Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASURANSI
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah “Hukum Dagang”

Dosen Pengampu:
Nur Rahman Dwi Wicaksono, S.H., M.H

Oleh:
Dito Kurniawan (190901011)

PRODI HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2021

i
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadiran Allah SWT, atas berkat limpahan
rahmat, taufiq danhidayah-Nya, sehingga Pemakalah dapat menyelesaikan sebuah makalah
Hukum Adat dengan judul: “Asuransi “

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
perkuliahan pada Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Gresik.
Dengan tersusunnya makalah ini pemakalah berharap kepada bapak Pengampuh Mata
Kuliah Hukum Dagang berkenaan meluangkan waktu untuk membina dan membimbing
pembuatan makalah yang ditugaskan kepada Mahasiswa. Untuk itu pemakalah mengucapkan
terimah kasih kepada yang terhormat:
1. Nadhirotul Lailly, S..Psi., M..Psi., Psikolog selaku Dekan Fakultas Hukum, Universitas
Muhammadiyah Gresik.
2. Dodi Wijaya Wardana S.H., M.H selaku Ka Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas
Muhammdiyah Gresik.
3. Nur Rahman Dwi Wicaksono, S.H., M.H selaku Dosen pengampu Mata Kuliah Hukum
Dagang yang dengan telaten dan sungguh-sungguh dalam menyampaikan materi dan
bimbingannya.
4. Rekan-rekan seangkatan Tahun Akademik 2020-2021 yang selalu saling memberikan
semangat dalam menyelesaikan tugas.
Pemakalah menyadari sepenuhnya bahwa resume ini masih banyak kekurangan. Untuk
itu dengan kerendahan hati Pemakalah mohon maaf yang sebesar-besrnya.
Demikian untuk menjadikan periksa dan Pemakalah berharap atas kritik dan saran, guna
perbaikan dalam penulisan makalah ini. Amin…………...

i
DAFTAR ISI

Cover Makalah........................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................
BAB II.....................................................................................................
2.1 Pengertian Asuransi Dan Unsurnya..................................................2
2.2 Jenis-Jenis Asuransi..........................................................................3
2.3 Jenis-jenis asuransi yang terdapat di Indonesia terdiri dari:.............3
2.4 Klausa Asuransi.................................................................................5
2.5 Contoh Asuransi Di Indonesia..........................................................6
2.6 Batalnya Asuransi.............................................................................7
2.7 Manfaat, Fungsi, Dan Tujuan Asuransi............................................7
2.7.1 Fungsi Utama (Primer)...............................................................7

2.7.2 Manfaat Asuransi.......................................................................8

2.7.3 Keuntungan Asuransi.................................................................9

2.7.4 Tujuan Asuransi..........................................................................11

BAB III Penutup............................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................................12

Daftar Pustaka..................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama beberapa tahun belakangan ini, perkembangan asuransi di Indonesia menunjukkan angka
kemajuan yang cukup baik. Perusahaan asuransi menunjukkan geliat pertumbuhan didalam
usaha yang mereka jalankan, yang mana semakin hari semakin banyak nasabah yang
mengunakan layanan asuransi di dalam kehidupan mereka.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah perlindungan atas berbagai macam risiko yang
bisa terjadi dan menimpa diri mereka sewaktu-waktu adalah salah satu penyebab tingginya
jumlah pengguna asuransi belakangan ini. Hal ini tentu saja menjadi sebuah keuntungan
tersendiri bagi perusahaan asuransi yang menyediakan layanan asuransi, dimana akan semakin
luas pasar yang bisa diolah dan dijadikan sebagai sasaran penjualan produk yang mereka miliki.
Akan tetapi tidak sedikit pula masyarakat yang belum memahami atau bahkan sama sekali tidak
mengerti tentang asuransi, jenis-jenis asuransi, tujuan berasuransi, dan manfaat asuransi, apalagi
untuk mengetahui lebih dalam tentang asuransi khususnya peraturan perundang-undangan yang
mengaturnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Asuransi?
2. Apa Saja Jenis Asuransi?
3. Bagiaman Tujuan Dari Sistem Asuransi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Pembaca Dapat Mengetahui Pengertian Asuransi
2. Pembaca Dapat Memhami Lebih Tahu Jenis-Jenis Asuransi
3. Pembaca Mengerti Tujuan Dari Sistem Asusransi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi Dan Unsurnya


Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah Perjanjian dengan
mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk
memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen (peristiwa tidak pasti).
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan, menurut Ketentuan Undang–undang No.2 tahun 1992 tertanggal 11 Februari
1992 tentang Usaha Perasuransian (“UU Asuransi”) yang sudah dicabut oleh Undang–undang
No. 40 tahun 2014 tertanggal 17 Oktober 2014 tentang Perasuransian yang memuat pengertian
asuransi sebagai berikut : Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi
dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi
sebagai imbalan untuk:
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa
yang tidak pasti; atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran
yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan
dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Berdasarkan definisi tersebut di atas maka
asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam
Pasal 1320 KUH Perdata, namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang
bersifat untung-untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata.
Menurut Pasal 1774 KUH Perdata, “Suatu persetujuan untung–untungan (kansovereenkomst)
adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun
bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”. Beberapa hal
penting mengenai asuransi:  Merupakan suatu perjanjian yang harus memenuhi Pasal 1320
KUH Perdata; Perjanjian tersebut bersifat adhesif artinya isi perjanjian tersebut sudah ditentukan
oleh Perusahaan Asuransi (kontrak standar). Namun demikian, hal ini tidak sejalan dengan

2
ketentuan dalam Undang-undang No. 8 tahun 1999 tertanggal 20 April 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
 Terdapat 2 (dua) pihak di dalamnya yaitu Penanggung dan Tertanggung, namun dapat juga
diperjanjikan bahwa Tertanggung berbeda pihak dengan yang akan menerima tanggungan
 Adanya premi sebagai bukti bahwa Tertanggung setuju untuk diadakan perjanjian asuransi
 Adanya perjanjian asuransi mengakibatkan kedua belah pihak terikat untuk melaksanakan
kewajibannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang harus ada pada Asuransi
adalah:
1. Subyek hukum (penanggung dan tertanggung);
2. Persetujuan bebas antara penanggung dan tertanggung
3. Benda asuransi dan kepentingan tertanggung
4. Tujuan yang ingin dicapai
5. Resiko dan premi
6. Evenemen (peristiwa yang tidak pasti) dan ganti kerugian
7. Syarat-syarat yang berlaku
8. Polis asuransi.
2.2 Jenis-Jenis Asuransi
Berdasarkan pasal 247 KUHD menyebutkan tentang lima jenis asuransi, yaitu:
1. Asuransi terhadap kebakaran
2. Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian
3. Asuransi terhadap kematian orang (Asuransi jiwa)
4. Asuransi terhadap bahaya dilaut dan perbudakan
5. Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan didarat dan disungai-sungai

2.3 Jenis-jenis asuransi yang terdapat di Indonesia terdiri dari:

Asuransi Kesehatan
Jenis asuransi seperti ini tampaknya adalah yang paling banyak digunakan mengingat jaman
sekarang ini biaya untuk berobat dan rumah sakit sangatlah mahal, oleh karena itu jenis asuransi
ini

3
sangat saya anjurkan terutama untuk seluruh keluarga atau yang mempunyai pekerjaan yang
beresiko tinggi, karena jika suatu saat kita membutuhkan pelayanan medis maka asuransi ini
dapat memperingan beban biaya.

Asuransi Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan ini walaupun dalam
kenyataannya pendidikan itu adalah hal yang mahal. Jika kamu merasa pendapatan dimasa yang
akan datang tidak akan mencukupi biaya pendidikan anak-anak kamu maka sebaiknya segera
memikirkan untuk mengikuti asuransi jenis ini.
Asuransi Pengangkutan
Asuransi pengangkutan adalah asuransi yang mempertanggungkan kemungkinan resiko terhadap
pengangkutan barang.
Asuransi pengangkutan dapat dibagi menjadi:
a. Asuransi pengangkutan darat - sungai
b. Asuransi pengangkutan laut
c. Asuransi pengangkutan udara

Asuransi Jiwa
Persetujuan antara kedua pihak, yang di dalamnya tercantum pihak mana yang berjanji akan
membayar premi dan pihak lain yang berjanji akan membayar sejumlah uang yang telah
ditentukan jika seseorang tertanggung meninggal atau selambat-lambatnya pada waktu yang
ditentukan. Asuransi jiwa adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dengan konsumen yang
menyatakan bahwa perusahaan asuransi akan memberikan santunan sejumlah dana apabila
konsumen meninggal dunia, atau ditanggung sampai masa tertentu. Dengan adanya asuransi jiwa
ini, maka keluarga yang ditinggalkan merasa aman dari segi keuangan, walaupun ini tidak
diharap-harap.

