Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari bahasa Sanskerta, panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan dasar Negara Indonesia dan Pandangan Hidup bangsa dari budaya masyarakat
yang menganut nilai-nilai luhur bahkan sebelum Pancasila tercipta. Sebab, Pancasila
terlahir dari hasil pemikiran-pemikian maupun gagasan dari budaya yang dimiliki bangsa
Indonesia sejak jaman dahulu. Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka
menunjukkan kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Ideologi memainkan peranan yang
penting dalam proses dan memeliara integrasi nasional, terutama di Negara-negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi nasional mengatasi faham perseorangan, golongan, suku
bangsa, dan agama. Kedudukan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia,
tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 sebagai dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang haus dilaksanakan secara berkesinambungan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Tidak hanaya mengenal ideologi Negara saja namun
dibutuhkan Negara sebagai wadah berjalannya kehidupan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara?
2. Bagaimana dengan Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa?
3. Apa saja Tujuan Negara?
1.3. Tujuan
1. Agar Mahasiswa Mengetahui Peran Penting Pancasila sebagai Dasar Negara
2. Agar Mahasiswa dapat Merealisasikan kehidupan Berbangsa dan Bernegara dalam
Kehidupan Sehari-hari
3. Agar Mahasiswa dapat Mewujudkan cita-cita atau tujuan dari Negara Indonesia
1.4. Manfaat
1. Mahasiswa dapat Mengetahui Peran Penting Pancasila dalam Kehidupan Sehari-
hari
2. Mahasiswa dapat Merealisasikan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dengan
apa yang telah disampaikan dalam Materi
3. Terwujudnya Tujuan Negara Untuk Menjadi Negara yang Adil dan Makmur

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Beberapa Pengertian Pancasila

Kedudukan dan fungsi pancasila bilamana kita kaji secara ilmiah memiliki pengertian
yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, sebagai kepribadian bangsa
bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam penggunaannya yang harus kita
deskripsikan secara rinci.

Pada pembahasan pancasila akan dijumpai macam penekanan sesuai dengan


kedudukan dan fungsi pancasila yang terdapat dalam pandangan hidup bangsa sampai
menjadi dasar Negara bahkan sampai pada pelaksanaannya dalam sejarah ketatanegaaran
Indonesia. Terutama pada orde lama, dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia kita jumpai
berbagai macam rumusan Pancasila berbeda-beda yang dalam hal ini kita harus deskripsikan
secara rinci sesuai dengan kedudukannya. Maka pengertian pancasila tersebut meliputi
lingkup pengertian sebagai berikut :1

1. Pengertian Pancasila Secara Etimologis

Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India


(bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut
Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua
macam arti secara makna yaitu :
 “panca” artinya “lima”
 “syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar” “syiila” vokal
i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang
senonoh”
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan
“susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologis
kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i
pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar
yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i
bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.2

1
Kaelan, 2014, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta : 11
2
Kaelan, 2014,: 12

2
2. Pengertian Pancasila Secara Historis

Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada
sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara
Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang
pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.

Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato
secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian
untuk memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut
Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak
disebutkan namanya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan


kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya
Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya
termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang
diberi nama Pancasila.

Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan


merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak
termuat istilah “Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik
Indonesia adalah disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas
interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar negara,
yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.

 Pembukaan UUD 1945 alenia keempat, yaitu:


1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.3

3
Kaelan, 2014 : 14

3
3. Pengertian Pancasila Secara Termonologis

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara


Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana
lazimnya negara-negara yang merdeka, maka Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus
1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang dikenal
dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD
1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 Aturan Peralihan yang terdiri
atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut
tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5) Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

Dari bermacam-macam rumusan pancasila tersebut diatas yang sah dan benar secara
konstitusional adalah rumusan pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD
1945. Hal ini diperkuaat dengan ketetapan NO.XX/MPRS/1966, dan Inpres No. 12 tanggal
13 April 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan dan rumusan Pancasila Dasar
Negara Republik Indonesia yang sah dan benar adalah sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945.4

2.2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila sebagai objek pembahasan ilmiah memiliki ruang lingkup yang sangat luas
terutama berkaitan dengan kedudukan kan fungsi pancasila. Setiap kedudukan dan fungsi
pancasila pada hakikatnya memiliki makna serta dimensi masing-masing yang
konsekuensinya dan aktualisasinya pun juga memiliki aspek yang berbeda-beda, walaupun
hakikat dan sumbernya sama. Pancasila sebagai dasar Negara memiliki pengertian yang
berbeda dengan fungsi pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia, demikian pula
berkaitan dengan kedudukan dan fungsi pancasila yang lainnya.

