Anda di halaman 1dari 6

Pengurusan Bank

1. Direksi Mewakili atas nama perusahaan sebagai badan hukum.


2. Komisaris Dewan yang bertugas melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada direksi.
3. Karyawan Pegawai, supervisor, manager dan senior manager yang
menjalankan fungsi , tugas dan kewajibannya dengan standarisasi dan
spesifikasi pekerjaan dalam mendukung visi, misi dan tujuan perusahaan.

Pihak terkait Bank


1. Pemerintah  Departemen keuangan, Bank Indonesia
2. Nasabah Pihak yang menempatkan dananya dibank dalam bentuk
simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.
3. Debitur Pihak yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan
berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.
4. Lainnya Perusahaan rekanan Bank seperti asuransi, notaris, akuntan
publik, appraisal, Badan Lelang, dll.

Sistem Perbankan Indonesia


1. Bank syariah :
a. Bank Umum Syariah
b. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
2. Bank Konvensional :
a. Bank Umum
b. Bank Perkreditan Rakyat
Perbandingan antara Bank Konvesional & Bank Syariah
Bank Konvensional : Bank Syariah :
1. Investasi (Halal/Haram) 1. Melakukan Investasi yang Halal
2. Memakai Perangkat Bunga saja
3. Profit Oriented 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,
4. Hubungan nasabah hub. jual beli, sewa
Kreditur-Debitur 3. Profit & al falah oriented
5. Tidak terdapat dewan sejenis 4. Hub. dengan nasabah hub.
Kemitraaan
5. Penghimpunan dan Penyaluran
dana  harus sesuai dengan fatwa
dewan Pengawas Syariah

Asas yang meandasi hubungan hukum antara Bank dan


nasabah
1. Prinsip Kepercayaan Nasaba mempercayakan dananya kepada Bank
untuk dikelola secara aman dan jujur.
2. Prinsip Kerahasiaan merupakan jiwa dari indusrti perbankan.
3. Prinsip Kehati-hatianPsl 2 UUPerbankan: perbankan Indonesia
berasaskan demokrasi ekonomi dg. Menggunakan prinsip kehati-
hatian.Kewajiban bank  tidak merugikan nasabahnya
4. Prinsip mengenal nasabah KYC untuk mengenal profil dan karakter
transaksi nasabah. Meminimalisasi: Operational risk, legal risk,
concentration risk, & reputational risk) APU PPT

Kredit dan Jaminan Bank


Pengertian dan Dasar Hukum

Pasal 1 ayat (1) U.U. NO. 10 Tahun 1998 :


Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang menjanjikan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.Prestasi
dalam perjanjian kredit :

• Pengembalian pinjaman

• Bunga

Dasar hukum Kredit Perbankan

 U.U. No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

 U.U. No. 4 tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan

 U.U. No. U.U. No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Unsur-unsur kredit : Jenis-jenis Kredit :


1. Kepercayaan 1. Kredit Investasi
2. Kesepakatan 2. Kredit Modal Kerja
3. Jangka waktu 3. Kredit Konsumsi
4. Resiko
5. Balas Jasa

Prinsip-prinsip perjanjian kredit Bank


Prinsip 5 C : Prinsip 5 P :

1. Character 1. Personality
2. Capacity 2. Purpose
3. Capital 3. Prospect
4. Condition of Economy 4. Payment/Profitability
5. Collateral 5. Protection

Jaminan
1. Jaminan Pokok
2. Jaminan Tambahan
3. Jaminan Perorangan
4. Jaminan Kebendaan Hak Tanggungan dan Fiducia

Kredit Perbankan deangan Jaminan


1. Jaminan benda berwujud / jaminan kebendaan : Tanah, Bangunan,
Kendaraan Bermotor, mesin-mesin dll.
2. Jaminan benda tidak berwujud : Sertifikat saham, Obligasi
3. Jaminan Orang / Personal Guaranty

Jaminan fidusia

 Perjanjian pengikatan Jaminan fidusia tergantung dari perjanjian Pokok


yaitu Perjanjian Kredit
 Obyek Jaminan Fiduasia adalah benda bergerak dan obyek barang berada
di tangan Debitur
 Fidusia dapat dilakukan lebih dari satu penerima Fidusia ( pasal 8 UU
Fidusia )

Pengikatan Jaminan- Hak Tanggungan

 Dasar Hukum : U.U. No. 4 Tahun 1996


 Obyek Pengikatan Jaminan Hak Tanggungan adalah Benda Tetap yaitu hak
atas tanah Hak Milik, Hak Guna Usaha, dan Hak Guna Bangunan.
 Sertifikat Hak Tanggungan. Sebagai bukti pendaftaran diberikan Sertifikat
hak tanggungan yg mempunyai kekuatan sebagai Grosse Akta
kredit yang sehat
adalah kredit yang membantu pemenuhan kebutuhan pendanaan debitur pada
satu sisi, dan menjadi sumber pendapatan kreditur secara berkesinambungan
hingga fasilitas kredit lunas pada sisi lain.

Prinsip Dasar Pemberian Kredit yang Sehat


1. Know Your Customer (Kenali debitur secara mendalam)
2. Know Nature of Business (Ketahui sifat bisnis debitur)
3. Man, Business, and Collateral is Good (Debitur, Bisnis, dan jaminannya
dipastikan baik)
4. Bank wants and Debitor needs (Keseimbangan antara keinginan BPR dan
kebutuhan debitur)
5. Low Structure, Strong Collateral (Bila struktur fasilitas kredit lemah maka
jaminan harus kuat)
6. No Conflict of Interest (Jangan ada konflik kepentingan dalam memutus
kredit)
7. Trust (Percaya)

Analisis Agunan
“Penyerahan HAK suatu benda oleh seseorang atau badan hukum yang
meminjam (debitur) kepada seseorang atau badan hukum yang memberikan
pinjaman (kreditur) sehubungan dengan adanya perjanjian utang piutang yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak.”

Jenis agunan
1. Kecukupan agunan
2. Kepemilikan agunan
3. Lokasi agunan
4. Nilai agunan
5. Pasar agunan
6. Penguasaan agunan

Risiko Kredit
Risiko kredit adalah potensi dan/atau peristiwa debitur gagal melunasi
pinjaman atau memenuhi kewajiban kepada bpr sesuai dengan persetujuan
atau kesepakatan yang telah diperjanjikan.

1. Risiko Transaksional
a. Risiko Kredit
b. Risiko Operasional
2. Risiko Portofolio
a. Risiko Intrinsik
b. Risiko Konsentrasi

Penangana Kredit Berasalah


1. Perbaikan
 Rescheduling Memperpanjang jangka waktu kredit dan /atau
angsuran
 Reconditioning Meringankan persyaratan angsuran dan/atau suku
bunga
 Restructuring Konversi bunga jadi pokok atau pinjaman menjadi
penyertaan modal
2. Likuidasi Agunan
 AYDA

Anda mungkin juga menyukai