Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ASURANSI

ASURANSI KEBAKARAN

Disusun oleh:

Yoel Palayukan (17652033)

Rico Oktavianur (17652035)

Dedy Jurmansyah (17652053)

Irvan Tristiyanto (17652050)

Panji Saputra (17652037)

Zsaghandy Adjisuastika Sudibyo (17652040)

Program Studi Manajemen Pemasaran


Kelas : 5A - MP

Politeknik Negeri Samarinda

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu dan tanpa suatu
hambatan apapun. Kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini hingga dapat kami selesaikan.

Adapun makalah ini berisi tentang “Pengertian Asuransi Kebakaran dan berbagai macam
hal terkait Asuransi Kebakaran. Dimana dalam materi pembahasan tersebut kita dapat
mempelajari dan memahami sebagai bahan pembelajaran.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
masih terdapat kekurangan-kekurangan baik dari isi materi, segi bahasa, penyusunan, dan dari
segi lainnya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari saudara
sekalian, supaya kedepannya menjadi lebih baik lagi.

Samarinda, 8 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................i

Kata Pengantar ………………………………………………………………….. ii

Daftar Isi……………………………………………………………………….... iii

BAB I – Pendahuluan…………………………………………………………… 1

 Latar Belakang…………………………………………………………... 1

BAB II – Pembahasan...........................................................................................4

Pengertian Asuransi Kebakaran............................................................................4


Hal-hal mengenai Asuransi Kebakaran.................................................................5
 Kerugian yang dapat ditanggung asuransi kebakaran

 Resiko yang Dikecualikan

 Cara Mengasuransikan Asuransi Kebakaran

 Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi Kebakaran

 Tips Memilih Asuransi. 7

BAB III – Penutup....................................................................................................9

Kesimpulan..............................................................................................................9

Saran........................................................................................................................9

Daftar Pustaka..........................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebakaran merupakan suatu musibah yang tidak diinginkan  semua pihak dan
mempunyai akibat negatif bagi pihak-pihak yang terkait. Kerugian material pun pasti menjadi
salah satu akibatnya. Bagi Anda pemilik rumah tempat tinggal, seluruh barang-barang yang
terdapat di dalam rumah dapat habis terbakar, bahkan dari sisi konstruksi akan sangat mungkin
bahwa rumah tempat tinggal tersebut menjadi tidak layak untuk ditinggali. Bagi Anda yang
tergabung dalam suatu bisnis yang melibatkan gudang, pabrik, serta perkantoran juga akan
menghadapi hal yang sama, bahkan nilai kerugian menjadi lebih besar lagi karena umumnya
pada tempat tersebut terdapat barang-barang berharga berupa dokumen yang tidak dapat
tergantikan. Siapa pun Anda pasti akan terkena dampak negatif berupa kerugian finansial.
Menghadapi musibah seperti di atas Anda dapat meminimalkan risiko dengan cara
menerapkan standar dalam setiap kegiatan-kegiatan, agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat
mengakibatkan kebakaran. Tetapi walaupun sudah diatur sebaik mungkin, musibah tersebut
masih mungkin terjadi, dan yang Anda dapat lakukan adalah dengan memindahkan risiko
tersebut pada perusahaan asuransi.
Produk asuransi kebakaran Adira Insurance memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian
pada tempat tinggal, hotel, kantor, pabrik, gudang, dan bangunan lain terhadap kerugian finansial
akibat:

a. Kebakaran,
b. Ledakan,
c. Petir,
d. Kerugian akibat asap dan pesawat jatuh.
e. Produk asuransi ini dapat diperluas pada perlindungan terhadap kerusuhan dan
pemogokan kerja.
Untuk tempat tinggal, tersedia perlindungan komprehensif terhadap kerugian akibat

1. Kebakaran,
2. Kerusuhan,
3. Perampokan,
4. Ganti rugi terhadap pihak ke tiga
5. Kecelakaan diri.

Umumnya polis untuk asuransi tempat tinggal sering disebut “Home Insurance”, sedangkan
polis untuk asuransi bangunan lain sering disebut “Property Insurance”..
   
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi dan Asuransi Kebakaran


Asuransi dalam bahasa Belanda dikenal dengan nama “verzekering” berarti
pertanggungan. Ada dua pihak yang terlibat dalam asuransi yaitu pihak tertanggung dan
ditanggung. Walaupun Indonesia adalah bekas jajahan Hindia Belanda namun asuransi bagi
masyarakat Indonesia tergolong hal yang baru. Masyarakat Indonesia baru mengenal asuransi
dan perkembangan asuransi di Indonesia saat ini pun semakin pesat seiring tumbuhnya kesadaran
masyarakat untuk mengalihkan dan meminimalisir terjadinya risiko yang mungkin terjadi.
Beberapa pengertian asuransi menurut para ahli dan pengertian asuransi kebakaran antara lain :
        a.            Menurut Prof. Mehr dan Cammack:
Asuransi adalah alat sosial untuk mengurangi risiko, dengan menggabung-kan sejumlah
yang memadai unit-unit yang terkena risiko, sehingga keru-gian-kerugian individual mereka
secara kolektif dapat diramalkan. Kemu-dian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata
oleh mereka yang tergabung.
       b.            Menurut Prof. Willet:
Asuransi adalah alat sosial untuk mengumpulkan danaguna mengatasi kerugian modal
yang tidak tentu, yang dilakukan melalui pemindahan risiko dari banyak individu kepada
seseorang atau sekelompok orang.
        c.            Menurut Prof. Mark R. Green:
Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan
mengkombinasikan dalam satu pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya,
sehingga kerugian tersebut secara menyelu-ruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu.
d.            Menurut C. Arthur William Jr. dan Richard M. Heins:
a)      Asuransi adalah suatu pengamanan terhadap kerugian finansial yang dilakukan
oleh seorang penanggung.
b)      Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau badan
mengumpulkan dana untuk menang-gulangi kerugian finansial.
      
