ANALISIS KASUS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) atau suspension of payment
atau surseance van betaling, adalah suatu masa yang diberikan oleh undang-undang
melalui putusan hakim Pengadilan Niaga, di mana dalam masa tersebut kepada pihak
kreditor dan debitor diberikan kesempatan untuk memusyawarahkan cara-cara
pembayaran utangnya dengan memberikan rencana pembayaran seluruh atau
sebagian utangnya, termasuk apabila perlu untuk merestrukturisasi utang tersebut.
Salah satu contoh kasus PKPU yang terjadi, adalah kasus Koperasi Serba Usaha Madani,
suatu badan hukum koperasi yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PKPU dan Alasan Pengajuan PKPU
“Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan dapat melanjutkan membayar utang-
utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan
kewajiban pembayaran utang dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian
yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada kreditor.”
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU Pasal 222
ayat (2).
Walaupun tidak dijelaskan secara jelas dalam undang-undang, namun PKPU dapat
dipahami sebagai suatu upaya untuk mencapai kata mufakat antara debitur dengan
kreditor berkenaan dengan penyelesaian utang-piutang. PKPU dapat pula dipahami
sebagai suatu periode waktu tertentu yang diberikan kepada debitur dan kreditor yang
ditetapkan melalui putusan pengadilan niaga guna membuat kesepakatan bersama terkait
dengan cara pembayaran atau penyelesaian permasalahan utang-piutang diantara para
pihak, baik seluruh atau sebagian utang juga kemungkinan dilakukannya restrukturisasi
utang tersebut.
alasan pengajuan PKPU ke pengadilan niaga? Ada beberapa alasan yang bisa
dijadikan dasar pengajuan PKPU baik oleh debitur maupun kreditor, yaitu:
Utang telah masuk bahkan melebihi jatuh tempo sehingga bisa ditagih tetapi debitur
tidak dapat melakukan pembayaran atas utang tersebut.
Debitur memiliki lebih dari satu kreditor. Artinya pengajuan PKPU dapat dilakukan
baik oleh debitur maupun kreditor apabila utang yang dimiliki debitur tak hanya
bersumber dari satu kreditor saja, tetapi dua atau lebih kreditor.
Kreditor merupakan kreditor konkuren yakni pemberi pinjaman atau utang tanpa
menggunakan jaminan. Utang-piutang yang terjalin tanpa adanya jaminan tentu hanya
mengandalkan kepercayaan terhadap karakter dan itikad baik debitur dalam
membayar kewajibannya tepat waktu sesuai yang telah disepakati bersama. Jika di
kemudian hari terjadi masalah gagal bayar atau wanprestasi oleh debitur, kreditor
konkuren riskan mengalami kerugian karena tidak ada jaminan aset dan tidak adanya
kepastian pembayaran baik sebagian maupun keseluruhan utang dari debitur.
B. Kronologi
Sesuai dengan Pasal 222 ayat (3) Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004, kreditor yang
memperkirakan debitor tidak dapat melanjutkan membayar utangnya dapat memohonkan
PKPU agar diberikan tenggang waktu menyelesaikan kewajiban utangnya sesuai dengan
memberikan rencana perdamaian. Untuk menguatkan dalil permohonan PKPU, pemohon
turut menyertakan dua orang kreditor lainnya yang juga merupakan nasabah dari
termohon, yaitu: