Nim : E.1910914
Kelash : FH-91
JAWABAN SOAL A
1. ) Secara hakikatnya, bank syariah merupakan lembaga yang menawarkan produk perbankan sesuai
dengan prinsip syariah Islam. Lembaga perbankan syariah harus mematuhi pada prinsip syariah Islam
yang sudah ditetapkan. Sistem perbankan syariah yang dalam pelaksanaannya berlandaskan pada
syariah (hukum) Islam, menonjolkan aspek keadilan dan kejujuran dalam bertransaksi, investasi yang
beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan
menghindari kegiatan spekulatif dari berbagai transaksi keuangan.
2. ) Merger adalah proses penyatuan dua perusahaan. Salah satu perusahaan tetap berdiri dengan nama
yang dimilikinya. Perusahaan yang satu lagi kehilangan nama beserta kekayaannya. Semua
digabungkan dengan perusahaan yang lain. Akibat hukum penggabungan perusahaan (merger)
terhadap eksistensi perusahaan Perseroan Terbatas yang mengambil alih adalah tetap memakai nama
dan identitasnya, sedangkan eksistensi dari perusahaan Perseroan Terbatas yang diambil alih adalah
berakhir karena hukum.
3). Kredit macet adalah situasi dimana seorang debitur (peminjam) tidak bisa membayar cicilan
hutang atau kredit. Masalah tersebut bisa terjadi karena di tengah masa cicilan, debitur tidak memiliki
dana cukup untuk melunasinya. Hingga akhirnya mengalami pemangkiran, penundaan, permintaan
perpanjangCara Mengatasi Kartu Kredit Macet di Bank
beberapa langkah sebagai cara melunasi kartu kredit macet. diantaranya adalah:
1. Penataan Kembali (Reconditioning)
Cara terakhir yang bisa dilakukan adalah reconditioning. Cara ini dilakukan oleh pihak bank
dengan mengubah kondisi kredit untuk meringankan beban debitur. Upaya ini dilakukan
dengan mengonversi tunggakan, menambah fasilitas kredit, penjadwalan dan persyaratan
kembali.
2. Persyaratan Kembali (Restructuring)
Cara mengatasi kartu kredit macet di bank yang kedua adalah melakukan restructuring. Cara
ini dilakukan dengan mengubah syarat peminjaman yang meliputi perubahan jadwal, jangka
waktu serta persyaratan lainnya yang telah disepakati.
3. Penjadwalan Kembali (Rescheduling)
Ketika Anda telah mendatangi bank dan menjelaskan apa yang terjadi, bank bisa melakukan
rescheduling. Cara melunasi kartu kredit macet ini dilakukan dengan menyesuaikan kembali
tenor pinjaman Anda. Perpanjangan tenor ini akan disesuaikan dengan kemampuan debitur
dalam membayar cicilan.
Sebelum mengambil kredit, pastikan Anda telah menghitung secara matang neraca keuangan
Anda. Pastikan bahwa Anda mampu melunasi sesuai dengan jangka waktu yang disepakati
untuk menghindari terjadinya kredit macet. Untuk itu, Prospeku telah dilengkapi dengan fitur
financing yang bisa membantu menyesuaikan kemampuan Anda dalam mengambil kredit
properti.an dan sebagainya.
4.) Prinsip 5C perbankan
1. Character (Karakter)
2. Capacity/Cashflow (Kapasitas/Keuangan)
3. Capital (Modal)
4. Conditions (Kondisi)
5. Collateral (Agunan)
6. Constraint (Hambatan)
5.) Hubungan hukum anatara bank dengan nasabah penyimpan mulai terjadi sejak ditandatanganinya
kesepakatan tertulis (hubungan kontraktual) antara bank dengan nasabah yang memuat hak dan
kewajiban bagi masing-masing pihak. Perjanjian inilah yang menjadi hukum atau undang-undang
bagi kedua belah pihak (Pasal 1338 KUH Perdata). bentuk perjanjian penyimpanan dana antara
nasabah dan pihak bank disebut perjanjian simpanan. Sebagai perjanjian simpanan terdapat ketentuan
dalam Pasal 1319 KUH perdata yang berbunyi : “ Semua persetujuan, baik yang mempunyai suatu
nama khusus maupun yang tidak terkenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan-
peraturan umum yang termuat di dalam bab ini dan bab yang lalu”. Dalam perjanjian simpanan, pihak
bank menetapkan persyaratan umum tertentu dalam rekening deposito atau rekening tabungan anatara
lain pihak penerima simpanan (bank) dapat mempergunakan uang si penyimpan dan dalam waktu
tertentu bank akan memberikan bunga. Ketentuan lain yang dapat dijadikan dasar hubungan anatar
bank dan nasabah penyimpan adalah Pemberian Kuasa. Nasabah penyimpan memberikan kuasanya
kepada bank ketika menandatangani rekening deposito atau rekening tabungan atau rekening Koran.
