Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH HUKUM PERBANKAN BERKAITAN DENGAN

KENOTARIATAN

Oleh:

RICKY TAYANA 1906327935

Kelas B

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA


Saya, yang membuat surat pernyataan dengan

Nama : Ricky Tayana

NPM : 1906327935

menyatakan adalah benar tulisan yang saya sampaikan untuk tugas Hukum Perbankan
merupakan tulisan saya sendiri, memenuhi persyaratan anti plagiarism dan dapat
dipertanggungjawabkan apabila terdapat kesamaan dengan tulisan orang lain.

Hormat saya

Ricky Tayana
Jawaban No.1

Cara yang dilakukan oleh Bank dalam menilai itikad dan kemampuan serta kesanggupan
Nasabah atau Debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan adalah
melakukan analisis untuk mengenal debiturnya berpedoman pada Prinsip 5C dan Prinsip 5P
Pada hakikatnya penerapan Prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral,
Condition of economy) penting bagi Bank untuk mencairkan kredit. Pasal 8 Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menegaskan bahwa dalam memberikan kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan
analisis yang mendalam atas itikad baik dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur
untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang
diperjanjikan. Kemudian diperkuat lagi perihal pentingnya penerapan prinsip 5C dalam
penjelasan Pasal 8 ayat (1) “untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit,
Bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan
prospek usaha dari nasabah debitor.”
Berikut penjelasan dari Prinsip 5C dan Prinsip 5P :
Prinsip 5C :
a. Character: Data tentang kepribadian calon debitur.
b. Capital :Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan calon debitur.
c. Capacity :Kemampuan calon debitur dalam membayar pinjaman.
d. Collateral:Jaminan yang diberikan calon debitur.
e. Condition :Mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon debitur.
Prinsip 5P
a. Party (para pihak)
Para pihak merupakan titik sentral yang diperhatikan dalam setiap pemberian kredit. Untuk itu
pihak pemberi kredit harus memperoleh suatu kepercayaan terhadap para pihak.
b. Purpose (tujuan)
Bank mencari tahu tujuan calon debitur meminjam uang.
c. Payment (pembayaran )
Bank harus mengetahui bagaimana calon debitur dapat membayar pinjamannya.
d. Profitability (unsur perolehan laba)
Unsur perolehan laba oleh debitur sangat penting dalam suatu pemberian kredit. Untuk itu
kreditur harus mengantisipasi apakah laba yang akan diperoleh oleh perusahaan lebih besar
dari pada bunga pinjaman dan apakah pendapatan perusahaan dapat menutupi pembayaran
kredit, cash flow dan sebagainya.
e. Protection ( perlindungan )
Diperlukan suatu perlindungan terhadap kredit oleh perusahaan debitur.

