1. Hak Pengelolaan:
Tidak disebut dalam Pasal 16 UUPA, namun tersirat dalam Penjelasan Umum.
Pasal 2 ayat(4) UUPA mengatur tentang wewenang pemerintah pusat dapat
didelegasikan kepada daerah otonom, masyarakat hukum adat.
Selain itu kewenangan negara tersebut dapat juga dilimpahkan kepada Badan-badan
otorita, perusahaan negara dan perusahaan daerah dengaan penguasaan-penguasaan
tanah tertentu yang disebut Hak pengelolaan.
Ps.1 PP No.40 Tahun 1996 Hak Pegelolaan adalah ‘hak menguasai dari negara yg
kewenangan dan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan pada pemegang haknya’.
Subjek: orang atau badan penguasa (departemen, jawatan atau Daerah swatantra) untuk
dipergunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing.
Objek: tanah negara
Cara terjadinya:
Dengan permohonan. Peraturan kaBPN No 9 tahun19 99 tentang Cara pemberian dan
pembatalan HAT negara dan Hak Pengelolaan.
4. Apabila tanpa waktu, maka hanya 4. Tanpa watu tidak pernah ada.
dapat diakhiri atas kehendak si pemberi
gadai.
7. Apabila hanya sebagian barang gadai 7. Apabila barang jaminan itu musnah
musnah, maka perjanjian jual gadai tetap sebagian, maka jaminan itu berkurang
seperti semula seimbang dengan pemusnahan
tersebut, akan tetapi hal ini tidak
mengurangi hak si penerima jaminan
untuk meminta pembayaran utang
penuh
C. Hak Ulayat
Landasan hukumnya : Pasal 3 UUPA.
Hak ulayat merupakan serangkaian wewenang dan kewajiban suatu masyarakat
hukum adat yang berhubungan dengan tanah yang terletak di wilayahnya.
Hak ulayat mengandung dua unsur yaitu :
a. Unsur kepunyaan yang termasuk bidang hukum perdata
b. Unsur tugas kewenangan untuk mengatur penguasaan dan memimpin
penggunaan tanah bersama yang termasuk bidang hukum publik.
Pemegang (subyek) hak ulayat adalah masyarakat hukum adat.
Sedangkan objek hak ulayat adalah semua wilayah dalam masyarakat hukum
adat.
Hak ulayat terjadi karena diciptakan oleh nenek moyang atau sesuatu kekuatan
gaib pada waktu meninggalkan atau menganugrahkan tanah yang bersangkutan
kepada orang-orang yang merupakan kelompok tertentu.
Pengakuan terhadap hak ulayat dapat dilihat:
Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
Pasal 67 :
Masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih ada dan diakui
keberadaannya berhak :
a. Melakukan pemungutan hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
masyarakat yang bersangkutan
b. Melakukan kegiatan pengelolaan hutan berdasarkan hukum adat yang berlaku
dan sesuai dengan undang-undang
c. Mendapatkan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.
Pasal 68:
Masyarakat hukum adat berhak mendapat konpensasi karena hilangnya akses
dengan hutan sekitarnya sebagai lapangan kerja.
Masih ada tidaknya hak ulayat pada masyarakat hukum adat berdasarkan Pasal 3
UUPA pada dewasa ini dapat dilihat dari tiga kriteria berikut ini:
a. Masih ada suatu kelompok orang yang merupakan warga suatu masyarakat
tertentu.
b. Masih ada tanah yang merupakan wilayah persekutuan
c. Masih ada kepala adat yang bertugas