Anda di halaman 1dari 31

PRESENTASI HUKUM

ASURANSI
KELOMPOK II
ASURANSI PROPERTY ALL RISKS AND EARTHQUAKE
SESARIO
DISUSUN OLEH :
RACHMAT SESARIO
NIM. 1802010162
SESARIO

KEEP SILENT PRESENTATION IN PROGESS !!!

THANK YOU
SESARIO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Perasuransian adalah istilah hukum (legal term) yang dipakai dalam


perundang-undangan dan perusahaan peasuransian. Istilah perasuransian
berasal kata “asuransi” yang berarti pertanggungan atau perlindungan atas
suatu objek dari ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian. Dokumen
asuransi dianggap penting karena dengan dokumen ini akan membuktikan
bahwa benda yang disebut di dalam dokumen tersebut telah diasuransikan.
Dewasa ini setiap pemilik bisnis memiliki kebutuhan untuk mengatasi risiko
yang melekat pada unit industri atau fasilitas manufaktur yang dimilikinya.
Kejadian Seperti kebakaran, kegagalan peralatan, ledakan, dan lain-lain
dapat dengan sekejap merusak properti dan menyebabkan hilangnya
keuntungan dan gangguan dari operasional bisnis. Guna memperkecil risiko
tersebut, asuransi properti seperti menjadi solusinya.
SESARIO
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah ini antara lain :
1. Apa definisi dari asuransi property all risk and earthquake ?
2. Apa fungsi asuransi property all risk and earthquake ?
3. Bagaimana ketentuan dan syarat asuransi property all risk and earthquake ?
4. Apa jaminan asuransi property all risk and earthquake ?
5. Bagaimana contoh polis asuransi property all risk and earthquake ?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui definisi asuransi property all risk and earthquake.
2. Mengetahui fungsi asuransi property all risk and earthquake.
3. Mengetahui ketentuan dan syarat asuransi property all risk and earthquake.
4. Mengetahui jaminan asuransi property all risk and earthquake.
5. Mengetahui contoh polis asuransi property all risk and earthquake.
BAB II
SESARIO
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Property All Risk and Eartquake
2.1.1 Asuransi Property All Risks
Asuransi Property All Risks Insurance adalah polis yang menjamin terhadap kerusakan material
dan gangguan usaha bisnis perusahaan. Polis ini memberikn penutupan terhadap semua
resiko/bahaya selain dari yang dikecualikan dalam polis.

2.1.2 Asuransi Gempa Bumi (Earthquake)


Asuransi Gempa Bumi (Earthquake) ini menjamin kerusakan atau kerugian yang disebabkan
oleh Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi dan Tsunami serta Kebakaran dan ledakan
setelah terjadinya Gempa Bumi.
1. Gempa Bumi, diartikan sebagai goncangan atau getaran bumi akibat gejala
geologi seperti pergerakan tektonik dan letusan gunung berapi.
2. Kebakaran dan peledakan setelah terjadinya gempa bumi, diartikan sebagai
kebakaran dan peledakan yang diakibatkan langsung oleh gempa bumi.
3. Letusan Gunung Berapi, diartikan sebagai keluarnya larutan atau batu panas
atau uap, gas atau cairan dari lubang atau lubang-lubang ditanah.
4. Tsunami, diartikan sebagai gelombang besar akibat pergeseran tanah
dibawah laut seperti penyusupan lempengan kerak bumi atau oleh letusan
gunung berapi.
SESARIO

2.2 Fungsi Property All Risk and Earthquake


2.2.1 Fungsi Asuransi Property All Risk
Menjamin objek yang menderita suatu kerugian, kehancuran, atau kerusakan fisik yang tidak
terduga, tiba-tiba dan tidak disengaja selama berada pada lokasi yang tercantum dalam
ikhtisar polis atas hal-hal selain dari yang disebutkan dalam pengecualian di dalam polis baik
pengecualian umum maupun khusus.
Beberapa contoh luas jaminan polis PAR – Munich Re seperti kebakaran, Petir, ledakan,
kejatuhan pesawat terbang, asap, natural perils : flood, landslide, burglary, theft, dan resiko-
resiko lain yang tidak disebutkan dalam pengecualian.
Pengecualian resiko umum adalah kerugian / kerusakan akibat :
1.Perang, invasi, tindakan musuh asing, perang saudara dan sejenisnya
2.Kerusuhan, huru-hara, pemogokan kerja, pembangkitan rakyat, terorisme, sabotase dan
sejenisnya
3.Nuklir, radioaktif dan sejenisnya
4.Tindakan sengaja atau kelalaian sengaja peserta atau wakilnya
5.Penghentian pekerjaan total atau parsial
6.Gempa bumi, gunung meletus dan tsunami
7.Terorisme dan sabotase
8.Risiko pasar
SESARIO

