DISUSUN OLEH:
ekonomi pada tahun 1997 yang masih berlangsung hingga kini, mungkin tidak
prinsip manajemen keuangan perusahaan yang sehat yakni dengan antara lain
keperluan akan tersedianya dana yang sebagian besar diperoleh melalui kegiatan
perkreditan.1
Perbankan adalah salah satu sumber dana bagi masyarakat perorangan atau
1
Purwahid patrik dan Kashadi, Hukum Jaminan, Fakultas Hukum UNDIP, Semarang,
2008, h.4
badan usaha yang bergerak di bidang jasa keuangan yang menjadi alternatifnya.
Sebagai badan usaha, kehadiran bank di masyarakat memiliki peran yang sangat
strategis dalam proses pembangunan nasional. Arti dan peran Perbankan terlihat
dari pengertian bank itu sendiri yakni badan usaha yang menghimpun dana dari
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
yang sangat cepat. Dalam rangka menarik minat nasabah untuk menyimpan dana
mempromosikan iklan-iklan yang bagus, menawarkan biaya dan bunga yang lebih
lainnya. Maka dalam hal ini, kedudukan bank adalah suatu lembaga yang
berhubungan erat dengan masyarakat dan mempunyai hubungan timbal baik bagi
Istilah kredit berasal dari bahasa latin “credere” ( lihat pula yang credo dan
creditum) yang kesemuanya berarti kepercayaan ( dalam bahasa inggris faith dan
debitor mempunyai suatu kepercayaan, bahwa debitor dalam waktu dan dengan
kembali kredit yang bersangkutan.Dengan demikian, dasar dari pada kredit adalah
pembayaran karena pengembalian atas penerimaan uang dana atau suatu barang
dilakukan pada masa tertentu yang akan datang. 3 Devinisi lain tentang kredit
dasar bagi setiap perikatan (verbintenis) dimana seorang berhak menuntut sesuatu
3
Johannes Ibrahim, Cross Default & Cross Collateral dalam Upaya Penyelesaian
Kredit Bermasalah, PT Refika Aditama, Bandung, 2004, h. 17
dari orang sebagai jaminan, dimana seorang menyerahkan sesuatu dari orang lain
dengan tujuan untuk memperoleh kembali apa yang diserahkan itu. Menurut Mr.
J.A Levy merumuskan arti hukum dari kredit yaitu menyerahkan secara sukarela
sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Penerima
prestasi (kontra prestasi) akan terjadi pada waktu prestasi uang, maka transaksi
kredit menyangkut uang sebagai alat kredit yang menjadi pembahasan. Kredit
berfungsi koperatif antara pemberi kredit dan penerima kredit atau antara kreditor
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka
4
Ibid, h. 17
5
Johannes Ibrahim, Mengupas Tuntas Kredit Komersial dan Konsumtif dalam
Perjanjian Kredit Bank ( Perspektif Hukum dan Ekonomi), Mandar Maju, Bandung, 2004, h. 10
6
Pasal 1 Angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa di dalam
1. Kepercayaan
kredit yang diberikan (baik yang berupa uang, barang atau jasa) benar-benar
diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit
kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa
suatu kredit berani dikucurkan. oleh karena itu, sebelum kredit dikucurkan harus
dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dulu secara mendalam tentang kondisi
nasabah, baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan kondisi
pemohon kredit sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan ikhtikad
2. Kesepakatan
dikucurkan.
3. Jangka waktu
7
Op.Cit, h. 19
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu
sampai 3 tahun) atau jangka panjang (diatas 3 tahun. Jangka waktu merupakan
batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah
pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai
kebutuhan.
4. Risiko
kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar
risikonya, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank. Baik
risiko yang disengaja oleh nasabah maupun risiko yang tidak sengaja misalnya
karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa adanya unsur
kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang
diperolehnya.
5. Balas Jasa
pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita kenal
dengan nama bunga. Di samping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga
2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk
3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Mudharabah, Salam, dan Istishna;
5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa.
masing-masing yang harus dipenuhi. Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana dua
orang atau dua pihak saling berjanji untuk melakukan suatu hal atau dapat
dikatakan suatu persetujuan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing
bersepakat akan menaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu. Berdasarkan
perikatan itu menjadi dasar bagi salah satu pihak untuk menuntut suatu prestasi
dari pihak lain yang berkewajiban untuk memenuhi tuntutan dari pihak lain atau
sebaliknya.
Rumusan dan pengertian tentang perjanjian kredit belum secara eksplisit
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
dengan pihak lain sebagai debitor yang mewajibkan debitor untuk melunasi
kepada segenap Bank Devisa saat itu, pemberian kredit diinstruksikan harus
tersebut sampai saat ini disebut Perjanjian Kredit. Pengertian tentang perjanjian
Undang tentang perkreditan, oleh karena itu ada beberapa pendapat untuk
apapun juga pemberian kredit itu adakan, dalam semuanya pada hakikatnya yang
8
Pasal 1 Angka 11 Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
9
Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia,
Perjanjian kredit merupakan perjanjian pinjam mengganti, namun juga
pihak kreditor selaku bank dan objek perjanjian berupa uang (secara umum diatur
oleh KUHPerdata dan secara khusus diatur oleh UU Perbankan. Dari rumusan
pinjam-meminjam ini juga mengandung makna yang luas yaitu obyeknya adalah
pemilik yang dipinjam dan kemudian harus dikembalikan dengan jenis yang sama
perjanjian yang bersifat riil, yaitu bahwa terjadinya perjanjian kredit ditentukan
individu.
ketentuan umum dari Buku III dan Bab XIII buku III KUHPerdata.