Jawaban No.2
Dasar Hukum :
POJK No. 42/2017 tentang Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Perkreditan atau
Pembiayaan Bagi Bank Umum.
A. Prinsip Kehati-hatian Dalam Perkreditan
Prinsip kehati-hatian perbankan adalah suatu asas atau prinsip yang menyatakan bahwa
bank atau lembaga dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan
prinsip kehati-hatian dengan mengenal debitur. Kewajiban Bank untuk melakukan analisa
yang mendalam sebelum memberikan kredit atau pembiayaan sebagai upaya untuk
memperoleh keyakinan bahwa debitur mempunyai itikad baik dan kemampuan untuk
membayar sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian
B. Kebijakan Persetujuan Kredit
Kebijakan persetujuan kredit pada Bank mencakup beberapa komponen yaitu penetapan
batas wewenang pejabat pemberi kredit, hubungan bank dengan pemohon kredit,
perjanjian kredit, proses persetujuan permohonan kredit, persetujuan pencairan kredit,
serta tanggung jawab petugas pemberi kredit.
C. Dokumentasi dan Administrasi Kredit
Dokumentasi - dokumen kredit hadir dalam prosedur pemberian kredit untuk mendukung
kepentingan Bank dan Nasabah, mulai dari tahap pendahuluan, tahap penelitian, tahap
persetujuan, tahap pelaksanaan dan realisasi, tahap supervisi, serta tahap administrasi.
Dokumen-dokumen kredit yang diperoleh selama proses kredit harus disimpan ditempat
aman dan terjamin. Dokumentasi dan administrasi yang baik dapat mendukung langkah-
langkah penilaian atas perkembangan kredit atau usaha nasabah dan juga pengawasan
kredit sehingga kepentingan bank dapat terlindungi.
D. Pengawasan Kredit
Pengawasan oleh Bank di dalam pemberian kredit kepada Nasabahnya sangat penting.
Tujuan pengawasan agar terjadi keberlanjutan nasabah dalam memenuhi tanggung
jawabnya di dalam memenuhi perjanjian kreditnya.
E. Penyelesaian Kredit Bermasalah
Proses penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan secara efektif sangat penting untuk
menjaga kualitas portofolio kredit, meminimalkan kerugian kredit, dan memaksimalkan
pengembalian aset berisiko, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas Bank. Di dalam
proses penyelesaian kredit yang bermasalah, Bank wajib untuk melakukan reschedulling,
reconditioning, restructuring, dan penyitaan jaminan kredit yang tepat.
Jawaban No.3:
Batas Maksimum Pemberian Kredit
Dasar Hukum:
PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit jo Peraturan Bank
Indonesia Nomor: 8/13/PBI/2006 jo POJK No. 32/POJK.03/2018 jo POJK No.
38/POJK.03/2019 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Dan Penyediaan Dana Besar
Bagi Bank Umum ;
Batas Maksimum Pemberian Kredit bagi satu peminjam dan kelompok peminjam yang terkait
dengan bank masing-masing maksimal 10 % dari modal bank;
Batas Maksimum Pemberian Kredit bagi satu peminjam yang tidak terkait dengan bank paling
tinggi 20 % dari modal bank;
Batas Maksimum Pemberian Kredit bagi satu kelompok peminjam yang tidak terkait dengan
bank paling tinggi 25 % dari modal bank;
Batas Maksimum Pemberian Kredit kepada BUMN untuk tujuan pembangunan &
mempengaruhi hajat hidup orang banyak paling tinggi sebesar 30 % dari modal bank;

Kredit kepada Non-Residen


Dasar hukum :
SEBI No. SE.8/28/UPK jo PBI No. 3/3/PBI/2001
Bank dilarang memberikan kredit baik dalam rupiah maupun dalam valas kepada perorangan
atau perusahaan yang berstatus bukan penduduk termasuk bukan penduduk yang telah menerima
kuasa.

Kredit untuk jual beli saham


Dasar hukum :
POJK No.40/POJK.03/2017 tentang Kredit atau Pembiayaan kepada Perusahaan Sekuritas dan
Kredit atau Pembiayaan dengan Agunan Saham
a.Bank dilarang memberikan Kredit untuk jual beli saham ;
b.Bank diperkenankan memberikan Kredit kepada perusahaan sekuritas dengan ketentuan :
- Maksimal sebesar jumlah terkecil antara 25 % dari modal perusahaan sekuritas atau 15 % dari
modal bank;
- Keseluruhan Kredit maksimal 30 % dari modal bank.
Saham yang dapat dijadikan agunan tambahan dengan syarat :
-selama 3 bulan terakhir aktif diperdagangkan ;
-harga saham di atas nilai nominal;
-nilai saham yang diagunkan 50 % dari harga pasar

Kredit untuk setoran margin deposit transaksi derivatif


Dasar hukum :
PBI No. 7/31/PBI/2005 juncto PBI No. 10/38/ PBI/2008 tentang Transaksi Derivatif
Bank dilarang memelihara posisi atas transaksi derivatif yang dilakukan oleh nasabah group dari
Bank, Direksi, Komisaris dan pemilik Bank;
Bank dilarang memberikan Fasilitas Cerukan (Overdraft) dalam rangka kewajiban pemenuhan
margin deposit nasabah untuk keperluan transaksi derivatif kepada nasabah.

