Anda di halaman 1dari 4

SURAT PENGAKUAN HUTANG

No. KJKOI/KOP/2022/_____
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. KOPERASI JASA KARYAWAN OXYGEN INDONESIA, suatu Koperasi yang didirikan
berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia, yang
berkedudukan di Jakarta dan beralamat kantor di Gedung Grha 9, Jl. Panataran No.9
Proklamasi, Menteng, Jakarta 10320, dalam hal ini diwakili secara sah oleh Genta Andhika
Putra, dalam kedudukannya sebagai Ketua Pengurus, dari dan oleh karenanya sah
bertindak untuk dan atas nama KOPERASI JASA KARYAWAN OXYGEN INDONESIA
(selanjutnya disebut “Kreditur”); dan

2. Tuan/Nyonya Achmad Aldi Septian, Karyawan Swasta, bertempat tinggal di


___________________________________, pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor :
3217070709960009 Warga Negara Indonesia (selanjutnya disebut “Debitur”).

Kreditur dan Debitur, secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.


Para Pihak menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut :
(A) Bahwa saat ditandatangani Surat Pengakuan Hutang ini, Debitur merupakan karyawan dari
(MTI/OMI/OII/PRB/PTT/KJKOI/MST), sehingga Debitur memiliki Hak untuk mengajukan
dan/atau menerima pinjaman berupa uang tunai dari Kreditur sepanjang memenuhi syarat-
syarat lain yang ditetapkan oleh Kreditur;
(B) Bahwa para pihak telah menandatangani Formulir Peminjaman Dana tertanggal 07 Maret
2023;
(C) Bahwa Kreditur telah memberikan seluruh pinjaman dalam uang tunai kepada Debitur sebesar
Rp. 5.000.000,00 sebagaimana tertuang dalam Formulir Peminjaman Dana;
(D) Bahwa Debitur dengan tegas mengakui telah menerima dana pinjaman sejumlah uang tunai
sebesar Rp 5.000.000,00 yang telah diterima di rekening Debitur 1320022260138 pada
tanggal ___________________ sebesar Rp 5.000.000,00;
(E) Bahwa Kreditur menerima dengan baik Pengakuan Hutang Debitur sebagaimana diuraikan
diatas, dimana Surat Pengakuan Utang ini juga dianggap sebagai bukti kwitansi pembayaran
atas hutang yang sah;
Selanjutnya Para Pihak telah sepakat dan setuju untuk menerima baik, tunduk sepenuhnya dan
mengikat diri untuk melaksanakan ketentuan dan syarat-syarat mengenai Hutang sebagai berikut
Pasal 1

Hutang Debitur kepada Kreditur telah terjadi dengan sah pada hari ditandatanganinya Surat
Pengakuan Hutang ini dan berlaku/berlangsung untuk jangka waktu 4 bulan, terhitung sejak hari
dan tanggal Pengakuan Hutang ini kecuali diakhiri berdasarkan ketentuan dalam Surat Pengakuan
Hutang ini.

Menyimpang dari ketentuan tersebut diatas, Kreditur berhak melakukan perjumpaan Hutang atas
sebagian atau seluruh Hutang dengan piutang yang dimiliki Debitur kepada Kreditur, semata-mata
berdasarkan pertimbangan Kreditur sendiri, untuk pelunasan pembayaran atas Hutang.

Pasal 2

Semua biaya yang harus dibayar atau timbul berdasarkan Pengakuan Hutang ini, berikut dengan
segenap perubahan, tambahan, perpanjangan maupun pembaharuan (bila ada), seluruhnya
menjadi tanggungan dari dan harus dibayar oleh Debitur.

Selanjutnya Debitur mengikat diri dan berkewajiban untuk membayar biaya-biaya tersebut setiap
saat segera setelah Debitur mendapat pemberitahuan dari Kreditur tentang telah terhutangnya
biaya-biaya tersebut

Pasal 3

a. Pembayaran kembali Hutang Debitur tersebut, termasuk biaya-biaya dan tagihan yang
harus dibayarkan oleh Debitur berdasarkan Pengakuan Hutang ini berikut dengan segenap
perubahan, tambahan, perpanjangan atau pembaharuan (bila ada) harus dilakukan oleh
Debitur dengan pembayaran secara lunas dan penuh ke rekening yang akan ditunjuk oleh
Kreditur, kecuali ditentukan lain didalam Surat Pengakuan Hutang ini.
b. Untuk pembayaran kembali yang dipercepat sebagaimana mestinya yang ditetapkan dalam
pasal 1, debitur wajib melakukan pembayaran untuk sisa pokok pinjaman dan pembayaran
bunga sebesar 50% dari sisa bunga yang masih harus dibayar sampai periode pelunasan
pinjaman
Pasal 4

