Anda di halaman 1dari 22

TUGAS AKHIR MANAJEMEN RISIKO

“ASURANSI KEBAKARAN”
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan

pada tertanggung apabila terjadi resiko di masa mendatang. Apabila risiko

tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi

sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme

perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko.

Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi

risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga,

asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan

dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat

atau meninggal dunia.

Pada asuransi kebakaran, Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas

terletak di mana dan berbatasan dengan apa. Setiap benda objek asuransi

kebakaran harus jelas dipakai dan digunakan untuk apa. Syarat pemakaian atau

penggunaan ini ada hubungannya dengan syarat perubahan tujuan penggunaan

yang merupakan pemberatan risiko (Pasal 293 KUHD)

Bahaya-bahaya penyebab timbulnya kebakaran yang menjadi tanggungan

penanggung diatur dalam Pasal 290 KUHD. Penanggung menerima sebagai


tanggung jawabnya semua kerugian yang ditimbulkan oleh terbakamya benda

asuransi. Pengertian “terbakar” meliputi kebakaran biasa dan bahkan yang lebih

luas daripada itu.

B. Permasalahan

1. Apa pengertian asuransi kebakaran ?

2. Apa pengecualian dalam asuransi kebakaran ?

3. Apa syarat umum dalam asuransi kebakaran ?

4. Apa klausula kewajiban tertanggung ?

5. Bagaimana endorsemen dalam asuransi kebakaran ?

C. Motivasi Penulisan

Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan “manajemen risiko” dan untuk

mengetahui apa yang dimaksud dengan asuransi kebakaran, apa yang di tanggung

dalam asuransi kebakaran dan bagaimana sistem pertanggungan asuransi

kebakaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Asuransi kerugian adalah asuransi yang menjamin karugian atau kerusakan

atas harta benda atau kepentingan yang secara langsung disebabkan oleh

kebakaran, petir, ledakan dan kejatuhan pesawat.

Dengan demikian objek pertanggungan dari asuransi kebakaran prinsipnya

adalah harta benda atau kepentingan yang tertimpa kerugian atau kerusakan

sebagai akibat langsung dari suatu kebakaran, tersambar petir, ledakan, kejatuhan

pesawat terbang dan asap yang karena kecelakaan ( tidak disengaja )

1. Kerugian Karena Kebakaran

Kerugian yang ditanggung adalah kerugian/ kerusakan akibat dari

kerugian yang terjadi karena kekurang hati- hatian, kesalahan pelayan

karyawan tertanggung, tenaga, perampok atau sejenisnya atau kerugian karena

kebakaran lain sepanjang yang tidak dikecualikan.

2. Kerusakan karena petir

Kerugian yang ditanggung adalah kerugian/ kerusakan yang secara

langsung disebabkan oleh petir. Termasuk didalamnya kerugian karena


kebakaran yang terjadi aibat petir yang menimpa mesin-mesin, peralatan

listrik atau elektronik dan instlasi listrik yang diasuransikan.

3. Kerugian Karena Ledakan

Yang diartikan dengan ledakan adalah setiap pelepasan tenaga secara tiba-

tiba yang disebabkan oleh mengembangkannya gas atau uap. Meledaknya

suatu bejana ( ketel uap pipa dan sebagainya ). Dapat dianggap sebagai

ledakan jika dinding bejana itu robek dan terbuka sdemikian rupa, sehingga

terjadi tekanan tiba-tiba di dalam maupun di luar bejana. Jika ledakan itu

terjadi di dalam bejana, yang terjadi dari reaksi kimia, maka setiap kerugian

pada benjana tersebut dapat diberikan ganti rugi, sekalipun dinding bejana

tidak robek terbuka. Sebaliknya ledakan yang terjadi sebagai akibat rendahnya

tekanan dalam bejana tidak dapat diberikan ganti rugi ( tidak dijamin ).

4. Kerugian Karena Kejatuhan Pesawat Terbang

Adalah kerugian/ kerusakan yang timbul akibat benturan fisik antara

pesawat terbang atau segala sesuatu dari pesawat terbang dengan harta benda

atau kepentingan yang dipertanggungkan atau dengan bangunan yang

berisikan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan.

