Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Rachmat Sesario

NIM : 1802010162
KELAS : 5-F
MATA KULIAH : Hukum Kepailitan
DOSEN : Raendi Rahmadi SH,S.KOM, MK.n
TUGAS : Membuat Artikel Tentang PKPU

Apa Itu PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang)?

Di setiap lini kehidupan masyarakat dalam lingkup mikro maupun makro tak lepas dari
urusan utang-piutang. Tak bisa dianggap sederhana, karena utang-piutang bisa
menimbulkan konflik perdata bahkan bisa juga mengarah pada tindak kriminal. Jadi,
urusan utang-piutang memang tak bisa dianggap sebagai persoalan sepele.

Sebenarnya setiap konflik yang ditimbulkan oleh utang-piutang diantara dua pihak
atau lebih dapat diselesaikan secara perdata dengan mengajukan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) baik oleh debitur (pihak yang berutang)
maupun kreditur (pihak yang berpiutang atau memberikan utang) ke pengadilan niaga.
Lantas apa itu PKPU dan bagaimana syarat-syarat pengajuannya?

Pengertian PKPU

Dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU pada
Pasal 222 ayat (2) disebutkan bahwa,“Debitor yang tidak dapat atau
memperkirakan dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh
waktu dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan kewajiban pembayaran
utang dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi
tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada kreditor.”

Meski tak dijabarkan secara jelas dalam Undang-Undang, namun PKPU dapat
dipahami sebagai suatu upaya untuk mencapai kata mufakat antara debitur dengan
kreditor berkenaan dengan penyelesaian utang-piutang. PKPU dapat pula dipahami
sebagai suatu periode waktu tertentu yang diberikan kepada debitur dan kreditor yang
ditetapkan melalui putusan pengadilan niaga guna membuat kesepakatan bersama
terkait dengan cara pembayaran atau penyelesaian permasalahan utang-piutang
diantara para pihak, baik seluruh atau sebagian utang juga kemungkinan
dilakukannya restrukturisasi utang tersebut.

Secara lebih sederhana, PKPU juga dapat diartikan sebagai moratorium legal yakni
penundaan pembayaran utang yang diperkenankan oleh peraturan perundang-
undangan guna mencegah terjadinya krisis keuangan yang semakin parah.
Alasan pengajuan PKPU

Siapakah yang dapat mengajukan PKPU ke pengadilan niaga? Kedua belah pihak
yang terlibat dalam permasalahan utang-piutang. Artinya, baik debitur maupun
kreditor dapat mengajukan PKPU ke pengadilan niaga. Namun dari kebanyakan
kasus utang-piutang yang terjadi, pengajuan PKPU dilakukan oleh pihak kreditor.

Sebut saja kasus PKPU yang diajukan oleh PT. Bank ICBC Indonesia terhadap PT.
Sariwangi Agricultural Estate Agency, PT. Sinarmas Asset Management dan PT.
Asuransi Simas Jiwa yang keduanya tergabung dalam Grup Sinarmas terhadap PT.
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), dan PT. Bank UOB Indonesia terhadap PT.
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA).

Mengapa dari kebanyakan kasus yang terjadi, pihak kreditor yang aktif mengajukan
PKPU ke pengadilan niaga? Dalam ikatan atau perjanjian utang-piutang, pihak
kreditor sebagai pemberi pinjaman atau utang merupakan pihak yang dirugikan oleh
tindakan wanprestasi atau gagal bayar yang dilakukan oleh debitur. Umumnya kreditor
telah melakukan upaya penagihan kepada debitur baik dengan mengirimkan surat
tagihan hingga somasi. Namun upaya-upaya tersebut gagal atau menemui jalan buntu
sebab debitur abai dan tidak segera melakukan pembayaran utang meski telah jatuh
tempo.

Untuk mendapatkan kepastian pembayaran utang melalui ketetapan pengadilan


niaga, maka kreditor mengajukan PKPU terhadap debitur-debitur yang ‘membandel’.
Pengajuan PKPU tersebut juga sekaligus memberikan kesempatan kepada debitur
juga kreditor untuk melakukan kesepakatan ulang berkenaan dengan cara-cara
pembayaran utang, termasuk jika diperlukan dilakukannya restrukturisasi utang.

Pengajuan PKPU tak menutup kemungkinan juga dilakukan oleh debitur. Umumnya
debitur mengajukan PKPU apabila kreditor telah mengajukan kepailitan terhadap
debitur kepada pengadilan niaga. Berkenaan dengan adanya jenis gugatan yakni
kepailitan dan PKPU, maka yang harus diputuskan terlebih dahulu adalah PKPU.

