1. Pengertian Kredit
Perkataan kredit berasal dari kata “credere” yang berarti kepercayaan. Seseorang
yang mendapat kredit dari bank adalah orang yang mendapat kepercayaan dari bank.
suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lainya dan
prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang
Pengertian kredit yang diberikan oleh Savelberg menjurus pada pengertian kredit
pada umumnya. Hal ini dapat dilihat pada kata "...setiap perikatan..." sebab dengan
kata setiap perikatan berarti mengandung pengertian bahwa perikatan itu dapat terjadi
atas uang, barang atau kedua-duanya (uang dan barang). Lain halnya dengan
pengertian kredit yang diberikan Levy; yang mana pengertian kredit yang beliau
Tujuan kredit yang diberikan oleh bank, khususnya oleh bank pemerintah yang
Mgs. Edy. Putra Tje’ Aman, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Liberty, Yogyakarta,
16
1986, hal. 1
22
pembangunan
rneningkatkan usahanya.
3). Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang
dari kredit. Hal ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula
Kredit baru diluncurkan setelah ada suatu kesepakatan tertulis, antara pihak
kreditur sebagai pemberi kredit dengan dengan pihak debitur sebagai penerima kredit.
Tidak ada ketentuan yang mengatur mengenai istilah perjanjian kredit baik dalam
KUH Perdata maupun Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
17
Thomas Suyatno, dkk, Dasar-Dasar Perkreditan, P.T Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991,
hal.15
18
Munir Fuady, Hukum Perkreditan Kontemporer, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hal. 35
25
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Istilah yang ada adalah "
kredit " yang terdapat dalam Pasal 1 angka 11 Undang-undang Nomor 10 Tahun
1998.
dengan perjanjian pinjam meminjam yang terdapat dalam Pasal 1754 jo. Pasal 1756
KUH Perdata. Pengertian perjanjian pinjam meminjam menurut Pasal 1754 adalah :
mengadakan pinjam meminjam barang (dalam hal ini uang), dan obyek perjanjian
pertama adalah kewajiban dari si peminjam. Dalam perjanjian kredit bank debitur
pinjam meminjam si peminjam hanya diwajibkan mengganti jumlah yang sama dan
Perbedaan yang kedua adalah dalam penggunaan kredit. Menurut Pasal 1754
KUH Perdata, uang yang diperoleh oleh peminjam uang dari pihak kreditur, sebagai
26
hasil peminjaman uang menjadi milik debitur. Oleh karena itu menurut ketentuan ini
debitur berkuasa penuh menggunakan uang tersebut untuk segala keperluan apapun
menurut kehendaknya. Pada perjanjian kredit bank, penggunaan uang sebagai hasil
perjanjian kredit harus sesuai dengan tujuan kredit sebagaimana yang ditetapkan
wanprestasi
Perjanjian kredit bank berlaku secara efektif dan mengikat kedua belah
dilakukan penarikan atas kredit ini. Dan kredit dapat ditarik sekaligus
oleh debitur.
cukup untuk itu. Pada dasarnya perjanjian kredit bank berakhir karena
memenuhi ciri-ciri perjanjian baku yaitu bentuk perjanjian tertulis, format perjanjian
menjadi tolok ukur yang dipakai sebagai patokan atau pedoman bagi setiap konsumen
dibakukan dalam perjanjian baku ialah meliputi model, rumusan, dan ukuran. Contoh
dari perjanjian baku selain perjanjian kredit adalah perjanjian jual beli, polis asuransi,
Kepada nasabah yang memohon kredit bank akan menyerahkan blanko formulir
ditentukan oleh pihak bank secara sepihak. Pada bagian-bagian tertentu sengaja
dikosongkan yang kemudian akan diisi sesuai dengan keadaan yang menyangkut
19
Abdulkadir Muhammad, Perjanjian Baku dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, PT
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992, hal. 6
28
pihak penerima kredit, misalnya nama, alamat, identitas, jumlah kredit, jaminan dan
jangka waktu pemberian kredit. Maksud penyerahan blanko ini adalah nasabah
menerima atau menolak ini dalam bahasa Inggris diungkapkan dengan “take it or
leave it”. Bentuk perjanjian seperti tersebut bisa disebut dengan perjanjian standar
atau perjanjian baku, dalam bahasa Inggris disebut standard contract atau standard
agreement.20
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, maka hak dan kewajiban
1. Hak Nasabah
disepakati bersama.
20
Abdulkadir Muhammad, ibid, hal. 8
29
pinjaman.
pinjaman.
disepakati bersama.
2. Kewajiban Bank
7. Kedit Bermasalah
Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat tersebut, tidak semua kredit berjalan
dengan baik. Dalam praktek banyak terjadi hambatan dalam menarik kembali kredit
tersebut, untuk itu Bank Indonesia sebagai otoritas moneter perbankan di Indonesia
dan
collateral).
kriteria :
diperjanjikan; atau
debitur; atau
apa yang dimaksud dengan kredit bermasalah, yaitu kredit yang di dalamnya terdapat
kredit dengan kualitas Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Dari
negosiasi.
yang positif.
industri lainnya.
pihak kreditur wajib mengadakan upaya melalui jalur non litigasi/non hukum
berupa :
cara penyelesaian sendiri-sendiri, karena hal ini dilihat dari kemampuan keuangan
f. Penyertaan bank
35
a. Novasi
b. Kompensasi
c. Likuidasi
d. Subrogasi
e. Penebusan agunan
g. Cessie Piutang
Lelang Negara(DJLPN).
Kredit macet dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu antara lain adalah:
sebagainya.
kerugian pada pihak bank yang diakibatkan oleh nasabah yang tidak melaksanakan
kredit. Salah satu dari tindakan penghati-hatian yang harus dilakukan oleh bank
Pasal 8 ayat (1) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
suatu permohonan kredit karena jaminan yang sesuai adalah salah satu faktor untuk
mendapatkan kredit. Pada intinya yang dimaksud jaminan dalam pemberian kredit
menurut Pasal 2 ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor
keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai yang
diperjanjikan.
beserta bunganya. Oleh karena itu maka aspek legalitas jaminan harus jelas dan diikat
secara yuridis, baik yang berupa akte di bawah tangan maupun akte otentik. Adapun
janji.
usahanya tersebut.
21
Ruddy Tri Santoso, op.cit, hal. 51
39
1). Dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu oleh pihak
yang memerlukan.
Di dalam praktek hendaknya bank lebih menekankan pada kelayakan usaha calon
nasabah daripada menekankan pada tersedianya jaminan, sehingga bagi mereka yang
benar-benar membutuhkan bantuan modal dengan prospek usaha yang baik dan
ditentukan, dapat menikmati bantuan kredit. Akan tetapi konsekuensi bank lebih
tersedianya jaminan adalah adanya kredit bermasalah. Hal ini dapat terjadi antara lain
22
Subekti, Jaminan-jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, P.T Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1991, hal. 19