Anda di halaman 1dari 1

Contoh dakwaan seperti ini jika ada seseorang yang sudah merencakan tindak pidana penganiyaan kepada

orang lain dengan cara melukai secara fisik dan membuat orang yang dianiaya tersebut luka berat dengan
tujuan untuk menuduhkan tindak penganiayaanya kepada orang lain yang sama sekali tidak tau akar
permasalahan, dengan cara menghilangkan barang bukti yang ada di tkp saat tindak pidanad penganiyaan
ini terjadi
Jadi diilihat dari bentukk dakwaan yang akan digunakan oleh penuntut umum dalam persidangan, Contoh
diatas merupakan dakwaan kombinasi/gabungan dengan bentuk kumulatif subsidair, dimana Penuntut
Umum menyusun dakwaan berupa:
KESATU
- PRIMAIR: melanggar Pasal 353 ayat (1) Kitab undang-undang Hukum Pidana tentang penganiyaan
berencana
- SUBSIDAIR: Melanggar Pasal 351 ayat (2) Kitab undang-undang Hukum Pidana Tentang
penganiayaan yang mengakibatkan korban luka berat
Dan
KEDUA
-PRIMAIR: Melanggar pasal 310 ayat (1) Kitab undang-undang Hukum Pidana tentang Penghinaan
-SUBSIDAIR: Melanggar pasal 406 ayat (1) Kitab undang-undang Hukum Pidana tentang
Menghancurkan atau Merusak barang
Pada penggunaan kata “KESATU” DAN “KEDUA” pada surat dakwaan ini menandakan bahwa format
dakwaan dalam bentuk kumulatif. Sedangkan pada kata “PRIMAIR” dan “SUBSIDAIR” pada dakwaan
kesatu menandakan bahwa format surat dakwaan adalah bentuk Subsidair. Surat dakwaan subsidair ini
disusun dari dakwaan yang terberat hingga yang ringan berupa susunan secara primair, subsidair, lebih
subsidair lagi dan seterusnya, Maka keseluruhan surat dakwaan ini merupakan bentuk kombinasi atau
campuran yang merupakan penggabungan dari bentuk kumulatif dan subsidair. Bentuk dakwaan
kombinasi kumulatif subsidair ini disusun karena terdakwa melakukan beberapa Tindak Pidana yang
berdiri sendiri-sendiri dan, sehingga dalam pembuktiannya seluruh dakwaan harus dibuktikan.

Anda mungkin juga menyukai