Anda di halaman 1dari 6

Nama : Feriahman Sidabutar

NPM : 184301141

1. Fungsi Bank :
 Bank harus menjadi sebagai lembaga yang menghimpun
dana masyarakat. Dalam pengertian ini bank menerima
dana yang berupa simpanan dalam bentuk tabungan,
deposito berjangka dan rekening giro.
 Bank juga harusmenjadi sebagai lembaga yang menyalurkan
dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau sebagai
lembaga pemberi kredit.
 Dan yang terakhir Bank sebagai lembaga yang melancarkan
transaksi perdagangan dan pembayaran uang.

2. Prinsip Mengenal Nasabah (Know How Costumer Principle).


Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank
untuk mengenal dan mengetahui identitas nasabah, mamantau
kegiatan transaksi nasabah, termasuk melaporkan setiap transaksi
yang mencurigakan. Prinsip mengenal nasabah diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan
Prinsip Mengenai Nasabah. Tujuan yang hendak dicapai dalam
penerapan prinsip mengenai nasabah adalah meningkatkan peran
lembaga keuangan dengan berbagai kebijakan dalam menunjang
praktik lembaga keuangan, menghindari berbagai kemungkinan
lembaga keuangan dijadikan ajang tindak kejahatan dan aktivitas
ilegal yang dilakukan nasabah, serta melindungi nama baik dan
reputasi lembaga keuangan.

Cth : Feri melakukan perjanjian kepada pihak bank. Pihak bank harus
mengetahui asal ususl identitas asli si Feri. dengan mengetahui
identitas si Feri, pihak bank akan memantau setiap transaksi si Feri.

Prinsip Kerahasiaan (Secrecy Principle). Prinsip kerahasiaan bank


diatur dalam Pasal 40 sampai dengan Pasal 47 A UU No. 10 Tahun
1998. Menurut Pasal 40, bank wajib merahasiakan keterangan
mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Namun dalam
ketentuan tersebut, kewajiban merahasiakan itu bukan tanpa
pengecualian. Kewajiban merahasiakan itu dikecualikan untuk
kepentingan pajak, penyelesaian utang-piutang bank yang sudah
diserahkan kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang/Panitia
Urusan Piutang Negara(UPLN/PUPN) untuk kepentingan
pengadilan perkara pidana, dalam perkara perdata antara bank
dan nasabah, dalam rangka tukar menukar informasi antar bank.

Cth : A melakukan penyimpanan di Bank B , bank B harus


merahasiakan keterangan-keterangan penyimpanan dan simpanan
si A dengan begitu A akan merasa aman dengan simpananya di
bank B.

3. Intermediasi adalah Lembaga keuangan, baik bank maupun


lembaga keuangan bukan bank (LKBB) mempunyai peranan yang
penting bagi aktifitas perekonomian. Bank dan LKBB merupakan
perantara keuangan (financial intermediaries) sebagai pendukung
yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian. Bank
dan LKBB pada dasarnya mempunyai fungsi mentransfer dana
dana (loanable funds) dari penabung atau unit surplus (lenders)
kepada peminjam (borrowers) atau unit defisit. Dana-dana
tersebut dialokasikan dengan negosiasi antara pemilik dana dan
pemakai dana melalui pasar uang dan pasar modal.
Cth : Giro, Deposito berjangka, tabungan yang diterima dari sector
usaha, rumah tangga dan lembaga pemerintah.

4. Menurut Sutan Remy Sjahdeni, hubungan hukum antara bank


dengan nasabah, bahwa berdasarkan pada fungsi utama
perbankan sebagai lembaga intermediasi, yaitu berfungsi
menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan dana masyarakat,
maka terdapat dua hubungan hukum antara bank dengan nasabah,
yaitu :
1. Hubungan hukum antara bank dengan nasabah penyimpan dana
Hubungan antara bank dengan nasabah penyimpan dana dalam
praktik perbankan adalah konstruksi hubungan hukum atau
perjanjian pinjam meminjam, khususnya perjanjian peminjaman
uang dengan bunga sebagaimana diatur dalam Pasal 1754 KUHPdt.
Hubungan antara bank dengan nasabah penyimpan tidak tepat jika
merupakan hubungan perjanjian penitipan sebagaimana diatur
pada Pasal 1694 KUHPdt atau perjanjian pemberian kuasa (Pasal
1792 KUHPdt), alasannya : Perjanjian penitipan
(bewaargeving),menurut Pasal 1694 bahwa penitipan adalah
terjadi, apabila seorang menerima sesuatu barang dari seorang
lain, dengan syarat bahwa ia akan menyimpannya dan
mengembalikannya dalam wujudnya asal. Dalam perjanjian
penitipan, maka benda yg dititipkan tdk masuk dlm aset penerima
titipan, akan tetapi dalam praktik uang nasabah penyimpan dana
masuk dalam aset bank. Hal ini membuktikan bahwa perjanjian
penitipan tidak tepat sebagai dasar hubungan hukum antara bank
dg nasabah penyimpan dana.

