Anda di halaman 1dari 50

HUKUM

PERJANJIAN KREDIT &


JAMINAN

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
BANYUWANGI

Marwiyah,. S.H.M.Kn
Pengertian Perjanjian.

Pasal 1313 KUH Perdata memberikan rumusan


tentang “Perjanjian” sebagai berikut : “Suatu
perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih”.

Suatu PERJANJIAN ATAU KONTRAK


memiliki unsur-unsur yaitu : pihak-pihak yang
kompeten, pokok yang disetujui, pertimbangan
hukum, perjanjian timbal balik, serta hak dan
kewajiban timbal balik
Ciri perjanjian atau kontrak

 kontrak merupakan suatu tulisan yang memuat janji


dari para pihak secara lengkap dengan ketentuan-
ketentuan dan persyaratan persyaratan serta fungsi
sebagai alat bukti tentang adanya kesepakatan
kewajiban. Dengan demikian, dalam perjanjian para
pihak yang melakukan kontrak memiliki beberapa
kehendak yaitu :
1. Kebutuhan terhadap janji atau janji-janji;
2. Kebutuhan terhadap janji atau janji-janji
antara dua atau lebih pihak dalam suatu
perjanjian;
3. Kebutuhan terhadap janji-janji yang
dirumuskan dalam bentuk kewajiban; dan
4. Kebutuhan terhadap kewajiban bagi
penegakan hukum
Syarat Sah Perjanjian

Didalam Hukum Kontrak / Perjanjian (Law Of


Contract), Ditentukan Empat (4) Syarat Sahnya
Suatu Perjanjian, yaitu sebagaimana yang diatur
dalam pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum
Perdata.
Pengertian Kredit

Istilah kredit, berasal dari berasal dari kata “Credere”


(Romawi) dan “Vertrouwen” (Belanda) yang artinya
percaya dalam bahasa Latin yang berbunyi Creder, yang
berarti “Kepercayaan” atau Credo, arinya “Saya Percaya
”Bahwa pemberian suatu kredit terjadi, didalamnya
terkandung adanya kepercayaan orang atau badan yang
memberikannya kepada orang lain atau badan yang
diberinya, dengan ikatan perjanjian harus memenuhi
segala kewajiban yang diperjanjikan  untuk dipenuhi pada
waktunya. Bila transaksi kredit terjadi, maka akan dapat
kita Kredit.
Pasal 1 angka 11 UU No. 10 Thn 1998 tentang
Perubahan UU No. 7 Thn 1992 tentang Perbankan:
“Kredit ialah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”
Arti Perjanjian (1313 BW):
“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain atau lebih”
Dari dua pengertian antara Perjanjian dengan Kredit
tersebut dapat ditarik pengertian tentang Perjanjian
Kredit, yaitu:
“Suatu perbuatan yang menimbulkan perikatan
berdasarkan persetujuan antara pihak kreditur
dengan debitur dalam bentuk penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu yang
mewajibkan pihak debitur untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga”
Unsur-unsur Perjanjian Kredit:

a. Adanya para pihak (2 orang atau lebih), yaitu


berposisi sebagai Kreditur dan Debitur (Subyek
Hukum)
b. Obyek (hukum) nya berupa uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan
c. Dalam bentuk hutang
d. Dalam jangka waktu tertentu
e. Mengenal sistem bunga (prinsip syariah
nisbah/bagi hasil)
Kategori Perjanjian Kredit

Dalam lingkup hukum perjanjian dikenal 2 (dua)


kategori perjanjian, yaitu:
a. Perjanjian Bernama (Benoemde Overeenkomst)

Yaitu perjanjian yang (namanya/titelnya)


diatur didalam BW, khususnya Buku III title
5-18
b. Perjanjian tak Bernama (Onbenoemde
Overeenkomst)
Yaitu perjanjian yang namanya tidak diatur
dalam Buku III BW,khususnya title 5-18, tetapi
keberadaanya diakui di masyarakat.
Pasal 1319 BW:
Semua perjanjian baik yang mempunyai nama
khusus maupun yang tidak dikenal dengan
nama tertentu, tunduk pada peraturan-
peraturan umum yang termuat didalam BW ini
Sifat Perjanjian Kredit

Perjanjian Kredit merupakan perjanjian yang bersifat


“obligatoir overeenkomst” karena dalam pasal 1233
BW disebutkan bahwa “perjanjian melahirkan
perikatan”, sehingga obligatoir sudah menimbulkan
perjanjian yang mengikat para pihaknya untuk
memenuhi hak dan kewajiban.

