MENGENDALIKAN RESIKO
Jakarta , Setelah dua tahun hilang, Toyota Alphard tahun 2005 milik Yansen Handoko Lim
bisa ditemukan kembali baru-baru ini oleh petugas Polda Metro Jaya. Namun yang jadi
masalah bukan ditemukannya kembali mobil yang telah memiliki peranti safety canggih itu.
Melainkan ketika melaporkan kehilangan mobil pada 2 tahun lalu kepada pihak asuransi,
dinyatakan tidak bisa mengganti karena tidak ada alasan kuat mobil itu hilang karena dicuri.
Di Pinjam Teman
Ketika terjaring sebuah razia, Alphard itu sudah berubah tampilan, termasuk nomor polisi
yang semula B 33 QT berganti H 8864 AZ. Mobil tersebut kini masih berada di Polda Metro
Jaya, dan tinggal proses untuk bisa diambil kembali pemiliknya setelah melengkapi dokumen
kendaraan seperti STNK dan BPKB.
"Sebuah keberuntungan saja kalau Alphard yang hilang itu bisa ditemukan kembali oleh
polisi. Namun mestinya pihak asuransi, dalam hal ini Allianz, mengganti mobil yang hilang
karena saya mengambil asuransi dengan pertanggungan all risk (komprehensif) dengan premi
Rp 30 juta selama dua tahun," ujar Yansen, pemilik bengkel di bilangan Karet Pedurenan,
Jakpus.
Bahkan Yansen sudah melaporkan kehilangan itu kepada polisi. Alphard yang masih dalam
pertanggungan leasing itu dipinjam temannya ketika kemudian hilang di halaman rumah
temannya itu yang jaraknya tak jauh dari bengkel Autowork di bilangan Kuningan, Jaksel.
Temannya itu juga menandatangani surat pernyataan di bawah meterai siap diproses hukum
jika terbukti melakukan rekayasa hilangnya mobil.
Namun pihak PT Asuransi Allianz Utama Indoneesia (AZUI) menyatakan bahwa dengan
berat hati tidak bisa mengganti kehilangan itu. Sebab kejadian hilangnya Alphard ini
dianggap kategori pengecualian, seperti yang tercantum dalam polis standar asuransi
kendaraan bermotor Indonesia (PSAKBI) bab II pasal 3 ayat 4.
Di situ disebutkan bahwa pertanggungan asuransi tidak menjamin kerugian atas kendaraan
bermotor yang disebabkan oleh penggelapan, penipuan, hipnotis dan sejenisnya, kendaraan
tidak digunakan sesuai kesepakatan dalam polis awal asuransi. Termasuk tindak kejahatan
yang dilakukan oleh nasabah sendiri, suami/istri, anak, orang tua, saudara sekandung dan
teman tertanggung dengan sepengetahuan atau seizin tertanggung.
"Meminjamkan kunci mobil kepada teman itu termasuk dalam klausul tadi. Selain itu, kami
juga telah melakukan investigasi, tidak ada bukti yang menguatkan mobil itu hilang karena
dicuri. Apalagi dengan teknologi immobilizer, dimungkinkan mobil itu tidak bisa dicuri
pihak lain karena Alphard hanya bisa dioperasikan dengan kunci mobil yang sama," ujar
Agung Priambadha, Head of Corporate Communications AZUI.
Kemudian juga dikuatkan oleh Toyota-Astra Motor bahwa Alphard sudah dilengkapi fitur
immobilizer, yang tidak memungkinkan dibobol maling tanpa menggunakan kunci mobil asli.
"Tapi keputusan untuk tidak mengganti kerugian pihak nasabah, atas kehilangan mobilnya,
juga harus didasarkan pada hasil investigasi polisi melalui surat laporan kepolisian setempat.
Tidak bisa hanya berpatokan pada klaim ATPM, yang menyatakan kalau mobil itu tidak
mungkin dicuri maling," ungkap Laurentius Iwan Pranoto Sutanto, Head Marketing
Communication &PR PT Asuransi Astra Buana (Garda Oto).
"Memang kecil kemungkinannya kalau mobil yang sudah dilengkapi teknologi immobilizer
seperti smart key atau keyless entry bisa dengan mudah dijebol maling. Kalaupun bisa, pasti
ada yang menduplikasi master kuncinya," beber Adhi Prasojo, Warranty Head PT Chrysler
Indonesia.
Yansen sendiri menyatakan ketika ditemukan pihak kepolisian baru-baru ini, sudah
menggunakan kunci mobil yang berbeda, lebih bulat dan tanpa alarm. Sedang kunci aslinya
sendiri masih dipegang temannya yang meminjam Alphard itu.