4
Kaelan, 2014 : 16

4
Dari berbagai macam kedudukan dan fungsi pancasila sebagai titik sentral
pembahasan adalah kedudukan dan fungsi pancasila sebagai dasar Negara Republik
Indonesia, hal ini sesuai dengan kausa finalis pancasila yang dirumuskan oleh pembentuk
Negara pada hakikatnya adalah sebagai dasar Negara Republik Indonesia, digali dari unsur-
unsur yang berupa nilai-nilai yang terdapat pada bangsa indonesia sendiri yang berupa
pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu dari berbagai kedudukan macam dan
fungsi pancasila sebenarnya dapat dikembalikan pada dua macam kedudukan dan fungsi
pancasila yang pokok yaitu sebagai dasar Negara Republik Indonesia dan sebagai Pandangan
Hidup Bangsa Indonesia.5

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dalam perjuangan untuk
mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang
dijunjungnya sebagai suatu pandangan hidup. Nilai-nilai luhur adalah merupakan suatu tolak
ukur kebaikan yang berkenaan dengan hal-hal yang besifat mendasar dan abadi dalam hidup
manusia, seperti cita-cita yang hendak dicapainya dalam hidup manusia.

Pandangan hidup yang terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur tersebut adalah
suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup berfungsi
sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi
antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.

Sebagai makhluk individu dan makhluk sosial manusia tidaklah mungkin memenuhi
segala kebutuhannya sendiri, oleh karena itu untuk mengembangkan potensi
kemanusiaannya, ia senantiasa memerlukan orang lain. Dalam pengertian inilah maka
manusia senantiasa hidup sebagai bagian dari lingkungan sosial yang lenih luas, secara
berturut-turut lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan bangsa dan
lingkungan Negara yang merupakan lembaga-lembaga masyarakat utama yang diharapkan
dapat menyalurkan dan mewujudkan pandangan hidupnya. Dengan demikian dalam
kehidupan bersama dalam suatau Negara membutuhkan suatu tekad kebersamaan, cita-cita
yang diinginkannya yang bersumber pada pandangan hidupnya tersebut.

Dalam pengertian ilmiah maka perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan


dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa dan selanjutnya pandangan hidup bangsa
dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup Negara. Pandangan hidup bangsa
dapat disebut sebagai ideologi bangsa, dan pandangan hidup Negara dapat disebut sebagai
ideologi Negara.

5
Kaelan, 2014 : 102

5
Dalam proses penjabaran dalam kehidupan modern antara pandangan hidup
masyarakat dan pandangan hidup bangsa memiliki hubungan yang bersifat timbal balik.
Pandangan hidup bangsa diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup masyarakat serta
tercermin dalam sikap hidup pribadi warganya. Dengan demikian dalam Negara pancasila
pandangan hidup masyarakat tercermin dalam kehidupan Negara yaitu terikat oleh kewajiban
konstitusional, yaitu kewajiban pemerintah dan lain-lain penyelenggara Negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat
yang luhur.6

Transformasi pandangan hidup masyarakat menjadi pandangan hidup bangsa dan


akhirnya menjadi dasar Negara juga terjadi pada pandangan hidup pancasila. Pancasila
sebelum dirumuskan menjadi dasar Negara serta ideologi Negara, nilai-nilainya telah terdapat
pada bangsa indonesia dalam adat-istiadat, dalam budaya serta dalam agama-agama sebagai
pandangan hidup masyarakat indonesia. Pandangan yang ada pada masyarakat indonesia
tersebut kemudian menjelma menjadi pandangan hidup bangsa yang telah terintis sejak
zaman sriwijaya, majapahit kemudian sumpah pemuda 1928, kemudian diangkat dan
dirumuskan oleh para pendiri Negara dalam sidang-sidang BPUPK, panitia Sembilan, serta
sidang PPKI kemudian ditentukan dan disepakati sebagai dasar Negara republik indonesia,
dan dalam pengertian inilah maka Pancasila sebagai Pandangan Hidup Negara dan sekaligus
sebagai Ideologi Negara.