Perjanjian yang demikian itu biasa disebut dengan perjanjian baku (standard
dua pihak yaitu pihak kreditor yang merupakan orang atau badan yang memiliki
uang, barang, atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain
(pemberi kredit) dan debitor yang merupakan pihak yang membutuhkan atau
11
Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi
Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 1993, h. 158-160
II. FAKTA HUKUM
200.000.000, (dua ratus juta rupiah), kepada pihak BRI. Dengan menjadikan
sertifikat tanah lahan sawit seluas 3 hektar sebagai jaminan, isi perjanjian
tersebut adalah, pihak bank meminjam kan dana sebesar Rp.200.000.000, kepada
pihak debitur, dengan jangka pembayar 3-5 tahun. Adapun tagihan perbulannya
pihak Bank RakyatIndonesia, kemudian tindakan yang diambil oleh pihak Bank
debitur selama satu bulan kedepan, ketiga cara yang penulis sebut di atas sudah
dilakukan pihak kreditur, yang dimana pihak krediturnya yaitu Bank Rakyat
Indonesia cabang Muaro Tebo, apabila cara tersebut masih menemukan titik
buntu, maka pihak Bank Rakyat Indonesia Muaro Tebo akan melakukan
melalui kredit tanpa agunan ini yang dibuat oleh Bank Danamon dan Dian Arlini
tidak dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya hal yang tercantum didalam
perjanjian tidak terlaksana dengan baik. Asas kepercayaan dan kemampuan yang
menjadi pedoman dalam perjanjian kredit tanpa agunan ini menurut pihak debitur
perjanjian yang dibuat pihak debitur merasa tidak pernah mendapatkan surat
perjanjian tertulis atas pinjaman kredit tanpa agunan tersebut. Amar putusan
dalam putusan ini adalah : 1. Menerima permohonan banding dari Kuasa Hukum
Penggugat membayar biaya perkara yang timbul dalam dua tingkat pengadilan
yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh
ribu rupiah). Mengenai tuduhan atas Tergugat yang disebutkan bahwa Tergugat
alih daya pekerjaan penagihan kredit dan pengelolaan kas sebagaimana yang
Pasal 1320 KUH Perdata, baik syarat subyektif maupun syarat obyektif, maka
kreditur dan Sujono selaku debitur adalah perjanjian yang sah, namun dalam
terhitung dari hutang pokok, bunga, dan biaya-biaya yang muncul akibat adanya
tunggakan tersebut.
ke Pengadilan Negeri Blora pihak sujono sebagai tergugat tidak ada itikad baik
putusan tanpa hadirnya tergugat yang disebut dengan verstek. Dari putusan
tersebut pihak tergugat atau Sujono melakukan perlawanan terhadap verstek atau
yang disebut dengan verzet. Terhadap verzet yang diajukan oleh Sujono hakim
12
Rizky Auliandi, TINJAUAN YURIDIS WANPRESTASI PERJANJIAN KREDIT,
Universitas Diponegoro, 2015, h. 6
Pada tanggal 18 Januari 2011, Bapak Putu Suarma datang ke Koperasi
Serba Usaha Dana Rahayu Sidakarya untuk mengadakan proses hutang piutang.
Pada saat itu Bapak Putu Suarma sebagai pihak debitur melakukan perjanjian
kredit dengan pihak koperasi tersebut dan sepakat melakukan perjanjian berupa
perjanjian kredit. Pencairan kredit pihak debitur pun menerima uang sejumlah
Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) seperti yang telah ditentukan dalam
perjanjian kredit dengan rencana peminjaman kredit hanya sebelas hari. Namun
seiring dengan berjalannya waktu, pelunasan tidak dilakukan selama sebelas hari,
pembayaran perjanjian kredit tidak dibayarkan lagi. Dalam kasus tersebut, dapat
dikatakan Bapak Putu Suarma (debitur) melakukan wanprestasi atau ingkar janji
Amin)
K/Pdt/2012, dimana perkara yang diajukan oleh Yusnita Binti Amin adalah
terkait dengan adanya perjanjian kredit serta penjaminan terhadap sebidang tanah
berdiri rumah permanen, bangunan pondok, garasi mobil, serta beberapa bidang
kolam ikan (selanjutnya akan disebut sebagai obyek agunan), yang diserahkan
oleh Saiful Anwar Als. A Kiang selaku suami dari Yusnita Binti Amin ke PT.
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pusat Cq. PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk. Cab. Lubuk Linggau, Sumatera. Terhadap perjanjian kredit serta
Yusnita Binti Amin, sedangkan obyek agunan tersebut merupakan harta bersama
dalam perkawinan. Kemudian permasalah timbul pada saat kredit tersebut macet,
tersebut dan obyek agunan tersebut terjual kepada pihak lain. Oleh karena itu,
terhadap penjualan obyek agunan tersebut, maka pihak istri yang tidak
tersebut oleh pihak suami merasa dirugikan karena pihak istri masih memiliki
Hoa)
K/Pdt/2012, dimana perkara ini diajukan oleh Ang Teauw King Hoa adalah
terkait dengan adanya akta pengakuan hutang piutang uang dengan jaminan
tanah antara Felix Rompas selaku suami dari Ang Teauw King Hoa dengan Hans
Chandra. Terhadap akta pengakuan hutang piutang uang dengan jaminan tanah
tersebut dilakukan tanpa adanya persetujuan dari Ang Teauw King Hoa,
perjanjian kredit dan penjaminan toko oleh suami dari Ny. Darmi Sanyoto ke
sebuah bank swasta tanpa adanya persetujuan dari Ny. Darmi Sanyoto.
permohonan kepada pengadilan agar meletakkan sita jaminan atas obyek jaminan
melakukan ini agar anak usaha miliknya yaitu PT Samukti Karya Lestari dan PT
Sukses Sawit Gasing mendapatkan pinjaman dari bank plat merah tersebut.
PT Samukti Karya Lestari dan PT Sukses Sawit Gasing dari Bank Mandiri
sebagai jaminan bank. Bank Mandiri akan memberikan pinjaman sebesar Rp185
miliar untuk PT Samukti Karya Lestari dan Rp. 115 miliar untuk PT Sukses
Sawit Gasing. Adapun, agunan pendamping sementara tersebut akan apabila asset
mengenai Entitas Anak Perseroan yaitu PT Samukti Karya Lestari dan PT Sukses
Sukses Sawit Gasing dengan kepemilikan saham 99.99 persen. Dari segi
sebagai direksi dan komisaris dari PT Samukti Karya Lestari dan PT Sukses Sawit
Gasing. Selain itu, perseroan juga berpendapat bahwa transaksi ini merupakan
pendamping sementara untuk anak usaha yaitu PT Samukti Karya Lestari dan PT
Sukses Sawit Gasing sebesar Rp300 miliar, apabila dibandingkan dengan ekuitas
Perseroan periode 31 Desember 2021 sebesar R781 miliar. Aksi ini pun akan
2022.
14
https://www.bisnis.com/user/870/khadijah.shahnaz.fitra
9. Anak Usaha Sarana Menara (TOWR) Raih Fasilitas Kredit Rp. 500
Miliar
komitmen dari perjanjian ini adalah sebesar Rp500 miliar," ujar Monalisa
jatuh tempo kredit ini adalah 12 bulan sejak penandatanganan perjanjian Kredit.