Adanya hak dan kewajiban diantara para pihak


tersebut menimbulkan “persoonlijk recht”, jika ada
salah satu pihak yang tidak memenuhi kewajiban,
maka salah satu pihak tersebut dapat mengajukan
tuntutan.
Pedoman Pemberian Pembiayaan Kredit

1. Perjanjian Kredit dibuat secara tertulis


2. memenuhi Kreteria 5 C
3. Menyusun dan Menerapkan prosedur Pemberian
Kredit
4. memberikan informasi tentang Prosedur
Pemberian Kredit
5. Larangan memberikan Persyaratan yang berbeda
kepada Debitur dengan Pihak-pihak terafiliasi
6. Penyelesaian sengketa.
Kegiatan perbankan secara sederhana

1. Menghimpun dana dari masyarakat (membeli


uang) berbentuk :
- simpanan tabungan
- simpanan deposito
- simpanan giro
2. Menyalurkan dana ke masyarakat (alokasi dana)
berbentuk :
- kredit investasi
- kredit modal kerja
- kredit perdangan
UNSUR – UNSUR KREDIT
1. kepercayaan
2. kesepakatan
3. Jangka Waktu
4. Resiko (degre Of risk)
5. Balas Jasa
tujuan dan fungsi kredit

 Tujuan kredit
 1. mencari keuntungan
 2. membantu usaha nasabah
 3. membantu pemerintah

 Fungsi kredit :
 1. meningkatkan daya guna uang
 2. meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
3, meningkatkan daya guna barang
4. Meningkatkan peredaran barang
5. Sbg alat stabilitas ekonomi
6. Meningkatkan semangat berusaha
7. Meningkatkan pemerataan pendapatan
8. Meningktkan hubungan internasional
Jenis – Jenis Kredit
Dilihat dari segi Kegunaan
1.Kredit Investasi
2.Kredit Modal Kerja
Dilihat dari segi tujuan
1.Kredit produktif
2. Kredit Konsumtif
3.Kredit Perdagangan.
Dilihat dari segi jangka waktu
1.Kredit jangka pendek
2.Kredit jangka menengah
3. Kredit jangka panjang
dilihat dari segi jaminan
1. Kredit dengan jaminan
2. Kredit tanpa jaminan
dilihat dari segi sektor usaha
1. Kredit Pertanian
2. Kredit peternakan
3. Kredit Industri
4. Kredit Pertambangan
5. Kredit Pendidikan
6. Kredit Profesi
7. Kredit Perumahan
8. dan Sektor-sektor lainnya
Jaminan kredit
1. dengan jaminan
a. Jaminan benda berwujud seperti :
- tanah
- bangunan
- kendaraan bermotor
- mesin-mesin/peralatan
- barang dagangan
- tanaman/kebun/sawah dll.
b. jaminan benda tidak berwujud seperti :
- sertipikat saham
- sertipikat deposito
- sertipikat obligasi
- rekening tabungan yang dibekukan
- rekening giro yang dibekukan
- promes
- surat tagihan lainnya
c. jaminan orang
2. tanpa jaminan
Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit dalam Lembaga Keuangan
I. Analisis 5 C
1. Character : sifat/watak seseorang
2. Capacity : kemampuan nasabah
3. Capital : kondisi kekayaan/modal
4. Condition of Economi : Kondisi Ekoonomi
5. Collateral : jaminan yang diberikan

II. Analisis 7 P
1.Personality : kepribadiannya/tingkah laku
2.Party : golongan nasabah tentang kondisi keuangannya
3. Perpose : tujuan / pengggunaan Kredit
4. Prospect : prospek usaha
5. Payment : pembayaran
6. Profitabillity : kemampuan dalam menghasilkan laba
7. Protection : jaminan Perlindungan Kredit
Aspek – Aspek penilaian Kredit

