diperkirakan
Risiko yag dapat diasuransikan berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya kerugian. Kerugian tersebut harus dapat diukur. Selanjutnya
kemungkinan terjadinya resiko tersebut tidak dapat diperkirakan terjadinya.
b. Kewajaran
Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda ataupun
harta yang memiliki nilai material baik bagi tertanggung maupun
penanggung.
c. Catastrophic
Agar suatu barang atau harta dapat diasuransikan, risiko yang mungkin
terjadi haruslah tidak akan menimbulkan suatu kemungkinan rugi yang
sangat besar.
d. Homogen
Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang
akan dipertanggungkan haruslah homogen, yang berarti banyak barang atau
harta yang sejenis.
3. Indemnity
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi
risiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi financial. Prinsip indemnity
tidak dapat diterapkan dalam asuransi kecelakaan dan kematian. Indemnity ini
dapat dilakukan dengan beberap cara yakni pembayaran tunai, penggantian,
perbaikan, dan pembangunan kembali.
4. Proximate Cause
Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengkibatkan terjadinya suatu
peristiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain,
diawali atau bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen.
5. Subrogation
Merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada
tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan
asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
6. Kontribusi
Yaitu bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain
yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi
kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing belum
tentu sama besar.
E. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Nomor polis
b) Nama dan alamat tertanggung
c) Uraian risiko
d) Jumlah pertanggungan
e) Jangka waktu pertanggungan
f) Besar premi, bea materai dan lain-lain
g) Bahaya-bahaya yang yang dijaminkan
h) Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor
polisi, nomor rangka dan nomor mesin kendaraan.
F. Premi Asuransi
Selain itu, terdapat unsur – unsur penentuan tarif premi asuransi yakni :
Dalam menentukan tarif premi asuransi mengikuti beberapa prinsip berikut ini,
antara lain:
1. Adequate : Premi tersebut harus menghasilkan cukup uang untuk membayar
kerugian yang mungkin terjadi.
2. Note Cessive : Tarif jangan berlebih-lebihan
3. Equity : Bila kualitas exposurenya sama, tarif sama.
4. Flexible : Tarif ditentukan harus selaku disesuaikan dengan keadaan.
Dengan demikian, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan tarif premi,
yakni :
1. Faktor Eksternal :
1. Persaingan
2. Kondisi ekonomi
3. Peraturan perundang-undangan dari pemerintah
G. Penggolongan Asuransi
Asuransi Sosial
Asuransi sosial dalam penyelanggaraannya berdasarkan peraturan perundang-
undangan tersendiri yang bersifat dan terkandung tujuan tertentu dari pemerintah
untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat atau sebagaian anggota
masyakarat. Ada lima perusahaan asuransi sosial di Indonesia, yang semuanya
BUMN, yaitu PT Taspen, PT Jasa Raharja, PT Jamsostek, PT Askes, dan PT
Asuransi Sosial ABRI.
Taspen memberikan asuransi pensiun dan tunjangan hari tua bagi PNS. Jasa
Raharja melayani santunan kecalakaan yang penumpang kendaraan umum dan
pemilik kendaraan. Jaminan sosial dan tenaga kerja bagi perkerja swasta diberikan
Jamsostek. Askes memberikan asuransi layanan kesehatan. Jaminan sosial bagi
ABRI diberikan ASABRI.
Reasuransi (reinsurance)
Reasuransi adalah suatu sistem penyebaran risiko dimana penanggung
menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada
penanggung yang lain. Penyebaran risiko tersebut dapat dilakukan dengan dua
mekanisme, yaitu koasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah pertanggungan
yang dilakukan secara bersama atas suatu objek asuransi. Sedangkan reasuransi
adalah proses untuk untuk mengasuransikan kembali pertanggung jawaban pada
pihak tertanggung. Fungsi reasuransi adalah :
Meningkatkan kapasitas akseptasi.
Alat penyebaran risiko.
Meningkatkan stabilitas usaha.
Meningkatkan kepercayaan.
Mekanisme untuk reasuransi antara lain:
1) Treaty dan facultative reinsurance
Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan yang
diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasuradur harus menerima jumlah
yang ditawarkan.
2) Reasuransi proporsional
Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur dilakukan
secara proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah ditetapkan. Retensi
adalah jumlah maksimum risiko yang ditahan atau ditanggung oleh ceding
company.
3) Reasuransi nonproporsional
Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak
membayar klaim atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada di treaty.
b) Usaha Penunjang
Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.
Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penetapan reasuransi dan penanganan ganti rugi reasuransi dewan bertindak
untuk kepentingan perusahaan asuransi.
Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaian
terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.
Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria.
Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam
rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
F. Asuransi Kredit
Dalam hal ini, asuransi yang dikaitkan dengan dunia perbankan dan lebih
dititikberatkan pada asuransi jaminan kredit merupakan bidang asuransi kerugian
(general insurance) yang meliputi :
Asuransi kebakaran (fire insurance);
Asuransi pengangkutan laut (marine insurance);
Asuransi kendaraan bermotor (motor vehide insurance)
Oleh karena itu asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan
terutama di bidang perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa
barang bergerak dan tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat tertimpa risiko yang
dapat mengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan bank sebagai pemberi
kredit.