Bangsa Indonesia dalam hidup bernegara telah memiliki suatu pandangan hidup
bersama suatu yang bersumber pada akar budayanya dan nilai-nilai religiusnya. Dengan
pandangan hidup yang mantap maka bangsa Indonesia akan mengetahui kearah mana tujuan
yang ingin dicapainya. Dengan suatu pandangan hidup yang diyakininya bangsa Indonesia
akan mampu memandang dan memecahkan segala persoalan yang dihadapinya secara tepat
sehingga tidak terombang-ambing dalam menghadapi persoalan tersebut dengan suatu
pandangan hidup yang jelas maka bangsa indonesia akan memiliki pegangan dan pedoman
bagaimana mengenal dan memecahkan berbagai masalah politik, sosial budaya, ekonomi,
hukum, hankam dan persoalan lainnya dalam gerak masyarakat yang semakin maju.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tersebut terkandung didalamnya konsepsi


dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung dasar pikiran terdalam dan
gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat Indonesia maka pandangan hidup tersebut dijunjung tinggi oleh warganya karena
pandangan hidup pancasila berakar pada budaya dan pandangan hidup masyarakat.

6
Kaelan, 2014 : 102-103

6
Dengan demikian pandangan hidup pancasila bagi bangsa indonesia, sebagai inti maka
pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan
rohaniah bagi bangsa untuk berperilaku luhur dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.7

2.3. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan pandangan hidup bangsa
adalah cerminan dari budaya masyarakat yang menganut nilai-nilai luhur bahkan sebelum
Pancasila tercipta. Sebab, Pancasila terlahir dari hasil pemikiran-pemikian maupun gagasan
dari budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman dahulu. Nilai-nilai Pancasila sebagai
ideologi terbuka menunjukkan kepribadian bangsa Indonesia sendiri, yaitu terbuka terhadap
segala perubahan.8

1) Kepribadian Bangsa

Setiap sifat yang terlihat di dalam diri perilaku seseorang/sebuah


bangsa yang membuatnya berbeda dari seseorang atau pun bangsa lainnya,
itulah yang dimaksud dengan kepribadian bangsa. Setiap orang memiliki
orientasi yang berbeda di dalam menghadapi sebuah kondisi tertentu, sehingga
terciptalah sebuah pola perilaku yang baku serta konsisten. Dengan begitu hal
ini pun telah menjadi karakteristik pribadinya. Sedangkan bangsa merupakan
sebuah perhimpunan yang terdiri dari masyarakat yang saling memiliki
keterkaitan dan juga saling berhubungan guna mencapai sebuah harapan yang
dijadikan sebagai tujuan bersama di sebuah wilayah tertentu.

Didalam kehidupan bermasyarakat terbina dari kelompok mayoritas


dan minoritas yang membentuk suatu harmoninya kehidupan. Bila kita pahami
dari sisi sosiologis antropologis, bangsa itu adalah sesuatu yang diikat oleh
suatu ikatan, dapat berupa ras, suku, sejarah, adat budaya dan juga agama atau
sebuah keyakinan, bahasa dan juga daerah. Dan ikatan tersebut dinamakan
ikatan primordial. Kepribadian bangsa yaitu ciri-ciri perilakua ataupun
karakteristik yang terlihat dalam kehidupan suatu masyarakat dalam sebuah
kesatuan nasional.

