Tahun 1966 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Serta Benda-Benda Yang
Berkaitan Dengan Tanah atau lebih dikenal dengan Undang-undang Hak Tanggungan
adalah :
ekonomi.
yang diatur dalam Buku II KUH Perdata Pasal 1162 sampai dengan Pasal 1232,
diatur dalam Koninklijk Besluit (KB) tanggal 6 Juli 1908 No.50 (Staatsblad 1908
Ada beberapa unsur pokok dari Hak Tanggungan yang termuat dalam
c. Hak Tanggungan dapat dibebankan pada hak atas tanah dan dapat
dari UUHT. Asas-asas ini yang membedakan Hak Tanggungan dari jenis dan
adalah:
Tanggungan.
pokoknya.
pengadilan.
tertentu.
Berdasar Pasal 4 ayat (1) dan (2) UUHT objek-objek Hak Tanggungan
adalah :
adalah :
Tahun 1958.
Sesuai Pasal 30 ayat (1) UUPA yang dapat mempunyai hak guna
usaha ialah :
Sesuai Pasal 36 ayat (1) UUPA yang dapat mempunyai hak guna
bangunan ialah :
d. Hak Pakai atas tanah negara yang menurut ketentuan yang berlaku
di Indonesia
dan hasil karya yang telah ada atau akan ada, yang merupakan satu kesatuan
dengan tanah tersebut yang merupakan milik pemegang hak atas tanah,
Tanggungan (APHT).
merupakan milik dari pemegang hak atas tanah atau merupakan milik pihak
dapat dilakukan dengan penandatanganan oleh pihak ketiga tersebut atau yang
Tanggungan adalah milik debitur sendiri. Akan tetapi bisa juga pihak
hutang debitur kepada pihak ketiga selaku penjamin hutang, namun bisa
berpiutang.
60
Tanggungan
oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Hal ini berarti perjanjian
tertulis dengan akta otentik. APHT merupakan tanda bukti telah adanya
dicantumkan :
Tanggungan;
4. Nilai tanggungan;
Tanggungan;
Tanggungan.
dengan ketentuan :
Tanggungan.
oleh sebab apapun juga kecuali karena kuasa tersebut telah dilaksanakan
mengenai hak atas tanah yang sudah terdaftar. Dalam hal mengenai hak
atas tanah yang belum terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan APHT
65
Tanggungan.
ayat (1) yang berbunyi “Jika piutang yang dijamin dengan Hak
sebab lain, Hak Tanggungan tersebut ikut beralih karena hukum kepada
kreditur baru”.
dapat dikarenakan :
1. Cessie
2. Subrograsi
4. Pewarisan
67
perlu dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT, karena beralihnya
Hak Tanggungan yang diatur dalam ketentuan ini terjadi karena hukum.
Tanggungan ;
ciri Hak Tanggungan yang kuat adalah mudah dan pasti dalam pelaksanaan
68
berlaku. Hal tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (1) UUHT yang
berbunyi :
kesepakatan antara pemberi dan pemegang Hak Tanggungan, jika dengan cara
itu akan dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan semua pihak.
Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat (2) yang berbunyi:
atas tanah yang menjadi objek Hak Tanggungan itu. Hal tersebut di atas sesuai
dengan ketentuan Pasal 22 ayat (1) yang berbunyi “ Setelah Hak Tanggungan
mencoret catatan Hak Tanggungan tersebut pada buku tanah hak atas tanah
dan sertifikatnya.”
Tanggungan adalah pihak yang berkepentingan untuk itu, hal ini sesuai