Asuransi jiwa terdiri atas dua macam yaitu:


A. Asuransi modal, pada asuransi ini telah tercantum dalam polis bahwa bila telah tiba saatnya
(meninggal/habis masa asuransinya) maka ganti rugi akan dibayar sekaligus.

4
B. Asuransi nafkah hidup, di sini ganti rugi dibayarkan secara berkala selama yang
dipertanggungkan masih hidup.
Asuransi Perusahaan
Pertanggungan kerugian ini menyangkut perusahaan yang dirugikan oleh suatu sebab yang dapat
menghentikan/menghambat kegiatan perusahaan. Ganti kerugiannya biasanya didasarkan kepada
keuntungan kotor yang terlepas karena terhentinya kegiatan perusahaan tersebut.

2.4 Klausa Asuransi


Dalam perjanjian asuransi sering dimuat janji-janji khusus yang dirumuskan secara tegas dalam
polis, yang lazim disebut Klausula asuransi yang maksudnya untuk mengetahui batas tanggung
jawab penanggung dalam pembayaran ganti kerugian apabila terjadi peristiwa yang
menimbulkan kerugian. Jenis-jenis asuransi tersebut ditentukan oleh sifat objek asuransi itu,
bahaya yang mengancam dalam setiap asuransi. Klausula-klausula yang dimaksud antara lain:
a. Klausula Premier Risque Klausula ini menyatakan bahwa apabila pada asuransi dibawah nilai
benda terjadi kerugian, penanggung akan membayar ganti kerugian seluruhnya sampai
maksimum jumlah yang diasuransikan (Pasal 253 ayat 3 KUHD). Klausula ini biasa digunakan
pada asuransi pembongkaran dan pencurian, asuransi tanggung jawab.
b. Klausula All Risk Klausula ini menentukan bahwa penanggung memikul segala resiko atau
benda yang diasuransikan. ini berarti penanggung akan mengganti semua kerugian yang timbul
akibat peristiwa apapun, kecuali kerugian yang timbul karena kesalahan tertanggung sendiri
(Pasal 276 KUHD) dan karena cacat sendiri bendanya (Pasal 249 KUHD).
c. Klausula Total Loss Only (TLO) Klausula ini menentukan bahwa penanggung hanya
menanggung kerugian yang merupakan kerugian keseluruhan/total atas benda yang
diasuransikan.
d. Klausula Sudah Diketahui (All Seen) Klausula ini digunakan pada asuransi kebakaran.
Klausula ini menentukan bahwa penanggung sudah mengetahui keadaan, konstruksi, letak dan
cara pemakaian bangunan yang diasuransikan
e. Klausula Renunsiasi (Renunciation) Menurut Klausula penanggung tidak akan menggugat
tertanggung, dengan alasan pasal 251 KUHD, kecuali jika hakim menetapkan bahwa pasal
tersebut harus diberlakuan secara jujur atau itikad baik dan sesuai dengan kebiasaan. berarti
apabila timbul kerugian akibat evenemen tertanggung tidak memberitahukan keadaan benda
objek asuransi kepada penanggung, maka penanggung tidak akan mengajukan pasal 251 KUHD
dan penanggung akan membayar klaim ganti kerugian kepada tertanggung.
f. Klausula Free Particular Average (FPA) Bahwa penaggung dibebaskan dari kewajiban
membayar ganti kerugian yang timbul akibat peristiwa khusus di laut (Particular Average)
seperti ditentukan dalam pasal 709 KUHD dengan kata lain penanggung menolak pembayaran
ganti kerugian yang diklaim oleh tertanggung yang sebenarnya timbul dari akibat peristiwa