Dia melanjutkan, tujuan dari pinjaman ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
umum dan operasional Protelindo dan Iforte. "Protelindo dan Iforte telah setuju
pihak bersengketa. Seorang isteri dari debitur bank berbadan usaha milik negara
Bank Mandiri (Persero) Tbk, Kantor Cabang Solo. Penggugat meminta agar
proses lelang objek jaminan atas utang-piutang suaminya ditinjau ulang dengan
mediasi yang tepat, efektif, dan membuka akses yang luas untuk memperoleh
11. Kejati Beri Tenggat Debitur Bayar Kredit Macet Rp 199,5 M ke Bank
Banten
debitur yang bermasalah ke Bank Banten. Ada sekitar 43 surat kuasa khusus
(SKK) dari Bank Banten ke Kejati Banten untuk penyelesaian secara perdata agar
debitur membayar yang totalnya hingga Rp 199,5 miliar. "Terhadap SKK, dua
minggu ini tim jaksa pengacara negara memanggil debitur baik kredit investasi
dan telah diperoleh kesepakatan bahwa para debitur akan melakukan pembayaran
paling akhir Oktober 2022," kata Kajati Banten Leonard Eben Ezer Simanjuntak
kepada wartawan di Serang Banten. Para debitur itu, kata Leonard, jika tidak
mampu membayar maka sepakat untuk menyerahkan aset yang menjadi penjamin
di Bank Banten. Menurutnya, jaminan itu bisa dilelang oleh Bank Banten.
"Jumlah jaminan untuk hak tanggungan tadi ada 65 sertifikat hak milik dengan
Kegiatan take over jual beli objek jaminan kredit adalah PT. BPR Banda
Raya Batam. Dalam hal ini PT. BPR Banda Raya Batam memberikan pemberian
yangakan dibeli oleh debitur tersebut masih menjadi agunan oleh Bank lain.
Dengan dilakukannya. Take over kredit tersebut, langkah awal yang harus
nasabah di bank lain (kreditur A), kepada pembeli (debiturY), yang diberikan
fasilitas kredit dari PT. BPR Banda Raya Batam. Namun yang menjadikendala,
proses balik nama di kota Batam ini harus memperoleh izin peralihan hak (IPH)
hari kerja, dengan ketentuan objek tanah telah memiliki pecahan Penetapan
Lokasi atau PL. Proses IPH yangmemakan waktu lama, menyebabkan fasilitas
kredit yang telah diberikan oleh PT. BPR BandaRaya Batam kepada Debitur Y,
Fakta Hukum Yang Terungkap Dalam Kasus Kredit Macet N dengan Pihak
dengan melalui kredit tanpa agunan ini yang dibuat oleh Bank
dengan baik.
diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata, baik syarat subyektif maupun
syarat obyektif.
kredit yang terhitung dari hutang pokok, bunga, dan biaya-biaya yang
Dana Rahayu
15.000.000 (lima belas juta rupiah) seperti yang telah ditentukan dalam
kredit.
a. Saiful Anwar Als. A Kiang selaku suami dari Yusnita Binti Amin
(Persero) Tbk. Pusat Cq. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
b. Perkara yang diajukan oleh Yusnita Binti Amin adalah terkait dengan
6.806.
K/Pdt/2012, dimana perkara ini diajukan oleh Ang Teauw King Hoa
dengan jaminan tanah antara Felix Rompas selaku suami dari Ang
dalam perkawinan.
dengan mata uang atau surat berharga lain atas harta kekayaan yang
diketahuinya.
antara lain corporate guarante, tanah seluas 11 ha, tanah seluas 7 ha,
dan 6 ha. Muladi didakwa dengan tiga dakwaan yaitu melanggar Pasal
378 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, melanggar pasal 372
KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan melanggar Pasal 33 UU RI
Fakta Hukum Yang Terungkap Dalam Kasus SMGR dan SMCB Dapat
Fakta Hukum Yang Terungkap Dalam Kasus Cisadane Sawit Raya (CSRA)
sementara.
Fakta Hukum Yang Terungkap Dalam Kasus Anak Usaha Sarana Menara
Rp500 miliar
b. Anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), PT
13. Fakta Hukum yang Terungkap dari Kasus Take Over Jual Beli dengan
dibeli oleh debitur tersebut masih menjadi agunan oleh Bank lain.
yang telah diberikan oleh PT. BPR BandaRaya Batam kepada Debitur
mengandung konsep hukum. Isu hukum juga timbul karena adanya dua proposisi
hukum yang saling berhubungan satu terhadap lainnya. Oleh karena menduduki
posisi yang sentral, salah dalam mengidentifikasi isu hukum, akan berakibat salah
dalam mencari jawaban atas isu tersebut dan selanjutnya salah dalam melahirkan
suatu argumentasi yang diharapkan dapat memecahkan isu hukum tersebut. Jadi
jawaban yang benar adalah sebuah masalah yang berkaitan dengan ketentuan
hukum yang relevan dan sesuai dengan fakta yang dihadapi. Dalam tataran
dogmatik hukum, sesuatu merupakan isu hukum apabila masalah itu berkaitan
dengan ketentuan hukum yang relevan dan fakta yang dihadapi. Menurut
penelitian tataran teori hukum, isu hukum harus mengandung konsep hukum.15
2. isu hukum pada tataran teori hukum, yang mengandung konsep hukum, dan
A. Isu Hukum Dari Kasus Kredit Macet (N dengan Pihak BRI cabang
Muara Tebo)
sebagai berikut :
1998)
15
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Rajawali Pers,
1990, h. 15
Pasal 1313 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa: "Suatu perjanjian
adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
meminjamkan sejumlah uang atau barang tertentu kepada pihak lain, ia akan
memberi kembali sejumlah uang yang sama sesuai dengan persetujuan yang
disepakati.
surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari
perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap
16
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
Pasal 1238 KUHPerdata: “Debitur dinyatakan Ialai dengan surat perintah,
atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri,
yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap Ialai dengan
karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun
telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu
yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya
II. Pertanyaan Hukum dari Kasus Kredit Macet (N dengan Pihak BRI
17
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Buku Ketiga Tentang Perikatan
a. Isu Satu : Bagaimana prosedur pelaksanaan perjanjian kredit solusi modal
yang tanpa agunan dalam perjanjian kredit Bank Danamon dengan Dian
Arliani ?
c. Isu Tiga : Apakah tujuan bank secara umum ditinjau dari UU Nomor 7
Tahun 1998 ?
sebagai berikut :
adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
adalah jaminan tambahan yang diserahkan Nasabah Debitur kepada bank dalam
Bank Indonesia”.
investasi surat berharga atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh
bersangkutan”.
perbankan ?
kredit
C. Isu Hukum Perjanjian Kredit Antara PT BPR Mraggen Mitra Persada
b. Isu Dua : Apakah upaya yang ditempuh oleh PT. BPR Mraggen Mitra
sebagai berikut :
suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun
telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu
yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya
dugaan bahwa bunganya telah dilunasi dan peminjam dibebaskan dan kewajiban
untuk membayarnya”.
atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri,
yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap Ialai dengan
20
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
II. Pertanyaan Hukum dari Kasus Perjanjian Kredit Antara PT BPR
wanprestasi ?
sebagai berikut :
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan”.