Dalam asuransi kredit, yang menjadi pihak tertanggung adalah pemberi kredit
(bank dan/atau lembaga keuangan) dan yang ditanggung oleh penanggung adalah
risiko kredit di mana tidak diperolehnya kembali kredit kepada para nasabahnya
(yang umumnya terdiri atas para pengusaha). Asuransi kredit bertujuan :
1. Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali kredit
yang diberikan kepada para nasabahnya.
2. Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan perkreditan baik kredit
perbankan maupun kredit lainnya diluar perbankan.
Dengan adanya asuransi kredit ini bank terdorong untuk lebih giat membantu para
nasabahnya dalam menyediakan modal untuk mengembangkan usahanya.
Pengelolaan asuransi kredit di Indonesia dipercayakan oleh pemerintah kepada PT
Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) yang berkantor pusat di Jakarta, di mana
yang menjadi tertanggung adalah bank-bank pemerintah, bank-bank swasta, dan
lembaga-lembaga keuangan lainnya.
Sebagai imbalan atas jaminan yang diberikan oleh PT Askrindo, bank membayar
premi atas kredit yang ditanggung. Premi tersebut menjadi beban bank, tetapi dalam
praktik, ada juga bank yang membebankan premi tersebut kepada nasabahnya yang
memperoleh kredit. Walaupun begitu, yang menjadi tertanggung bukan nasabahnya,
tetapi bank pemberi kredit.
Pihak asuransi membuat produk perpaduan antara produk proteksi dan investasi
yang lebih dikenal dengan sebutan unit link. Asuransi unit link ini termasuk dalam
asuransi dwiguna. Dalam asuransi unit link, total premi yang dibayarkan sebagian
digunakan untuk produk proteksi dan sebagian lain digunakan digunakan untuk
produk investasi. Premi yang telah dibayarkan melalui asuransi unit link ini tidak
hangus karena adanya pengalokasian untuk produk investasi.
Pengelolaan dana asuransi unit link dibuat terpisah dengan sesuai dengan
pemisahan fungsinya. Pengelolaan dana untuk klaim nasabah dipegang oleh
perushaan asuransi, sedangkan dana investasi dikelola oleh manajer investasi.
Mekanisme investasinya dilakukan secara lebih transparan karena dana investasi
tersebut dikelola secara terpisah,sehingga bisa dipertanggungjawabkan kepada
nasabah.
Modal investasi pada asuransi unit link mirip dengan reksa dana yang dana
nasabahnya diwakilkan dengan unit penyertaan sesuai dengan besarnya dana yang
diinvestasikan. Jadi, bisa dikatakan juga nasabah berinvestasi dengan cara membeli
unit penyertaan. Bedanya, dengan reksadana hanya pada pencantuman nilainya.
Berdasarkan pada penempatan investasinya, asuransi unit link bisa dibagi menjadi
empat jenis, antara lain:
Berdasarkan pada cara pembayarannya, asuransi unit link terbagi menjadi dua
macam, yaitu:
1. Perjanjian
Syariah : Memakai akad hibah dengan konsep saling menolong, sama-sama gak
mengharap imbalan.
Konvensional: Mirip transaksi jual-beli, sama-sama berharap bisa ambil untung
sebesarnya dan rugi sekecilnya.
2. Dana
3. Pengelolaan Dana
4. Bagi Hasil
Syariah : Keuntungan yang didapat dari pengelolaan dana asuransi akan dibagi
untuk semua peserta dan perusahaan asuransi secara merata.
Konvensional : Keuntungan dari kegiatan asuransi sepenuhnya jadi milik
perusahaan.
5. Ada Zakat
Syariah: Peserta wajib membayar zakat yang diambil dari jumlah keuntungan
perusahaan.
Konvensional : Tak ada zakat.
6. Pengawasan Dana
7. Status Dana
Syariah : Dana yang disetor peserta asuransi bisa diambil kalau dalam
perjalanannya gak sanggup lanjut bayar, hanya ada potongan kecil berupa dana
tabarru.
Konvensional : Kalau gak sanggup bayar premi, seluruh dana yang sudah disetor
statusnya hangus alias jadi milik perusahaan.
Syariah : Dana asuransi unit link hanya boleh diinvestasikan ke bidang yang gak
dinilai haram. Investasi ke perusahaan yang berkaitan dengan judi, misalnya,
dilarang.
Konvensional : Dana bebas diasuransikan di bidang mana pun, asal itu berpotensi
mendatangkan keuntungan
BAB IV
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Noverius L, Asnil B. 2014. Nasabah Gugat Asuransi Prudential. Kontan.co.id [Internet].
[diunduh 2019 Mei 19. Tersedia pada https://nasional.kontan.co.id/news/nasabah-gugat-
asuransi-prudential
Ramadhan, Best Yan’t. 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Lain Bab 12 : Asuransi.
Makalah. https://www.academia.edu/29842010/BLKL_BAB_12_Asuransi_FIX.docx.
Data diambil pada 19 Mei 2019.
Christine N. 2017. Belajar dari Kasus Allianz Agar Klaim Asuransi Tak Ditolak. CNN
INDONESIA[Internet]. [diunduh 2019 Mei 19. Tersedia pada
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170927151814-83-244375/belajar-dari-kasus-
allianz-agar-klaim-asuransi-tak-ditolak
JADWAL KEGIATAN
Tanggal Keterangan Penanggung Jawab
19 Mei 2019 Mencari Studi Kasus & Membuat Makalah Ferdiana Puspa P.