Penandatanganan perjanjian penyimpanan dana menyangkut dua hal, yaitu kesepakatan untuk
menyerahkan dana atau uang dari calon nasabah penyimpan dana dan peralihan hak milik dari calon
nasabah ke tangan bank. Setelah penandatanganan perjanjian dan uang sudah diserahkan ke bank
maka pada saat itu terjadi peralihan hak milik atas uang yang diserahkan. Setelah terjadinya peralihan
hak milik maka bank mempunyai kebebasan untuk mengelola dana tersebut untuk modal kegiatan
bank. Hubungan hukum anatara bank dengan nasabah penyimpan mulai terjadi sejak
ditandatanganinya kesepakatan tertulis (hubungan kontraktual) antara bank dengan nasabah yang
memuat hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak. Perjanjian inilah yang menjadi hukum atau
undang-undang bagi kedua belah pihak (Pasal 1338 KUH Perdata).
6). Tidak bisa dipungkiri, sejak dunia memasuki era globalisasi, kehidupan kaum muslimin menjadi
semakin carut marut, khususnya di bidang perekonomian. Masyarakat tak lagi memperdulikan antara
halal dan haram. Berlakunya sistem ekonomi berbasis kapitalisme saat ini hanya berorientasi pada
kepentingan pribadi, dimana kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi dilakukan semata-mata
untuk meraup profit sebesar-besarnya tanpa mengindahkan syariat agama, sebut saja praktik bunga
dalam bank. Kontroversi bunga bank konvensional masih mewarnai wacana yang hidup di masyarakat
dikarenakan bunga yang diberikan oleh bank konvensional merupakan sesuatu yang diharamkan dan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah jelas mengeluarkan fatwa tentang bunga bank pada tahun 2003
lalu. Namun, wacana ini masih saja membumi ditelinga kita, dikarenakan beragam argumentasi yang
dikemukakan untuk menghalalkan bunga, bahwa bunga tidak sama dengan riba. Walaupun Al-Quran
dan Hadits sudah sangat jelas bahwa bunga itu riba dan riba hukumnya adalah haram.
Bunga Bank adalah bank interest yaitu sejumlah imbalan yang diberikan oleh bank kepada nasabah
atas dana yang disimpan di bank yang dihitung sebesar persentase tertentu dari pokok simpanan dan
jangka waktu simpanan ataupun tingkat bunga yang dikenakan terhadap pinjaman yang diberikan
bank kepada debiturnya.
Dalam perbankan ada 2 macam bunga yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya, yaitu:
1. Bunga Simpanan, yaitu bunga yang diberikan sebagai balas jasa bagi nasabah yang
menyimpan uangnya di bank. Contohnya adalah bunga tabungan dan bunga deposito.
2. Bunga Pinjaman, yaitu bunga yang dibebankan kepada nasabah oleh bank khusus untuk
nasabah yang memiliki pinjaman di bank, contohnya adalah bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank
konvensional. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Ketika bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman ikut naik dan demikian pula
sebaliknya. Bunga bank termasuk riba, sehingga bunga bank juga diharamkan dalam ajaran Islam.
Riba bisa saja terjadi pada pinjaman yang bersifat konsumtif, maupun pinjaman yang bersifat
produktif dan pada hakikatnya riba dalam bunga bank memberatkan peminjam.
Ada beberapa pendapat ulama mengenai bunga bank menurut syariah Islam:
1. Majelis Tarjih Muhammadiyah
Menurut lembaga ini, hukum tentang bunga bank dan riba dijelaskan sebagai berikut:
3. Langkah ketiga adalah menuangkan hasil restrukturisasi tersebut dalam bentuk kesepakatan
atau jika ditempuh metode litigasi menuangkan dalam bentuk putusan pengadilan. Langkah
formil ini penting untuk menjamin adanya kepastian hukum atas restrukturisasi tersebut.
Langkah-langkah di atas memang tidak mudah di mana diperlukan kemampuan hukum yang detail
sekaligus kemampuan perhitungan bisnis yang cermat. Namun saat ini tidak ada pilihan lain untuk
menyelamatkan sektor usaha, di mana langkah restrukturisasi adalah langkah yang paling signifikan.