Pasal 1243 KUHPerdata “Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak
dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang
kerugian dan bunga. bila ia tak dapat membuktikan bahwa tidak dilaksanakannya
perikatan itu atau tidak tepatnya waktu dalam melaksanakan perikatan itu
disebabkan oleh sesuatu hal yang tak terduga, yang tak dapat dipertanggungkan
Pasal 1246 KUHPerdata “Biaya, ganti rugi dan bunga, yang boleh
dituntut kreditur, terdiri atas kerugian yang telah dideritanya dan keuntungan
dengan pembayaran sejumlah uang, penggantian biaya, kerugian dan bunga yang
timbul karena keterlambatan pelaksanaannya, hanya terdiri atas bunga yang
undangundang khusus. Penggantian biaya, kerugian dan bunga itu wajib dibayar,
tanpa perlu dibuktikan adanya suatu kerugian o!eh kreditur. Penggantian biaya,.
kerugian dan bunga itu baru wajib dibayar sejak diminta di muka Pengadilan,
kecuali bila undang-undang menetapkan bahwa hal itu berlaku demi hukum”.
ditagih, seperti uang upah tanah dan uang sewa lain, bunga abadi atau bunga
hasil-hasil sewa dan bunga yang dibayar oleh seorang pihak ketiga kepada
persetujuan yang timbal balik, andaikata salah satu pihak tidak memenuhi
kewajibannya. Dalam hal demikian persetujuan tidak batal demi hukum, tetapi
dipenuhi, dapat memilih; memaksa pihak yang lain untuk memenuhi persetujuan,
jika hal itu masih dapat dilakukan, atau menuntut pembatalan persetujuan,
Rahayu
Perjanjian Kredit Bank tanpa Persetujuan dari Pihak Suami Atau Isteri ?
sebagai berikut :
satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih”.
ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
Pasal 35 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1974 “Harta benda yang diperoleh
Pasal 36 ayat (1) Nomor 1 Tahun 1974 “Mengenai harta bersama, suami
menurut hukum terjadi harta bersama menyeluruh antarà suami isteri, sejauh
21
Pasal 36 ayat (1) Nomor 1 Tahun 1974
22
Pasal 122 KUHPerdata
II. Pertanyaan Hukum dari Kasus Perjanjian Kredit Dengan Jaminan
perjanjian tersebut ?
sebagai berikut :
1974
Pasal 35 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1974 “Harta benda yang diperoleh
menurut hukum terjadi harta bersama menyeluruh antarà suami isteri, sejauh
adalah jaminan tambahan yang diserahkan Nasabah Debitur kepada bank dalam
Pasal 1 ayat (12) Uu Nomor 1 Tahun 2008 "Prinsip Syariah adalah prinsip
hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
23
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
1. Apakah perjanjian kredit dengan jaminan harta bersama tanpa
hukum?
c. Isu Tiga : Apa sanksi yang akan(Ny. Darmi Sanyoto) diberikan kepada
sebagai berikut :
Perkawinan
Pasal 1313 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa: "Suatu perjanjian
adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 1974 “Perkawinan adalah sah, apabila
kedua pihak atas persetujuan bersama dapat mengadakan perjanjian tertulis yang
disahkan oleh Pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga
tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar batasbatas hukum, agama dan
bahwa, “Tindakan terhadap harta bersama oleh suami atau isteri harus mendapat
dilakukan suami atau istri atas dasar perjanjian kedua belah pihak”.
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut
benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk
hasil pendapatan, demikian juga segala untung dan rugi sepanjang perkawinan itu
tindakan sendiri tanpa dibantu oleh suami. Sekali mereka menikah, harta
kekayaan menjadi bersatu demi hukum, tidak termasuk melakukan perikatan
adalah jaminan tambahan yang diserahkan Nasabah Debitur kepada bank dalam
Sanyoto ?
H. Isu Hukum dari Kasus Cisadane Sawit Raya (CSRA) Siap Jaminkan
a. Isu Satu : Apa saja hal yang dipertimbangkan bank dalm memberikan
kredit ?
sebagai berikut :
satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih”.
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
adalah jaminan tambahan yang diserahkan Nasabah Debitur kepada bank dalam
pelunasan utang tertentu, yang dituangkan di dalam dan merupakan bagian tak
berupa hak atas tanah yang berasal dari konversi hak lama yang telah memenuhi
Pasal 11 ayat (1) UU Nomor 4 Tahun 1967 “Di dalam Akta Pemberian
antara mereka ada yang berdomisili di luar Indonesia, baginya harus pula
dicantumkan suatu domisili pilihan di Indonesia, dan dalam hal domisili pilihan
itu tidak dicantumkan, kantor PPAT tempat pembuatan Akta Pemberian Hak
II. Pertanyaan Hukum dari Kasus Cisadane Sawit Raya (CSRA) Siap
1. Apakah Langkah yang akan dilakukan bank jika CSRA tidak meemnuhi
tanggung jawab ?
BPR Batam
a. Isu satu : Bagaimana proses peralihan kreditur (take over) objek jaminan
proses peralihan kreditur (take over) jual beli objek jaminan kredit pada PT.BPR
sebagai berikut :
Jabatan Notaris
satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih”.