5
khusus yang sudah dibebaskan klausula FPA. g. Klausula Riot, Strike & Civil Commotion
(RSCC) Riot (kerusuhan) adalah tindakan suatu kelompok orang, minimal sebanyak 12 orang,
yang dalam melaksanakan suatu tujuan bersama menimbulkan suasana gangguan ketertiban
umum dengan kegaduhan dan menggunakan kekerasan serta pengrusakan harta benda orang lain,
yang belum dianggap sebagai huru-hara.
Strike (pemogokan) adalah tindakan pengrusakan yang disengaja oleh sekelompok pekerja,
minimal 12 orang pekerja atau separuh dari jumlah pekerja (dalam hal jumlah seluruh pekerja
kurang dari 24 orang), yang menolak bekerja sebagaimana biasanya dalam usaha untuk memaksa
majikan memenuhi tuntutan dari pekerja atau dalammelakukan protes terhadap peraturan atau
persyaratan kerja yang diberlakukan oleh majikan.
Civil Commotion (huru-hara) adalah keadaan di suatu kota dimana sejumlah besar massa
secara bersama-sama atau dalam kelompokkelompok kecil menimbulkan suasana gangguan
ketertiban dan keamanan masyarakat dengan kegaduhan dan menggunakan kekerasan serta
rentetan pengrusakan sejumlah besar harta benda, sedemikian rupa sehingga timbul ketakutan
umum, yang ditandai dengan terhentinya lebih dari separuh kegiatan normal pusat
perdagangan/pertokoan atau perkantoran atau sekolah atau transportasi umum di kota tersebut
selama minimal 24 jam secara terus menerus yang dimulai sebelum, selama atau setelah kejadian
tersebut.
Hal yang harus diperhatikan: Banker’s Clause atau Klausula Bank adalah suatu klausula
yang tercantum dalam Polis yang hanya dicantumkan atas permintaan pihak Bank dimana dalam
polis secara tegas dinyatakan bahwa Pihak Bank adalah sebagai penerima ganti rugi atas
peristiwa yang terjadi atas obyek pertanggungan sebagaimana disebutkan dalam perjanjian
asuransi (polis). Klausula ini muncul sebagai akibat adanya hubungan hutang piutang antara
Debitur dan Kreditur dimana obyek pertanggungan adalah menjadi jaminan Bank; sehingga
klausula ini bukan merupakan standard yang pada umumnya tercantum dalam Polis.
2.5 Contoh Asuransi Di Indonesia
1. AIA Financial
Berdiri tahun 1983, Sempat berganti nama dari PT Asuransi Lippo Jiwa Sakti menjadi Lippo
Life, kemudian AIG Lippo dan setelah 80% sahamnya dimiliki American International
Assurance, berubah nama menjadi AIA Financial.

2. Allianz
Merupakan cabang dari Allianz SE Jerman, yang merupakan salah satu perusahaan asuransi
terbesar di dunia. Masuk di Indonesia sejak tahun 1981. Bergerak pada bidang asuransi jiwa,
kesehatan, employee benefit, serta dana pension dan saving.
3. Manulife

6
Perusahaan asuransi ini adalah cabang dari Manulife Financial yang merupakan salah satu
perusahaan asuransi jiwa terbesar di dunia yang diukur nerdasarkan kapitalisasi pasar. Manulife
saat ini memiliki sekitar 26.000 karyawan di seluruh dunia. Di Indonesia perusahaan ini berdiri
sejak tahun 1985.

4. Prudential
Didirikan pada tahun 1995, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) merupakan
bagian dari prudential plc, group jasa keuangan ritel berbasis di London, Inggris. Pada tahun
2011, unit asuransi jiwa dari Prudential dinobatkan sebagai perusahaan asuransi terbaik oleh
majalah investor untuk perusahaan dengan asset diatas 10 triliyun.

