Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN HUKUM ANTARA BANK & NASABAH;

SERTA ASPEK HUKUM PRODUK SIMPANAN


SATRIYO DWICAHYO
NASABAH BANK

 Berdasarkan Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Perbankan, yang dimaksud dengan


nasabah adalah: Pihak yang menggunakan jasa bank.
 Nasabah bank dibagi menjadi:
1. Nasabah penyimpan: adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk
simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan
2. Nasabah debitur: adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayan berdasarkan
prinsip Syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah
yang bersangkutan
DANA SIMPANAN

 Dana yang dihimpun oleh bank dalam bentuk simpanan


 Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian
penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bantuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu
 Giro: simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,
sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan
 Deposito: simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasrakan
perjanjian nasabah penyimpan dengan bank
 Sertifikat deposito: simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat
dipindahtangankan
 Tabungan: simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu
EMPAT PRINSIP DASAR HUBUNGAN HUKUM ANTARA BANK DAN
NASABAH*)

1. Prinsip kepercayaan (fiduciary principle, fiduciary relation)


2. Prinsip kerahasiaan (confidential principle, confidential relation)
3. Prinsip kehati-hatian (prudential principle, prudential relation)
4. Prinsip mengenal nasabah (know your customer principle)

*)
menurut Nindyo Pramono
1. ASAS PRINSIP KEPERCAYAAN (FIDUCIARY
PRINCIPLE/RELATIONSHIP)

 Sesuai Penjelasan Pasal 29 ayat 3 & 4 UU Perbankan, dijelaskan bahwa hubungan antara bank
dengan nasabah didasarkan sebagai suatu hubungan kepercayaan (fiduciary relationship)
 (3) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah dan melakukan kegiatan
usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah
yang memercayakan dananya kepada bank
 (4) Untuk kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya
risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank
 Pada hubungan antara bank dan nasabah simpanan, tidak ada jaminan baik jaminan kebendaan
ataupun jaminan perorangan yang diberikan oleh bank kepada nasabah untuk menjamin pinjaman
(simpanan) tersebut, sebagaimana pada umumnya bahwa bank mensyaratkan adanya jaminan dalam
perjanjian kredit antara bank dan nasabah debitur.
 Nasabah penyimpan dana berdasarkan kepercayaan menempatkan dananya pada bank untuk
dikelola
 Oleh karena posisi unik bank di dalam perekonomian, hubungan antara bank dan nasabah
bukanlah hanya hubungan debitur-kreditur saja
 Bank:
 tidak boleh hanya memperhatikan kepentingannya saja, tetapi juga kepentingan nasabah
penyimpan dana dan nasabah pengguna dana
 tidak boleh melakukan unsafe and unsound practice
 mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai tempat menyimpan dana untuk dikelola dengan
aman dan jujur yang sewaktu-waktu diminta kembali oleh nasabah, bank mampu menyediakannya
 is a place of special safety and probity
 harus menjaga kesehatannya dan memelihara kepercayaan masayarakat kepadanya
2. ASAS PRINSIP KERAHASIAAN (CONFIDENTIAL PRINCIPLE)

 Menurut pasal 1 ayat 28 UU Perbankan, yang dimaksud dengan Rahasia Bank adalah:
segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya.
 Prinsip rahasaia bank juga melandasi prinsip kepercayaan
 Informasi rahasia diterobos pihak tidak berkepentingan 
 Privasi terganggu  nasabah merasa tidak aman  nasabah memindahkan simpanan
 Data penting bocor  digunakan untuk tindakan illegal  nasabah dirugikan
 Keduanya menyebakan bank tidak dipercayai oleh masayarakat
 Kegiatan usaha bank berpengaruh pada sebagian besar dana masyarakat yang
memercayakan dananya kepada bank
3. ASAS PRINSIP KEHATI-HATIAN (PRUDENTIAL PRINCIPLE)

 Pasal 2 UU Perbankan menegaskan bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan


usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.
 Bank memiliki peluang yang sangat luas dalam memperoleh pendapatan, akan tetapi
Bank memiliki risiko melekat (inherent) pada seluruh aktivitas bank
 Hal ini terkait dengan kewajiban bank untuk tidak merugikan kepentingan nasabah
yang memercayakan dananya kepada bank. Bank mampu membayar kembali dana
kepada nasabah jika sewaktu-waktu ditarik oleh penyimpannya
 Bank juga memiliki risiko yang melekat (inherent) secara sistematis yang dapat
mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan
 Berdasarkan PBI No.5/8/PBI/2003, Risiko yang harus dikelola oleh bank adalah:
a) Risiko kredit
b) Risiko pasar
c) Risiko likuiditas
d) Risiko operasional
e) Risiko hukum
f) Risiko reputasi
g) Risiko stratejik
h) Risiko kepatuhan
4. ASAS PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER
PRINCIPLE)

