*)
menurut Nindyo Pramono
1. ASAS PRINSIP KEPERCAYAAN (FIDUCIARY
PRINCIPLE/RELATIONSHIP)
Sesuai Penjelasan Pasal 29 ayat 3 & 4 UU Perbankan, dijelaskan bahwa hubungan antara bank
dengan nasabah didasarkan sebagai suatu hubungan kepercayaan (fiduciary relationship)
(3) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah dan melakukan kegiatan
usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah
yang memercayakan dananya kepada bank
(4) Untuk kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya
risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank
Pada hubungan antara bank dan nasabah simpanan, tidak ada jaminan baik jaminan kebendaan
ataupun jaminan perorangan yang diberikan oleh bank kepada nasabah untuk menjamin pinjaman
(simpanan) tersebut, sebagaimana pada umumnya bahwa bank mensyaratkan adanya jaminan dalam
perjanjian kredit antara bank dan nasabah debitur.
Nasabah penyimpan dana berdasarkan kepercayaan menempatkan dananya pada bank untuk
dikelola
Oleh karena posisi unik bank di dalam perekonomian, hubungan antara bank dan nasabah
bukanlah hanya hubungan debitur-kreditur saja
Bank:
tidak boleh hanya memperhatikan kepentingannya saja, tetapi juga kepentingan nasabah
penyimpan dana dan nasabah pengguna dana
tidak boleh melakukan unsafe and unsound practice
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai tempat menyimpan dana untuk dikelola dengan
aman dan jujur yang sewaktu-waktu diminta kembali oleh nasabah, bank mampu menyediakannya
is a place of special safety and probity
harus menjaga kesehatannya dan memelihara kepercayaan masayarakat kepadanya
2. ASAS PRINSIP KERAHASIAAN (CONFIDENTIAL PRINCIPLE)
Menurut pasal 1 ayat 28 UU Perbankan, yang dimaksud dengan Rahasia Bank adalah:
segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya.
Prinsip rahasaia bank juga melandasi prinsip kepercayaan
Informasi rahasia diterobos pihak tidak berkepentingan
Privasi terganggu nasabah merasa tidak aman nasabah memindahkan simpanan
Data penting bocor digunakan untuk tindakan illegal nasabah dirugikan
Keduanya menyebakan bank tidak dipercayai oleh masayarakat
Kegiatan usaha bank berpengaruh pada sebagian besar dana masyarakat yang
memercayakan dananya kepada bank
3. ASAS PRINSIP KEHATI-HATIAN (PRUDENTIAL PRINCIPLE)
Prinsip Know Your Customer (KYC) adalah prinsip yang diterapkan bank untuk
mencermati dan mengetahui identitas nasabah serta memantau kegiatan transaksi
nasabah, termasuk pelaporan jika terdapat transaksi yang diduga mencurigakan.
Tujuan KYC: mengenal profil dan karakter transaksi nasabah sehingga bank dapat
mengidentifikasi transaksi yang diduga mencurigakan, untuk meminimalisir:
Operational risk
Legal risk
Reputational risk
Concentration risk
KARAKTERISTIK HUBUNGAN HUKUM ANTARA BANK DAN
NASABAH
Sesuai UU Perbankan: tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan
atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu
Dalam mempertimbangkan pembukaan tabungan, bank wajib menerapkan Prinsip KYC
dimana bank wajib meminta informasi dan meneliti kebenaran dokumen pendukung berupa:
Identitas
Maksud dan tujuan
Informasi lain untuk mengetahui profil calon nasabah
Identitas pihak lain, dalam hal calon nasabah bertindak untuk dan atas nama pihak lain
DEPOSITO
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah dengan Bank (UU Perbankan)
Berdasarkan jenisnya, deposito dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
Deposito berjangka (time deposit) dengan jangka waktu tertentu (1, 3, 6, 12, 24 bulan)
Deposito harian (deposit on call)
Sertifikat deposito (certificate of deposit)
Berdasarkan perpanjangan, Deposito berjangka dapat dibedakan menjadi dua:
Deposito berjangka biasa yang jatuh tempo pada akhir jangka waktu yang diperjanjikan
Deposito berjangka otomatis yaitu deposito yang pada saat jatuh tempo akan diperpanjang untuk
jangka waktu yang sama tanpa pemberitahuan atau penegasan terlebih dahulu
DEPOSITO
Rekening Koran atau Rekening Giro adalah rekening yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro atau saranan perintah pembayaran lainnya
atau dengan pemindahbukuan (UU Perbankan No 10 tahun 1998)
Berdasarkan kepemilikannya, Rekening Koran dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
Rekening Perorangan, adalah rekening atas nama pribadi, termasuk pula golongan yang
menggunakan nama dagang seperti usaha dagang, warung, restaurant, dll
Rekening Badan, adalah rekening atas nama badan pemerintah/Lembaga negara, organisasi
masyarakat, Firma, CV, Yayasan, Perseroaan Terbatas (PT), Koperasi, dan semua badan hukum
yang diatur dalam KUHD
Rekening Gabungan (Joint Account) adalah rekening atas nama orang pribadi, beberapa badan
dan/atau campuran keduanya
CEK
Diatur dalam ketentuan Pasal 178 sd 229d KUHD. Cek adalah surat “perintah untuk
membayar” tanpa syarat dari nasabah (pemilik dana pada rekening giro) kepada tertarik
(bank), atas sejumlah dana kepada pemegang/penerima pada saat diunjukan
Berfungsi sebagai alat pembayaran tunai
Tenggang Waktu Pengunjukan Cek:
Cek yang diterbitkan dan dibayarakan di Indonesia harus ditunjukan dalam tenggang waktu
70 hari, sejak tanggal penerbitannya (Pasal 206 KUHD) ditambah 6 bulan tenggang waktu
sebelum kadaluawarsa (Pasal 229 KUHD)
Bank dilarang menerima nabasah yang namanya tercantum dalam daftar hitam yang
berlaku. Daftar hitam adalah daftar yang diterbitkan secara berkala oleh BI yang memuat
nama-nama penarik Cek kosong selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penerbitan
SYARAT FORMAL CEK
Surat perintah pemindahbukuan (overbooking) dari penerbit (pemegang rekening giro) kepada
bank unutk memindahkan sejumlah dana ke dalam rekening yang tertera pada bilyet giro yang
bersangkutan
Dasar hukumnya semata-mata berdasarkan atas ketentuan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
(tidak diatur di dalam KUHD)
Tanggal dan batas waktu yang berlaku dalam Bilyet Giro:
Tanggal penerbitan atas bilyet giro;
Tanggal efektif dari bilyet giro adalah tanggal mulai berlakunya tenggang waktu penarikan (apabila tidak
ditulis, tanggal penerbitan dianggap sama dengan tanggal efektif);
Tenggang waktu penarikan selama-lamanya 70 hari sejak tanggal penerbitan;
Tenggang waktu penawaran selama-lamanya 6 bulan setelah batas waktu penarikan, setelah tenggang
waktu penawaran tersebut merupakan masa daluwarsa
SYARAT FORMAL BILYET GIRO
Inkaso: perintah atau pemberian kuasa untuk menagihkan sejumlah uang yang tertera
dalam bilyet giro;
Cerukan (overdraft) adalah kondisi dimana bank tertarik (bank pembayar atas
pertimbangan khusus) meluluskan instruksi/amanat penarikan atas dasar cek
dimaksud kendatipun dananya tidak mencukupi;
BG kosong: adalah BG yang perintahnya/amanatnya tidak dipenuhi oleh bank
tertarik/bank pembayar karena dananya tidak mencukupi
Stop payment, merupakan perintah dari penarik/penerbit kepada bank tertarik (bank
pembayar) untuk meniadakan/membatalkan pembayaran karena adanya kehilangan
BG