Ada 2 jenis Exclusion (Pengecualian) dalam polis PAR yaitu :


a.General Exclusions : Perang, kerusuhan, huru-hara, penjarahan, revolusi, pengambilalihan
kekuasaan, terorisme. Radiasi, ionisasi, kontaminasi radioaktif nuklir.
Kesengajaan/kecerobohan tertanggung atau yang mewakili tertanggung. Penghentian
pengerjaan sebagian maupun keseluruhan.
b.Special Exclusions : Property dalam masa konstruksi. Property dalam masa perbaikan,
pembersihan, renovasi. Property dalam perjalanan melalui darat, kereta, udara atau air
(diasuransikan dengan polis asuransi Cargo / marine cargo).
SESARIO

2.2.2 Fungsi Asuransi earthquake


Fungsi asuransi earthquake yaitu menjamin kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh
Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi dan Tsunami serta Kebakaran dan ledakan setelah
terjadinya Gempa Bumi Pengecualian Asuransi Earthquake Polis ini tidak menjamin segala
kerugian atau kerusakan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang
secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh atau sebagai akibat dari atau
diperburuk oleh:
a.kerusuhan, pemogokan, penghalangan bekerja, perbuatan jahat, huru-hara,
pembangkitan rakyat, pengambilalihan kekuasaan, revolusi, pemberontakan, kekuatan
militer, invasi, perang saudara, perang dan permusuhan, tindakan makar, terorisme, sabotase
atau penjarahan. Dalam suatu tuntutan, gugatan atau perkara lainnya, dimana Penanggung
menyatakan bahwa suatu kerugian secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh
satu atau lebih dari risiko-risiko yang dikecualikan diatas, maka merupakan kewajiban
tertanggung untuk membuktikan sebaliknya;
b.reaksi nuklir, termasuk tetapi tidak terbatas pada radiasi nuklir, ionisasi, fusi, fisi, atau
pencemaran radio-aktif, tanpa memandang apakah itu terjadi di dalam atau diluar
bangunan di mana disimpan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan,
dalam pengawasan Tertanggung atau tidak, apakah kerugian tersebut langsung atau tidak
langsung , proxima atau remota atau seluruhnya atau sebagian disebabkan oleh atau akibat
dari atau menjadi lebih buruk oleh bahaya yang dipertanggungkan tertabrak kendaraa
SESARIO

c.angin topan dan badai apapun bentuknya, baik hal tersebut disebabkan atau
diakibatkan oleh bahaya yang dipertanggungkan atau tidak.
d.banjir dan atau genangan air, kecuali sebagai akibat dari bahaya yang
dipertanggungkan dan terjadi dalam kurun waktu 72 (tujuh puluh dua) jam terhitung
sejak terjadinya bahaya tersebut.
SESARIO
2.3 Ketentuan dan Syarat Asuransi Property All Risk and Earthquake
2.3.1 Asuransi Property All Risk
Dalam hal suatu kejadian yang dapat menimbulkan klaim berdasarkan Polis ini, tertanggung
wajib menyampaikan dokumen-dokumen pendukung klaim sebagai berikut:
1. Formulir Klaim yang telah dilengkapi
2. kronologis kejadian
3. Daftar asset dan propertinya
4. Fotokopi kwitansi pembelian atas barang yang rusak / hilang.
5. Perkiraan biaya perbaikan / penggantian dari kontraktor / supplier
6. Analisa teknis dari pihak yang ahli
7. Laporan polisi yang asli jika perlu, terutama terhadap resiko pencurian dan tindakan
kriminal atau kebakaran
8. Kwitansi asli biaya perbaikan / penggantian
9. Dokumen lain yang relevan yang diminta
10. Penanggung sehubungan dengan penyelesaian klaim
SESARIO