e.            Menurut Molengraaff:
Asuransi kerugian adalah persetujuan dengan mana satu pihak, penanggung mengikatkan
diri terhadap yang lain, untuk meng-ganti kerugian yang dapat diderita oleh tertanggung, karena
terjadinya suatu peristiwa yang telah ditunjuk dan yang belum tentu serta kebetulan, dengan
mana pula tertanggung berjanji untuk membayar premi.
f. Asuransi Kebakaran menurut KUHD Pasal 247

Asuransi kebakaran adalah segala macam barang dapat diasuransikan, yang penting
adalah barang-barang didalam rumah Anda harus mencatat atau menyatakannya secara tertulis di
dalam polis.

Sehingga didapatkan pengertian Asuransi Kebakaran, adalah “suatu asuransi atau


pertanggungan yang memberikan jaminan atas kerugian dan/atau kerusakan pada harta benda
dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya
Kebakaran yang dijamin dalam polis”.

Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas terletak di mana dan berbatasan
dengan apa. Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas dipakai dan digunakan untuk apa.
Syarat pemakaian atau penggunaan ini ada hubungannya dengan syarat perubahan tujuan
penggunaan yang merupakan pemberatan risiko (Pasal 293 KUHD)

Bahaya-bahaya penyebab timbulnya kebakaran yang menjadi tanggungan penanggung


diatur dalam Pasal 290 KUHD. Penanggung menerima sebagai tanggung jawabnya semua
kerugian yang ditimbulkan oleh terbakamya benda asuransi. Pengertian “terbakar” meliputi
kebakaran biasa dan bahkan yang lebih luas daripada itu.

Polis standar asuransi kebakaran Indonesia juga memuat ketentuan mengenai perubahan
risiko. Jika ada perubahan atau perombakan atas harta benda yang dipertanggungkan atau atas
tempat di mana harta benda yang dipertanggungkan disimpan.

Pengaturan tentang asuransi kebakaran tersebut sangat sederhana, dan sudah tidak sesuai
lagi dengan kebutuhan perkembangan asuransi sekarang. Karena pengaturannya sangat
sederhana, maka perjanjian bebas antara tertanggung dan penanggung yang dituangkan dalam
polis mempunyai fungsi penting dalam praktik asuransi kebakaran.

B. Hal-hal mengenai asuransi kebakaran yang diatur dalam KUHD akan


diuraikan melalui bahasan-bahasan berikut ini :
1. Polis Asuransi Kebakaran

Polis asuransi kebakaran selain harus memenuhi syarat-syarat umum Pasal 256 KUHD, juga
harus rnenyebutkan syarat-syarat khusus yang hanya berlaku bagi asuransi kebakaran seperti di
dalam Pasal 287 KUHD, Untuk mengetahui semua syarat umum serta syarat khusus yang harus
dimuat dalam polis asuransi kebakaran, berikut ini disajikan si kedua pasal KUHD tersebut:

 Pasal 256 KUHD yang bunyinya :


a. Hari dan tanggal kapan asuransi kebakaran itu diadakan.
b. Nama tertanggung yang mengadakan asuransi kebakaran untuk diri sendiri atau untuk
kepentingan pihak ketiga.
c. Keterangan yang cukup jelas mengenai benda yang diasuransikan terhadap bahaya
kebakaran.
d. Jumlah yang diasuransikan terhadap bahaya kebakaran.
e. Bahaya-bahaya (evenemen) penyebab kebakaran yang di tanggung oleh penanggung.
f. Waktu bahaya-bahaya (evenemen) mulai berjalan dan berakhir menjadi tanggungan
penanggung.
g. Premi asuransi kebakaran yang dibayar oleh tertanggung.
h. Janji-janji khusus yang diadakan antara pihak-pihak dan keadaan yang perlu diketahui
oleh dan untuk kepentingan penanggung.
 Pasal 287 KUHD yang bunyinya :
a. Letak dan perbatasan benda yang diasuransikan.
b. Pemakaian untuk apa benda yang diasuransikan.
c. Sifat dan pemakaian gedung yang berbatasan, sejauh itu berpengaruh terhadap risiko
kebakaran yang menjadi beban penanggung.
d. Harga benda yang diasuransikan terhadap bahaya kebakaran.
e. Letak dan perbatasan gedung dan tempat di mana terdapat, tersimpan atau tertimbun
benda bergerak yang diasuransikan.

2. Objek asuransi kebakaran

Benda yang menjadi objek asuransi kebakaran dapat berupa benda tetap, seperti bangunan,
rumah, pabrik, dan benda bergerak seperti kendaraan bermotor. kapal, serta benda bergerak yang
terdapat di dalam atau sebagai bagian dari benda tetap yang bersangkutan. Misal gedung
perkantoran dan benda bergerak perlengkapan kantor, kendaraan ben motor dan benda bergerak
muatan kendaraan tersebut, rumah dan benda bergerak isi rumah tersebut. Rincian benda objek
asuransi kebakaran dicantumkan dalam polis, apa yang diasuransikan dan berapa jumlah
asuransinya.

