Anda di halaman 1dari 9

NAMA : BAMBANG TRIADY PUTRA

NPM : 18.4301.171

KELAS : KHUSUS

TUGAS : ASAS-ASAS PEMERINTAHAN YANG BAIK MENURUT PARA AHLI

 VAN DER BURG dan GJM. CARTIGNY memberikan definisi mengenai


algemene beginselen van behoorlijk bestuur (abbb), adalah asas-asas hukum
yang tidak tertulis yang harus diperhatikan oleh badan atau pejabat tata usaha
Negara dalam melakukan tindakan hukum yang akan dinilai kemudian oleh
Hakim Tata Usaha Negara.
 HD. Van WIJK /WILLEM KONIJNENBELT menulis sebagai berikut: organ-organ
pemerintahan – yang menerima wewenang untuk melakukan tindakan tertenu
menjalankan tindakannya tidak hanya terkait pada peraturan perundang-
undangan; hukum tertulis, disamping itu organ-oragan pemerintahan harus
memperhatikan hukum tidak tertulis, yaitu asas-asas umum pemerintahan yang
baik.
 JBJM. Ten BERGE menyatakan bahwa, istilah asas-asas pemeritnhan yang
patut sebenarnya dimaksudkan sebagai peraturan hukum tidak tertulis pada
pemerintahan yang berdasarkan hukum. Dan menyebutkan bahwa, kita
menemukan abbb dalam dua varian, yaitu sebagai dasar penelian bagi hakim
dan sebagai norma pengarah bagi organ pemerintahan.
 Belinfante, asas- asas umum pemerintahan yang baik meliputi

1. Asas larangan bertindak sewenang-wenang.


2. Asas larangan mencampur adukan wewenang.
3. Asas kepastian hukum.
4. Asas kesaksamaan.
5. Asas persamaan.

 Veld dan Koeman, menurutnya AAUPB :


1. Asas larangan mencampuradukan wewenang.
2. Asas larangan bertindak sewenang-wenang.
3. Asas persamaan.
4. Asas kepastian hukum.
5. Asas harapan-harapan yang ditumbuhkan.
6. Asas kejujuran.
7. Asas kecermatan.
8. Asas pemberian dasar pertimbangan.

 Menurut Kuntjoro Purbopranoto asas-asas umum pemerintahan yang baik,


meliputi :

1. Asas Kepastian Hukum :

Asas ini menghormati hak yang diperoleh seseorang berdasarkan suatu keputusan,
walaupun keputusan itu salah dan kesalahan tersebut dibuat oleh badan / pejabat yang
membuat keputusan itu.

2. Asas Keseimbangan :

Dalam asas ini dikehendaki adanya keseimbangan antara hukuman dan kelalaian
seseorang.

3. Asas Kesamaan Dalam Mengambil Keputusan :

Asas ini menghendaki agar badan / pejabat tata usaha negara harus mengambil
tindakan yang sama ( tidak bertentangan ) dengan kasus-kasus yang faktanya
sama.

4. Asas Bertindak Cermat :

Asas ini menghendaki agar badan / pejabat tata usaha negara harus bertindak
cermat atau hati-hati agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
5. Asas Motivasi Untuk Setiap Keputusan :

Asas ini menghendaki bahwa keputusan harus didasari alasan / motivasi yang
cukup. Motivasi itu harus adil dan jelas.

6. Asas Jangan Mencampuradukan Kewenangan :

Tidak boleh menggunakan kewenangan itu untuk tujuan lain selain daripada tujuan
yang telah ditetapkan untuk kewenangan itu.

7. Asas Permainan Yang Layak / Asas Perlakuan Yang Jujur :

Warga masyarakat harus diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mencari


kebenaran.

8. Asas Menanggapi Penghargaan Yang Wajar :

Tindakan-tindakan badan / pejabat itu harus menimbulkan harapan-harapan bagi


para warga masyarakat.

9. Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan Yang Batal :

Asas ini menghendaki agar kedudukan seseorang dipulihkan kembali sebagai akibat
dari keputusan yang batal.

10. Asas keadilan dan kewajaran :

Asas ini menyatakan bahwa suatu tindakan yang tidak adil / tidak layak adalah
terlarang dan apabila badan / pejabat tata usaha negara bertindak bertentangan
dengan asas ini, maka tindakan itu dapat dibatalkan.

