html
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas terletak di mana dan
berbatasan dengan apa. Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas dipakai
dan digunakan untuk apa. Syarat pemakaian atau penggunaan ini ada hubungannya
dengan syarat perubahan tujuan penggunaan yang merupakan pemberatan risiko
(Pasal 293 KUHD)
e. Janji-janji khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
Kebakaran adalah terbakarnya sesuatu benda yang berada diluar tempat pembakaran, dan
benda tersebut berada dalam situasi dan waktu yang tidak memerlukan proses pembakaran.
Tujuan polis asuransi adalah memberikan suatu ganti rugi terhadap tertanggung dalam kasus
kebakaran yang mengakibatkan kerusakan terhadap bangunan yang ditanggung.
C. Polis Asuransi Kebakaran
Polis asuransi kebakaran selain harus memenuhi syarat-syarat umum Pasal 256
KUHD, juga harus rnenyebutkan syarat-syarat khusus yang hanya berlaku bagi
asuransi kebakaran seperti di dalam Pasal 287 KUHD, Untuk mengetahui semua syarat
umum serta syarat khusus yang harus dimuat dalam polis asuransi kebakaran, berikut
ini disajikan si kedua pasal KUHD tersebut:
(2) Nama tertanggung yang mengadakan asuransi kebakaran untuk diri sendiri atau
untuk kepentingan pihak ketiga.
(3) Keterangan yang cukup jelas mengenai benda yang diasuransikan terhadap bahaya
kebakaran.
(6) Waktu bahaya-bahaya (evenemen) mulai berjalan dan berakhir menjadi tanggungan
penanggung.
(8) Janji-janji khusus yang diadakan antara pihak-pihak dan keadaan yang perlu
diketahui oleh dan untuk kepentingan penanggung.
(11) Sifat dan pemakaian gedung yang berbatasan, sejauh itu berpengaruh terhadap
risiko kebakaran yang menjadi beban penanggung.
(12) Harga benda yang diasuransikan terhadap bahaya kebakaran.
(13) Letak dan perbatasan gedung dan tempat di mana terdapat, tersimpan atau
tertimbun benda bergerak yang diasuransikan.
Benda yang menjadi objek asuransi kebakaran dapat berupa benda tetap,
seperti bangunan, rumah, pabrik, dan benda bergerak seperti kendaraan bermotor.
kapal, serta benda bergerak yang terdapat di dalam atau sebagai bagian dari benda
tetap yang bersangkutan. Misal gedung perkantoran dan benda bergerak perlengkapan
kantor, kendaraan ben motor dan benda bergerak muatan kendaraan tersebut, rumah
dan benda bergerak isi rumah tersebut. Rincian benda objek asuransi kebakaran
dicantumkan dalam polis, apa yang diasuransikan dan berapa jumlah asuransinya.
Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas terletak di mana dan
berbatasan dengan apa. Jika berbatasan dengan gedung-gedung, bagai mana sifat dan
pemakaian gedung-gedung tersebut, apakah ada dan sejauh mana pengaruhnya
terhadap risiko kebakaran yang menjadi tanggungan penanggung. Jika benda objek
asuransi kebakaran itu adalah benda bergerak, maka perlu dijelaskan letak dan
perbatasan gedung dan tempat tersimpan atau tertimbun benda bergerak tersebut.
Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas dipakai dan digunakan untuk apa.
Syarat pemakaian atau penggunaan ini ada hubungannya dengan syarat perubahan
tujuan penggunaan yang merupakan pemberatan risiko (Pasa 293 KUHD). Akibatnya.
jika terjadi kebakaran yang menimbulkan kerugian, penanggung tidak berkewajiban
mernbayar ganti kerugian.
(2) kesalahan atau itikad jahat dari pelayan sendiri, tetangga, musuh perampok dan
lain-lain;
(3) sebab-sebab lain, dengan nama apa saja, dengan cara bagaimanapun kebakaran
itu terjadi, direncanakan atau tidak, biasa atau luar biasa, dengan tiada kecualinya.
Rumusan Pasal 290 KUHD itu sangat luas, sebagai lex specialis dapat
menghapuskan kekuatan berlakunya Pasal 249 KUHD. Misalnya, ke bakaran sendiri
karena cacat pada benda asuransi yang menurut Pasal 249 KUHD, penanggung tidak
diwajibkan membayar ganti kerugian, tetapi menurut ketentuan Pasal 290 KUHD,
penanggu,ng berkewajiban membayar ganti kerugian. Menurut Volimar, apabila diteliti
susunan sebab-sebab yang terdapat dalam Pasal 290 KUHD khususnya kata-kata
pada bagian akhir pasal tersebut, maka dapat dipahami bahwa pembentuk undang-
undang memang menghendaki sebab-sebab yang sangat luas, tidak hanya terhadap
bahaya dari luar, tetapi juga terhadap bahaya dari dalam menjadi tanggungan
penanggung.