Benda objek asuransi kebakaran dapat ditentukan harganya atau belum ditentukan sama
sekali. Penentuan harga benda objek asuransi kebakaran memang sulit dilaksanakan karena tidak
semua benda itu sudah di ketahui harganya, lagi pula dapat berubah harganya selama jangka
waktu berlakunya asuransi kebakaran. Oleh karena itu, penentuan harga benda objek asuransi
tidak begitu disyaratkan atau bukan syarat mutlak, walau pun dalam Pasal 287 KUHD
dinyatakan sebagai salah satu syarat. Hal yang penting adalah berapa jumlah asuransinya,
mengingat ketentuan Pasal 289 ayat (1) KUHD yang membolehkan pengadaan asuransi dengan
jumlah penuh dan ini harus tercantum dalam polis.

Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas terletak di mana dan berbatasan dengan
apa. Jika berbatasan dengan gedung-gedung, bagai mana sifat dan pemakaian gedung-gedung
tersebut, apakah ada dan sejauh mana pengaruhnya terhadap risiko kebakaran yang menjadi
tanggungan penanggung. Jika benda objek asuransi kebakaran itu adalah benda bergerak, maka
perlu dijelaskan letak dan perbatasan gedung dan tempat tersimpan atau tertimbun benda
bergerak tersebut. Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas dipakai dan digunakan
untuk apa. Syarat pemakaian atau penggunaan ini ada hubungannya dengan syarat perubahan
tujuan penggunaan yang merupakan pemberatan risiko (Pasa 293 KUHD). Akibatnya. jika
terjadi kebakaran yang menimbulkan kerugian, penanggung tidak berkewajiban mernbayar ganti
kerugian.
Keterangan yang jelas mengenai benda obyek asuransi kebakaran ada hubungan juga dengan
risiko yang menjadi tanggungan peflaflggUflg. Risiko tersebut menjadi dasar penentuan jumlah
premi yang wajib dibayar oleh tertanggung. Makin berat risiko yang ditanggung, makin besar
jumlah premi yang dibayar Jika tenjadi pemberatan nisiko karena perubahan tujuan penggunaan.
maka perlu diberitahukan kepada penanggung apakah jumlah premi ditingkatkan atau
penanggung menghentikan asuransi ke bakaran tersebut.

3. Evenemen dan Ganti Kerugian

Bahaya-bahaya penyebab timbulnya kebakaran yang menjadi tanggungan penanggung


diatur dalam Pasal 290 KUHD. Penanggung menerima sebagai tanggung jawabnya semua
kerugian yang ditimbulkan oleh terbakarnya benda asuransi. Pengertian “terbakar” meliputi
kebakaran biasa dan bahkan yang lebih luas daripada itu. Dalam Pasal 290 KUHD disusun
sebab-sebab timbulnya kebakaran yang sangat luas:

1) petir, api timbul sendiri, kurang-hati-hati, dan kecelakaan lain-lain;


2) kesalahan atau itikad jahat dari pelayan sendiri, tetangga, musuh perampok dan lain-
lain;
3) sebab-sebab lain, dengan nama apa saja, dengan cara bagaimanapun kebakaran itu
terjadi, direncanakan atau tidak, biasa atau luar biasa, dengan tiada kecualinya.

Rumusan Pasal 290 KUHD itu sangat luas, sebagai lex specialis dapat menghapuskan
kekuatan berlakunya Pasal 249 KUHD. Misalnya, ke bakaran sendiri karena cacat pada benda
asuransi yang menurut Pasal 249 KUHD, penanggung tidak diwajibkan membayar ganti
kerugian, tetapi menurut ketentuan Pasal 290 KUHD, penanggung berkewajiban membayar ganti
kerugian. Menurut Volimar, apabila diteliti susunan sebab-sebab yang terdapat dalam Pasal 290
KUHD khususnya kata-kata pada bagian akhir pasal tersebut, maka dapat dipahami bahwa
pembentuk undang-undang memang menghendaki sebab-sebab yang sangat luas, tidak hanya
terhadap bahaya dari luar, tetapi juga terhadap bahaya dari dalam menjadi tanggungan
penanggung.
Disamakan dengan kerugian akibat kebakaran adalah kerugian yang timbul karena
kebakaran gedung-gedung yang berdekatan dengan benda asuransi seperti ditentukan dalam
Pasal 291 KUHD, yaitu:

1) benda asuransi menjadi rusak atau berkurang !carena air atau alat lain yang dipakai
untuk mernadamkan kebakaran;
2) benda asuransi hilang karena pencurian atau sebab lain salama di pernadaman
kebakaran atau pertolongan;
3) benda asuransi dirusakkan sebagian atau seluruhnya atas perintah penguasa dalam
usahanya untuk memadamkan kebakaran itu.

Selain itu, ketentuan Pasal 292 KUHD menyatakan, disamakan dengan kerugian karena
kebakaran adalah kerugian yang ditimbulkan oleh ledakan mesiu, ledakan ketel uap, sambaran
petir, dan sebagainya, meskipun ledakan, sambaran itu tidak mengakibatkan kebakaran.
Disamakan dengan kerugian karena kebakaran Pasal 292 KUHD sering diperluas lagi dalam
polis sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.