5. Sinar Mas
Asuransi Sinar Mas (ASM) merupakan anak perusahaan dari perusahaan Sinar Mas Group yang
didirikan pada tanggal 27 Mei 1985. Pada pertama kali berdiri, dinamakan PT. Asuransi
Kerugian Sinar Mas Dipta. Kemudian pada tahun 1991 baru berubah menjadi PT. Asuransi Sinar
Mas.
2.6 Batalnya Asuransi
Suatu pertanggungan atau asuransi karena pada hakekatnya adalah merupakan suatu perjanjian
maka ia dapat pula diancam dengan resiko batal atau dapat dibatalkan apabila tidak memenuhi
syarat syahnya perjanjian sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata.
Selain itu KUHD mengatur tentang ancaman batal apabila dalam perjanjian asuransi:
- Memuat keterangan yang keliru atau tidak benar atau bila tertanggung tidak memberitahukan
hal-hal yang diketahuinya sehingga apabila hal itu disampaikan kepada penanggung akan
berakibat tidak ditutupnya perjanjian asuransi tersebut (Pasal 251 KUHD)
- Memuat suatu kerugian yang sudah ada sebelum perjanjian asuransi ditandatangani (Pasal 269
KUHD)
- Memuat ketentuan bahwa tertanggung dengan pemberitahuan melalui pengadilan
membebaskan si penanggung dari segala kewajibannya yang akan datang (Pasal 272 KUHD)
- Terdapat suatu akalan cerdik, penipuan, atau kecurangan si tertanggung (Pasal 282 KUHD)
- Apabila obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-undangan tidak boleh
diperdagangkan dan atas sebuah kapal baik kapal Indonesia atau kapal asing yang digunakan
untuk mengangkut obyek pertanggungan menurut

7
2.7 Manfaat, Fungsi, Dan Tujuan Asuransi
2.7.1 Fungsi Utama (Primer)

a) Pengalihan Resiko

Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian (chance of loss) dari
tertanggung sebagai”Original Risk Bearer” kepada satu atau beberapa penanggung (a risk transfer
mechanism). Sehingga ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian
sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti
(certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.

b) Penghimpun Dana

Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan dibayarkan kepada mereka yang
mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa premi atau biaya ber- asuransi yang dibayar
oleh tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut berkemang,
yang kelak akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang mungkin akan diderita salah seorang
tertanggung.

c) Premi Seimbang

Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan oleh masing – masing
tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan resiko yang dialihkannya kepada
penanggung (equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan tertanggung dihitung
berdasarkan suatu tarip premi (rate of premium) dikalikan dengan Nilai Pertanggungannya.

Fungsi Tambahan (Sekunder)

a) Export Terselubung (invisible export) Sebagai penjualan terselubung komoditas atau barang-barang
tak nyata (intangible product) keluar negeri

b) Perangsang pertumbuhan ekonomi (stimulus ekonomi) Adalah untuk merangsang pertumbuhan


usaha, mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai tabungan

c) Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings

d) Sarana pencegah & pengendalian kerugian

2.7.2 Manfaat Asuransi

1. Memberikan jaminan perlindungan dari resiko-resiko kerugian yang diderita satu pihak

2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan
untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya

3. Pemerataaan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan
tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak
pasti

4. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan perlindungan atas
agunan yang diberikan oleh peminjam uang

8
5. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan dalam
jumlah yang lebih besar. Khusus berlaku untuk asuransi jiwa

6. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak dapat berfungsi
(bekerja)

2.7.3 Keuntungan Asuransi

Pengetahuan masyarakat terhadap jasa asuransi memang belum seperti pemahamannya terhadap
menabung konvensional baik di bank umum maupun bank syariah. Padahal dari sisi mengelola
keuangan, dengan berbagai bentuk jasa asuransi, sama-sama menertibkan dalam hal mengelola
keuangan terutama untuk pos-pos tertentu yang sifatnya darurat. Sekalipun manajemen asuransi terus
meningkat dan berbagai macam asuransi disediakan oleh perusahaan asuransi besar, image di
masyarakat tentang perusahaan asuransi tidak salamanya positif.

Beberapa model stigma negatif terhadap perusahaan asuransi misalnya saja menggadaikan nyawa
kepada lembaga, ini untuk jenis asuransi kesehatan atau kecelakaan.

Susah mengurus klaim, ini untuk hampir seluruh jenis asuransi. Padahal yang terakhir ini hanya gara-
gara data yang tidak valid atau kelengkapan administrasi yang tidak bisa dipenuhi.

Dengan pengetahuan yang belum baik tentang asuransi, dengan demikian keuntungan asuransi
bagi sebagian masyarakat Indonesia belum begitu dipahami. Dengan demikian, budaya asuransi masih
belum terlalu akrab di tengah masyarakat Indonesia. Kalaupun telah memiliki pemahaman bahwa yang
namanya kecelakaan tidak bisa diprediksi sehingga perlu mempersiapkan dana khusus sebagai persiapan
menanggalungi keadaan darurat, masih banyak yang berpikir untuk mempersiapkan dana tersebut
dalam bentuk tabungan dan membeli emas bukan dalam bentuk menjadi nasabah asuransi kesehatan
atau asuransi jiwa misalnya.