7
Kaelan, 2014 : 103-104

8
https://www.ayoksinau.com/pengertian-pancasila/ diakses 19 Desember 2019

7
2) Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa

Kepribadian bangsa sendiri merupakan karakteristik yang sudah pasti


dimiliki oleh bangsa Indonesia dan pasti berbeda secara dengan kepribadian
negara yang lain. Hal ini merupakan refleksi dari sebuah perubahan dan juga
perkembangan bangsa Indonesia dari masa kelam ke masa sekarang.
Perubahan yang dialami bangsa Indonesia ini dipengaruhi dengan segala hal
yang terjadi didalam mayarakat, yaitu adat, budaya, serta lingkungan didalam
masyarakat itu sendiri.

Nilai Pancasila sebagai Ideologi Terbuka mempunyai peranan yang


penting di dalam membentuk kepribadian bangsa kita Indonesia. Mendirikan
karakteristik bangsa Indonesia menjadi terbuka kepada segala transformasi
yang terjadi lebih baik didalam maupun diluar negeri ini. Terbuka dengan
bangsa ini ataupun warga asing yang masuk ke bangsa Indonesia, dengan tidak
meninggalkan kebudayaan milik kita sendiri yaitu kebudayaan bangsa
Indonesia. Terutama seperti di dalam hal berdemokrasi, Pancasila sebagai
Kepribadian Bangsa begitu penting untuk menyelesaikan masalah dengan
jalan baik atau musyawarah tanpa adanya kekerasan apalagi perpecahan.

Dari hal diatas ini terlihat manfaat bermusyawarah yang merupakan


dasar dari berpendapat tanpa melakukan satu pun pelanggaran hak warga
negara. Pancasila itu sendiri merupakan dasar negara Indonesia yang berasal
dari cerminan kehidupan masyarakatnya ini merupakan milik bangsa
Indonesia seluruhnya dan bukan merupakan milik seseorang maupun golongan
tertentu.

3) Kepribadian Bangsa Indonesia didalam Era Globalisasi

Globalisasi merupakan suatu proses dalam sistem masyarakat secara


global yang tak terpengaruh dengan batas wilayah manapun. Pada maknanya
sebuah globalisasi ialah sebuah mekanisme  yang muncul dari sebuah
pemikiran yang dibentuk yang lantas diperkenalkan pada bangsa lain, hingga
sampai pada sebuah titik dimana hal tersebut lantas disepakati serta dijadikan
sebagai dasar untuk melaksanakan sebuah sistem tersebut oleh masyarakat
dunia.

Globalisasi telah terjadi hampir di segala segi kehidupan seperti halnya


dalam bidang ideologi politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan
serta yang lainnya. Perkembangam teknologi informatika dan komunikasi
dalam dunia ini merupakan sebuah aspek yang menjadi penggerak utama di
dalam terjadinya globalisasi.

8
Pendidikan karakter bangsa dalam era globalisasi saat ini begitu penting demi
menunjukkan karakter bangsa didalam kehidupan global. Sekarang ini,
pertumbuhan teknologi yang terjadi sangatlah cepat. sehingga semua
informasi dengan mudah dan juga dalam berbagai bentuk dan kepentingan
dapat begitu cepat tersebar luaskan ke seluruh penjuru dunia. Oleh sebab
itulah tidak ada yang dapat terhindar dari keberadaan sebuah globalisasi.

Peranan Globalisasi di negara Indonesia sudah pasti akan memberikan


pengaruh kepada nilai- nilai semangat kebangsaan (nasionalisme) terhadap
bangsa Indonesia. Dampak positif dari sebuah globalisasi dalam arti
nasionalisme,yaitu diantaranya sebagai berikut:

Ditinjau dari politik, sebuah pemerintahan yang dioperasikan dengan cara


yang terbuka, terbuka serta demokratis. Karena suatu pemerintahan yaitu
kesatuan dari suatu negara, yang bila pemerintahan berjalan dengan lancar,
jujur, bersih serta dinamis telah bisa dipastikan akan membuat rakyat memberi
tanggapan yang baik dan juga positif. Tanggapan yang positif dapat terwujud
upaya menjaga keutuhan NKRI.9

Dari segi ekonomi, pasar internasional yang makin hari makin terbuka
lebar dapat meningkatkan peluang serta kesempatan kerja yang dapat
membantu meningkatkan pendapatan devisa di dalam negara. Dengan begitu,
akan dapat merubah serta meningkatkan taraf ekonomi bangsa yang turut serta
mendukung  kehidupan nasional dalam berbangsa dan bernegara.

