Anda di halaman 1dari 5

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN TRANSAKSI MUDHARABAH

Penyajian

Investasi mudharabah atau transaksi mudharabah disajikan dalam laporan keuangan (pada
bagian aset) sebesar nilai tercatat (PSAK 105 paragraf 36).

Pengungkapan

Berdasarkan PSAK paragraf 38 dan PAPSI (2016) terdapat beberapa hal yang harus
diungkap dalam transaksi mudharabah. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut :

1. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah (PSAK 105 paragraf 38a)


2. Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya (PSAK 105 paragraf 38b)
3. Jumlah investasi mudharabah yang diberikan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa (PAPSI, 2006)
4. Jumlah investasi mudharabah yang tlah direstrukturisasi dan informasi lain tentang
mudharabah yang direstrukturisasi selama periode berjalan (PAPSI, 2006)
5. Metode yang digunakan untuk menentukan penyisihan khusus dan umum (PAPSI,
2006)
6. Kebijakan manajemen dan pelaksanaan pengendalian resiko portopolio infestasi
mudharabah (PAPSI, 2006)
7. Besarnya investasi mudharabah bermaslah dan penyisihannya untuk setiap sektor
ekonomi (PAPSI, 2006)
8. Kebijakan dan metode yang diperguanakan dalam penanganan mudharabah
brmaslalah (PAPSI, 2006)
9. Ikhtisar infestasi mudharabah yang dihapus buku (PAPSI, 2006)
10. Kerugian atas penurunan nilai infestasi mudharabah (apabila ada) (PAPSI, 2006)

Pengawasan Syariah Transaksi Mudharabah

Pengawasan yang berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia


dilakukan untuk:

1. Meneliti apakah pemberian informasi secara lengkap telah disampaikan oleh bank
kepada nasabah, baik secara lisan maupun tertulis tentang persyaratan infestasi
mudharabah tlah dilakukan.
2. Menguji apakah perhitungan bagi hasil telah dilakukan sesuai prinsip syariah.
3. Memastikan adanya persetujuan para pihak dalam perjanjian infestasi
mudharabah.
4. Memastikan terpenuhinya rukun dan sayart mudharabah.
5. Memastikan bahwa kegiatan infestasi yang dibiayai tidak termasuk jenis kegiatan
usaha yang bertentangan dengan syariah.

Sistem Mudahrabah dan Perkemabangannya Diperbankan Syariah


Sistem mudaharabah diperbankan syariah dalam mengaplikasikan sistem mudharabah
sebagai berikut:
1. Didalam praktik perjanjian dilaksanakan dalam bentuk perjanjian baku (standar
contract). Hal ini membatasi atas kebebasan kontrak. Adanya pembatasan
dimaksud, berkaitan dengan kepentingan umum agar perjanjian baku itu diatur
dalam undang-undang atau setidak-tidaknya diawasi oleh pihak dewan
pengawasan nasional.
2. Bentuk akad produk mudharabah dibank syariah dimaksud, dituangkan dalam
bentuk perjanjian tertulis yan disebut perjanjian bagi hasil.
3. Dalam perjanjian tertulis akad perjanjian mudharabah disebutkan nisbah bagi hasil
pemilik dana (shahibul mal) dan untuk pengelola dana (mudharib). Nisbah bagi
hasil ini berlaku sampai berakhirnya perjanjian.
4. Pelaksanaan akad mudharabah terjadi apabila ada calon nasabah yang akan
menabung atau meminjam modal dari bank syariah.
5. Nasabah yang meminjam uang kemudian terlambat membayar bnk tidak memberi
denda, tetapi memberi peringatan.
6. Sistem amnah (kepercayaan).

Seseorang memperoleh kredit karena pihak bank mempunyai kepercayaan


kepada peminjam. Karena itu, pemberian kredit kepada seseorang karena ada
kepercayaan dari pihak bank. Kredit tanpa kepercayaan tidak mungkin terjadi, karena
dikhawatirkan dana yang diserahkan kepada pihak disalah gunakan oleh pihak
nasabah dan/ atau tidak dibayar/ dikembalikan kepada pihak bank pinjaman yang
dimaksud. Selain menggunakan sistem yang digunakan diatas, pihak perbankan
syariah berpedoman pada undang-undang no 10 tahun 1998 tentang perubahan atas
undang-undang no 7 1992 tentang perbankan. Undang-undang dimaksud,
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayaiuntuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Oleh karena
itu, sebelum pihak bank mengeluarkan kredit terlebih dahulu calon peminjam
memenuhi persyaratan sebagai prosedur yang diatur o;eh perundang-udangan agar
terjadi ketertiban dan mendapat kredit.