Terjadinya evenemen penyebab kebakaran yang menjadi tanggungan penanggung


mengakibatkan timbul kerugian bagi tertanggung. Dalam hal timbul kerugian, penanggung
berkewajiban membayar klaim yang diajukan oleh tertanggung. Untuk memenuhi kewäjibannya,
penanggung perlu membuktikan apakah kebakaran yang terjadi itu adalah sebab dari kerugian
yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut ketentuan Pasal 294 KUHD:

“Penanggung dibebaskan dari kewajiban untuk membayar kerugian, apabila dia


membuktikan bahwa kebakaran itu disebabkan oleh kesalahan atau ke tertanggung
sendiri yang sangat melampaui batas”

Kesalahan tertanggung sendiri secara umum teratur dalam Pasal 276 KUHD, merupakan unsur
yang membebaskan penangguag dari kewajibannya. Menurut ketentuan Pasal 276 KUHD:

“Tidak ada kerugian yang disebabkan oleh kesalahan tertanggung sendiri menjadi beban
penanggung. Bahkan penanggung tetap memiliki atau menuntut pembayaran premi
apabila dia telah mulai menjalani hahayà”.
Akan tetapi, Pasal 294 KUHD menentukan secara khusus tentang kesalahan tertangguhg sendiri
dalam asuransi kebakaran. Kekhususan Pasal 294 KUHD itu adalah penanggung harus dapat
membuktikan bahwa kebakaran itu disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian tertanggung sendiri
yang sangat melampaui batas.

Apabila objek asuransi itu adalah barang bergerak maka untuk menetapkan nilai barang
sesungguhnya, tertanggung harus membuktikannya, sehingga dapat ditentukan jumlah ganti
kerugian yang wajib diganti oleh tertanggung. Pembuktian tersebut diatur dalam Pasal 295
KUHD:

“Pada asuransi atas barang-barang bergerak dan barang dagangan yang disimpan dalam sebuah
rumah, gudang atau tempat penyimpanan lain, jika alat-alat pembuktian yang disebut
dalam Pasal 273, Pasal 274, dan Pasal 275 tidak ada atau kurang mencukupi, maka hakim
dapat memerintahkan agar tertanggung mengangkat sumpah.”

Kerugian dihitung menurut harga barang-barang pada waktu kebakaran terjadi.

Dalam praktik asuransi kebakaran, risiko yang dijamin ditentukan dengan tegas dalam polis.
Dalam polis standar asuransi kebakaran Indonesia, risiko yang ditanggung ditentukan sebagai
berikut: Polis ini. menjaminn kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan
yang dipertanggungkan yang secara langsung disebabkan oleh:

1) KEBAKARAN, yang terjadi karena kekurang hati-hatian atau ke salahan, pelayan


atau karyawan tertanggurg, tetangga, perampok atau sejenisnya, ataupun karena sebab
kebakaran lain sepanjang tidak dikecualikan dalam polis, termasuk akibat dari:

(a) menjalarnya api yang timbul sendirii (self combustion), hubungan arus pendek (short
circuit), atau karena sifat barang itu sendiri (inherent vice);

(b) kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain yang berdekatan, yaitu kerusakan
atau berkurangnya harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan karena air
dan atau alat-alat lain yang dipergunakan untuk menahan atau memadamkan kebakaran,
demikian juga kerugian yang di sebabkan oleh dimusnahkannya seluruh atau sebagian
harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan atas perintah yang berwenang
dalam upaya pencegahan menjalarnya kebakaran itu.

2) PETIR, kerusakan yang secara langsung disebabkan oleh petir. Khusus untuk
mesin-mesin, peralatan listrik atau elektronik dan instalasi listrik dijamin oleh polis ini
apabila petir tersebut menimbulkan kebakaran pada benda-benda dimaksud.

3) LEDAKAN, pengertian ledakan dalam polis ini adalah setiap pelepasan tenaga
secara tiba-tiba yang disebabkan oleh mengembangnya gas atau uap. Meledaknya suatu
bejana (ketel uap. pipa dan sebagainya) dapat dianggap ledakan jika dinding bejana itu
robek terbuka sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan tekanan secara tiba-tiba di
dalam maupun di luar bejana. Jika ledakan itu terjadi di dalam bejana sebagai akibat
reaksi kimia setiap kerugian pada bejana tersebut dapat diberikan ganti kerugian
sekalipun dinding bejana tidak robek terbuka. Kerugian yang di sebabkan oleh rendahnya
tekanan di dalam bejana tidak dijamin oleh polis. Kerugian pada mesin pembakar yang
diakibatkan oleh ledakan di dalam ruang pembakaran atau pada bagian tombol sakelar
listrik akibat timbulnya tekanan gas, tidak dijamin. Dengan syarat apabila terhadap risiko
ledakan ditutup juga pertanggungan dengan polis jenis lain yang khusus untuk itu,
penanggungan hanya menanggung kerugian akibat peledakan sepanjang hal tersebut
tidak ditanggung oleh polis jenis lain itu.

4) KEJATUHAN PESAWAT TERBANG, yaitu benturan fisik antara pesawat


terbang atau segala sesuatu yang jatuh dari pesawat terbang dengan harta benda dan atau
kepentingan yang dipertanggungkan atau dengan bangunan yang berisikan harta benda
dan atau kepentingan yang dipertanggungkan.

5) ASAP, yaitu asap yang timbul dari kebakaran harta benda yang di pertanggungkan pada
polis ini.

4. Asuransi Rangkap Dari Perubahan Risiko

Dalam ketentuan syarat umum mengenai asuransi rangkap, penanggung menetapkan dalam
polis standar asuransi kebakaran bahwa pada waktu pertanggungan ini dibuat, tertanggung harus
memberitahukan kepada penanggung segala pertanggungan lain atas harta benda dan atau
kepentingan yang sama. Jika kemudian tertanggung menutup pertanggungan lainnya atas harta
benda dan atau kepentin yang sama. hal itu pun wajib diberitahukannya kepada penanggung.
Apa akbatnya bila tentanggung tidak memberitahukannya kepada penanggung? Segala kerugian
yang timbul akibat tidak dipenuhinya kewajiban pemberitahuan menjadi beban tertanggung.