Secara umum yang menjadi penyebab belum tertariknya masyarakat Indonesia terhadap berbagai
program asuransi adalah sebagian masyarakat Indonesia masih memiliki perekonomian yang kurang
stabil. Sehingga mereka lebih banyak memilih untuk membelanjakan uang mereka guna membeli
kebutuhan sehari-hari daripada untuk hal lain yang dianggap kurang penting atau untuk mempersiapkan
hal-hal yang sifatnya darurat. Memang tidak bisa dipungkiri dengan masih terbatasnya penghasilan,
masyarakat Indonesia masih sulit untuk memenuhi pos-pos kebutuhan. Sehingga masih berkutat dalam
mengatasi kebutuhan untuk pos yang sifatnya kebutuhan primer dan sekunder semata. Dan pengertian
kebutuhan primer dan sekunder juga dipahami dalam arti sempit.

Salah satunya adalah asuransi. Padahal kalau dilihat dari manfaat, sebenarnya program asuransi ini
termasuk kebutuhan primer. Karena itulah tidak

perlu heran sekalipun mengedepankan tentang keuntungan asuransi ini, namun pandangan sebagian
masyarakat Indonesia asuransi sama saja dengan membuang uang.

Selain itu ada pandangan dari masyarakat yang menganggap bahwa asuransi adalah haram. Sebab,
dengan asuransi itu dianggap sama halnya dengan mengandalkan keselamatan dan menggadaikan diri

9
pada sesama manusia. Padahal, pandangan seperti itu sebenarnya keliru. Karena pada dasarnya asuransi
bukan membuang uang atau mengandalkan masalah keselamatan pada sesama manusia.

Pada dasarnya, asuransi adalah sebuah kegiatan yang bersifat mengalihkan resiko sesuatu pada
pihak ketiga. Sehingga apabila kita mendapatkan musibah atau bencana, yang akan mengganti semua
kerugian kita adalah pihak asuransi. Secara nilai nominal, kita akan mendapatkan ganti rugi atas semua
hal yang sudah dijaminkan pada perusahaan asuransi tersebut. Sehingga kalaupun ada kejadian atau
kondisi darurat, menjadi nasabah asuransi tidak perlu bingung seperti sering dialami masyarakat,
terutama ketika uang dalam bentuk tabungan atau barang berharga tidak cukup.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika mengurus klaim terhadap perusahaan atau menuntut hak
kita sebagai nasabah perusahaan asuransi tersebut, tidak segampang mencairkan uang di dalam
tabungan atau menjual barang berharga seperti emas. Untuk mengajukan klaim kepada perusahaan
asuransi diperlukan persyaratan administrasi yang sebenarnya sejak awal sudah disepakati. Hal ini
terutama sebagai salah satu langkah mengatasi berbagai cara orang jahat yang memanfaatkan proses
klaim asuransi ini. Dengan demikian ketika persyaratan administrasi telah terpenuhi, perusahaan
asuransi akan dengan mudah melaksanakan berbagai klaim yang diajukan oleh para nasabah.

Bahkan sekarang ini perusahaan asuransi telah bekerja dengan perusahaan lain secara langsung, seperti
misalnya dengan rumah sakit atau klinik kesehatan

untuk jenis asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Sehingga ketika seorang nasabah asuransi kesehatan
mengalami keadaan darurat, cukup menunjukkan kartu asuransi, dan rumah sakit atau klinik kesehatan
itulah yang secara langsung mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi setelah melayani nasabah
asuransi tersebut.

Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak adalah sebagai berikut:

1. Bagi nasabah

Masyarakat yang menolak konsep asuransi, biasanya disebabkan karena kurangnya pengetahuan
mereka pada keuntungan asuransi. Selain itu, ada sebuah stigma tradisional yang menyebabkan
seseorang sudah merasa apriori pada kata asuransi. Beberapa stigma negatif seperti telah disebutkan
sebelumnya semakin diyakini sebagai sebuah kebenaran ketika pihak perusahaan asuransi sendiri
misalnya tidak memberikan edukasi secara jelas dan tepat. Terlepas dari itu semua, beberapa
keuntungan asuransi yang bisa didapatkan seseorang ketika menjadi nasabah perusahaan asuransi
antara lain:

a) Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.

b) Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.

c) Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.

d) Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.

e) Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.

f) Menjadikan seseorang bisa lebih tertib dalam mengatur keuangan mereka.