Dengan adanya sebuah globalisasi ini sudah tentu memberikan sebuah


pengaruh dalam kehidupan sebuah negara terutama di Indonesia. Dari hal
tersebut mencakup dua hal yakni membawa sisi positif dan juga sisi yang
negatif. Membangun karakter bangsa di era globalisasi telah menjadi sebuah
hal yang penting untuk mengurangi dampak yang dapat merugikan bangsa dan
negara. Dampak yang ditimbulkan dengan  meliputi berbagai aspek
kehidupan. Seperti misalnya dalam aspek kehidupan politik, ideologi, sosial
budaya serta ekonomi juga yang lainnya.

2.4. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

A. Pengertian Ideologi Pancasila


Ideologi memainkan peranan yang penting dalam proses dan memeliara integrasi
nasional, terutama di Negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia Istilah
ideologi berasal dari kata ‘idea’ berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan
‘logos’ berarti ilmu.

9
Jurnal Dewantara, A. (2018, September 18). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.

9
Kata idea sendiri berasal dari bahasa Yunani ‘eidos’ yang artinya bentuk. Selanjutnya ada
kata ‘idein’ yang artinya melihat. Dengan demikian secara harfiah ideologi berarti ilmu
pengertian-pengertian dasar, cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-
ita yang bersifat tetap itu yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu
sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham.

Kaelan (2005) menyatakan bahwa ideologi sebagai pandangan masyarakat memiliki


karakteristik:10

a. Ideologi sering muncul dan berkembang alam situasi kritis;


b. Ideologi memiliki jangkauan yang luas, beragam, dan terprogram;
c. Ideologi mencakup beberapa stratapemikiran dan panutan;
d. Ideologi memiliki pola pemikiran yang sistematis;
e. Ideologi cenderung eksklusif, absolute dan universal;
f. Ideologi memiliki sifat empiris dan normatif;
g. Ideologi dapat dioperasionalkan dan didokumentasikan konseptualisasinya;
h. Ideologi bisanya terjadi dalam gerakangerakan politik.

Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok
orang sebagaimana idelogi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk Negara, dengan lain perkatan unsur-
unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal
bahan) Pancasila.

Ideologi berkaitan dengan tertib sosial, dan tertib politik yang ada, berupaya untuk secara
sadar sisteatis mengubah, mempertahankan tertib masyarakat. Suatu pemikiran mendalam,
menyeluruh, menjadi ideologi apabila pemikiran, gagasan-gagasan tersebut secara praktis
difungsikan ke dalam lembagalembaga politik suatu masyarakat, suatu bangsa, suatu
Negara (Suparlan, 2012).

Pancasila sebagai ideologi nasional mengatasi faham perseorangan, golongan, suku


bangsa, dan agama. Sehingga semboyan ‘Bhineka Tungga Ika’ diterapkan bagi segala
masyarakat Indonesia dalam kesatuan yang utuh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi nasional berupaya meletakkan kepentingan bangsa dan Negara
Indonesia ditempatkan dalam kedudukan utama di atas kepentingan yang lainnya.

Kedudukan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara Indonesia, tercantum di dalam
pembukaan UUD 1945 sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
haus dilaksanakan secara berkesinambungan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

10
Jurnal Dewantara, A. (2018, September 18). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.

10
Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah sebagai keseluruhan
pandangan, cita-cita, keyakinan, dan nilai-nilai bangsa Indonesia yang harus
diimplementasikandalam kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Negara


Sebagai Ideologi Negara, Pancasila setidaknya memiliki empat fungsi pokok dalam
kehidupan bernegara, yaitu:11
1) Menyatukan bangsa Indonesia, memperkokoh dan memelihara kesatuan dan
persatuan.
2) Membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia unutk mencapai tujuannya.
3) Memberikan kemauan untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa
Indonesia
4) Menerangi dan mengawasi keadaan, serta kritis kepada adanya upaya untuk
mewujudkan cita-cita yang terkandung di dalam pancasila.
5) Sebagai pedoman bagi kehidupan bangsa Indonesia dalam upaya menjaga keutuhan
negara dan memperbaiki kehidupan dari bangsa Indonesia.