Polis standar asuransi kebakaran Indonesia juga memuat ketentuan mengenai perubahan
risiko. Jika ada perubahan atau perombakan atas harta benda yang dipertanggungkan atau atas
tempat di mana harta benda yang dipertanggungkan disimpan, sebagian atau seluruhnya
dipergunakan untuk keperluan lain atau kalau barang-barang lain disimpan juga di sana,
sehingga risiko yang dijamin polis menjadi lebih besar dan tertanggung tahu atau seharusnya
tahu akan keadaan demikian itu, tertanggung harus memberitahukannya kepada penanggung
selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak ada perubahan tersebut.
Sehubungan dengan perubahan risiko seperti yang telah disebutkan di atas, penanggung berhak
menetapkan pertanggungan ini diteruskan dengan premi yang sudah ada atau dengan premi yang
lebih tinggi atau menghentikan pertanggungan sama sekali. Jika penanggung menolak
meneruskan pentanggungan ini, premi yang sudah dibayar untuk jangka waktu yang belum
habis, dikembalikan kepada tertanggung secara prorata.

5. Janji-janji Khusus
Pada asuransi kebakaran mengenai hak milik berupa gedung, tertanggung dapat minta
diperjanjikan:

a. kerugian yang timbul pada gedung hak milik supaya diganti; atau

b. gedung itu supaya dibangun kembali; atau

c. gedung itu supaya diperbaiki.

Janji pembangunan kembali atau perbaikan gedung itu maksimum sampai sebesar jumlah
asuransi (Pasal 288 ayat (1) KUHD). Dalam hal penggantian kerugian, harus dihitung perbedaan
nilai gedung sebelum terjadi evenemen dengan nilai gedung sesudah terjadi evenemen. Ganti
kerugian itu harus dibayar secara tunai (Pasal 288 ayat (2) KUHD).

Dalam hal ada janji pembangunan kembali tertanggung wajib membangnnya kembali atau
memperbaiki gedungnya dengan biaya penanggung. Penanggung berhak mengawasi agar uang
yang diberikan penanggung itu dalam waktu yang kalau perlu telah ditentukan oleh hakim benar
benar digunakan untuk membangun gedung yang terbakar itu. Atas permintaan penanggung,
hakim bahkan dapat membebani tertanggung untuk memberi jaminan secukupnya bilamana ada
alasan untuk itu (Pasal 288 ayat (3) KUHD).

Menurut ketentuan Pasal 289 KUHD, asuransi kebakaran dapat diadakan dengan jumlah penuh
atas benda yang diasuransikan. Dalam hal diadakan janji untuk membangun kembali jika terjadi
kebakaran, tertanggung dapat memperjanjikan bahwa biaya yang diperlukan untuk pembangunan
kembali itu akan diganti oleh penanggung. Akan tetapi, biaya pembanguna kembali itu tidak
boleh melebihi 3/4 (tiga perempat) dari jumlah asuransi.

Dalam pasal 288 ayat 3 yang berbunyi:

“Apabila dijanjikan, bahwa bangunan yang terbakar akan dibangun kembali dengan biaya
yang jumlahnya tidak boleh lebih dari pada jumlah membangun kemnbali.”
Si asurador berwewenang untuk mengawas-awasinya guna mengetahui apakah uang yang ia beri
kepada terjamin, betul-betul dipergunakan oleh terjamin untuk membangun kembali dalam
waktu tertentu, yang kalau perlu ditetapkan lamannya oleh Hakim.

Dalam hal ini. Hakim berwewenang untuk, atas permintaan asurador, meminta jaminan si
terjmin, kalau memang ada alasan untuk itu.

Pasal 289 berbunyi:

1) Asuransi kebakaran dapat diadakan untuk harga nilai penuh dari barang yang dijamin.

2) Apabila diadakan perjanjian membangun kembali, maka harus dijanjikan pula, bahwa
biaya yang diperlukan untuk membangun kembali itu, harus diganti oleh asurador.

3) Dalam hal ada perjanjian seperti ini jumlah uang yang dijamin tidak boleh melebihi
dari biaya membangun kembali itu.

Kata-kata dan ayat-ayat pasal ini, menimbulkan banyak pertanyaan yang oleh Noist Trenite
dalam bukunya tentang Brandverzekering halaman 270 s/d 281 diteliti sarnpai mendalam.

Bagi saya cukup untuk mengutarakan kesimpulan yang dapat ditarik dari kata-kata dalam pasal
itu, yang menurut hemat saya ada maksud yang terkandung oleh pembentuk undang-undang.
Kesimpulan itu sebagai berikut:

Menurut hemat saya, si tenjamin tidak hanya berhak, melainkan ber kewajiban untuk
membangun kembali. Dan untuk ini ia harus menenima sejumlah uang tunai dari asurudor.

Uang tunai harus betul-betul dipergunakan untuk membangun kembali. Dan asurador
berwewenang untuk mengawas-awasi itu. Dalarn hal ini dapat ditentukan tenggang waktu
tertentu pembangunan kembali itu harus se1esai. Hakim dapat turut menetapkan tenggang waktu
ini kalau ada perselisihan.
Apabila perlu, yaitu apabila dikhawatirkan, bahwa si terjamin tida akan membayar kewajibannya
untuk membangun kembali dalam waktu yang telah ditentukan. Hakim atas tuntutan asurador
dapat menuntut si terjami untuk mengadakan jaminan.

Jaminan ini dapat berupa uang tunai yang oleh terjamin harus dibayarkan kepada suatu Bank dan
tentunya ditujukan untuk kalau perlu, digunak bagi ganti kerugian kepada asurador, apabila tidak
dilakukan pembangunan kembali dan oleh karenanya asurador menderita kerugian.

