Analisa Kredit
Bagian Penjelasan :
Kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang diberikan oleh
bank mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus
memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan Prinsip
Syariah yang sehat. Untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian
kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dalam arti keyakinan
atas kemampuan dan kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi
kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor penting
yang harus diperhatikan oleh bank.
Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank
harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan,
modal, agunan, dana prospek usaha dari Nasabah Debitur. Mengingat
bahwa agunan sebagai salah satu unsur pemberian kredit, maka apabila
berdasarkan unsur-unsur lain telah dapat diperoleh keyakinan atas
kemampuan Nasabah Debitur mengembalikan utangnya, agunan hanya dapat
berupa barang, proyek, atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang
bersangkutan. Tanah yang kepemilikannya didasarkan pada hukum, dan lain-
lain yang sejenis dapat digunakan sebagai agunan. Bank tidak wajib meminta
agunan berupa barang yang tidak berkaitan langsung dengan obyek yang
dibiayai, yang lazim dikenal dengan agunan tambahan.
Analisa Kredit berdasarkan Pasal 8 UU Perbankan dikenal dengan istilah
Analisis 5 C (The Five C’S of Credit), yaitu :
2. Kemampuan (Capacity)
3. Modal (Capital)
4. Agunan (Collateral)
Analisis terhadap faktor di luar calon debitur namun ada di sekitar calon
debitur. Misalnya : kredit untuk usaha pembuatan krupuk dll di daerah
Sidoarjo, kredit untuk usaha tekstil di daerah Bandung, kredit pembuatan mobil
di Waimena atau Poso, usaha pakaian renang di Gresik, dan masih banyak
contoh bisa diberikan
Kartu Kredit
Catatan :
Menentukan limit kartu kredit (semakin tinggi limit yang diberikan, akan
semakin tinggi pula angsuran yang harus dibayar)
Minimalisir dalam melakukan Tarik
Kredit Sindikasi