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
kepada seorang pihak ketiga yang membayar kepada kreditur, dapat terjadi karena
waktu pembayaran.
menetapkan bahwa orang yang meminjamkan uang itu akan mengambil alih hak-
hak kreditur, agar subrogasi ini sah, baik perjanjian pinjam uang maupun tanda
pelunasan, harus dibuat dengan akta otentik, dan dalam surat perjanjian pinjam
uang harus diterangkan bahwa uang itu dipinjam guna melunasi utang tersebut;
“Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan
Pasal 1 ayat (7) UU Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris “Akta
Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut
akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau
Pasal 1457 KUHPerdata “Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana
pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak
Pasal 1458 KUHPerdata “Jual beli dianggap telah terjadi antara kedua
belah pihak, segera setelah orang-orang itu mencapai kesepakatan tentang barang
tersebut beserta harganya, meskipun barang itu belum diserahkan dan harganya
belum dibayar”.
II. Pertanyaan Hukum dari Kasus Perjanjian Kredit Take Over Jual Beli
Kreditur dalam proses peralihan kreditur (take over) jual beli objek
Damai
sebagai berikut :
satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih”.
Pasal 1 ayat (5) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1008 Tentang
memuat syarat-syarat yang disepakati oleh para pihak guna mengakhiri sengketa
yang merupakan hasil dari upaya perdamaian dengan bantuan seorang mediator
Pasal 1 ayat (6) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1008 Tentang
sebuah penyelesaian”.
Pasal 1 ayat (7) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1008 Tentang
Pasal 1 ayat (9) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1008 Tentang
Berakhir Damai
K. Isu Hukum dari Kejaksaa Tinggi Beri Tenggat Debitur Bayar Kredit
Banten?
sebagai berikut :
I. Ketentuan KUHPerdata
satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih”.
atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri,
yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap Ialai dengan
Pasal 1243 KUHPerdata “Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak
dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang
harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam
kerugian dan bunga. bila ia tak dapat membuktikan bahwa tidak dilaksanakannya
perikatan itu atau tidak tepatnya waktu dalam melaksanakan perikatan itu
disebabkan oleh sesuatu hal yang tak terduga, yang tak dapat dipertanggungkan
II. Pertanyaan Hukum dari Kasus dari Kejaksaa Tinggi Beri Tenggat
Kasus 1
A. Dasar Hukum
Perbankan
Kredit macet adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup
membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh bank. Adanya kredit macet
terlalu banyak akan menimbulkan kerugian yang besar, dan kerugian ini akan
karena kredit yang diberikan secara selektif dan terarah oleh bank kepada
kesejahteraan masyarakat. Kredit yang diberikan oleh bank sebagai sarana untuk
sektor tertentu. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain:
1. Mencari Keuntungan
tersebut terutama dari bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa
dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja, maka pihak debitur
3. Membantu Pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh
seksama terhadap karakter, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha dari
debitur.25
apabila debitor wanprestasi atau ingkar janji. Menurut Pasal 1131 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, segala harta kekayaan seorang debitur, baik yang
berupa benda-benda bergerak maupun benda-benda tetap, baik yang sudah ada
maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi jaminan bagi semua
pemberian jaminan oleh seorang debitor kepada setiap kreditornya atas segala
24
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2004, h. 96
25
Penjelasan Pasal 8 ayat (1), Undang-Undang Nomor l0 Tahun 1998 tentang Perbankan.
26
Sutan Remy Sjahdeini, Hak Tanggungan: Asas-Asas, Ketentuan-Ketentuan Pokok Dan
Masalah-Masalah Yang dihadapi Oleh Perbankan, Airlangga University Press, Surabaya, 1996, h.
5.
1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan
pelunasan dari agunan apabila debitur cidera janji, yaitu untuk membayar
diperkecil;
wanprestasi atau ingkar jan ji. Sebagaimana telah diketahui bahwa kredit
merupakan perjanjian pinjam uang, maka debitur yang tidak dapat membayar
27
C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil. Pokok-Pokok Pengetahuan hukum Dagang
Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, h. 320.
ekstern. Halangan secara intern misalnya adalah gagalnya manajemen usaha, atau
bisa jadi karena faktor kesengajaan dari debitur yang nakal yang
Faktor ekstern misalnyya adalah adanya resesi ekonomi nasional atau global,
ekonomi; misalnya adanya regulasi baru pungutan pajak yang terlalu tinggi yang
1. Faktor pihak perbankan yang kurang teliti dalam analisis kredit atau karena
pratik kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) dan oleh sebab-sebab sebagai
berikut :
28
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, PT. Raja Grafindo, 2003 h. 7
b. Kepala bagian kredit yang bersangkutan kurang cermat menilai harga
bank oleh karena harga tanah yang dijaminkan diprediksi akan naik pada
Juga dalam suami / istri debitur tidak menandatangai akad kredit atau akte
e. Lembaga putusan serta merta (univerbaar bij vooraad) yang sejak tahun
f. Penyebab kredit macet intern dan ekstern lainnya, kenakalan dari pimpinan
bank sendiri seperti menandai perusahaan grub sendiri yang dilarang oleh UU
tanggal 29 Mei 1993 yang pada prinsipnya mengatur penyelamatan kredit macet
sebelum diselesaikan melalui l embaga hukum yaitu melalui alternatif
konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.
syarat perjanjian kredit, atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian
kredit menjadi perusahaan, yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling
dan/atau reconditioning.29
melalui lembaga hukum seperti Pengadilan atau Direktorat Jendral Piutang dan
hukum ini adalah untuk menjual atau mengeksekusi benda jaminan. Adapun
kebijakan yang biasanya dilakukan Bank dalam penyelesaian kredit macet dalam
pembayaran secara angsuran atau tunggakan yang ada, yang dibedakan menjadi :
dari :
kewajiban dari debitur lama sesuai dengan perjanjian kepada debitur baru
kembali haknya yang berupa pengembalian utang dari debitur harus disalurkan
dari pengadilan yaitu memperoleh putusan perdata dari pengadilan yang isinya
mengajukan gugatan kepada debitur atau pihak lain yang turut bertanggungjawab
atas utang debitur melalui Pengadilan Negeri. Cara mengajukan gugatan sebagai
berikut :
yaitu surat kuasa dari direksi perusahaan kepada pegawai. Surat kuasa
nama -nama tergugat dan mengenai perkara apa. Misalnya nama debitur
maka Tergugat PT. Bumi Damai. Karena gugatan ini berkenaan dengan
penerima kuasa karena banyak tugas dan pekerjaan sehingga tidak dapat
tersebut dapat menunjuk pegawai yang lain dengan surat kuasa subtitusi.
harus diajukan atau didaftarkan, maka perlu melihat ketentuan Pasal 118
HIR / 142 RBG. Pasal ini menentukan bahwa gugatan atau disebut juga
tergugat dalam perjanjian kredit. Jika tergugat lebih dari satu maka
penggugat kepada tergugat untuk diputu skan hakim dan tuntutan ini
diajukan penggugat dalam surat gugatan itu diterima atau ditolak oleh
nomor perkara.