C. Kerugian yang dapat ditanggung asuransi kebakaran

1.      Kerugian Karena Kebakaran (fire)

Kerugian yang ditanggung adalah kerugian atau kerusakan akibat dari kebakaran yang

terjadi karena kurang kehati-hatian, kesalahan pelayan, atau karyawan tertanggung, tetangga,

perampok, atau sejenisnya ataupun karena kebakaran lain sepanjang tidak dikecualikan.

Termasuk didalamnya akibat dari :

a)      Menjalarnya api yang timbul sendiri ( self combustion), hubungan arus pendek (short circuit)

atau karena sifat barang itu sendiri ( inherent vice).

b)      Kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain yang berdekatan, yaitu kerusakan atau

berkurangnya harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan karena air dan atau alat-

alat lain ytang dipergunakan untuk menahan atau memadamkan kebakaran.

2.      Kerugian Karena Petir (lightning)

Kerugian karena petir yaitu kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh petir.

Termasuk didalamnya kerugian karena kebakaran yang terjadi akibat petir yang menimpa mesin,

peralatan listrik atau elektronik dan instalasi listrik yang diasuransikan.

3.      Kerugian Karena Ledakan (explosion)

Ledakakan adalah setiap pelepasan tenaga secara tiba-tiba yang disebabkan oleh

mengembang gas atau uap. Jika ledakan itu terjadi dalam bejana, yang terjadi dari reaksi kimia
maka setiap kerugian pada bejana tersebut dapat diberikan ganti rugi sekalipun dinding bejana

tidak robek terbuka. Sebaliknya,ledakan yang terjadi akaibat rendahnya tekanan dalam bejana

tidak dapat diberikan ganti rugi atau tidak dijamin. Demikian juga kerugian pada mesin

pembakar yang diakibatkan oleh ledakan didalam ruang pembakaran atau bagian tombol saklar

listrik akibat timbulnya tekanan gas, tidak dijamin.

Apabila harta benda terkena ledakan tersebut sudah di asuransikan dalam jenis asuransi

lain yang khusus untuk itu maka kerugian ledakan tersebut bukan menjadi tanggung jawab

penanggung asuransi kebakaran.

4.      Kerugian karena kejatuhan Pesawat Terbang (aircralt)

Kerugian karena kejatuahn pesawat terbang adalah kerusakan yang timbul akibat

benturan fisik antara pesawat terbang atau segala sesuatu dari pesawat terbang dengan harta

benda atau kepentingan yang dipertanggungkan atau dengan bangunan yang berisikan harta

benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan.

Dengan demikian harta benda yang dipertanggungkan yang sedang disimpan didalam

gudang ikut rusak akibat rusaknya gudang karena tertimpa pesawat terbang yang jatuh atau

benda dari pesawat terbang tetap mendapatkan ganti rugi.

5.      Kerugian Karena Asap (smoke)

Kerugian yang harta benda dan atau kepentingan yang timbul akibat asap yang berasal

dari kebakaran harta benda yang dipertanggungkan. Bagian dari harta benda yang tidak terbakar

tetapi rusak akibat asap kebakaran tersebut tetap mendapat ganti rugi ( termasuk sebagian

kerugian yang dijamin melalui asuransi kebakaran).

Contoh : Benang yang disimpan didalm gudang dan di asuransikan terhadap kebakaran

terbakar sebagian tetapi sebgian lagi tidak terbakar juga tidak dapat digunakan lagi akabat
terkena asap dari kebakaran tersebut. maka kerugian yang menimpa benang yang tidak terbakar

tetap mendapat ganti rugi sesuai dengan polis asuransi .

Penyebab-penyebab kebakaran diatas biasa disebut sebagai FLEXAS, yang merupakan

singkatan dari Fire (api), Lightning (petir), Explosion (ledakan), Aircralt (pesawat terbang), dan

Smoke (asap).

D.    Resiko yang Dikecualikan

Ada bebarapa resiko yang dikecualikan atau tidak ditanggung oleh asuransi kebakaran yaitu

segala kerugian dan kerusakan termasuk kerugian atau kerusakan karena kebakaran pada harta

benda dan kepentingan yang dipertanggungkan, yang :

1.      Secara langsung disebabkan oleh :

                               a.            Kebakaran atau ledakan dari api yang timbul sendiri (self combustion) atau

hubungan arus pendek (short circuit) atau sifat dari barang itu sendiri (inherent vice).

                              b.            Pencurian dan atau kehilangan pada saat dan setelah terjadinya peristiwa yang di

asuransikan.

2.      Secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh atau akibat dari :

                               a.            Kesengajaan tertanggung, kesengajaan pelayan atau karyawan tertanggung atau

perbuatan yang disengaja oleh orang lain atas perintah tertanggung.

                              b.            Kebakaran hutan, semak, alang-alang, dan gambut.

                               c.            Perang, penyerbuan, aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang menyerupai

suasana perang.

                              d.            Reaksi nuklir termasuk tetapi tidak terbatas pada radiasi nuklir, ionisasi, fusi,fisi

atau pencemaran radio aktif, tanpa memandang apakah itu terjadi didalam ataupun diluar

bangunan utama dimana disimpan harta benda atau kepentingan yang dipertanggungkan.
                               e.            Kerusuhan, pemogokan, tertabrak kendaraan, tanah longsor, banjir, genangan air,

angin topan, badai, biaya pembersihan, kecuali bila ada penutupan perluasan jaminan khusus

untuk resiko-resiko tersebut.

                               f.            Segala macam bentuk gangguan usaha gempa bumi, tsunami dan letusan gunung

berapi.