 Prinsip Know Your Customer (KYC) adalah prinsip yang diterapkan bank untuk
mencermati dan mengetahui identitas nasabah serta memantau kegiatan transaksi
nasabah, termasuk pelaporan jika terdapat transaksi yang diduga mencurigakan.
 Tujuan KYC: mengenal profil dan karakter transaksi nasabah sehingga bank dapat
mengidentifikasi transaksi yang diduga mencurigakan, untuk meminimalisir:
 Operational risk
 Legal risk
 Reputational risk
 Concentration risk
KARAKTERISTIK HUBUNGAN HUKUM ANTARA BANK DAN
NASABAH

 Berdasarkan fungsi utama bank sebagai lembaga intermediasi, terdapat 2 hubungan


hukum antara bank dan nasabah, yaitu:
1. Hubungan hukum antara bank dan nasabah penyimpan dana
2. Hubungan hukum antara bank dan nasabah debitur
ASPEK HUKUM TABUNGAN, DEPOSITO,
REKENING KORAN, CEK, BILYET GIRO, DAN
WESEL
TABUNGAN

 Sesuai UU Perbankan: tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan
atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu
 Dalam mempertimbangkan pembukaan tabungan, bank wajib menerapkan Prinsip KYC
dimana bank wajib meminta informasi dan meneliti kebenaran dokumen pendukung berupa:
 Identitas
 Maksud dan tujuan
 Informasi lain untuk mengetahui profil calon nasabah
 Identitas pihak lain, dalam hal calon nasabah bertindak untuk dan atas nama pihak lain
DEPOSITO

 Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah dengan Bank (UU Perbankan)
 Berdasarkan jenisnya, deposito dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
 Deposito berjangka (time deposit) dengan jangka waktu tertentu (1, 3, 6, 12, 24 bulan)
 Deposito harian (deposit on call)
 Sertifikat deposito (certificate of deposit)
 Berdasarkan perpanjangan, Deposito berjangka dapat dibedakan menjadi dua:
 Deposito berjangka biasa yang jatuh tempo pada akhir jangka waktu yang diperjanjikan
 Deposito berjangka otomatis yaitu deposito yang pada saat jatuh tempo akan diperpanjang untuk
jangka waktu yang sama tanpa pemberitahuan atau penegasan terlebih dahulu
DEPOSITO

 Perbedaan antara deposito (berjangka) dengan sertifikat deposito, adalah:


 Deposito (berjangka) diterbitkan atas nama deposan tertentu sehingga tidak dapat
dipindahtangankan maupun diperjualbelikan
 Sertifikat deposito merupakan simpanan dana dalam bentuk deposito, sertifikat bukti
penyimpanannya bersifat atas unjuk sehingga dapat dipindahtangankan dan diperjualbelikan
 Dalam mempertimbangkan penerimaan deposan baru, Bank wajib menerapkan prinsip
mengenai KYC
REKENING KORAN

 Rekening Koran atau Rekening Giro adalah rekening yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro atau saranan perintah pembayaran lainnya
atau dengan pemindahbukuan (UU Perbankan No 10 tahun 1998)
 Berdasarkan kepemilikannya, Rekening Koran dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
 Rekening Perorangan, adalah rekening atas nama pribadi, termasuk pula golongan yang
menggunakan nama dagang seperti usaha dagang, warung, restaurant, dll
 Rekening Badan, adalah rekening atas nama badan pemerintah/Lembaga negara, organisasi
masyarakat, Firma, CV, Yayasan, Perseroaan Terbatas (PT), Koperasi, dan semua badan hukum
yang diatur dalam KUHD
 Rekening Gabungan (Joint Account) adalah rekening atas nama orang pribadi, beberapa badan
dan/atau campuran keduanya
CEK