2.3.2 Asuransi Earthquake


 Klausul 72 Jam
Peristiwa Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi dan Tsunami yang terjadi dalam rangkaian
waktu 72 jam untuk keperluan polis ini dianggap sebagai satu kejadian sehingga tetap
dalam jaminan polis dan berlaku satu kali potongan klaim (deductible)
 Potongan Klaim (Deductible)
Mengingat kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan oleh peristiwa Gempa Bumi, Letusan
Gunung Berapi dan Tsunami adalah bersifat katastropik yang sangat besar, maka adalah
wajar jika Tertanggung harus memikul bagian risiko sendiri yang cukup besar pula yaitu
ditetapkan 2.5% dari Total Harga Pertanggungan (TSI) yang terjadi dalam rangkaian waktu 72
jam untuk keperluan polis ini dianggap sebagai satu kejadian sehingga tetap dalam jaminan
polis dan berlaku satu kali potongan klaim (deductible)
 Benefit Tambahan
Benefit tambahan dari Asuransi Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi dan Tsunami adalah
mengikuti atau sama dengan polis Asuransi Kebakaran atau Asuransi Property All Risks (PAR)
nya.
SESARIO
 Premi
Pada awalnya MAIPARK atau Pool Asuransi Risiko Khusus yang menangani Asuransi
Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi dan Tsunami menerapkan rate premi yang
cukup tinggi berkisar dari 0.12% s/d 0.15% berdasarkan Earthquake Zone lokasi
pertanggungan. Namun dalam perkembangannya di praktek Perusahaan Asuransi
bersaing hanya pada tarip dasar Asuransi Kebakaran atau Asuransi Property All Risks
nya, paling tinggi mereka hanya mengenakan tambahan premi 0.05% saja untuk
tambahan risiko Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi dan Tsunami. Bahkan
perkembangan terakhir di market sudah lazim dengan istilah “Beli PAR Gratis
Earthquake” atau malah sebaliknya “Beli Earthquake Gratis PAR” yang berarti mereka
hanya mengenakan tarip dasar 0.15% saja untuk paket Asuransi PAR plus Earthquake.
FAUZAN
2.4 Jaminan Asuransi Property All Risk and Earthquake
Adapun jaminan yang ditanggung oleh Asuransi Property All Risk dapat dilihat seperti berikut :
 Business Interruption (Gangguan Usaha) – Jaminan Pilihan
Menjamin kehilangan keuntungan perusahaan akibat gangguan usaha yang disebabkan
oleh kerusakan atau kerugian fisik oleh suatu risiko yang dijamin dalam Bagian 1 (Kerusakan
Material)
 Kerusakan Mekanik (Machinery Breakdown) – Jaminan Pilihan dengan sub limit
Menjamin kerusakan mesin yang disebabkan oleh kerusakan atau kekacauan mekanik yang
mungkin terjadi seperti, kesalahan material, kesalahan pengoperasian, kecerobohan atau
kelalaian, kekurangan air, oli atau karena korsleting listrik
 Okupasi-Jenis Usaha
Semua okupasi atau jenis usaha dapat dijamin dalam polis Property All Risks (PAR) biasanya
dengan nilai harga pertanggungan yang cukup besar untuk mendapatkan premi yang
cukup. Misalnya pabrik, risiko industri, gudang, kantor, toko, sekolah, rumah Sakit, hotel, mall,
container terminal, galangan kapal, entertainment, high rise building, rumah Tinggal, dan
lain-lain.
 Premium
Premi dimulai dari 0.1% to 0.25%
Tentu saja sangat bergantung pada underwriting factors seperti okupasi (pertangunggan),
FAUZAN lokasi risiko, harga pertanggungan, terms and conditions, loss history, dll. Indikasi tarip premi
pada beberapa okupasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Indikasi Premi Asuransi


Okupasi (pertanggungan) Indikasi Premi
Risiko Industri 0.15% – 0.20%
Pabrik kecil / menengah 0.15% – 0.20%
Gudang 0.20%
Kantor 0.15%
Toko 0.20%
Sekolah 0.15%
Rumah Sakit 0.15%
Hotel 0.15%
Mall 0.15%
Containers Terminal 0.20%
Galangan Kapal 0.20%
Tempat Hiburan 0.15%
High rise building 0.15%
Rumah Tinggal 0.15%
Lainnya 0.10% – 0.20%
FAUZAN
Cakupan Jaminan Asuransi Property All Risks (PAR) dibagi dalam 2 cakupan :
1. Cakupan 1 : Menjamin atas object atau barang sepeti bangunan, stock barang,
mesin, perabot dsb
2. Cakupan 2 : Menjamin atas kerugian Bisnis/keuangan akibat kerusakan dari object
yang di asuransikan pada cakupan 1

Jaminan dalam Asuransi Property All Risk sebagai berikut:


• Jaminan untuk Kerusuhan, Pemogokan, Perbuatan Jahat dan Huru Hara
• Jaminan untuk Angin Topan, Badai, Banjir dan Kerusakan akibat Air
• Jaminan untuk Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi dan Tsunami
• Jaminan untuk Tanah Longsor dan Pergerakan Tanah

Jaminan dalam Asuransi Gempa Bumi / Earthquake Insurance:


• Menjamin kerugian yang disebabkan oleh Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi dan
Tsunami.
ROLLY

Lalu terbesit di pikiran kita bagaimana mengajukan Asuransi ???