6. Setelah pengadilan menerima pendaftaran perkara perdata tersebut
A. Dasar Hukum
Perbankan
Di dalam perjanjian selalu ada dua subjek yaitu pihak yang berkewajiban
untuk melaksanakan suatu prestasi dan pihak yang berhak atas suatu prestasi.
Didalam pemenuhan suatu prestasi atas perjanjian yang telah dibuat oleh
para pihak tidak jarang pula debitur (nasabah) lalai melaksanakan kewajibannya
“wanprestasi” itu adalah kelalaian atau kealpaan yang dapat berupa 4 macam
yaitu:
yang diperjanjikan.
dilakukan.30
tidak tepat pada waktunya atau dilaksanakan tidak selayaknya, apabila salah satu
telahdisepakati atau yang telah dibuat maka yang telah melanggar isi perjanjian
Faktor waktu dalam suatu perjanjian adalah sangat penting, karena dapat
dikatakan bahwa pada umumnya dalam suatu perjanjian kedua belah pihak
prestasi merupakan suatu keadaan yang wajib dipenuhi oleh debitur dalam setiap
maka pihak yang dirugikan dapat menuntut pihak yang melakukan wanprestasi
30
39R.Subekti, Hukum perjanjian Cet.ke-II,Jakarta: Pembimbing Masa, 1970, h. 50
untuk memberikan ganti rugi, sehingga oleh hukum diharapkan agar tidak ada
Wanprestasi merupakan suatu prestasi yang buruk, yaitu para pihak tidak
J. Satrio:
memenuhi prestasi tapi keliru, apabila prestasi yang keliru tersebut tidak
sama sekali.32
kadang-kadang tidak mudah karena sering sekali juga tidak dijanjikan dengan
Menurut Pasal 1238 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata yang menyakan
31
M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Bandung : Alumni, 1982, h. 60
32
J. Satrio, Hukum Perikatan, (Bandung: Alumni, 1999), h. 84.
bahwa: “Si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan
sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatan sendiri, ialah
jika ini menetapkan bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya
dinyatakan wanprestasi apabila sudah ada somasi. Adapun bentuk bentuk somasi
a) Surat perintah.
b) Akta
Akta ini dapat berupa akta dibawah tangan maupun akta notaris
wanprestasi.
Sejak kapan debitur dapat dikatakan dalam keadaan sengaja atau lalai
tidak memenuhi prestasi, hal ini sangat perlu dipersoalkan, karena wanprestasi
mengetahui sejak kapan debitur itu dalam keadaan wanprestasi maka perlu
oleh debitur. Dalam hal tenggang waktu pelaksanaan pemenuhan prestasi tidak
prestasi ditentukan maka menurut ketentuan pasal 1238 Kitab Undang – Undang
Hukum Perdata debitur dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan.34
34
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010,
h. 21
1) Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti rugi) Ganti rugi sering
tuntutan ganti rugi telah diatur dalam Pasal 1247 dan Pasal 1248 Kitab Undang -
3) Peralihan resiko yaitu kewajiban untuk memikul kerugian jika terjadi suatu
peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak yang menimpa barang dan menjadi
objek perjanjian sesuai dengan Pasal 1237 Kitab Udang – Undang Hukum
Perdata.35
konsiliasi, dan penilaian ahli.3 Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam pasal
otomatis mengakhiri perikatan, dalam arti kata perikatan itu batal.Jadi perikatan
ini dianggap tidak pernah ada (seolah-olah tak pernah dibuat). Jika suatu pihak
hukum yang dilakukan pasti akan menimbulkan akibat hukum. Sebagai akibat
hukum dari terjadinya wanprestasi, maka terhadap debitur yang telah lalai atau
atau hukuman. Akibat hukum yang dilakukan oleh debitur adalah sebagai berikut
:36
36
Abdulkadir Muhammad, Op, Cit, h. 32.
b. Jaminan debitur akan disita oleh
pokok.
Kasus 3
A. Dasar Hukum
Perbankan
kredit adalah merupakan pelayanan yang nyata dari bank dalam kehidupan serta
37
Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori dan Contoh
Kasus, Penerbit Kencana, Jakarta, 2014, h.13
"Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
fasilitas kredit tanpa agunan dari bank-bank dan lembaga keuangan tentunya
seperti dana untuk pendidikan, modal usaha, pengobatan, renovasi rumah atau
bahkan untuk berlibur. Efek dari persaingan usaha pada dunia perbankan, akan
solusi tersendiri bagi masyarakat yang ingin mengajukan pinjaman secara cepat,
namun terkendala tidak adanya agunan. Sesuai dengan sifatnya sebagai pinjaman
pribadi (Personal Loan), para nasabah bank akan dimanjakan dengan proses
pemberian kredit kepada masyarakat, bank memiliki risiko yang sangat tinggi
terhadap terjadinya kredit macet. Risiko kredit macet terjadi sangat tinggi karena
38
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra
Aditya Bhakti, Jakarta, 2009, h. 76
apabila nasabah mengalami kredit macet, bank tidak dapatmengeksekusi agunan
untuk menutupi hutang debitor karena tidak tersedia agunan dalam pemberian
kreditnya.
Oleh karena itu dalam pemberian fasilitas kreditnya harus melalui proses
dan kondisi ekonomi dari calon debitor karena dalam pemberiannya meniadakan
suatu agunan. Dalam tahap awal penyaluran kredit tanpa agunan dilakukan
sebagai berikut :
mendatangi langsung kantor Bank atau dapat juga didatangi langsung oleh
segala hal yang berkaitan dengan ketentuan perjanjian kredit atau jenis kredit
yang akan dimohonkan. Dalam hal ini bentuk umum perjanjian kredit
bisnis perbankan. Prinsip kehati-hatian ini dapat dikatakan sebagai prinsip utama
nasabah, Bank melakukan suatu analisis kredit secara mendalam sesuai amanat
persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penerima kredit sebagai bagian
kemampuan, modal, dan prospek usaha debitor melalui beberapa tahapan proses
analisis kredit yang dilakukan di atas, namun meniadakan adanya agunan. Seperti
debitor, keperluan pinjaman kredit, besar pinjaman yang akan diminta, jangka
waktu dan cara pembayaran, serta latar belakang permohonan kredit. Kemudian
dokumen salinan identitas nasabah/KTP, salinan Nomor Pokok Wajib Pajak dan
dokumen pendukung lainnya sesuai jenis kredit yang dipilih (Salinan Referensi
Lembaga Perbankan
kreditur berhak untuk menuntut pembayaran utang dari debitur yang lalai, dalam
penggantian biaya, rugi dan bunga dapat dilakukan setelah tidak dipenuhinya
suatu perjanjian, dalam hal inidebitur yang lalai dalam melakukan kewajibannya
Kasus 4
A. Dasar Hukum
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Perbankan
Harta bersama yaitu harta yang diperoleh oleh suami dan istri, suami dan
istri dapat bertindak terhadap harta bersama atas persetujuan kedua belah pihak.