Berangkat dari kondisi tadi, ada kemungkinan terjadi permainan kotor yang bisa saja
dilakukan oknum tertentu. Pasalnya menurut Adhi, untuk bisa membuat duplikat kunci
immobilizer harus membawa serta master atau kunci asli, dan wajib menyertakan fotokopi
STNK dan BPKB dengan menunjukkan dokumen yang asli. "Duplikasi ini pun hanya bisa
dilakukan pada dealer authorized mobil tersebut," tandas pria ramah ini.
1. PENGERTIAN RISIKO
a) Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode waktu tertentu
(Arthur Williams dan Richard, M.H)
b) Risiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (A.Abas Salim)
c) Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto)
d) Risiko merupakan penyebaran/ penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan
(Herman Darmawi)
e) Risiko adalah probabilitas suatu hasil yang berbeda dengan yang diharapkan (Herman
Darmawi)
2. Macam-macam resiko
menurut sifatnya :
a. Resiko yang tidak disengaja (resiko murni) adalah resiko yang apabila terjadi tentu
menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja, misalnya resiko terjadi kebakaran,
bencana lam, pencurian, dsb.
b. Resiko yang disengaja (resiko spekulatif) adalah resiko yang sengaja ditimbulkan oleh
yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya,
misalnya resiko utang piutang, perjudian, perdagangan berjangka (hedging), dsb.
c. Resiko fundamental adalah resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada
seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa orang saja tetapi banyak orang,
seperti banjir, angin topan, dsb.
d. Resiko khusus adalah resiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya
mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal kandas , pesawat jatuh, tabrakan mobil, dsb.
e. Resiko dinamis adalah resiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan (dinamika)
masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti resiko keuangan, resiko
penerbangan luar angkasa.
Menurut dapat- tidaknya risiko tersebut dialihkan kepada pihak lain dibedakan ke
dalam:
a. Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu
objek yang akan terkena risiko kepada perusahaan asuransi, dengan membayar sejumlah
premi asuransi, sehingga semua kerugian menjadi tanggungan ( pindah) kepada pihak
perusahaan asuransi.
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain ( tidak dapat diasuransikan) ;
umumnya meliputi semua jenis risiko spekulatif
Menurut sumber/ penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan ke dalam:
a. Risiko intern yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri
Contoh: kerusakan aktiva karena ulah karyawan sendiri, kecelakaan kerja, kesalahan
manajemen, dll
b. Risiko ekstern yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan
Contoh: pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan pemerintah,
dll
c. Exposure adalah keadaan atau objek yang mengandung kemungkinan terkena peril,
sehingga merupakan keadaan yang menjadi objek dan upaya penanggulangan risiko,
khususnya di bidang pertanggungan.
d. Hukum Bilangan Besar ( The Law of The Large Number) adalah hukum yang
berkaitan dengan peramalan besarnya kemungkinan terjadinya peril. Dimana “makin
besar jumlah exposure yang diramalkan akan semakin cermat hasil peramalan yang
diperoleh”.
e. Manajemen Resiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam
penanggulangan risio, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan,
keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir,
menyusun, memimpin/mengkoordinir dan mengawasi (termasuk mengevaluasi)
program penanggulangan risiko.
4. KERUGIAN POTENSIAL
Daftar kerugian potensial juga sering disebut dengan check list. Dari daftar tersebut akan
diketahui apa saja dan bagaimana suatu kerugian terjadi yang mungkin dapat menimpa
bisnisnya, sehingga dapat dipakai sebagai dasar di dalam menentukan kebijakan
pengendalian risiko.
Klasifikasi Kerugian Potensial:
Seluruh kerugian potensial yang dapat menimpa setiap bisnis pada pokoknya dapat
diklasifikasikan ke dalam :
a. Kerugian atas harta kekayaan (property exposures) yang meliputi :
1. Kerugian yang langsung dapat dihubungkan dengan biaya penggantian atau perbaikan
terhadap harta yang terkena peril (gudang yang terbakar, peralatan yang dicuri). Jenis
kerugian ini disebut kerugian langsung.
2. Kerugian yang tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan peril yang terjadi, yaitu
kerugian yang diakibatkan oleh rusaknya barang yang terkena peril. Jenis kerugian ini disebut
kerugian tidak langsung.
3. Kerugian atas pendapatan, misalnya sebagai akibat tidak berfungsinya alat produksi, karena
terkena peril.
b. Kerugian berupa kewajiban kepada pihak lain -- Adalah kerugian yang berupa
kewajiban kepada pihak lain yang merasa dirugikan, akibat kesalahan dari bisnisnya.
c. Kerugian personil (personnel losses/exposures) -- Kerugian akibat peril yang menimpa
personil atau orang-orang yang menjadi anggota dari karyawan perusahaan (termasuk
keluarganya).