Dengan dimikan harta benda yang dipertanggungkan yang sedang

disimpan di dalam gudang ikut rusak akibat rusaknya gedung karena tertimpa
pesawat terbang yang jauh atau benda dari pesawat terbang tetap

mendapatkan ganti rugi.

5. Kerugian Karena Asap

Adalah kerugian yang harta benda dan atau kepentingan yang timbul

akibat asap yang berasal dari kebakaran harta benda yang dipertanggungkan.

Bagian dari harta benda yang tidak terbakar tetapi rusak akibat asap dari

kebakaran tersebut tetap mendapatkan ganti rugi ( termasuk sebagai kerugian

yang dijamin melalui asuransi kebakaran ).

B. Pengecualian

1. Risiko yang Dikecualikan

Polis ini tidak menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda dan

atau kepentingan yang dipertanggungkan yang secara langsung atau tidak

langsung disebabkan oleh atau akibat dari :

a. pencurian dan atau kehilangan pada saat dan setelah terjadinya

peristiwa yang dijamin Polis;

b. kesengajaan Tertanggung, wakil Tertanggung atau pihak lain atas

perintah Tertanggung;
c. kesengajaan pihak lain dengan sepengetahuan Tertanggung, kecuali

dapat dibuktikan bahwa hal tersebut terjadi di luar kendali

Tertanggung;

d. kesalahan atau kelalaian yang disengaja oleh Tertanggung atau wakil

Tertanggung;

e. kebakaran hutan, semak, alang-alang atau gambut;

f. segala macam bahan peledak;

g. reaksi nuklir termasuk tetapi tidak terbatas pada radiasi nuklir,

ionisasi, fusi, fisi atau pencemaran radio-aktif, tanpa memandang

apakah itu terjadi di dalam atau di luar bangunan dimana disimpan

harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan;

h. gempa bumi, letusan gunung berapi atau tsunami;

i. segala macam bentuk gangguan usaha.

2. Harta Benda yang Dikecualikan

Kecuali jika secara tegas dijamin dengan perluasan jaminan khusus untuk

itu, polis ini tidak menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda yang

merupakan penyebab dari :

a. menjalarnya api atau panas yang timbul sendiri atau karena sifat

barang itu sendiri;


b. hubungan arus pendek yang terjadi pada suatu unit peralatan listrik

atau elektronik, kecuali yang digunakan untuk keperluan rumah

tangga baik menimbulkan kebakaran ataupun tidak.

Kecuali jika secara tegas dinyatakan sebagai harta benda dan atau

kepentingan yang dipertanggungkan dalam Ikhtisar Pertanggungan, Polis ini

tidak menjamin :

a. barang-barang milik pihak lain yang disimpan dan atau dititipkan atas

percaya atau atas dasar komisi;

b. kendaraan bermotor, kendaraan alat-alat berat, lokomotif, pesawat

terbang, kapal laut dan sejenisnya;

c. logam mulia, perhiasan, batu permata atau batu mulia;

d. barang antik atau barang seni;

e. segala macam naskah, rencana, gambar atau desain, pola, model atau

tuangan dan cetakan;

f. efek-efek, obligasi, saham atau segala macam surat berharga dan

dokumen, perangko, meterai dan pita cukai, uang kertas dan uang

logam, cek, buku-buku usaha dan catatan-catatan sistem komputer;

g. perangkat lunak komputer, kartu magnetis, chip;

h. pondasi, bangunan di bawah tanah, pagar;

i. pohon kayu, tanaman, hewan dan atau binatang;


C. Syarat Umum

Ada beberapa syarat atau ketentuan yang berlaku umum dalam penutupan

asuransi kebakaran, yaitu:

1. Pembayaran Premi

Mengenai kewajiban tertanggung untuk menyelesaikan pembayaran premi

asuransi kepada penanggung berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Menyimpang dari pasal 257 KUHD (“Perjanjian pertanggung ada

seketika setelah hal itu diadakan, hak dan kewajiban kedua belah pihak

dari penanggung dan dari tertanggung berjalan mulai saat itu, bahkan

sebelum polis ditandatangani”)

b. Apabila jumlah premi yang sudah ditentukan tidak dibayar sesuai

dengan cara dan dalam jangka waktu seperti yang ditentukan pada titik

| diatas, maka polis menjadi batal dengan sendirinya terhitung mulai

tanggal berakhirnya tenggang waktu tersebut diatas dan penanggung

dibebaskan dari semua tanggung jawab sejak tanggal yang dimaksud,

tanpa mengurangi jaminan asuransi yang telah menjadi tanggung

jawab penanggung sebelum tanggal itu, dengan tidak mengurangi

premi untuk jangka waktu tersebut, yaitu sebesar 25% dari premi satu

tahun.
2. Pertanggungan Lain

Bila harta benda atau kepentingan yang diasuransikan sudah atau akan

diasuransikan pada jenis atau lembaga asuransi yang lain, maka berlaku

ketentuan sebagai berikut:

Pada waktu perjanjian pertanggungan dibuat, tertanggung harus

memberitahukan penanggungan segala pertanggungan lain atas harta benda

dan atau kepentingan yang sama, sebaliknya jika kemudian tertanggung juga

menutup pertanggungan lain atas harta benda dan atau kepentingan yang

sama, hal itu wajib diberitahukan kepada penanggung.

3. Perubahan Risiko

Adapun perubahan-perubahan tersebut mencakup:

a. Perubahan atau perombakan fisik atas harta benda yang dipertanggungkan.

b. Perubahan tempat dimana harta benda yang dipertanggungkan disimpan.

c. Sebagian atau seluruh harta benda yang dipertanggungkan dipergunakan

untuk keperluan lain.

d. Barang lain juga disimpan ditempat yang sama dengan temapt

penyimpanan harta benda yang dipertanggungkan.


4. Kewajiban Tertanggung Dalam Hal Terjadi Kerugian Atau

Kerusakan

a. Segera memberitahu hal itu kepada penanggung.

b. Selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender memberikan

keterangan tertulis yang memuat hal-ikhwal yang diketahuinya tentang

kerugian atau kerusakan itu.

Disamping itu, pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan (peril)

tertanggung wajib:

a. Berusaha sedapat mungkin menyelamatkan dan menjaga harta benda

dan atau kepentingan yang dipertanggungkan serta mengizinkan orang

lain menyelamatkan dan menjaga harta benda dan atau kepentingan

yang bersangkutan.

b. Memberikan bantuan sepenuhnya kepada penanggung atau wakilnya

atau pihak lain yang ditunjuk untuk melakukan penelitian atas

kerugian atau kerusakan yang terjadi.

c. Menjaga keselamatan harta benda atau kepentingan yang

dipertanggungkan yang masih bernilai.

5. Laporan Kerugian

Dalam menuntut ganti rugi berdasarkan pertanggungan, tertanggung harus

melakukan hal-hal sebagai berikut:


a. Mengisi formulir laporan klaim yang disediakan oleh penganggung

dan setelah diisi lengkap disereahkan kembali kepada penanggung.

b. Menyerahkan polis berserta berita acara laporan kerugian atau surat

keterangan mengenai peristiwa tersebut dari kepala desa atau kepala

kelurahan atau kepala kepolisian sektor setempat.

c. Menyerahkan laporan rinci dan selengkap mungkin tentang hal ikhwan

yang menurut pengetahuannya menyebabkan kerugian atau kerusakan

tersebut.

d. Memberikan segala keterangan dan bukti lain yang wajar dan patut,

yang diminta oleh penanggung.

6. Perhitungan Ganti Rugi

Cara menghitung besarnya ganti kerugian dilakukan dengan

membandingkan harga sesaat sebelum dengan sesaat setelah terjadinya

kerugian atau kerusakan dan kemudian diambil rata-ratanya.