uang yang ada berlaku di suatu negara biasanya terdapat kegiatan serah terima
Dalam hal ini, agunan utang dapat diartikan sebagai barang dan ikatan
menyerahkan semua hak pada pemegang agunan, hal yang sering terjadi dalam
kegiatan agunan ini adalah harta yang digunakan berupa harta kebendaan milik
bersama yaitu tanah yang merupakan hak tanggunan bersama. Asas hukum yang
dianut salah satunya adalah UUHT yaitu asas spesialitas. Asas ini menggunakan
39
Atmadja, I Dewa Gede Budiartha, I. N. P, Teori-teori Hukum. Setara Press, Malang.
2008, h.78
suatu hak tanggungan yang hanya dapat dibebankan atas bangunan. Oleh
karenanya, salah satu baik istri maupun suami dapat dirugikan atas agunan yang
digunakan sebagai jaminan dalam meminjam uang di bank, pada hal ini sangat
terikat pada status perkawinan antara keduanya. Seharusnya baik dari pihak
suami maupun pihak istri jika ingin melakukan suatu aktivitas pinjaman kredit
harus mengetahui antara satu sama lain. Akan tetapi, tidak sedikit baik dari pihak
istri maupun pihak suami yang meminjam uang secara kredit tanpa
sepengetahuan pihak lainnya, hal ini yang menyebabkan suatu pinjaman kredit
tepat menggunakan jaminan fidusia, dimana jaminan ini dinilai lebih efektif
ketimbang jaminan-jaminan lain seperti gadai karena jaminan ini benda yang
dipinjam hanya berpindah nama tanpa berpindah kepemilikan. Dalam hal ini
pihak debitur tetap bisa menggunakan benda tersebut untuk keperluan usahanya
adalah perjanjian yang bersifat accessoir artinya bahwa jaminan fidusia disebut
kewajiban serta tanggung jawab yang harus dipenuhi akibat dari suatu perikatan
40
Damanhuri, A, Segi-Segi Hukum Perjanjian Perkawinan Harta Bersama. Mandar Maju,
Bandung, 2012. H.67
41
Ibid, h. 70
Hal-hal yang mengenai harta beda sudah ditetapkan pada pasal 35 UU No. 1
bersama bahwa dikuasai oleh suami isteri. Isteri ataupun suami bisa bertindak
pada harta bersama atas kesepakatan mereka. Terhadap harta bersama isteri
masing.
bersama dibagi sesuai dengan hukum yang sudah ada sebelumnya untuk
pembagiannya cenderung tidak sama, yang akan mengecilkan baik isteri atas
harta bersama.42
42
Edlynafitri, R. S, Keabsahan Perjanjian Jaminan Hak Tanggungan Atas Objek Harta
Bersama yang Tidak Sesuai Prosedur, Lex Administratum, Malang, h. 46–54.
Harta bersama menurut Pasal 119 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
persatuan bulat harta kekayaan antara suami dan isteri, selama mengenai hal itu
sebuah kesepakatan antara suami dan isteri. Selanjutnya, pada Pasal 122 Kitab
juga segala untung dan rugi sepanjang perkawinan itu berlangsung harus
undang Hukum Perdata, isteri tidak bisa mengambil tindakan sendiri tanpa
dibantu oleh suami. Sekali mereka menikah, harta kekayaan menjadi bersatu
sah dari perjanjian, yaitu adanya kata sepakat bagi mereka yang mengikatkan
dirinya, kecakapan para pihak untuk membuat suatu perikatan, harus ada suatu
hal tertentu, harus ada sebab (kausa) yang halal. Syarat pertama dan kedua
objek perjanjian. Perbedaan kedua syarat ini dihubungkan juga dengan masalah
batal demi hukum yakni perikatan yang awalnya memang sudah batal, hukum
menilai perikatan tersebut tidak pernah ada. Perjanjian yang bisa dibatalkan ialah
43
Inayatillah, R., Judiasih, S. D., & Afriana, A, Pertanggungjawaban Suami Isteri Dalam
Perjanjian Kredit dengan Jaminan Harta Bersama Pada Perkawinan dengan Perjanjian Kawin,
ACTA DIURNAL, Jakarta, 2018, h. 187–203.
perjanjian tersebut masih terus berlaku. Syarat sahnya perikatan yang pertama
kredit, suatu perjanjian dikatakan tidak sah apabila tidak terdapat kesepakatan
dari salah satu pihak antara suami maupun isteri. Perjanjian pun juga tidak
dianggap sah bila salah satu pihak tidak berkenan menandatangani suatu
perjanjian.44
perjanjian sebagai jaminan kredit pada pihak bank. Sebagai milik bersama, baik
istri ataupun suami berhak sama atas harta bersama, dengan demikian pihak yang
akan menjamin atas harta bersama harus mendapat kesepakatan pihak yang lain.
Bila harta bersama dibebankan oleh debitur harus mendapat kesepakatan pihak
lain. Jika debitur membebankan harta bersama pada pernikahan sebagai jaminan
kredit tanpa terdapat kesepakatan dari kedua pihak maka sudah melawan hak
44
Meliala, D. S, Hukum Perdata Dalam Perspektif BW. Nuansa Aulia, Bandung, 2012, h,
24
Perjanjian kredit yang tidak ditandatangani oleh suami ataupun isteri bisa
didefinisikan belum ada ataupun tidak ada kata setuju antara bank dengan debitur
pinjaman untuk dibebani hak tanggungan. Sehingga, perjanjian yang dibuat tidak
sesuai persyaratan sahnya perikatan. Sebab yang tidak dipernuhi ialah syarat
pihak yang merasa dirugikan bisa meminta supaya perikatan tersebut dibatalkan.