2. Perjanjian pemberian kuasa (lastgeving). Pasal 1792 KHPdt


dikatakan bahwa Pemberian kuasa adalah suatu persetujuan
dengan mana seorang memberikan kuasa kepada seseorang lain yg
menerimanya, untuk atas namanya menyelenggarakan suatu
urusan.

3. Perjanjian pinjam meminjam sebagaimana diatur dlm Pasal 1754


KUHPdt adl suatu perjanjian, yg menentukan pihak pertama
menyerahkan sejumlah barang yg dapat habis terpakai kepada
pihak kedua, dg syarat bahwa pihak kedua itu akan
mengembalikan barang sejenis kepada pihak pertama dalam
jumlah dan keadaan yg sama. Berdasarkan perjanjian tersebut,
orang yang menerima pinjaman menjadi pemilik mutlak barang
pinjaman itu, dan bila barang itu musnah, dg cara bagaimana pun
maka kerugian itu menjadi tanggungan peminjam. Untuk
peminjaman uang atau barang yg habis dalam pemakaian,
diperbolehkan membuat syarat bahwa atas pinjaman itu akan
dibayar bunga.
Menurut Tan Kamelo, bahwa hubungan antara bank dan nasabah
penyimpan dana adalah hubungan yang terbentuk dalam
perjanjian, yaitu perjanjian simpanan. Perjanjian simpanan tidak
identik dengan perjanjian penitipan dan juga tidak dapat dikatakan
sebagai perjanjian pemberian kuasa. Perjanjian simpanan memiliki
karakteristik sebagai perjanjian tidak bernama (onbenoemde
overeenkomst, innominaat contracten)

4. Hubungan hukum antara bank dengan nasabah debitur


Menurut Tan Kamelo, bahwa dilihat dari jenis perjanjian, perjanjian
kredit bank merupakan perjanjian timbal balik, artinya jika bank
dan nasabah debitur tidak memenuhi isi perjanjian, salah satu
pihak dapat menuntut pihak lainnya sesuai dengan jenis
prestasinya. Secara yuridis normatif, perjanjian kredit bank yang
sudah disepakati menimbulkan akibat hukum (rechtsgevolg) yang
mengikat dan harus dijalankan dengan itikad baik.
Dilihat dari aspek jenis perjanjian lainnya, perjanjian kredit bank
tergolong dalam perjanjian tidak bernama.Menurut Lee Mei Pheng
dan Detta Saman, bahwa hubungan antara bank dengan nasabah
adalah hubungan kontraktual, baik hubungan antara bank dengan
nasabah deposan maupun antara bank dengan nasabah debitur.
Kesimpulan : Hubungan antara bank dengan nasabah adalah
hubungan kontraktual, dan hubungan tersebut kemudian
dirangkum dalam bentuk perjanjian yang melahirkan hak dan
kewajiban.

5. Untuk menyelesaikan kredit bermasalah atau nonperformingloan


dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara, yaitu Penyelamatan Kredit
dan Penyelesaian kredit.
• Penyelamatan Kredit adalah suatu langkah penyelesaian kredit
bermasalah melalui perundingan kembali antara bank sebagai
kreditur dengan nasabah peminjam sebagai debitur.
• Penyelesaian Kredit adalah suatu langkah penyelesaian kredit
bermasalah melalui lembaga hukum.

Dimaksud Lembaga Hukum adalah Panitia Urusan Piutang Negara


(PUPN), dan Direktorat Jendral Piutang dan Lelang Negara (DJPLN),
melalui Badan Peradilan, dan melalui Arbitrase atau Badan
Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Penyelamatan Kredit Bermasalah dpt dilakukan dg berpedoman kpd


Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/4/BPPP tgl 29 Mei 1993 yg pd
prinsipnya mengatur penyelamatan kredit bermasalah sebelum
diselesaikan melalui Lembaga Hukum.

Anda mungkin juga menyukai