C. Nilai-nilai Pancasila Sebagai Ideologi Negara


Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan. Inilah nilai dasar untuk kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan
kemasyarakatan.

Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi sendiri bersifat objektif dan subjektif.


Nilai-nilai Pancasila yang bersifat objektif maksudnya:
 Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri mempunyai makna yang ter-dalam.
 Pancasila yang tersimpan dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
negara yang mendasar.
 Inti dari nilai Pancasila akan terus ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia.

Sedangkan nilai-nilai Pancasila yang bersifat subjektif menjelaskan bahwa keberadaan


nilai-nilai Pancasila bergantung pada bangsa Indonesia sendiri. Yaitu :
 Nilai-nilai Pancasila itu timbul dari bangsa Indonesia.
 Nilai-nilai Pancasila di dalamnya memuat nilai- nilai kerohanian.
 Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
 Nilai-nilai Pancasila di dalamnya merupakan nilai yang digali , tumbuh dan
berkembang dari budaya bangsa Indonesia

11
Jurnal Dewantara, A. (2018, September 18). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.

11
Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan UUD memuat isi yang mewajibkan
pemerintah, penyelenggara Negara termasuk juga pengurus partai dan golongan fungsional
untuk menjaga budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat
yang luhur.

2.5. Tujuan Negara Indonesia

Tujuan Negara Indonesia ini tercantum didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar


Indonesia 1945 alinea keempat yang berbunyi, “Kemudian daripada itu untuk membentuk
suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan, Kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,
serta dengan Mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat tersebut juga telah
disebutkan mengenai dasar dan landasan Negara Indonesia yakni Pancasila. Melalui
Pembukaan Undang-Undang tahun 1945 tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
Negara Indonesia adalah melindungi seluruh Warga Negara Indonesia, mengusahakan
kesejahteraan bagi masyarakat, mengutamakan pendidikan bagi generasi penerus bangsa,
serta ikut serta dalam nilai-nilai luhur yang selalu ditanamkan tidak hanya di Indonesia
melainkan juga di beberapa negara lain yaitu mengupayakan perdamaian dunia, dan keadilan
sosial bagi seluruh warga negara.

Tujuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) ini secara yuridis terdapat dalam
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat (1) yang berbunyi, “Negara Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk republik”. Sebagai negara republik, Indonesia memiliki
banyak kewajiban kepada rakyatnya sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31
yang berbunyi, “(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, (2) Setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya, (3)
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang, (4) Negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional, (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

12
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia”. Dari UUD 1945 pasal 31 tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu hak dan kewajiban pemerintah dan
rakyat mengenai pendidikan serta kebudayaan.12

Tujuan Negara Republik Indonesia sendiri jelas dalam pembukaan UUD 1945 pada alenia
empat. Tujuan Negara Republik Indonesia tersebut berbunyi “Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
Mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan kesejahteraan sosial”. Dapat disangkal tujuan Negara
Republik Indonesia adalah tujuan perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan, dan pedamaian.

Berikut penjabaran tujuan Negara Republik Indonesia sesuai yang tertuang dalam pembukaan
UUD 1945 pada alenia empat.13

1. Tujuan Perlindungan
UUD 1945 bertujuan untuk melindungi seluruh bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia ”merupakan Tujuan dari Hal-hal yang termasuk harus dilindungi semua
komponen yang membentuk bangsa Indonesia, mulai dari negara, kekayaan alam, serta
nilai- nilai bangsa yang diganti Parameter atau ukuran subyek hukum negara sudah
terlindungi jika hak-haknya sudah terpenuhi, berdasarkan hukum negara. Hak warga
negara Indonesia sendiri telah menyetujui dalam UUD 1945. Hak-hak ini di antara yang
lain adalah hak asasi manusia, hak mendapatkan pekerjaan, hak perlindungan hukum yang
sama, hak dapatkan pendidikan, dan sebagainya. Kewajiban Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia bukan hanya tugas Negara atau pemerintah.
Peran warga Negara juga dibutuhkan dalam melindungi bangsa. Negara dapat melakukan
berbagai cara sesuai dengan kemampuan warga negara itu sendiri. Salah satu wujud
sederhana dalam mempertahankan bangsa adalah dengan memiliki rasa cinta tanah air dan
bela Negara.

2. Tujuan kesejahteraan
UUD 1945 adalah “untuk memajukan kesejahteraan umum” Parameter kesejahteraan di
Indonesia memiliki 3 unsur dan merupakan unsur yang paling minimal dan subyektif. Jika
ketiganya terpenuhi, maka masyarakat dapat memperoleh sejahtera. Unsur-unsur tersebut
adalah sandang, pakaian, dan papan. Kesejahteraan umum juga tidak hanya membahas
tentang kesejahteraan ekonomi dan materi, namun kesejahteraan lahir dan batin.

12
Jurnal Tujuan Negara, maret 17 2016
13
Jurnal Tujuan Negara, maret 17 2016

13
Kemewahan lahir dan batin antara lain adalah terciptanya rasa aman, gotong royong,
saling menghormati dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing individu,
masyarakat yang makmur, adil dan setara. Selain itu, hal yang dapat dilakukan adalah
selalu bersaing di dalam kompetisi Nasional dan Internasional. Indonesia yang saat ini
telah memenangkan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), maka dari itu, Indonesia harus
siap bersaing.

3. Tujuan Pencerdasan
Tujuan UUD 1945 alinea empat yang berbunyi: “… mencerdaskan kehidupan bangsa ...”
tujuan dari pencerdasan ini menyediakan seluruh masyarakat Indonesia memperoleh
kesempatan mengenyam pendidikan yang layak dan berkualitas. Sejak Kemerdekaan
pemerintah telah mengupayakan agar Indonesia bebas dari huruf besar dan meningkatkan
kualitas pendidikan. Mencerdaskan bangsa merupakan tugas negara, pemerintah, dan
masing-masing individu demi meraih jenjang pendidikan yang terbaik. Karena dengan
adanya masyarakat yang cerdas, pembangunan dan kemajuan negara akan semakin mudah
dicapai. Yang dapat dilakukan oleh warga Negara Indonesia untuk menca [pai tujuan
penverdasan adalah tujuan pendidikan hingga jenjang yang setinggi-pencapaian. Menjadi
masyarakat yang pandai dan cerdas pasti mampu memajukan dan menyejahterakan taraf
hidup sebuah bangsa.
14

4. Tujuan Perdamaian
Tujuan UUD 1945: UUD 1945 alinea empat yang berbunyi: “dan ikut mengatur ketertiban
dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”
Perdamaian menjadi tujuan-tujuan semua negara. Istilah “damai” dalam ilmu politik ada 2
macam, yaitu perdamaian di dalam negeri dan damai dan perdamaian di luar negeri.
Tujuan negara yang disetujui dalam UUD 1945 dapat diterapkan dalam pelaksanaan
pemerintahan Indonesia. Pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang pro rakyat.
Dasar politik luar negeri Indonesia sendiri adalah politik bebas-aktif. Perdamaian yang
tercipta di masing-masing negara di dunia akan melahirkan politik luar negeri yang bebas
dan aktif. Tujuan negara ini merupakan landasan bagi bangsa Indonesia untuk pelaksanaan
kerja sama dengan negara lain yang dilandasi oleh nilai-nilai perdamaian dan keadilan
sosial. Perdamaian juga dapat diwujudkan oleh setiap warga negara Indonesia dengan
mempertahankan perdamaian antar suku, antar umat beragama, saling mendukung, dan
menghargai perbedaan-perbedaan yang ada.

