NPM : 110110190095
2. Fungsi Kredit
Menurut Kasmir (2008) fungsi kredit adalah sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan daya guna uang Jika uang hanya disimpan saja tidak
akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit
uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh
penerima kredit.
b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang
yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah
lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan
memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan
uang dari daerah lainnya.
c. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank
dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna
menjadi berguna atau bermanfaat.
d. Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau
memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga
jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya
bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang
beredar.
e. Sebagai alat stabilitas ekonomi Kredit yang diberikan akan menambah
jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula
membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri
sehingga meningkatkan devisa.
f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Bagi penerima kredit akan
dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bila nasabah memiliki
modal yang pas-pasan.
g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit
yang disalurkan akan semakin baik terutama dalam hal meningkatkan
pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik maka
tentunya membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi
pengangguran. Di samping itu bagi masyarakat sekitar pabrik dapat juga
meningkatkan pendapatannya.
h. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman
internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara
penerima kredit dengan pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara
lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.
3. Prinsip Kehati-hatian dalam Pemberian Kredit
Pemberian Kredit berarti memberikan kepercayaa kepada debitur oleh
kreditur meskipun kepercayaan tersebut mengandung risiko yang tinggi. Oleh
katena itu dapat ditemukan unsur-unsur yang terdapat didalam kredit, yakni: 3
a. Kepercayaan, yaitu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang akan
diterima kembali jangka waktu yang diperjanjikan.
b. Waktu, yaitu jangka waktu antara masa pemberian kredit dan masa
pengembalian kredit, terkandung arti bahwa nilai uang pada waktu
pemberian kredit adalah lebih tinggi daripada nilai uang yang akan
diterima pada waktu pengembalian kredit dikemudian hari.
c. Degree of Risk, yaitu adanya tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai
jangka waktu yang memisahkan antara pemberian kredit dan
pengembalian kredit berarti makin tinggi pula tingkat risikonya, karena
ada unsur risiko ini maka suatu perjanjian kredit perlu suatu jaminan.
d. Prestasi yang diberikan adalah suatu prestasi yang dapat berupa barang-
barang jasa atau uang. Dalam perkembangan perkreditan modern yang
dimaksud dengan prestasi dalam pemberian kredit adalah uang.
Prestasi yang diberikan oleh bank baik dalam bentuk uang, barang, maupun
jasa akan diterima oleh bank kembali pada jangka waktu tertentu dimasa yang
akan datang. Dengan adanya tenggang waktu, yaitu suatu masa yang
memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi, akibat adanya
jangka waktu tersebut menyebabkan timbul risiko, semakin lama kredit
diberikan semakin tinggi pula tingkat risiko, maka dari itu timbul jaminan dalam
pemberian kredit, karena sejauh kemampuan manusia untuk menerobos hari
depan maka terdapat unsur ketidak tentuan yang tidak dapat diperhitungkan.
Tujuan kehati-hatian tidak lain agar bank selalu dalam keadaan sehat, dengan
kata lain agar selalu dalam keadaan liquid dan solvent. Melalui perberlakuan
prinsip kehati-hatian, diharapkan kadar kepercayaan masyarakat terhadap
perbankan tetap tinggi, sehingga masyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu
menyimpan dananya di bank.4
3
Hasanudin Rahman, Aspek-aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti,
Bandung: 1995, hlm.107.
4
Sutan Remy Sjahdeini, Sudah Memaidaikah Perlindungan yang Diberikan oleh Hukum kepada Nasabah
Penyimpan dana, Orasi Ilmiah dalam rangka Memperingati Dies NatalisXL/Lustrum VIII Universitas Airlangga,
Universitas Airlangga, Surabaya: 1994, hlm 13-14.Etty Mulyati, Fajrina Aprilianti DwiputriPrinsip Kehati-hatian
dalam Menganalisis Jaminan Kembendaan Sebagai Pengaman Perjanjian Kredit 138
memberikan kepastian kepada bank sebagai kreditur, bahwa kredit yang
diberikan benar-benar terjamin pengembaliannya. Prinsip kehati-hatian bank
dalam menganalisis jaminan sebagai pengaman perjanjian kredit perbankan,
adalah dengan memperhatikan secara cermat dan teliti, terhadap objek jaminan
kebendaan baik syarat ekonomis maupun syarat yuridis harus di penuhi dengan
baik. Sehingga memberikan kepastian bahwa benda jaminan dapat memberikan
hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dari hasil lelang
benda yang dijaminkan.
5. Syarat Jaminan
Syarat-syarat jaminan untuk melakukan kredit, yaitu
a. Kepemilikan yang bisa dipindahtangankan
Hal ini dimaksudkan agar saat peminjam tidak bisa membayar kredit
sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati, jaminan yang ditaruh
di bank bisa dipindahtangankan kepemilikannya. Ketika hal itu terjadi,
pinjaman dianggap lunas.
b. Memiliki nilai ekonomis
Artinya, aset yang menjadi jaminan bisa diuangkan dan dinilai dengan
uang.
c. Memiliki nilai yuridis
Artinya, jaminan bisa dimiliki secara menyeluruh berdasarkan hukum.
Bank memiliki hak didahulukan terhadap likuidasi agunan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyati, E., & Dwiputri, F. A. (2018). Prinsip Kehati-hatian dalam Menganalisis Jaminan
Kebendaan sebagai Pengaman Perjanjian Kredit Perbankan. ACTA DIURNAL Jurnal Ilmu Hukum
Kenotariatan, 1(2), 134-148.
Sambe, N. N. (2016). Fungsi Jaminan Terhadap Pemberian Kredit Oleh Pihak Bank Menurut
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Lex Crimen, 5(4).
Golonda, D. A. (2017). Fungsi Jaminan dalam Pelaksanaan Pemberian Kredit Berdasarkan UU
No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan. Lex Privatum, 5(7).
Torey, M. J. (2019). Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kredit Bank Sebagai Perjanjian
Baku. Lex Privatum, 7(3).
Pratama, B. A. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit
Perbankan (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia Periode Tahun 2005-2009) (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS DIPONEGORO).
Saroinsong, A. N. (2014). Fungsi bank dalam sistem penyaluran kredit perbankan. Lex
Privatum, 2(3).