“Pihak yang hendak mengajukan polis asuransi (tertanggung) hanya perlu


menghubungi perusahaan asuransi (penanggung) kemudian memberitahukan
okupasi, lokasi, loss history, harga pertanggungan, dan lain-lain. Untuk Asuransi PAR,
perlu dilakukan survey lapangan oleh Pihak Asuransi”.

2.5 Berikut contoh form klain asuransi property :


ROLLY
ROLLY
Dalam hal suatu kejadian yang dapat
menimbulkan klaim berdasarkan Polis ini,
tertanggung wajib menyampaikan dokumen-
dokumen pendukung klaim sebagai berikut:
1. Formulir Klaim yang telah dilengkapi
2. kronologis kejadian
3. Daftar asset dan propertinya
4. Fotokopi kwitansi pembelian atas barang
yang rusak / hilang.
5. Perkiraan biaya perbaikan / penggantian
dari kontraktor / supplier
6. Analisa teknis dari pihak yang ahli
7. Laporan polisi yang asli jika perlu, terutama
terhadap resiko pencurian dan tindakan
kriminal atau kebakaran
8. Kwitansi asli biaya perbaikan /
penggantian
9. Dokumen lain yang relevan yang diminta
10. Penanggung sehubungan dengan
penyelesaian klaim
2.6 Contoh Document Property All Risk and Eartquake
ROLLY
ROLLY
2.7 Contoh Kasus asuransi property
ROLLY
Berikut ini adalah contoh kasus penghitungan premi asuransi property :

Suatu hari Mr.A memiliki rumah dengan luas bangunan rumah sebesar 100 m2, dengan
biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut adalah Rp5.000.000,-/m2,dan
Mr.A menghabiskan dana sebesar Rp.100.000.000,- untuk membeli semua peralatan rumah
maka dengan ini harga rumah beserta isi nya yaitu Rp.600.000.000,-. Namun seiring waktu
Mr.A mengikuti Asuransi rumah dengan system All Risks (All Risks Property) dengan rate
premi 2,194% (0,2194) maka nilai pertanggungan yang dibutuhkan untuk mengasuransikan
rumah Mr.A untuk Asuransi All Risks Property adalah:

= nilai bangunan + nilai barang x rate premi


= Rp.500.000.000,- + Rp.100.000.000,- x 0,2194
= Rp.600.000.000,- x 0,2194
= Rp.1.316.000,- premi yang harus dibayarkan per tahun untung membayar premi asuransi
All Risks Property (PAR)
HERIADI
Namun suatu hari rumah Mr.A terkena kebakaran beserta isi nya habis
terbakar maka Mr.A harus mengklaim asuransi ke pihak asuransi dengan
cara :
1.Mr.A harus memenuhi persyaratan klaim diantaranya :
 Formulir Klaim yang telah dilengkapi
 kronologis kejadian
 Daftar asset dan propertinya
 Fotokopi kwitansi pembelian atas barang yang rusak / hilang.
 Perkiraan biaya perbaikan / penggantian dari kontraktor / supplier
 Analisa teknis dari pihak yang ahli
 Laporan polisi yang asli jika perlu, terutama terhadap resiko pencurian dan tindakan
kriminal atau kebakaran
 Kwitansi asli biaya perbaikan / penggantian
 Dokumen lain yang relevan yang diminta
 Penanggung sehubungan dengan penyelesaian klaim