11. Asas Perlindungan Atas Pandangan Hidup / Cara Hidup :

Setiap orang mempunyai hak atas kehidupan pribadinya dan pemerintah harus
menghormati hak tersebut.
12. Asas kebijaksanaan :

Dalam tugas mengabdi pada kepentingan umum, badan / pejabat itu tidak perlu
menunggu instruksi tetapi langsung dapat bertindak dengan berpijak pada asas
kebijaksanaan ( spontan ) .

13. Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum :

Kepentingan umum meliputi kepentingan nasional dalam nasional dalam arti


kepentingan bangsa, negara, masyarakat. Kepentingan umum mengatasi
kepentingan individu, golongan dan daerah.

 Jazim Hamidi menemukan pengertiaan AAUPL berikut ini:

1. AAUPL merupakan nilai-nilai etik yang dihup dan berkembang dalam lingkungan
hukum administrasi negara
2. AAUPL berfungsi sebagai pegangan bagi pejabat administrasi negara dalam
menjalankan fungsinya, merupakan alat uji bagi hakim administrasi dalam
menilai tindakan administraasi negara (yang berwuju penetapan/ beshikking),
dan sebagai dasar pengajuan gugatan bagi pihak penggugat
3. Sebagian besar dari AAUPL masih merupakan asas-asas yang tidak tertulis,
masih abstrak dan dapat digali dalam praktik kehidupan di masyarakat.
4. Sebagian asas yang lain sudah menjadi kaidah hukum tertulis dan terpencar
dalam berbagai peraturan hukum positif

Peraturan Perundang-undangan:

Sebenarnya asas-asas ini dapat digunakan dalam praktik peradilan di Indonesia karena
memiliki sandaran dalam Pasal 14 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1970 tentang Kekuasaan
Pokok Kehakiman;

“pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili sesuatu perkara yang
diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak atau kruang jelas melainkan wajib untuk
memeriksa dan mengadilinya.”.
dalam Pasal 27 ayat (1) ditegaskan:

“hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan
memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat”.

Seiring dengan perjalan waktu dan perubahan politik Indonesia, asas-asas ini muncil
dan dimuat dalam suatu undang-undang yaitu UU No. 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN). Pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999 menyebutkan beberapa asas umum
penyelenggaraan negara, yaitu sebagai berikut:

1.      Asas kepastian hukum: asas dalam negara hukum yang mengutamakan


landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggaraan negara.

2.      Asas tertib penyelenggaraan negara: asas yang menjadi landasan


keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan
negara.

3.      Asas kepentingan umum: asas yang mendahulukan kesejahteraan umum


dengan cara aspiratif, akomodatif dan selektif.

4.      Asas keterbukaan: asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan dan rahasia negara.

5.      Asas proporsionalitas: asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak


dan kewajiban penyelenggara negara.

6.      Asas profesionalitas: asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan


kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7.      Asas akuntabilitas: asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kemudian Asas-asas tersebut diakui dan diterapkan dalam penyelenggaraan


pemerintahan dalam proses peradilan di PTUN, yakni setelah adanya UU No. 9 Tahun
2004 tentang Perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN. Berdasarkan pasal
53 ayat (2) poin a disebutkan:

“keputusan tata usaha negara yan gdigugat itu bertentangan dnegan asas-asas umum
pemerintahan yang baik”.

Dan dalam penjelasannya disebutkan: “yang dimaksud dengan asas-asas umum


pemerintahan yang baik adalah meliputi atas kepastian hukum, tertin penyelenggaraan
negara, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas dan akuntabilitas, sebagai
dimaksud dalam UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebes dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Disamping itu, dalam UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, asas-asas


umum pemerintahan yang baik tersebut dijadikan asas dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah, sebagaimana tercantum dalam Pasal 20 ayat (1) yang berbunyi:

“penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum Penyelenggaraan


Negara yang terdiri atas: asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara,
asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas
profesionalitas, asas akuntabilitas, asas efisiensi dan asas efektivitas”.

Dari uraian di atas terlihat ada penambahan 2 asas yakni efisiensi danefektivitas,
namun tidak ada penjelasan terkait dengan 2 asas tersebut.
Dapat kita lihat pada Rancangan Undang-Undang Administrasi Pemerintahan. Yang
dimaksud dengan adminstrasi pemerintahan dalam RUU tersebut yakni di dalam
ketentuan Pasal 1 angka 1:

“Administrasi Pemerintahan adalah semua tindakan hukum dan tindakan materil


administrasi pemerintahan yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah dan Pejabat
Administrasi Pemerintahan

serta badan hukum lain yang diberi wewenang untuk melaksanakan semua fungsi atau
tugas pemerintahan, termasuk memberikan pelayanan publik terhadap masyarakat
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Dan pengaturan mengenai asas-asas umum pemerintahan yang baik tertuang dalam
Pasal 2 ayat (1) dan (2) RUU Adminstrasi Pemerintahan yakni:

(1)      Pejabat Administrasi Pemerintahan atau Badan dalam menjalankan hak,


wewenang, kewajiban dan tanggung jawabnya wajib melaksanakan asasasas umum
pemerintahan yang baik.

(2)      Asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) terdiri atas:

1. asas kepastian hukum; asas dalam negara hukum yang mengutamakan


landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggaraan pemerintahan.
2. asas kesimbangan; asas yang mewajibkan pejabat administrasi pemerintahan
atau badan untuk menjaga, menjamin paling tidak mengupayakan
keseimbangan yaitu: (1) keseimbangan kepentingan antara individu dengan
individu, (2) keseimbangan kepentingan antara individu dengan masyarakat; (3)
keseimbangan kepentingan antara pemerintah degan warga negara; (4)
keseimbangan kepentingan antara generasi sekarang dengan generasi
mendatang; (5) keseimbangan kepentingan antara manusia dengan
ekosistemnya.
3. asas kesamaan; asas yang mengutamakan perlakuan yang sama dari
kebijaksaan pemerintah.
4. asas kecermatan; asas yang mengadunga arti bahwa suatu keputusan harus
dipersiapkan terlebih dahulu dan kemudian keptusan tersebut diambil dengan
cermat
5. asas motivasi; asas pemebrian suatu keputusan yang harus dapat didukung
oleh alasan-alasan dengan dasar fakta yang dijadikan dasar suatu keputusan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
6. asas tidak melampaui dan atau mencampuradukan kewenangan; asas yang
mewajibkan setiap Pejabat Administrasi Pemerintahan atau Badan tidak
menggunakan kewenangan yang dimilikinya untuk kepentingan pribadi.
7. asas bertindak wajar; asas yang mewajibkan Pejabat Administrasi
Pemerintahan atau Badan untuk tidak bertindak dan membuat keputusan yang
diskriminatif.
8. asas keadilan; setiap penyelenggaraan administrasi pemerintahan harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara.
9. asas kewajaran dan kepatutan; asas yang mewajibkan Pejabat Administrasi
Pemerintahan atau Badan untuk tidak bertindak sewenangwenang.
10. asas menanggapi pengharapan yang wajar; asas yang mewajibkan Pejabat
Administrasi Pemerintahan atau Badan menepati janjinya yang menimbulkan
pengharapan yang wajar kepada para pemohon atas layanan dan tindakan yang
dibuthkan dari pemerintah.
11. asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal; asas yang
mewajibkan Pejabat Administrasi Pemerintahan atau Badan untuk mengambil
tindakan segera atau mengganti kerugian yang timbul sebagai akibat keputusan
yang batal.
12. asas perlindungan atas pandangan hidup pribadi; asas yang mewajibkan
Pejabat Administrasi Pemerintahan atau Badan menghormati pandangan hidup
pribadi seseorang atau kelompok dan melakukan tindakan serta memberikan
layanan tanpa melakukan diskriminasi kepada setiap warga masyarakat
13. asas tertib penyelenggaraan administrasi pemerintahan; asas yang menjadi
landasan keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian
Penyelenggaran Adminsitrasi Pemerintahan.
14. asas keterbukaan; asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif dalam
penyelenggaran administrasi pemerintahan dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
15. asas proporsionalitas; asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak
dan kewajiban warga atau penduduk yang berkepentingan dalam keputusan
atau perilaku pejabat adminstrasi pemerintahan di satu fihak, dan antara
kepentingan warga dan penyelenggara pemerintahan dilain fihak.
16. asas profesionalitas; asas yang mnegutamakan keahlian yang sesuai dengan
tugas dan kode etik yang berlaku bagi Pejabat Adminsitrasi Pemerintahan atau
Badan yang mengeluarkan keputusan adminsitrasi pemerintahan yang
bersangkutan.
17. asas akuntabilitas; asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan Penyelenggaraan Negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
18. asas kepentingan umum; asas yang mendahulukan kesejahteraan umum
dnegan cara yang aspiratif, akomodatif, selektif dan tidak diskriminatif.
19. asas efisiensi; asas penyelenggaraan administrasi penyelenggaraan yang
berorientasi pada minimalisasi penggunaan sumber daya untuk mencapati hasil
kerja yang terbaik.
20. asas efektifitas; asas penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang
berorientasi pada tujuan yang tepat guna dan berdaya guna

Anda mungkin juga menyukai