14
Listyarti, Retno. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : esis. Hal : 21-22.

14
Ada juga beberapa teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli hukum mengenai tujuan
negara. Macam-macam teori tersebut antara lain sebagai berikut :15

1) Mencapai Kekuasaan. Teori yang dikemukakan oleh Shang Yang dari Tiongkok dan
Machiavelli dari Italia. Kedua ahli tersebut memiliki pandangan berbeda mengenai
cara mencapai kekuasaan, namun tetap saja menjadikan kekuasaan sebagai tujuan
negara. Menurut Shang Yang, Tujuan Negara adalah memperoleh kekuasaan yang
sebesar-besarnya dengan menjadikan rakyatnya miskin, lemah, dan bodoh. Rakyat
harus dijauhkan dengan hal yang dapat melembutkan dan melemahkan hati.
Sedangkan Menurut Machiavelli, Tujuan Negara adalah kekuasaan yang digunakan
untuk mencapai kebesaran dan kehormatan negara, walaupun dengan harus bertindak
kejam dan licik dalam mencapai kekuasaan tersebut. Jika dibandingkan pendapat
mereka mengenai tujuan negara adalah Shang Yang mengemukakan tujuan negara
hanya sekedar mencapai kekuasaan negara, sedangkan Machiavelli adalah tujuan
negara untuk mencapai kemakmuran bersama.

2) Perdamaian Dunia. Teori yang dikemukakan oleh Dante Alighieri yang menurutnya,
tujuan negara adalah untuk menciptakan perdamaian dunia, yang dapat dicapai
apabila seluruh negara berada dalam suatu kerajaan dunia (imperium) dengan undang-
undang yang beragam bagi semua negara.

3) Jaminan Atas Hak dan Kebebasan. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kan dan
Kranenburg. Keduanya berpendapat bahwa agar hak dan kebebasan warga negara
terjamin, di dalam negara harus dibentuk peraturan atau undang-undang. Namun
keduanya juga memiliki perbedaan fokus perhatian. Immanuel Kan menganjurkan
bahwa negara hukum dibentuk adalah negara hukum dalam arti sempit (negara hukum
klasik/negara hukum dalam arti formal/nachatwakerstaats) artinya negara berfungsi
sebagai penjaga malam yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban, serta negara
tidak diwajibkan mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Sedangkan menurut
Kranenburg. bahwa tujua negara adalah negara hukum modern (negara hukum dalam
arti luas/negara hukum welfare state) artinya, selain menjaga keamanan dan ktertiban
masyarakat, negara berkewajiban untuk mewujudkan dan memperjuangkan
kesejahteraan rakyatnya.

15
Listyarti, Retno. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : esis. Hal : 21-22.

15
Penjabaran diatas tentang tujuan Negara Republik Indonesia. Produk hukum yang dibuat oleh
pemerintah harus sesuai dengan tujuan Negara Republik Indonesia seperti yang ditentukan
pada pembukaan UUD 1945 alinea yang diatas, yaitu tujuan perlindungan, kesejahteraan,
pencerdasan, dan ketertiban atau pemeliharaan dan menurut para ahli hukum mengenai tujuan
negara. Tujuan Negara Republik Indonesia adalah tanggung jawab Negara baik pemerintah
maupun warga negaranya.

16
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam hidup berbangsa dan bernegara ini terutama dalam masa reformasi, Bangsa
Indonesia harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang-ambing
di tengah-tengah masyarakat internasional. Dengan kata lain bangsa Indonesia harus
memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat. Hal ini dapat terlaksana bukan
melalui suatu kekuasaan ideology melainkan suatu kesadaran berbangsa dan bernegara yang
berakar pada sejarah bangsa. Setelah memalui suatu proses yang cukup panjang dalam
perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang didalamnya terdapat ciri
khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendiri
Negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang
meliputi lima prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila. Pancasila
dipergunakan untuk petunjuk arah bagi bangsa Indonesia dalam semua kegiatan atau aktivitas
dalam semua kegiatan kehidupan, tingkah laku dan perbuatan setiap manusia Indonesia
merupakan pancaran dari semua sila Pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Indonesia juga memiliki tujuan sebagai Negara, Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan
bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan kesejahteraan sosial, lalu cara mewujudkan tujuan Negara adalah dengan berlandaskan
Pancasila sebagai dasar hidup bermasyarakat yang berbangsa dan bernegara.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, 2014, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta


Jurnal Tujuan Negara, maret 17 2016
Jurnal Dewantara, A. (2018, September 18). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini
Listyarti, Retno. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta :
esis. Hal : 21-22.
https://www.ayoksinau.com/pengertian-pancasila/

18

Anda mungkin juga menyukai