2.Mr.A harus melakukan pelaporan kepada pihak asuransi dengan batas waktu klaim
mulai 7 hari, 14 hari hingga 30 hari dari kejadian terjadi.
HERIADI
3.Lalu pihak asuransi mengirimkan Loss Adjuster. Saat terjadi klaim asuransi
properti, perusahaan asuransi biasanya akan menunjuk jasa Loss Adjuster
untuk membantu proses investigasi berbagai bentuk kecelakaan yang
terjadi terhadap barang atau hal yang kamu asuransikan dalam hal
kerugian cukup besar atau penyebab resikonya memerlukan analisa dari
Loss Adjuster. Loss Adjuster umumnya akan langsung turun ke lapangan
atau tempat kejadian, membuat dokumentasi apa yang terjadi,
mewawancara pihak yang berhubungan dengan terjadinya kecelakaan
dan menetapkan nilai penggantian. Mr.A bisa mempercepat proses klaim
dengan menyediakan dokumen atau informasi yang dibutuhkan oleh Loss
Adjuster. Dan terakhir.
4.Pihak asuransi menetapkan nilai bangunan yang harus diganti sesuai
kesepakatan atau polis yang sudah di tandan tangani.
Lalu timbul dibenak kita bagaimana jika pihak asuransi menolak klaim yang kita berikan ?
HERIADI untuk itu pada saat ini sudah ada solusi,Tak Perlu Langsung ke Polisi Jika Ada BMAI

2.8 BMAI sebagai solusi klaim ditolak oleh pihak asuransi


Apa itu BMAI ???
BMAI atau Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi adalah badan hukum independen dan
imparsial yang menjembantani nasabah dengan perusahaan asuransi untuk
menyelesaikan sengketa klaim asuransi. Lebih dari itu BMAI juga mengedukasi masyarakat
soal asuransi dan manajemen risiko. Serta menyampaikan masukan ke Pemerintah dan
perusahaan asuransi mengenai sengketa-sengketa asuransi yang terjadi.
BMAI lahir atas usul Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI), dan Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI). Dengan dukungan
dari Biro Perasuransian, OJK, dan Kementerian Keuangan, BMAI resmi dibentuk pada 12
Mei 2006 dan mulai aktif 25 September 2006.
Untuk memenuhi kebutuhan operasional, BMAI mendapat dana yang bersumber dari iuran
setiap perusahaan asuransi yang menjadi anggota BMAI. Besaran iuran untuk BMAI
dihitung menurut besaran pendapatan premi tiap-tiap anggota.
Melalui BMAI, nasabah asuransi yang merasa dirugikan dapat menunjukkan bukti-bukti
bahwa mereka telah mematuhi prosedur sehingga tidak alasan bagi perusahaan asuransi
untuk menolak klaim. Dari 2006-2016, BMAI telah menangani kurang lebih 605 kasus
sengketa, yang mayoritasnya adalah sengketa klaim.
Bagaimana Sengketa Klaim Selesai di BMAI?
EKO
BMAI Jadi Penengah dan Mencari Titik
Temu dalam Sengketa Asuransi. Sebagai
Lembaga Alternatif Penyelesaian
Sengketa (LAPS) di luar pengadilan, BMAI
melakukan penyelesaian sengketa antara
nasabah asuransi dan perusahaan
asuransi dengan jalan mediasi, ajudikasi,
dan arbitrase. Penyelesaian sengketa oleh
BMAI dilakukan dengan berpegang pada
prinsip Aksesbilitas, Independensi,
Keadilan, Efisiensi, dan Efektivitas