E.     Cara Mengasuransikan Asuransi Kebakaran

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mempertanggungkan sesuatu terhadap asuransi

kebakaran adalah:

1.      Menghubungi Pihak Asuransi/mengisi formulir yang disediakan

2.      Petugas asuransi melalui survey atas obyek yang akan diasuransikan

Pada survey tersebut akan dilihat antara lain tentang :

a)      Penggunaan bangunan/tempat barang yang akan diasuransikan

b)      Jenis barang yang akan diasuransikan.

c)      Konstruksi bangunan.

d)     Alat pengaman/pemadam kebakaran.

e)      Harga pertanggungan masing-masing barang yang bersangkut

f)       Keadaan sekeliling masing-masing bangunan tersebut.

3.      Berdasarkan hasil survey tersebut perusahaan asuransi akan membuat keputusan tentang :

a)      Setuju tidaknya atas pertanggungan tersebut.

b)      Besarnya premi yang harus dibayar oleh Tertanggung.

4.      Setelah itu barulah polis dan kwitansinya dibuat.


Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengisian polis adalah :

1. Mengisi SPPA dengan baik dan sejujumya

2. Mengasuransikan barang/bangunan sebaiknya seharga pasaran (nilai sehat)

3. Untuk menentukan harga pasaran (nilai sehat) suatu bangunan hendaknya tidak

dipengamhi oleh nilai jual beli misalnya karena daerah “elit” maka harganya lebih mahal,

melainkan cukup dengan biaya membangun. Perlu dicatat pula, bahwa nilai tanah tidak

perlu dimasukkan, karena wataupun terjadi kebakaran tidak akan musnah.

4. Perlu dipertimbangkan, selain dari jaminan yang terdapat dalam polis tandar yaitu resiko

kebakaran, peledakan. sambaran petir dan kejatuhan pesawat terbang apakah perlu

dimintakan perluasan dengan resiko :

a)      Kerusuhan, Huru-hara, Terrorisme & Sabotase

b)      Tanah Longsor,

c)      Banjir, Genangan Air, Angin Topan dan Badai,

d)     Biaya Pempersihan,

e)      Gempa Bumi (dengan polis tersendiri).

F.     Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi Kebakaran

Adapun prosedur apabila terjadi kerugian, Tertanggung harus segera memberitahukan kepada

pihak Penanggung tentang kejadian musibah yang dialami dan selanjutnya, memberi keterangan

tertulis tentang hal ihwal yang diketahui mengenai kejadian kerugian. Adapun dokumen yang

harus dilengkapi untuk pengajuan tuntutan klaim asuransi kebakaran adalah:

1.      Pemberitahuan
Anda harus segera melaporkan kejadian kepada Penanggung (pihak asuransi). Laporan

pendahuluan ini bisa disampaikan secara lisan atau surat, teleks, faksimili, dan lain-lain.

2.      Laporan kerugian

Selanjutnya Anda harus mengisi laporan / keterangan tertulis yang memuat hal-ikhwal

yang Anda ketahui mengenai kerugian / kerusakan yang diakibatkan oleh peristiwa tersebut, dan

blanko tersebut disiapkan oleh Penanggung (Perusahaan Asuransi).

         Tempat, tanggal, dan waktu terjadinya kebakaran / kerusakan

         Sebab-sebab kebakaran / kerusakan

         Besarnya kerugian menurut taksiran tertanggung yang dilengkapi dengan segala sesuatu

yang terbakar, musnah, hilang, rusak dan terselamatkan

         Informasi lainnya yang menurut tertanggung perlu disampaikan kepada pihak asuransi

3.      Dokumen pendukung klaim

Tertanggung harus menyerahkan dokumen pendukung klaim kepada penanggung,

misanya buku-buku catatan, foto-foto kerugian, laporan dari BMG, dan sebagainya

4.      Penelitian Polis

Setelah menerima pemberitahuan adanya kerugian, penanggung akan melakukan

penelitian mengenai keabsahan (validitas) polis, yaitu:

         Apakah penanggung memiliki kepentingan atas obyek yang mengalami kebakaran /

kerusakan

         Apakah kebakaran / kerusakan terjadi dalam masa waktu pertanggungan

         Apakah premi telah dilunasi / dibayar


5.      Penelitian Klaim

Apabila validitas polis telah terkonfirmasi, selanjutnya penanggung akan melakukan

pemeriksaan / penelitian di lapangan untuk mengetahui:

         Penyebab terjadinya kebakaran / kerusakan

         Tempat terjadinya kebakaran / kerusakan

         Jumlah kerugian yang dialami (taksiran)

         Jumlah harga sisa dari bangunan / barang / mesin yang tidak terbakar / rusak (taksiran)

         Jika Anda kebetulan berada di tempat pada saat terjadinya peristiwa, maka Anda wajib:

         Menyelamatkan dan menjaga harta benda yang dipertanggungkan dan atau kepentingan yang

dipertanggungkan, serta mengijinkan orang lain menyelamatkan dan menjaga harta benda dan

atau kepentingan tersebut.

         Memberikan bantuan sepenuhnya kepada pihak asuransi atau wakilnya atau pihak lain yang

ditunjuknya untuk melakukan penelitian atas kerugian dan kerusakan yang terjadi.

         Menjaga keselamatan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang masih

bernilai.

6.      Penunjukan Loss Adjuster

Dari hasil survei akan diketahui apakah klaim merupakan kasus sederhana atau rumit.

Bila sederhana, maka klaim akan ditangani sendiri oleh perusahaan, tetapi jika rumit atau

jumlahnya cukup besar atau penanganan klaim akan memakan waktu lama, maka claim

assessment diserahkan kepada Loss Adjuster yang ditunjuk oleh penanggung dengan

pemberitahuan kepada tertanggung.