7. Kerugian Atas Barang

Apabila yang terkena kerugian atau kerusakan tersebut adalah barang

bergerak, tertanggung wajib dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender sejak

kejadian kerugian atau kerusakan tersebut memberikan:


a. Dalam hal yang menderita kerugian atau kerusakan adalah perabot

rumah tangga, daftar pemberitahuan nama barang dan taksiran harga

barang yang diuraikan secara rinci satu demi satu, sesuai dengan harga

pada saat sebelum terjadinya kerugian atau kerusakan dan daftar

pemberitahuan khusus tentang sisa barang tersebut (yang tidak ikut

rusak).

b. Dalam hal yang menderita kerugian atau kerusakan adalah bahan-

bahan dan barang-barang dagangan, daftar khusus berisi penilaian

tentang segala sesuatu yang ada pada saat sebelum terjadinya kerugian

atau kerusakan dan daftar khusus tentang sisanya.

c. Buku-buku, catatan administrasi dan surat terkait jika dikehendaki

oleh penanggung, kalau semua itu tidak ada dapat diganti dengan

faktur-faktur, catatan atau daftar yang dapat membuktikan adanya

harta benda yang terkait kerugian tersebut.

8. Taksiran Harga dalam Hal Kerugian

Pada prinsipnya taksiran harga terhadap harta benda dan atau

kepentingannya yang menderita kerugian atau kerusakan didasarkan atas

harga yang sebenarnya dari harta benda yang dipertanggungkan pada saat

terjadinya kerugian atau kerusakan, tanpa ditambah unsur laba sedikitpun.


Taksiran harga atas bangunan yang dipertanggungkan tidak

mempermemperhatikan letak atau lokasi atau penggunaaan dari bangunan

tersebut.

Dalam taksiran harga terhadap bangunan yang terkena peril, pondasi atau

bangunan dibawah tanah tidak dihitung dalam taksira. Kecuali bila hal

tersebut dirinci dengan jelas dalam polis. Sedang taksiran harga terhadap

barang-barang, bahan-bahan atau barang-barang dagangan ditaksir menurut

harga beli pada saat sebelum terjadinya kerugian atau kerusakan.

9. Biaya Yang Mendapatkan Penggantian

Tertanggug selain mendapatkan ganti rugi atas kerugian atau kerusakan

harta benda atau kepentingan yang dipertanggungkan, juga bisa mendapatkan

penggantian atas biaya-biaya telah dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya

peril atas harta benda atau kepentingan tersebut mencakup:

a. Dalam hal terjadi kerugian uang jasa, biaya para juru taksir dan ahli

yang ditunjuk oleh penanggung, dubayar oleh penanggung. Jadi

apabila tertanggung sudah mengeluarkan biaya-biaya untuk itu, ia

akan mendapatkan penggantian dari penanggung.

b. Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh tertanggung guna mencegah

atau mengurangi kerugian atau kerusakan (tertanggung wajib sedapat

mungkin menyelamatkan harta benda dan seterusnya) serta


( penanggung berhak meminta tertanggung menyimpan seluruhnya

atau sebagian sisa barang yang tidak rusak, diganti oleh penanggung

meskipun usaha yang dilakukan itu tidak berhasil.

10. Pembayaran Klaim

Bila telah terjadi kesepakatan antara penanggung dan tertanggung atas

kepastian mengenai jumlah klaim yang akan dibayar, maka penanggung harus

telah menyelesaikan pembayaran klaim tersebut paling lambat 30 (tiga puluh)

hari kalender sejak terjadinya kesepaktan atau kepastian tersebut.

11. Prinsip Subrogasi

Sesuai pasal 284 KUHD (penanggung yang telah membayar kerugian

barang yang dipertanggungkan, memperoleh semua hak yang sekiranya

dimiliki oleh tertanggung bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang

mungkin merugikan hak penanggung terhadap pihak ketiga itu) maka setelah

pembayaran ganti rugi atas harta benda atau kepentingan yang

dipertanggungkan diselesaikan, segala hak tertanggung yang diperoleh

sehubungan dengan kerugian tersebut beralih kepada penanggung.