(1) benda asuransi menjadi rusak atau berkurang Karena air atau alat lain yang dipakai
untuk memadamkan kebakaran;
(2) benda asuransi hilang karena pencurian atau sebab lain salama di pernadaman
kebakaran atau pertolongan;
(3) benda asuransi dirusakkan sebagian atau seluruhnya atas perintah penguasa dalam
usahanya untuk memadamkan kebakaran itu.
Selain itu, ketentuan Pasal 292 KUHD menyatakan, disamakan dengan kerugian
karena kebakaran adalah kerugian yang ditimbulkan oleh ledakan mesiu, ledakan ketel
uap, sambaran petir, dan sebagainya, meskipun ledakan, sambaran itu tidak
mengakibatkan kebakaran. Disamakan dengan kerugian karena kebakaran Pasal 292
KUHD sering diperluas lagi dalam polis sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.
Kesalahan tertanggung sendiri secara umum teratur dalam Pasal 276 KUHD,
merupakan unsur yang membebaskan penangguag dari kewajibannya. Menurut
ketentuan Pasal 276 KUHD:
Akan tetapi, Pasal 294 KUHD menentukan secara khusus tentang kesalahan
tertangguhg sendiri dalam asuransi kebakaran. Kekhususan Pasal 294 KUHD itu
adalah penanggung harus dapat membuktikan bahwa kebakaran itu disebabkan oleh
kesalahan atau kelalaian tertanggung sendiri yang sangat melampaui batas.
Apabila objek asuransi itu adalah barang bergerak maka untuk menetapkan nilai barang
sesungguhnya, tertanggung harus membuktikannya, sehingga dapat ditentukan jumlah
ganti kerugian yang wajib diganti oleh tertanggung. Pembuktian tersebut diatur dalam
Pasal 295 KUHD:
“Pada asuransi atas barang-barang bergerak dan barang dagangan yang disimpan
dalam sebuah rumah, gudang atau tempat penyimpanan lain, jika alat-alat
pembuktian yang disebut dalam Pasal 273, Pasal 274, dan Pasal 275 tidak ada
atau kurang mencukupi, maka hakim dapat memerintahkan agar tertanggung
mengangkat sumpah.”
(1) KEBAKARAN, yang terjadi karena kekurang hati-hatian atau ke salahan, pelayan
atau karyawan tertanggurg, tetangga, perampok atau sejenisnya, ataupun karena
sebab kebakaran lain sepanjang tidak dikecualikan dalam polis, termasuk akibat
dari:
(a) menjalarnya api yang timbul sendirii (self combustion), hubungan arus pendek
(short circuit), atau karena sifat barang itu sendiri (inherent vice);
(b) kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain yang berdekatan, yaitu
kerusakan atau berkurangnya harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan karena air dan atau alat-alat lain yang dipergunakan untuk
menahan atau memadamkan kebakaran, demikian juga kerugian yang di
sebabkan oleh dimusnahkannya seluruh atau sebagian harta benda dan atau
kepentingan yang dipertanggungkan atas perintah yang berwenang dalam upaya
pencegahan menjalarnya kebakaran itu.
(2) PETIR, kerusakan yang secara langsung disebabkan oleh petir. Khusus untuk
mesin-mesin, peralatan listrik atau elektronik dan instalasi listrik dijamin oleh polis ini
apabila petir tersebut menimbulkan kebakaran pada benda-benda dimaksud.
(3) LEDAKAN, pengertian ledakan dalam polis ini adalah setiap pelepasan tenaga
secara tiba-tiba yang disebabkan oleh mengembangnya gas atau uap. Meledaknya
suatu bejana (ketel uap. pipa dan sebagainya) dapat dianggap ledakan jika dinding
bejana itu robek terbuka sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan tekanan
secara tiba-tiba di dalam maupun di luar bejana. Jika ledakan itu terjadi di dalam
bejana sebagai akibat reaksi kimia setiap kerugian pada bejana tersebut dapat
diberikan ganti kerugian sekalipun dinding bejana tidak robek terbuka. Kerugian
yang di sebabkan oleh rendahnya tekanan di dalam bejana tidak dijamin oleh polis.