10
g) Memudahkan urusan.

2. Bagi perusahaan asuransi

a) Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.

b) Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.

c) Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat berharga.

2.7.4 Tujuan Asuransi

Pada dasarnya tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi untuk mengurangi risiko yang
pasti (misalnya kematian) dan mungkin (misalnya kecelakaan) terjadi dalam masyarakat dengan cara
mempertanggungkan risiko tersebut pada perusahaan asuransi atau risiko yang terjadi dalam
masyarakat akan ditanggung perusahaan asuransi.

berikut ini disajikan tujuan masyarakat menjadi nasabah perusahaan asuransi yaitu:

1. Dalam pertanggungan dapat dilakukan pencegahan kerugian yang akan memberikan keuntungan
tertentu yaitu berupa pengurangan kerugian dan pengurangan biaya yang menyangkut pertanggungan
tersebut.

2. Pencegahan dan perlindungan untuk memperkecil kerugian yang terjadi dapat berupa pereduksian
sebab-sebab yang dapat menimbulkan kerugian, perlindungan produk atau orang yang akan dirugikan,
pengurangan kerugian, dan perlindungan agar produk yang telah rusak tidak semakin rusak.

3. Memberikan keuntungan tertentu pada masyarakat yang mengikuti asuransi karena dengan
mengetahui besarnya risiko yang terjadi dapat diketahui besarnya kerugian yang dialami.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dulu banyak orang yang tidak paham akan arti asuransi atau dampak positif dari asuransi, namun
sekarang banyak perusahaan asuransi di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat memiliki pengertian dan
kepentingan yang lebih luas bagi masyarakat. Dalam perkembangannya, banyak perubahan yang terjadi
pada asuransi itu sendiri, semakin banyak jenis asuransi, dan segala sesuatu mulai dari yang wajar
hingga tidak adil dapat diasuransikan. Banyak orang menggunakan jasa asuransi dalam kesehariannya,
karena pada saat ini sebelum semua orang menghadapi segala resiko dimasa yang akan datang, banyak
resiko akan terjadi dimasa yang akan datang, sehingga resiko tersebut harus kita atasi untuk
menghindari kerugian yang besar.

Menurut Undang-Undang Nomor 2 Republik Indonesia tentang Usaha Perasuransian tahun 1992,
asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih. Dalam perjanjian tersebut
penanggung memungut premi asuransi untuk mengganti kerugian tertanggung yang disebabkan oleh
kerugian, kerusakan atau kerugian. Orang, sehingga ia dan tertanggung mengikat. Keuntungan yang
diharapkan. Atau tanggung jawab hukum tertanggung kepada pihak ketiga yang disebabkan oleh
kejadian yang tidak pasti. Atau memberikan pembayaran berdasarkan kematian atau nyawa tertanggung

Tujuan asuransi bagi nasabah itu sendiri adalah untuk mengurangi risiko yang pasti misalnya kematian
kecelakaan dll. Sedangkan manfaatnya adalah dapat memberikan rasa aman dan perlindungan,
pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk
memperoleh kredit, berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan, alat penyebaran risiko, dan
membantu meningkatkan kegiatan usaha.

12
DAFTAR PUSTAKA

2012.”Pengertian dan Sejarah Asuransi” http://asuransiaja.blogspot.com/2012/08/pengertian-


dan-sejarah-asuransi-di.html#.X_JgNNgzbIU, diakses 04 januari 2012 06.21
Andri Santosa.2012. ”Hukum Asuransi”, http://stie.dewantara.ac.id/wp-
content/uploads/2012/07/hukum-asuransi.pdf, diakses 04 Januari 2021 pukul. 06.16
Deny Guntara,2016. “Asuransi Dan Ketentuan-Ketentuan Yang Mengaturnya” dalam Jurnal
Ilmu Justisi dan Ilmu Hukum Vol.1(hlm 30-38) Karawang: Universitas Mercu Buana Karawang
Kamus Tokopedia,”Klausa Asuransi” https://kamus.tokopedia.com/k/klausul-asuransi/, 04 januri
pukul 06.09
Wikipedia,2020, https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi, diakes 04 januari 2021 pukul. 06.18

13

Anda mungkin juga menyukai