Menyimpang dari ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam Pasal 1 diatas,
Hutang Debitur kepada Kreditur dapat ditagih oleh Kreditur dan karenanya Debitur wajib
membayar lunas seluruh Hutang atau sisa Hutang dengan seketika dan sekaligus seluruhnya,
walaupun saat pelunasan Hutang sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1 diatas belum jatuh tempo,
bila :

a. Debitur dinyatakan pailit atau tidak mampu membayar hutang-hutangnya atau telah
mengajukan permohonan untuk penundaan pembayaran;

b. Atas sebagian atau seluruh kekayaan Debitur dikenakan sita eksekusi ataupun sita jaminan,
baik oleh pihak pengadilan ataupun oleh pihak lain;

c. Debitur ditaruh dibawah pengampuan, atau karena sebab-sebab apapun juga Debitur tidak
berhak lagi melakukan pengurusan, pengelolaan ataupun penguasaan atas seluruh atau
sebagian harta kekayaannya;

d. Debitur memberikan pernyataan-pernyataan, keterangan-keterangan, surat-surat dan laporan-


laporan serta dokumen-dokumen lain sehubungan dengan Hutang kepada Kreditur yang
kemudian ternyata palsu atau dipalsukan atau tidak mengandung kebenaran dalam arti
materiil.

e. Apabila Debitur mengundurkan diri dari (MTI/OMI/OII/PRB/PTT/KJKOI/MST) sebelum


Hutang Jatuh Tempo maka Debitur wajib dengan segala upaya melakukan pelunasan total
untuk sisa pinjaman

Pasal 5

Kreditur berhak mengalihkan dengan pertimbangannya semata-mata, baik sebagian maupun


seluruhnya atas setiap hak dan segala manfaat yang diperoleh berdasarkan Surat Pengakuan
Hutang ini kepada pihak manapun yang ditunjuk oleh Kreditur, tanpa persetujuan dari Debitur.
Berdasarkan pertimbangan Kreditur, dalam rangka pengalihan tersebut, Kreditur dapat meminta
Debitur untuk menandatangani dokumen-dokumen berupa perjanjian pengalihan atau surat
pengalihan atau dokumen apapun yang dipersyaratkan oleh pihak penerima pengalihan dengan
syarat dan ketentuan yang dianggap baik semata-mata oleh Kreditur, dimana Debitur dengan ini
menjamin dan mengikatkan diri untuk menandatangani dokumen-dokumen tersebut seketika pada
saat Kreditur memintanya.
Pasal 6

Debitur dengan ini menyatakan sanggup dan mengikat diri untuk tunduk dan melaksanakan semua
ketentuan-ketentuan, syarat-syarat dan kebiasaan-kebiasaan tentang perkreditan yang berlaku
pada dan dimiliki oleh Kreditur, baik yang telah ada pada saat ini ataupun timbul kemudian dan
dinyatakan berlaku oleh Kreditur, sejauh ketentuan-ketentuan, syarat-syarat dan kebiasaan-
kebiasaan tersebut tidak bertentangan dengan sesuatu ketentuan perundang-undangan yang
bersifat mengikat ataupun sesuatu prinsip hukum yang berlaku di Indonesia.

Pasal 7

Kekuasaan-kekuasaan yang tersebut dalam Surat Pengakuan Hutang ini adalah merupakan bagian
terpenting dan yang tidak dapat dipisahkan dari Surat Pengakuan Hutang ini dan karenanya selama
Debitur belum melunasi seluruh Hutang kepada Kreditur, maka kekuasaan-kekuasaan tersebut
tidak dapat diakhiri dengan alasan apapun juga dan tidak akan berakhir karena sebab-sebab yang
ditentukan dalam Pasal 1813 Kitab Undang Undang Hukum Perdata Negara Republik Indonesia.

Pasal 8

Para Pihak setuju dan sepakat bahwa untuk segala akibat hukum yang timbul dari Surat Pengakuan
Hutang ini memilih domisili yang umum dan tetap di kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat di Jakarta.

KOPERASI JASA KARYAWAN OXYGEN


INDONESIA,

MATERAI 10.000

Nama : Genta Andhika Nama : Achmad Aldi Septian


Jabatan : Ketua Pengurus Jabatan : Anggota Koperasi

Anda mungkin juga menyukai