 Diatur dalam ketentuan Pasal 178 sd 229d KUHD. Cek adalah surat “perintah untuk
membayar” tanpa syarat dari nasabah (pemilik dana pada rekening giro) kepada tertarik
(bank), atas sejumlah dana kepada pemegang/penerima pada saat diunjukan
 Berfungsi sebagai alat pembayaran tunai
 Tenggang Waktu Pengunjukan Cek:
 Cek yang diterbitkan dan dibayarakan di Indonesia harus ditunjukan dalam tenggang waktu
70 hari, sejak tanggal penerbitannya (Pasal 206 KUHD) ditambah 6 bulan tenggang waktu
sebelum kadaluawarsa (Pasal 229 KUHD)
 Bank dilarang menerima nabasah yang namanya tercantum dalam daftar hitam yang
berlaku. Daftar hitam adalah daftar yang diterbitkan secara berkala oleh BI yang memuat
nama-nama penarik Cek kosong selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penerbitan
SYARAT FORMAL CEK

a) Nama dan nomor cek;


b) Nama bank tertarik;
c) Perintah bayar tanpa syarat;
d) Nama penerima dana atau atas pembawa;
e) Jumlah dana dalam angka dan huruf;
f) Penunjukan tempat pembayaran harus dilakukan
g) Tempat dan tanggal penarikan cek
h) Tanda tangan penarik
ISTILAH DALAM CEK

 Tanggal penarikan adalah tanggal ditandatanganinya/penerbitan cek;


 Crossed cheque adalah cek yang tidak dapat dibayar tunai tetapi merupakan perintah/amanat
pemindahbukuan
 Inkaso: perintah atau pemberian kuasa untuk menagihkan sejumlah uang yang tertera dalam cek
 Cerukan (overdraft) adalah kondisi dimana bank tertarik (bank pembayar atas pertimbangan khusus)
meluluskan instruksi/amanat penarikan atas dasar cek dimaksud kendatipun dananya tidak mencukupi
 Cek kosong (blanked): adalah cek yang perintahnya/amanatnya tidak dipenuhi oleh bank tertarik/bank
pembayar karena dananya tidak mencukupi
 Cek mundur (post dated): adalah cek yang penulisan/pembubuhan tanggal penerbitannya/penarikannya
setelah tanggal penandatanganan cek
 Stop payment, merupakan perintah dari penarik/penerbit kepada bank tertarik (bank pembayar) untuk
meniadakan/membatalkan pembayaran karena hilangnya Cek
BILYET GIRO

 Surat perintah pemindahbukuan (overbooking) dari penerbit (pemegang rekening giro) kepada
bank unutk memindahkan sejumlah dana ke dalam rekening yang tertera pada bilyet giro yang
bersangkutan
 Dasar hukumnya semata-mata berdasarkan atas ketentuan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
(tidak diatur di dalam KUHD)
 Tanggal dan batas waktu yang berlaku dalam Bilyet Giro:
 Tanggal penerbitan atas bilyet giro;
 Tanggal efektif dari bilyet giro adalah tanggal mulai berlakunya tenggang waktu penarikan (apabila tidak
ditulis, tanggal penerbitan dianggap sama dengan tanggal efektif);
 Tenggang waktu penarikan selama-lamanya 70 hari sejak tanggal penerbitan;
 Tenggang waktu penawaran selama-lamanya 6 bulan setelah batas waktu penarikan, setelah tenggang
waktu penawaran tersebut merupakan masa daluwarsa
SYARAT FORMAL BILYET GIRO

a) Nama dan nomor bilyet giro;


b) Nama bank tertarik;
c) Perintah pemindahbukuan tanpa syarat;
d) Nama dan nomor rekening penerima;
e) Nama dan alamat bank penerima;
f) Jumlah dana dalam angka dan huruf
g) Tempat dan tanggal penarikan
h) Tanda tangan dan nama jelas penarik
ISTILAH DALAM BILYET GIRO

 Inkaso: perintah atau pemberian kuasa untuk menagihkan sejumlah uang yang tertera
dalam bilyet giro;
 Cerukan (overdraft) adalah kondisi dimana bank tertarik (bank pembayar atas
pertimbangan khusus) meluluskan instruksi/amanat penarikan atas dasar cek
dimaksud kendatipun dananya tidak mencukupi;
 BG kosong: adalah BG yang perintahnya/amanatnya tidak dipenuhi oleh bank
tertarik/bank pembayar karena dananya tidak mencukupi
 Stop payment, merupakan perintah dari penarik/penerbit kepada bank tertarik (bank
pembayar) untuk meniadakan/membatalkan pembayaran karena adanya kehilangan
BG

Anda mungkin juga menyukai