Baik untuk kasus klaim yang ditangani sendiri maupun oleh Loss Adjuster, tertanggung

harus tetap menyediakan dokumen-dokumen pendukung klaim. Tahap selanjutnya adalah

penanggung mempelajari laporan dari Loss Adjuster.

7.      Penyampaian

Dari proses penanganan klaim baik oleh penanggung sendiri maupun Loss Adjuster, akan

diketahui validitas klaim. Dalam hal klaim dianggap valid, penanggung akan memberitahukan

kepada tertanggung jumlah ganti rugi yang dibayar atau yang menjadi tanggung jawab

penanggung. Tetapi bila klaim dinyatakan invalid, maka penanggung akan memberitahukan

kepada tertanggung bahwa klaim ditolak disertai alasannya. Jika jumlah ganti rugi yang

dibayarkan tidak disepakati oleh tertanggung, maka tertanggung berhak menunjuk Loss Accessor

untuk menilai ulang kerugian tersebut.

8.      Penyelesaian

Setelah dicapai kesepakatan mengenai jumlah ganti rugi, pihak penanggung akan

mempersiapkan pembayaran klaim. Penanggung akan melaksanakan pembayaran ganti rugi

selambat-lambatnya sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditetapkan.


G. Tips Memilih Asuransi Kebakaran

1. Ketahui jaminan yang diberikan


Konsumen adalah raja, sehingga Anda sangat berhak untuk bertanya tentang jaminan yang
akan diberikan oleh perusahaan asuransi kebakaran terbaik ini. Dengan mengetahuinya, maka
Anda akan semakin jelas, dengan kewajiban yang akan diberikan kepada Anda. Asuransi
kebakaran biasanya akan memberikan jaminan untuk kebakaran yang terjadi karena sesuatu hal
misalnya, tersambar petir, ledakan, korsleting listrik, karena kerusuhan dan beberapa hal lainnya.
2. Bandingkan dengan perusahaan lainnya
Karena Anda bisa membandingkan perusahaan yang sedang ditawarkan pada Anda, namun
karena tidak mungkin mendatangi perusahaan tersebut satu persatu dan menanyakan hal yang
sama. Maka dari itu, Anda bisa mendapatkan informasi asuransi kebakaran terbaik tersebut
melalui internet. Dengan melakukan perbandingan secara online, Anda juga bisa melihat
kelebihan dan kelemahan perusahaan tersebut dari para pengikutnya.
3. Proses klaim
Pastikan perusahaan asuransi rumah yang Anda ikuti adalah perusahaan yang mudah dalam
mengurus klaim. Anda bisa bertanya hal ini pada beberapa perusahaan masih dengan cara online.
Selain itu, Anda juga bisa menanyakannya pada beberapa orang yang telah berpengalaman
dalam mengurus klaim. Asuransi kebakaran terbaik tentu akan memberikan pelayanan yang
sangat baik dan tidak mengecewakan para nasabahnya. Sehingga akan banyak orang yang
percaya dan bekerja sama dengan perusahaan ini.
4. Nilai pertanggungan
Nilai pertanggungan merupakan sejumlah nominal yang akan Anda dapatkan jika Anda
mengklaim perusahaan. Pastikan Anda tidak akan rugi, sehingga Anda harus menghitungnya
secara cermat agar nilai klaim yang dikeluarkan sesuai dengan yang Anda harapkan. Namun
demikian asuransi kebakaran terbaik pastinya akan memberikan rincian secara detil sehingga
tidak terjadi kesalahpahaman di belakang hari. Namun demikian Anda juga bisa bertanya pada
beberapa pihak yang telah berpengalaman.
5. Meminta polis asuransi kebakaran asli

Memeriksa isi polis, apakah telah sesuai dengan proposal dan permintaan konsumen & mencatat
nomor telepon kantor atau agen dari perusahan asuransi untuk keperluan klaim dan perpanjangan
tahun berikutnya.
Kesimpulan

Asuransi Kebakaran adalah suatu asuransi atau pertanggungan yang memberikan


jaminan atas kerugian dan/atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan yang ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya Kebakaran yang dijamin dalam
polis. Hal-hal mengenai asuransi kebakaran yang perlu diperhatikan adalah : polis asuransi
kebakaran,objek asuransi kebakaran,evenemen dan ganti kerugiah asuransi kebakaran,asuransi
rangkap dan perubahan risiko,janji-janj khusus.

Daftar Pustaka

 Djojosoedarso, Soeisno.2003. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi. Jakarta :


Salemba Empat.
 Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
 Sigma. 2011. Jurus Pintar Asuransi-agar Anda Tenang, Aman, dan Nyaman. Yogyakarta:
GMedia.
 http:// http://juprimarsal.blogspot.co.id/2014/05/artikel-asuransi-kebakaran.html
 http:// http://hukumasuransi.blogspot.co.id/2009/01/asuransi-kebakaran.html
 http://srirahmayanicaricazalacca.blogspot.co.id/2015/01/evenement.html
 http:// http://www.asuransi.dkt-news.com/2014/08/asuransi-kebakaran-harta-benda.html
 http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-asuransi-kebakaran.html#_
 http://makalahdanskripsi.blogspot.co.id/2008/07/makalah-asuransi-kebakaran.html
 https://fitriahilda.wordpress.com/pengertian-asuransi/
 http://www.cari-asuransi.com/asuransi-kebakaran-rumah/
 http://asuransiterbaru.blogspot.co.id/2015/09/tips-memilih-asuransi-kebakaran-
terbaik.html

Anda mungkin juga menyukai