5. PENANGGULANGAN RISIKO
Upaya-upaya untuk menanggulangi risiko harus selalu dilakukan, sehingga
kerugian dapat dihindari atau diminimumkan. Sesuai dengan sifat dan objek yang terkena
risiko, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meminimumkan risiko kerugian, antara
lain:
a. Melakukan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang
menimbulkan kerugian. Contoh: memagari mesin-mesin untuk menghindari kecelakaan kerja
b. Melakukan retensi, artinya mentolerir yaitu membiarkan terjadinya kerugian dan untuk
mencegah terganggunya operasi perusahaan akibat kerugian tersebut disediakan sejumlah
dana untuk menanggulanginya. Contoh: pos biaya lain-lain dalam anggaran perusahaan
c. Melakukan pengendalian terhadap risiko.
Contoh: melakukan perdagangan berjangka untuk menanggulangi risiko kelangkaan dan
fluktuasi harga bahan baku/pembantu yang diperlukan
d. Mengalihkan/ memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan
kontrak pertanggungan (asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu,
dengan membayar sejumlah premi asuransi yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan
asuransi akan mengganti kerugian bila betul-betul terjadi kerugian yang sesuai dengan
perjanjian.
6. Diketahui bahwa dari 100 buah rumah, kemungkinan terbakarnya satu rumah
adalah 37 %. Rata-rata kerugian untuk setiap kebakaran adalah Rp 1.000.000.-
berapakah :
a. Expected loss satu rumah? Jawab : Rp 370.000,- (37% x Rp 1jt)
Jadi apabila terjadi peril, maka pihak asuransi hrs membaya santunan sbsar Rp 1jt. Karena
pihak asuransi tidak merasa pasti bahwa peril tsb tjadi, maka phak asuransi mntapkan
probabilitas dr kerugian seandainy betul tjadi srta menilainy pada tngkt expected loss sbsr Rp
370.000,-
b. Apabila kemungkinan terbakarnya dua rumah sebesar 20 % berapa expected
lossnya?
Expected loss = Rp 400.000,- (20% x 2 x Rp 1jt) sehingga expected loss utk 1 rumah sbsr Rp
200.000,-.
JENIS” MJ RISIKO
a. Manajemen risiko operasional : manajemen risiko operasional berkaitan dengan
kegagalan teknis dan kesalahan manusia.
b. Manajemen risiko keuangan : menangani manajemen risiko keuangan non-pembayaran
dari klien dan peningkatan tingkat bunga.
c. Manajemen risiko pasar : Berurusan dengan berbagai jenis risiko pasar, seperti risiko
suku bunga, risiko ekuitas, komoditas dan risiko mata uang.
d. Manajemen risiko kredit : Berkaitan dengan risiko yang berkaitan dengan probabilitas
gagal bayar dari debitur.
e. Manajemen risiko kuantitatif : Dalam manajemen risiko kuantitatif, upaya dilakukan
untuk memastikan kemungkinan numerik dari keadaan yang merugikan keuangan yang
berbeda untuk menangani tingkat kerugian yang mungkin terjadi dari situasi.
f. Komiditi manajemen risiko : Menangani berbagai jenis risiko komidtas, seperti risiko
harga, risiko politik, kuantitas dan risiko biaya.
g. Nirlaba manajemen risiko : Ini adalah proses dimana manajemen risiko perusahaan
menarkan layanan manajemen risiko pada nirlaba mencari dasar
h. Manajemen risiko mata uang : berkaitan dengan perubahan harga mata uang.
i. Manajemen risiko perusahaan : Menangani risiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam
mencapai tujuan mereka.
j. Manajemen risiko proyek : berkaitan dengan risiko tertentu yang terkait dengan
menjalankan suatu proyek.
k. Manajemen risiko yang terintegrasi : integrated manajemen risiko mengacu pada
integrasi data risiko ke dalam pembuatan keputusan strategis perusahaan dan mengambil
keputusan, yang memperhitungkan derajat toleransi risiko set departemen. Dengan kata lain,
itu adalah pengawasan pasar, kredit, dan risiko likuiditas pada saat yang sama atau secara
simultan.
l. Manajemen risiko teknolohi : ini adalah proses pengelolaan risiko yang terkait dengan
penerapan teknologi baru.
m. Manajemen risiko Software : internet terakhir dengan berbagai jenis risiko yang terkait
dengan penerapan perangkat lunak baru.
http://mobil.otomotifnet.com/read/2011/10/31/324862/127/7/Kasus-Alphard-Hilang-Kala-
asuransi-Menolak-Ganti
http://www-asuransi.com/cara-mengelola-resiko/
http://lolypopblossom.blogspot.com/2011/10/manajemen-risiko-dan-asuransi.html
http://rizkiaulfah17.blogspot.co.id/2014/10/asuransi-kerugian-contoh-kasus-dan-cara.html
http://rizkiaulfah17.blogspot.co.id/2014/10/asuransi-kerugian-contoh-kasus-dan-cara.html