Hasil penyelidikan atas laporan yang masuk ke BMAI akan


menentukan bagaimana persoalan diselesaikan. Ada tiga tahap
penyelesaian sengketa :
1.Mediasi,
2.Ajudikasi, dan
3.Arbitrase.
Ketiga tahapan tersebut dilaksanakan, baik secara bertahap
maupun sendiri-sendiri, tergantung kasusnya.
Sengketa Apa Saja yang Ditangani BMAI?
EKO Dari Berdiri hingga 2016, BMAI Sudah Menangani Sekitar 600 Kasus Ada sejumlah sengketa
yang ditangani BMAI soal asuransi, di antaranya:
1)Klaim ditolak karena dinyatakan tidak ada tanggung jawab polis.
2)Nilai klaim di bawah nilai klaim yang diminta nasabah asuransi.
3)Pemulihan polis (reinstatement) dan penebusan polis (surrender).
4)Sengketa yang belum pernah diajukan dan disidangkan di pengadilan.
5)Sengketa yang bisa ditangani secara mediasi atau ajudikasi.
6)Sengketa klaim dengan nilai tertinggi Rp750 juta per klaim untuk asuransi umum serta
Rp500 juta per klaim untuk asuransi jiwa dan jaminan sosial.
7)Klaim asuransi property ditolak oleh pihak asuransi karena dinilai kurang masuk akal
terjadi nya klaim.
Daripada Keluar Biaya, Lebih Baik Selesaikan lewat di BMAI
RIO NUR
Menyelesaikan sengketa asuransi, termasuk klaim, lewat jalur hukum pidana selain
menelan biaya yang tak sedikit juga belum tentu hasilnya seperti yang diharapkan.
Syukur-syukur bukti yang dimiliki sifatnya kuat. Sudah bisa dipastikan berpeluang menang
secara hukum. Bagaimana jika sebaliknya? Sudah keluar biaya banyak, kalah di
pengadilan ditambah dana klaim gagal didapat.
Nah, dengan melaporkan persoalan antara Anda sebagai nasabah asuransi dan
perusahaan asuransi ke BMAI, Anda terhindar untuk mengeluarkan banyak biaya. Sebab
dari informasi di bmai.or.id, BMAI memberikan layanan gratis untuk mediasi dan ajudikasi.
Cermati Apa Saja Tindakan yang Perlu Diambil agar Klaim Asuransi Sukses
WILLIAM Lebih baik lagi kalau Anda mengambil tindakan antisipatif supaya klaim tidak ditolak.
Bahkan, tak ada alasan bagi perusahaan asuransi untuk menolaknya. Apa saja itu?
1)Hindari sebab-sebab yang dapat membuat polis jadi tidak aktif (lapse) dengan displin
dan tepat waktu bayar premi.
2)Baca dan pahami proposal asuransi (polis) sebelum memutuskan setuju dengan isi
polis. Sebab dengan tahu isi polis, itu berarti tahu apa saja sebab atau risiko yang di-
cover perusahaan asuransi ataupun pengecualian-pengecualian dalam klaim.
3)Begitu mengalami sebab-sebab atau risiko-risiko yang jadi tanggungan asuransi,
jangan menunda-nunda untuk melakukan klaim. Untuk itu, ingat atau baca kembali
tenggang waktu yang diberikan untuk melakukan klaim.
4)Lengkapi selengkap-lengkapnya data atau dokumen yang diminta untuk
mengajukan klaim.
5)Cek terlebih dahulu apakah Anda sedang berada dalam masa tunggu atau tidak.
Masa tunggu asuransi adalah waktu antara sejak terbitnya polis hingga beberapa bulan
ke depan (lamanya 6-24 bulan). Melakukan klaim pada masa tunggu sudah dipastikan
ditolak.
6)Terus terang dalam menyampaikan informasi. Sebab klaim ditolak kalau Anda
mengajukan klaim untuk sakit/penyakit yang ada sebelum polis asuransi disetujui.

Dengan mencermati dan memahami tindakan-tindakan yang dapat menghindarkan


dari gagalnya mengajukan klaim, Anda tak perlu repot-repot melaporkan persoalan
dengan perusahaan asuransi ke BMAI, apalagi sampai ke polisi. Setidaknya, dengan
melakukan tindakan-tindakan tersebut, gagalnya mengajukan klaim bisa diminimalkan.
LUTFI
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Asuransi bertujuan agar barang atau properti industri diasuransikan


terhadap kehilangan atau kerusakan yang tidak dpat di prediksi
kapan terjadinya.
2. Polis Asuransi Property All Risk menjamin terhadap kerusakan
material dan gangguan usaha bisnis perusahaan, polis ini menjamin
semua risiko sepanjang risiko tersebut tidak dikecualikan.
3. Asuransi Gempa Bumi (Earthquake) menjamin kerusakan atau
kerugian yang disebabkan oleh Gempa Bumi, Letusan Gunung
Berapi dan Tsunami serta Kebakaran dan ledakan setelah
terjadinya Gempa Bumi.
4. Asuransi sangat berperan penting dalam dunia bisnis, penanganan
asuransi yang baik akan membuat aktivitas perdagangan dan
usaha bisnis berjalan dengan baik pula.
LUTFI
DAFTAR PUSTAKA
1. Supardi, Edi.2014. Marine Insurance Cargo,Bandung : Politeknik Pos Indonesia. Bandung.
2. http://www.com.asuransionline.com/asuransi-umum/asuransi-properti/asuransi-gempa-
bumi.html
3. http://ahliasuransi.com/property-all-risks-insurance-pariar-quotation/
4. https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=Keutamaan+Property+All+Risk+and+Earth+Quak
e
SESARIO

Thank you for your attention

AND NOW FOR Q & A SESSION

Anda mungkin juga menyukai