Disamping itu, pada perjanjian kredit yang tidak mendapat tanda tangan dari istri
maupun suami tidak akan terdapat kekuatan hukum bagi bank untuk menagih
sengketa antara nasabah dan bank berjalan damai, win win solution dan biaya
murah para pihak dikarenakan terjadinya interaksi antara nasabah dan bank
diawali dari prinsip kepercayaan pada pihak, dengan demikian konflik antara
bank dan nasabahnya tidak harus ada sengketa yang menyangkut pengadilan.
tidak dijalankan secara baik yang menyebabkan friksi antara nasabah dan bank
45
Pratama, I. G. A. A., Mahendrawati, N. L. M., & Suryani, L. P, Penyelesaian Sengketa
Pembagian Harta Bersama yang dijadikan Jaminan Hutang Melalui Akta Perdamaian, Harapan
Pelita, Semarang, 2020, h.35
yang terlihat dari munculnya pengaduan nasabah pada bank. Jika pengaduan ini
tidak tereselsaikan secara baik, bisa menjadi perselisihan ataupun konflik yang
nasabah ini tidak selalu bisa membuat nasabah merasa puas, dikarenakan
ttuntutan mereka yang tidak terpenuhi baik sebagian ataupun semuanya, sehingga
menjadi konflik.46
dilakukan melalui jalur non litigasi dengan cara mediasi yang dilakukan oleh
permusyarawatan yang menyeret pihak ketiga yang berkepribadian adil dan tidak
membela dan keturut sertaannya ditoleransi para pihak yang berkonflik. Pihak
ketiga menjadi penengah yang bertugas semata-mata meringkan para pihak yang
memastikan suatu ketetapan, para pihak sendiri yang mengatur kata sepakat atau
konflik yang dihadapkan oleh para pihak yang dilimpahkan selaku konsesus
46
Ramulyo, M. I, Hukum Perkawinan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, h. 67
47
Rosita, K. D., & Tanaya, P. E, Kedudukan Kreditur Terhadap Jaminan Atas Harta Bersama
yang Belum dibagi Akibat Perceraian, Acta Comitas, 2011, h. 78–92.
Kasus 5
A. Dasar Hukum
Perbankan
terjadi karena kesalahan utama pada tahap awal permohonan kredit. Agar lembaga
keuangan berupa perbankan tetap dikatakan sehat maka pihak bank harus sangat
milik orang lain secara hukum tetap dikatakan sah, namun ketika pihak debitur
tidak
yaitu ketika pihak debitur mengalami wanprestasi maka eksekusi hak jaminan
sengketa.13 Sengketa ini lahir karena adanya ketidakpuasan dari salah satu pihak
dalam perjanjian kredit tersebut. Sengketa ini juga dibisa diakibatkan oleh adanya
salah satu pihak dalam perikatan melakukan pelanggaran hukum sehingga salah
satu pihak merasa dirugikan.14 Dalam hal debitor tidak bisa memenuhi
sesuai dengan isi perjanjian pada saat akan mengajukan kredit. Dalam Pasa; 1338
acuan dalam membuat suatu peerjanjian. Dalam hal jika pihak debitur menyetujui
akan adanya kontrak atau peminjaman kredit namun jaminan bukan milik debitur
Perjanjian yang dibuat tidak bisa ditarik selain karena kedua belah pihak
perjanian tersebut karena suatu perjanjian harus dibuat berdasarkan itikad baik.
Setelah pihak debitor dinyatakan bersalah atau wanprestasi dalam kasusnya maka
wajibuntuk melakukan penggantian biaya atau ganti rugi mengingat jaminan yang
digunakan tidak bisa dijual oleh pihak kreditur. Namun disini perjanjian kredit
48
Miru, Ahmad, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Rajawali Pers, Depok, 2018,
h.151
tetap dikatakan sah, dikarenakan sudah memenuhi unsur dari sahnya perjanjian.
Jika kedepannya terdapat kendala dalam perjanjian ini maka dapat juga
diselesaikan dengan itikad baik, namun jika jalur ini tidak bisa diselesaikan maka
bentuk efisiensiya dan untuk tujuan yang akan datang sekaligus menguntungkan
merupakan haknya para pihak Sejak awal para pihak sudah menetapkan cara
yang kemudian termuat dalam akta perjanjian asal tidak bertentangan dengan uu,
misalnya :
49
Widayat, Retno. “Tinjauan Yuridis Perjanjian Kredit dengan Jaminan Hak Atas
Tanah Milik Orang lain”. Jurnal Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta,2014,
h.12
III. KESIMPULAN
suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap
dirinya;
meminjam antara bank sebagai kreditor dengan pihak lain sebagai debitor
kredit.
(overdraft).
b. Cara atau media penarikan kredit yang diberikan, yang mana penarikan
dana tersebut dilakukan pada hari dan jam kantor dibuka. Penarikan dan
pembayaran mana akan dicatat pada pembukuan bank dan rekening diatur.
c. Jangka waktu dan cara pembayaran sampai jatuh tempo ada 2(dua) cara
pembayaran yang lazim digunakan, yaitu; (1) diangsur; atau (2) secara
lainnya.
d. Mutasi keuangan debitor dan pembukuan oleh bank. Dari mutasi
keuangan dan pembukuan bank ini dapatlah diketahui dari berapa besar
jumlah yang terhutang oleh debitor. Untuk itu mutasi keuangan dan
dibayar dimuka oleh debitor. Sedangkan denda harus dibayar oleh debitor
lunas.
yang menyebutkan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
kredit bahwa kredit yang diberikan (baik yang berupa uang, barang atau
jasa) benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka
waktu kredit kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang
lebih dulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara interen
sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan ikhtikad baik
tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah
suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin
bank. Baik risiko yang disengaja oleh nasabah maupun risiko yang tidak
e. Balas Jasa Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan
atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita
kenal dengan nama bunga. Di samping balas jasa dalam bentuk bunga
8. Pasal 1 ayat (2) “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
10. Wanprestasi terdapat dalam pasal 1243 KUH Perdata, yang menyatakan
dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang
telah dilampaukannya”.
11. Harta bersama menurut Pasal 119 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
persatuan bulat harta kekayaan antara suami dan isteri, selama mengenai hal
12. Pasal 1 UU Nomor 42 Tahun 1999 ayat (8) “Kreditor adalah pihak yang