Hak penanggung untuk mengganti kedudukan tertanggung berkaitan

dengan haknya terhadap pihak ketiga disebut subrogasi. Hak subrogasi


tersebut berlaku secara otomatis, tanpa memerlukan suatu surat kuasa khusus

dari tertanggung.

12. Pemulihan Jumlah Pertanggungan

Setelah terjadi kerugian atau kerusakan pada harta benda atau kepentingan

yang dipertanggungkan, maka jumlah pertanggungan menjadi berkurang

sebesar kerugian tersebut. Tetapi setelah pemulihan kerugian atau kerusakan

tersebut tertanggung dapat meminta pemulihan jumlah pertanggungan dengan

membayar premi tambahan, yang dihitung secaraprorata untuk sisa jangka

waktu pertanggungan. Namun penanggung berhak menolak permintaan

tersebut.

13. Penghentian Pertanggungan

Baik penanggung maupun tertanggung masing-masing berhak setiap

waktu menghentikan transaksi pertanggungan, tanpa diwajibkan

memberitahukan alasan penghentian tersebut.

Pemberitahuan penghentian tersebut harus dilakukan secara tertulis, yang

dikirimkan melalui pos tercatat oleh pihak yang menghendaki penghentian

pertanggungan terhadap pihak lainnya ke alamat terakhir yang diketahui.

Penanggung terbebas dari segala kewajiban berdasarkan polis yang telah

dibuat 3 x 24 jam terhitung sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan

tersebut, pada pukul 12.00 siang waktu setempat.


Apabila yang menghentikan penanggug, maka ia wajib mengembalikan

premi untuk jangka waktu yang belum habis secara prorate. Sebaliknya

apabila yang membatalkan tertanggung, maka wajib membayar premi untuk

jangka waktu yang telah dijalani yang diperhitungkan menurut skala premi

pertanggungan jangka pendek, sebagaiman ditetapkan dalam tariff

pertanggungan kebakaran Indonesia yang berlaku.

14. Pengembalian Premi

Tertanggung tidak berhak mendapatkan premi yang telah dibayarkan

kepada penanggung, kecuali:

a. Bila terjadi perubahan atau perombakan atas harta benda, sehingga

resiko menjadi berubah da penanggung menolak meneruskan

pertanggungan, maka premi yang sudah di bayar untuk jangka waktu

yang belum habis harus dikembalikan kepada tertanggung secara

prorate.

b. Bila harta benda atau kepentingan yang dipertanggungkan pindah

tangan, baik karena persetujuan maupun karena tertanggung

meninggal dunia dan penanggung menolak meneruskan

pertanggungan, maka premi yang sudah dibayar untuk jangka waktu

yang belum habis harus dikembalikan kepada tertanggung secara

prorata
c. Bila penanggung membatalkan pertanggungan, maka ia wajib

mengembalikan premi untuk jangka waktu yang belum habis secra

prorate.

D. Klausula Kewajiban Tertanggung

Ada dua klausula kewajiban tertanggung (warranty) yang merupakan

prasyarat berlakunya ketentuan-ketentuan dalam ansuransi kebakaran yang telah

hidup,yaitu;

a. Kewajiban yang Berkaitan dengan Kepermilikan dan pengelolaan

Gudang, yaitu:

1) Mengenai Kepemilikan Bangunan/Gudang

Bangunan atau gudang yang disebutkan dengan polis adalah milik

tertanggung atau disewa langsung oleh tertanggung dari pemilik gudang atau

bangunan tersebut dan tidak akan dipindahkan kepemilikannya atau

disewakan ulang.

2) Mengenal Kepemilikan Barang-barang yang disimpan Didalamnya

Barang-barang yang disimpan didalam bangunan atau gudang yang

disebutkan dalam polis sepenuhnya adalah milik tertanggung sendiri dan tidak

terdapat barang-barang titipan(untuk disimpan dalam bangunan atau gudang

termasuk) milik orang lain.