Putusan PKPU oleh pengadilan niaga masih memungkinkan debitur untuk mengelola
usahanya sehingga berkesempatan memperbaiki atau mengobati kesehatan
finansialnya agar dapat digunakan membayar utang baik sebagian maupun
keseluruhan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Lantas, apa alasan pengajuan PKPU ke pengadilan niaga? Ada beberapa alasan
yang bisa dijadikan dasar pengajuan PKPU baik oleh debitur maupun kreditor, yaitu:

 Utang telah masuk bahkan melebihi jatuh tempo sehingga bisa ditagih tetapi
debitur tidak dapat melakukan pembayaran atas utang tersebut.
 Debitur memiliki lebih dari satu kreditor. Artinya pengajuan PKPU dapat
dilakukan baik oleh debitur maupun kreditor apabila utang yang dimiliki debitur
tak hanya bersumber dari satu kreditor saja, tetapi dua atau lebih kreditor.
 Kreditor merupakan kreditor konkuren yakni pemberi pinjaman atau utang
tanpa menggunakan jaminan. Utang-piutang yang terjalin tanpa adanya
jaminan tentu hanya mengandalkan kepercayaan terhadap karakter dan itikad
baik debitur dalam membayar kewajibannya tepat waktu sesuai yang telah
disepakati bersama. Jika di kemudian hari terjadi masalah gagal bayar atau
wanprestasi oleh debitur, kreditor konkuren riskan mengalami kerugian karena
tidak ada jaminan aset dan tidak adanya kepastian pembayaran baik sebagian
maupun keseluruhan utang dari debitur.

Tahapan proses PKPU

Pengajuan PKPU baik oleh debitur maupun kreditor pada prinsipnya untuk mencapai
perdamaian diantara kedua belah pihak sekaligus memberikan kesempatan kepada
debitur mengajukan skema pembayaran utang kepada para kreditornya. Lantas,
bagaimana tahapan proses PKPU? PKPU dapat dilakukan melalui dua tahapan yakni
sementara dan tetap.

 PKPU sementara

Pengajuan PKPU baik oleh debitur maupun kreditor harus disertai dengan alasan jelas
dan berkas-berkas yang membuktikan adanya utang-piutang antara pihak pemohon
dengan termohon termasuk jumlah utang debitur dan jumlah piutang di masing-
masing kreditor. Jika dianggap telah memenuhi syarat, maka pengadilan negeri dapat
segera memutus permohonan tersebut dengan PKPU sementara.

Putusan PKPU sementara merupakan pendahuluan yang diberikan oleh pengadilan


niaga bagi pemohon maupun termohon dalam hal ini debitur juga kreditor untuk
berdamai. Hasil putusan PKPU sementara berlaku selama maksimal 45 hari sejak
dibacakannya putusan. Pada tahap ini, pengadilan niaga akan menunjuk seorang
hakim pengawas dan mengangkat satu atau lebih pengurus guna mendampingi dan
mengurus harta debitur.

Hasil putusan PKPU sementara ini kemudian dicatat dalam Berita Negara Republik
Indonesia dan dipublikasikan minimum di dua surat kabar harian. Publikasi tersebut
sekaligus menjadi pengumuman dan undangan bagi debitur juga kreditor untuk
menghadiri rapat kreditor dan permusyawaratan hakim. Tujuan dari diadakannya
rapat tersebut adalah untuk menyesuaikan utang-piutang dan membahas rencana
perdamaian yang diajukan oleh debitur.

Apabila debitur telah menyiapkan rencana perdamaian yang memuat skema


pembayaran utang kepada seluruh kreditor, maka selanjutnya dapat dilakukan
pemungutan suara untuk mencapai kata mufakat berkenaan dengan rencana
perdamaian tersebut. Namun, jika debitur belum menyusun rencana perdamaian
sama sekali, maka dapat mengajukan permohonan perpanjangan waktu melalui
PKPU tetap.

 PKPU tetap

Mekanisme PKPU tetap dapat diajukan debitur untuk memperoleh perpanjangan


waktu menyusun rencana perdamaian yang akan ditawarkan kepada para kreditor.
Tak hanya itu, PKPU tetap juga dapat diajukan apabila para kreditor belum
memberikan keputusan atas rencana perdamaian yang diajukan debitur.

Pengadilan niaga akan memberikan putusan PKPU tetap atau tidak berdasarkan
hasil voting yang dilakukan para kreditor. Jika hasil voting memenuhi kuorum yang
disyaratkan dalam Pasal 229 ayat (1) Undang-Undang Kepailitan dan PKPU, maka
pengadilan niaga dapat memberikan putusan PKPU tetap kepada debitur. Demikian
pula sebaliknya.

Putusan PKPU tetap berlangsung maksimum selama 270 hari sejak putusan PKPU
sementara dibacakan. Namun perlu diingat bahwa jangka waktu tersebut bukanlah
batasan waktu bagi debitur untuk menyelesaikan pembayaran utangnya kepada para
kreditor. Perpanjangan waktu yang diberikan pengadilan niaga tersebut untuk
merundingkan dan membahas rencana perdamaian diantara para pihak.

Apabila setelah diberikannya perpanjangan waktu melalui putusan PKPU tetap, belum
juga tercapai kesepakatan diantara debitur dengan kreditor terkait rencana
perdamaian yang ditawarkan, maka pengadilan niaga akan menyatakan bahwa
debitur pailit.

Jeratan utang tak hanya menguras energi tetapi juga harta. Untuk menyelesaikan
permasalahan utang-piutang tak perlu dengan kekerasan, karena ada langkah legal
yang bisa dilakukan yakni dengan mengajukan PKPU baik oleh debitur maupun
kreditor. Pengajuan PKPU ini bertujuan untuk menciptakan perdamaian melalui
pengajuan skema pembayaran utang oleh debitur kepada para kreditor. Selain itu,
PKPU juga agar debitur tidak mengalami krisis finansial yang semakin parah.

Anda mungkin juga menyukai