Kredit untuk pembelian tanah


Dasar hukum :
SK Dir BI No. 30/46/KEP/DIR dan
SEBI No. 30/2/UK tgl. 7 Juli 1997
POJK N0. 44/POJK.03/2017 Jo POJK NO. 16/2018
Bank dilarang memberikan Kredit kepada pengembang (developer) untuk pembiayaan
pengadaan dan atau pengolahan tanah (dikecualikan bagi pengembang untuk tujuan
pembangunan rumah sederhana ;
Bank dapat memberikan Kredit kepada pengembang selain untuk pengadaan dan atau
pengolahan tanah sepanjang memenuhi persyaratan.

Pelunasan Kredit dengan Commercial Paper (CP)


Dasar hukum :
SK Dir BI No. 28/52/KEP/DIR.
Pembelian CP oleh Bank tidak dapat diperhitungkan sebagai angsuran atau pelunasan Kredit
debitur ;
Bank dilarang bertindak sebagai arranger, agen penerbit, dealer, agen pembayaran dan pembeli
dari CP yang diterbitkan oleh pihak terkait dengan bank, debitur yang memiliki kolektibilitas
diragukan dan macet.

Kredit untuk pembiayaan yang bertentangan dengan Undang-Undang.


Pasal 1320 KUHPerdata menjelaskan bahwa perjanjian harus memenuhi syarat kausa yang halal
yaitu tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan.

Jawaban Nomor 4
Nomor Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Keuangan
Konvensional
1 Melakukan investasi yang jelas hukum halal dan Investasi yang dilakukan
haramnya belum jelas halal dan
haramnya
2 Berdasarkan prinsip bagi hasil: Berdasarkan bunga:
1). Besarnya disepakati pada waktu akad dengan 1). Besarnya disepakati pada
berpedoman pada untung dan rugi. waktu akad dengan asumsi
2). Besar rasio didasarkan pada besarnya keuntungan selalu untung.
yang di peroleh. 2). Pembagian hasil
3). Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan didasarkan pada modal yang
meningkatnya keuntungan. dipinjamkan.
4). Rasio tidak berubah selama akad masih berlaku. 3). Bunga besarnya
5). Kerugian ditanggung bersama. mengambang dan naik turun.
4). Pembayaran bunga
besarnya tetap tanpa
pertimbangan untung rugi.
5). Jumlah bunga tidak
meningkat walaupun
keuntungan meningkat.
3 Profit oriented dan pencapaian falah Profit oriented
4 Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan. Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk kreditur-debitur
5 Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai Tidak terdapat dewan sejenis.
dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga ;
Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil ;

Jawaban Nomor 5
Ultra Vires;
Sebuah doktrin yang menyatakan bahwa tindakan Direksi yang tidak sesuai dengan maksud
dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan yang ditentukan dalam AD. Tindakan tersebut
dianggap merupakan tindakan yang “melampaui kapasitas” Perseroan. Tindakan Direksi yang
tidak sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha adalah tindakan di luar
kekuasaannya dan akibat hukum dari tindakan yang diluar kekuasaannya adalah menjadi batal.
Representation and Warranties;
Jaminan dari debitur bahwa semua yang dinyatakan oleh debitur adalah benar.
Side Streaming;

Side streaming dapat dikatakan sebagai tujuan dari penggunaan dana yang diberikan bank
kepada nasabah tidak sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak atau akad dan dapat
dikategorikan sebagai penyimpangan. Penyebab utama dari side streaming adalah kelalaian
pihak bank dalam melakukan analisa pemberian kredit atau pembiayaan.
Conditions Precedents;
Klausula yang berisi syarat-syarat tangguh yang harus dipenuhi terlebih dahulu oleh nasabah
debitur sebelum bank berkewajiban untuk menyediakan dana bagi kredit tersebut dan nasabah
debitur berhak untuk pertama kalinya menggunakan kredit tersebut.
Events of Default;
Pelanggaran terhadap kondisi-kondisi yang telah disepakati bersama dan pelanggaran tersebut
dapat mengakibatkkan Bank membatalkan pinjaman yang diberikan.
Cross Default.
Klausul yang memberikan kewenangan bagi bank tanpa diperlukan somasi atau peringatan lagi
untuk mengakhiri perjanjian kredit dengan nasabah.

Anda mungkin juga menyukai