1. Aspek Yuridis/hukum
2. Aspek pemasaran
3. Aspek keuangan
4. Aspek Teknis/Operasi
5. Aspek Manajemen
6. Aspek Sosial Ekonomi
7. Aspek Amdal
Prosedur dalam pemberian kredit
1. Pengajuan berkas-berkas
2. Penyelidikan berkas pinjaman
3. Wawancara I
4. On the spot
5. Wawancara II
6. Keputusan kredit
7. Penandatanganan akad
8. Realisasi kredit
9. Penarikan dana
KUALITAS KREDIT
Dalam rangka prinsip kehati-hatian, dalam
menyalurkan kredit Bank perlu memperhatikan
kualitas kredit, oleh karena itu, agar berkualitas
pihak bank perlu memperhatikan 2 unsur yaitu :
1.Tingkat perolehan laba (return)
2.Tingkat resiko (risk)
JENIS RESIKO MELIPUTI
1. Resiko lingkungan
2. Resiko Manajemen
3. resiko Penyerahan ------- Internal
4. Resiko Penyerahan ------ Internal &
Eksternal
PEMISAHAN FUNGSI DALAM
ORGANISASI KREDIT
SECARA UMUM :
1. pemasaran Kredit
2. Analisis Kredit
3. Taksasi Jaminan
4. Administrasi Kredit
5. Audit Kredit
apa tujuan dari pemisahan fungsi organisasi
kredit ?
KLAUSUL DALAM PERJANJIAN KREDIT
1. Jenis, jumlah dan jangka waktu fasilitas
2. Perubahan mata uang pinjaman (klausula ini
digunakan terutama untuk pinjaman nonRupiah).
3,. Penarikan fasilitas kredit, jangka waktu
penarikan, cara penarikan, bukti penarikan.
4. Pembayaran kembali lebih cepat/awal (Voluntary
or Mandatory)
5. Bunga, provisi, biaya administrasi
6. denda (apabila terjadi keterlambatan
pembayaran).
KLAUSUL PERJANJIAN KREDIT
7. Pembukuan (lokasi dimana Bank akan
membukukan pinjaman tersebut).
8. Kuasa Mendebet Rekening
9. Penggunaan Fasilitas Kredit
10. Syarat Penarikan Pinjaman (Drawdown
Condition)
11. Pernyataan Debitur (Representations and
Warranties)
12, Affirmative Covenant
13, Negative Covenant
14,Klausula Perlindungan thd Penghasilan Bank
15, Klausula Jaminan
16,Klausula Kompensasi
17, Pengalihan Hak
18,Klausula Kelalaian
19,Klausula Ketentuan Tambahan dan Penutup
Pilihan Hukum (Choice Of Law)
20. Pilihan Hukum
21, Pilihan Forum Penyelesaian Sengketa (Choice Of
Forum)
22, Hal2 Lain Yang Perlu Diperhatikan dlm PK
14,Klausula Perlindungan thd Penghasilan Bank
15, Klausula Jaminan
16,Klausula Kompensasi
17, Pengalihan Hak
18,Klausula Kelalaian
19,Klausula Ketentuan Tambahan dan Penutup
Pilihan Hukum (Choice Of Law)
20, Pilihan Forum Penyelesaian Sengketa (Choice Of
Forum)
21, Hal – Hal Lain Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Perjanjian Kredit
BI MENGGOLONGKAN KUALITAS
KREDIT MENURUT KETENTUAN SBB:
1. Lancar
2. Dalam perhatian khusus
3. Kurang lancar
4. Diragukan
5. macet
LARANGAN BANK DALAM PEMBERIAN
KREDIT

1.Bank dibatasi dalam memberikan kredit untuk


pembelian atau pengadaan tanah kepada
developer atau pengembang
2.Bank dibatasi dalam memberikan kredit kepada
perusahaan sekuritas
3.Bank tidak diperbolehkan melanggar Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
4. Memberikan kredit tanpa perjanjian secara
tertulis
5, Memberikan kredit kepada usaha yang sejak
semula telah diperhitungkan bahwa usaha
tersebut kurang sehat dan akan membawa
kerugian
6.Memberikan kredit tanpa informasi keuangan
nasabah debitur yang cukup
7.Bank tidak diperkenankan memberikan kredit
untuk Setoran Margin Deposit Transaksi Derivatif

8. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit


untuk:
1. Pembelian saham dan atau memiliki saham
2. Modal kerja dalam rangka kegiatan jual
beli saham
9. Bank tidak diperkenankan untuk memberikan
kredit kepada perorangan atau perusahaan
yang tidak berdomisili di Indonesia
TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET
1. Rescheduling
2. Reconditioning
3. Restructuring
4. Kombinasi
5. Penyitaan jaminan
PENGAWASAN KREDIT

pengawasan kredit merupakan salah


satu perwujudan prinsip kehati-hatian
Bank. Yang bertujuan utk penjagaan,
pengamanan kekayaan Bank yang
disalurkan melalui kredit. Selain itu
utk menghindarkan terjadinya
penyimpangan-penyimpangan serta
mencegah/menghindari Kredit
bermasalah (Non Performing Loans).
TUJUAN BANK INDONESIA
adalah untuk mencapai dan
memelihara kestabilan rupiah (uu.
No. 23 tahun 1999 bab III pasal 7)
1, kestabilan nilai rupiah thd
barang dan jasa
2. kestabilan nilai rupiah thd mata
uang asing.
TUGAS – TUGAS Bank INDONESIA
1. Menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga
kelancaran Sistem Pembayaran
HUBUNGAN BI DGN DUNIA
INTERNASIONAL

1. Dapat melakukan kerjasama dg :


a. Bank sentral negara lain
b. organisasi atau lembaga
Internasional
2. dapat bertindak u/dan atas nama
negara dalam hal disyaratkan bahwa
anggota Internasional/lembaga
multilateral adalah Negara.
HUBUNGAN BI DGN PEMERINTAH
1. bertindak sbg pemegang kas
pemerintah
2.u/ dan atas nama pemerintah dapat
menerima pinjaman LN.
3. membantu penerbitan surat2 utang
negara
4. BI. Dilarang memberikan kredit
kepada pemerintah.
5. memberikan pendapat dan
pertimbangan kepada pemerintah
mengenai APBN
HUKUM JAMINAN
PENGERTIAN HUKUM JAMINAN
Istilah Hukum jaminan berasal dari terjemahan
zakerheidesstelling atau security of law.

Menurut SRI SOEDEWI MASJHOEN


Hukum jaminan adalah mengatur konstruksi
yuridis yang memungkinkan pemberian fasilitas
kredit, dengan menjaminkan benda-benda yang
dibelinya sebagai jaminan.

Menurut J. Satrio Hukum jaminan adalah


peraturan hukum yang mengatur jaminan-jaminan
piutang seorang kreditur terhadap kreditur.
Hukum Jaminan adalah :
Keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang mengatur
hubungan hukum antara pemberi dan penerima
jaminan dalam kaitannya dengan pembebanan
jaminan utnuk mendapatkan fasilitas kredit.

Unsur-unsur yang terdapat definisi diatas adalah ;

1. adanya kaidah hukum


2. adanya pemberi jaminan dan penerima jaminan
3.adanya jaminan
4.Adanya fasilitas kredit
OBYEKHUKUM JAMINAN
1. Obyek Materiil.
2. Obyek forma

RUANG LINGKUP HUKUM JAMINAN


1. JAMINAN UMUM
2. JAMINAN KHUSUS : 1. Kebendaan
2. Perorangan
ASAS – ASAS HUKUM JAMINAN
1. Asas publicitet
2. Asas specialitet
3. Asas tak dapat dibagi-bagi
4. Asas inbezettstelling
5. Asas horizontal
PENGATURAN HUKUM JAMINAN

1. Dalam buku II BW
2. Diluar BUKU II BW
a. UU. No 5 tahun 1960 : UUPA
b. UU no. 4 tahun 1996 : HT
c. UU no 42 tahun 1999 : fidusia
d. UU no. 21 tahun 1991 : pelayaran
e. Buku III ttg Van Zaaken (Hkm Benda)
NBW Belanda
SISTEM PENGATURAN HUKUM JAMINAN

Dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu


1. Sistem tertutup (clossed system) yaitu orang
tidak dapat mengadakan hak-hak jaminan
baru, selain yang telah ditetapkan dalam UU.

2. Sistem terbuka (open system) yaitu orang


dapat mengadakan perjanjian mengenai
apapun juga, baik yang sudah ada
aturannya didalam BW maupun tidak
tercantum dalam BW.
contoh : leasing, beli sewa. Konrak rahim,
franchise, waralaba dll
SUMBER HUKUM JAMINAN

1. BUKU II BW
2. KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG
3. UU. No 5 tahun 1960 : UUPA
4. UU no. 4 tahun 1996 : HT
5. UU no 42 tahun 1999 : fidusia
6. UU no. 21 tahun 1992 : pelayaran

Anda mungkin juga menyukai