3) Mengenai Pengelolaan Gudang

Pengelolaan bangunan atau gudang dan barang-barang yang ditimbun

didalamya dilakukan oleh dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari

tertanggung dan dilarang adannya penyertaan pihak lain siapapun mereka.

b. Mengenai Penyimpanan Barang-barang Berbahaya Terhadap Api

1) Cat600 liter

2) Minyak mineral atau cairan-cairan lainnya yang dapat menguap dan

menyala dengan percikan api pada titik nyala(flashpoint) 93 derajat

celcius (200 fahrenhit) atau lebih 400 liter

3) Minyak tanah ( kerosene) atau cairan cairan lainnya yang dapat menguap

dan dapat menyala dengan percikan api pada titik nyala (flashpoint) 38

derajat celcius (100 fahrenheit) atau lebih 200 liter

4) Bensin(petrol) atau cairan-cairan lainnya yang dapat menguap dan dapat

menyala dengan percikan api pada titik nyala (flashpoint) dibawah 38

derajat celcius (100 fahrenheit) 30 liter

5) Korek api 30 kg atau 4 peti atau karton yang mana yang lebih banyak

6) Petasan 30 kg atau 4 peti atau karton yang mana yang lebih banyak

Apabila tertanggung melakukan penyimpangan atas ketentuan-ketentuan

dan atau persyaratan tersebut diatas, maka serta merta polis atau persetujuan
pertangggungan menjadi batal tanpa penberitahuan terlebih dahulu oleh

penanggung dan tanpa pengembalian premi

Objek asuransi kebakaran

Benda yang menjadi objek asuransi kebakaran dapat berupa benda tetap,

seperti bangunan, rumah, pabrik, dan benda bergerak seperti kendaraan

bermotor. kapal, serta benda bergerak yang terdapat di dalam atau sebagai

bagian dari benda tetap yang bersangkutan. Misal gedung perkantoran dan

benda bergerak perlengkapan kantor, kendaraan ben motor dan benda

bergerak muatan kendaraan tersebut, rumah dan benda bergerak isi rumah

tersebut. Rincian benda objek asuransi kebakaran dicantumkan dalam polis,

apa yang diasuransikan dan berapa jumlah asuransinya.

Benda objek asuransi kebakaran dapat ditentukan harganya atau belum

ditentukan sama sekali. Penentuan harga benda objek asuransi kebakaran

memang sulit dilaksanakan karena tidak semua benda itu sudah di ketahui

harganya, lagi pula dapat berubah harganya selama jangka waktu berlakunya

asuransi kebakaran. Oleh karena itu, penentuan harga benda objek asuransi

tidak begitu disyaratkan atau bukan syarat mutlak, walau pun dalam Pasal 287

KUHD dinyatakan sebagai salah satu syarat. Hal yang penting adalah berapa

jumlah asuransinya, mengingat ketentuan Pasal 289 ayat (1) KUHD yang

membolehkan pengadaan asuransi dengan jumlah penuh dan ini harus

tercantum dalam polis.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuransi kebakaran adalah asuransi yang memberikan jaminan pada

kerugian harta benta atau hal yang dipertanggungkan yang disebabkan

kebakaran dan polis yang disetujui. Asuransi kebakaran sangat penting bagi

setiap orang mengingat angka kebakaran rumah dan gedung di Indonesia

sangat tinggi. Sehingga kehadiran lembaga asuransi yang menjamin kerugian

kebakaran sangat bermanfaat dan perlu dioptimalkan fungsi dan peranannya.


DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2008.”makalah-asuransi-kebakaran” .

(http://makalahdanskripsi.blogspot.co.id)

Anonym.2014.”Polis-standar-asuransi-kebakaran-indonesia”.( https://www.axa-

mandiri.co.id)

Anonym.2015.”makalah-asuransi-pengertian-manfaat-prinsip”.

(http://www.pusatmakalah.com)

Djojosoedarso, Soeisno.2003. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi. Jakarta :

Salemba Empat.

Jupri.marsal.2014.”artikel-asuransi kebakaran”. (http://juprimarsal.blogspot.c

o.id)

Anda mungkin juga menyukai