Kerugian pada mesin pembakar yang diakibatkan oleh ledakan di dalam ruang
pembakaran atau pada bagian tombol sakelar listrik akibat timbulnya tekanan gas,
tidak dijamin. Dengan syarat apabila terhadap risiko ledakan ditutup juga
pertanggungan dengan polis jenis lain yang khusus untuk itu, penanggungan hanya
menanggung kerugian akibat peledakan sepanjang hal tersebut tidak ditanggung
oleh polis jenis lain itu.
(4) KEJATUHAN PESAWAT TERBANG, yaitu benturan fisik antara pesawat terbang
atau segala sesuatu yang jatuh dari pesawat terbang dengan harta benda dan atau
kepentingan yang dipertanggungkan atau dengan bangunan yang berisikan harta
benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan.
(5) ASAP, yaitu asap yang timbul dari kebakaran harta benda yang di pertanggungkan
pada polis ini.
Didalam asuransi kebakaran juga ada jaminan tambahan atau perluasan. Dengan
tambahan premi, maka jaminan standar asuransi kebakaran dapat diperluas dengan
jaminan tambahan yang diinginkan
G. Janji-janji Khusus
Pada asuransi kebakaran mengenai hak milik berupa gedung, tertanggung dapat minta
diperjanjikan:
a. kerugian yang timbul pada gedung hak milik supaya diganti; atau
Janji pembangunan kembali atau perbaikan gedung itu maksimum sampai sebesar
jumlah asuransi (Pasal 288 ayat (1) KUHD). Dalam hal penggantian kerugian, harus
dihitung perbedaan nilai gedung sebelum terjadi evenemen dengan nilai gedung
sesudah terjadi evenemen. Ganti kerugian itu harus dibayar secara tunai (Pasal 288
ayat (2) KUHD).
Dalam hal ada janji pembangunan kembali tertanggung wajib membangnnya kembali
atau memperbaiki gedungnya dengan biaya penanggung. Penanggung berhak
mengawasi agar uang yang diberikan penanggung itu dalam waktu yang kalau perlu
telah ditentukan oleh hakim benar benar digunakan untuk membangun gedung yang
terbakar itu. Atas permintaan penanggung, hakim bahkan dapat membebani
tertanggung untuk memberi jaminan secukupnya bilamana ada alasan untuk itu (Pasal
288 ayat (3) KUHD).
Menurut ketentuan Pasal 289 KUHD, asuransi kebakaran dapat diadakan dengan
jumlah penuh atas benda yang diasuransikan. Dalam hal diadakan janji untuk
membangun kembali jika terjadi kebakaran, tertanggung dapat memperjanjikan bahwa
biaya yang diperlukan untuk pembangunan kembali itu akan diganti oleh penanggung.
Akan tetapi, biaya pembanguna kembali itu tidak boleh melebihi 3/4 (tiga perempat) dari
jumlah asuransi.
Dalam hal ini. Hakim berwewenang untuk, atas permintaan asurador, meminta jaminan
si terjmin, kalau memang ada alasan untuk itu.
3) Dalam hal ada perjanjian seperti ini jumlah uang yang dijamin tidak boleh
melebihi dari biaya membangun kembali itu.
Kata-kata dan ayat-ayat pasal ini, menimbulkan banyak pertanyaan yang oleh Noist
Trenite dalam bukunya tentang Brandverzekering halaman 270 s/d 281 diteliti sampai
mendalam.
Bagi saya cukup untuk mengutarakan kesimpulan yang dapat ditarik dari kata-kata
dalam pasal itu, yang menurut hemat saya ada maksud yang terkandung oleh
pembentuk undang-undang. Kesimpulan itu sebagai berikut:
Menurut hemat saya, si tenjamin tidak hanya berhak, melainkan ber kewajiban untuk
membangun kembali. Dan untuk ini ia harus menenima sejumlah uang tunai dari
asurudor.
Uang tunai harus betul-betul dipergunakan untuk membangun kembali. Dan asurador
berwewenang untuk mengawas-awasi itu. Dalarn hal ini dapat ditentukan tenggang
waktu tertentu pembangunan kembali itu harus se1esai. Hakim dapat turut menetapkan
tenggang waktu ini kalau ada perselisihan.
Apabila perlu, yaitu apabila dikhawatirkan, bahwa si terjamin tida akan membayar
kewajibannya untuk membangun kembali dalam waktu yang telah ditentukan. Hakim
atas tuntutan asurador dapat menuntut si terjami untuk mengadakan jaminan.
Jaminan ini dapat berupa uang tunai yang oleh terjamin harus dibayarkan kepada suatu
Bank dan tentunya ditujukan untuk kalau perlu, digunakan bagi ganti kerugian kepada
asurador, apabila tidak dilakukan pembangunan kembali dan oleh karenanya asurador
menderita kerugian.