Untuk mendapat pinjaman dari pihak bank yang dikemukakan diatas,


mengenai prosedur permohonan pembiayaan, yaitu mulai dari prosedur permohonan
pembiayaan, pengisian formulir, dan sampai mendapatkan kredit dari pihk bank,
maka dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1. Calon nasab mengajukan permohonan pembiayaan secara tertulis ke bank


pelaksanaan terdekat, yang alamat / tempat tinggalnya (calon nasabah) termasuk
wilayah kerja (daerah hukum ) bank yang setuju dang sesuai dengan bidang atau
sektor ekonomi yang ditentukan.
2. Calon nasabah mengisi daftar isian / formulir / blanko yang telah disediakan oleh
pihak bank.
3. Bank melakukan penelitian / menganalisis terhadap dana yang tersedia (plafond
pembiayaan) dan pribadi calon nasabah.
4. Setelah bank selesai mengadakan analisis dan semua persyaratan terpenuhi maka
dilkukan penandatanganan perjanjian pembiayaan dan pengikatan perjanjian.
5. Penarikan pembiayaan atau pencairan pembiayaan /realisasi pembiayaan. Hal ini
berarti calon nasabah memperoleh kredit dengan sendirinya calon nasabh menjadi
nasabah.
Berdasarkan hal diatas, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pihak bank dalam menilai si pemohon pembiayaan mengenai kelayakan untuk
memperoleh pinjaman adalah sebagai verikut:
1. Karakter (character) , yaitu sifat pribadi termasuk perilaku pemohonan
pembiayaan perlu dibahas dan diteliti secara hati-hati oleh pihak bank.
2. Kemampuan (capability), yaitu penilaian atas besarnya modal nasabah yang
akan diserahkan dalam perusahaan.
3. Modal (capital), yaitu penilaian atas besarnya modal nasabah yang diserahkan
dalam perusahaan.
4. Persyaratan (condition) , yaitu pada umunya adalah penilaian terhadap kondisi
ekonomi , regional, nasional, maupun internasional terutama yang
berhubungan terhadap sektor usaha nasabah dan keamanan kredit itu sendiri.
5. Jaminan (collateral) , istilah ini berarti jaminan tambahan karena jaminan
utama adalah pribadi yang dinilai bonafiditas dan solidaritasnya.

JENIS-JENIS MUDHARABAH

Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana dan
pengelola, dengan kondisi pengelola dikenakan pembatasan oleh pemilik dana dalam hal
tempat, cara atau objek investasi. Dalam transaksi mudharrabah muqayyadah, bank syariaah
bersifat sebagai agen yang menghubungkan shabhibul mal dengan mudharib. Peran agen
yang dilakukan oleh bank syariah mirip dengan peran manejer investasi pada perusahaan
sekuritas. Imbalan yang diterima bank sebagai agen dinamakan fee dan bersifat tetap tanpa
dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh mudharib. Fee yang diterima oleh
bank dilaporkan dalam laporan laba rugi (PSAK 101) sebagai pendapatan operasi lainnya.
Mudharabah muqayyadah biasa disebutdengan mudharabah terikat (restricted mudharabah).
Dalam praktik perbank mudharabah muqayyadah terdiri atas dua jenis, yaitu mudharabah
muqayyadah executing dan mudharabah muqayyadah canneling. Pada mudharrabah
executing, bank syariah sebagai pengelola penerima dana dari pemilik dana dengan
pembatasan dalam hal tempat cara, dan/ atau objek investasi. Akan tetapi, bank syariah
memiliki kebebasan dalam melakukan seleksi terhadap clon mudharip yang layak mengelola
dana tersebut. Sementara itu, pada mudharabah mukayyadah executing bank syariah tidak
memiliki kewenangan dalam menyeleksi calon mudharib yang akan mengelola dana tersebut.

Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah muthalaqah adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana dan pengelola
tampa adanya pembatasan dana oleh pemilik dana dalam hal tempat, cara atau objek
investasi. Dalam hal ini pemilik dana memberi kewenangan yang sangat luas kepada
mudharib untuk mengunakan dana yang di investasikan. Kontrak mudharabah muthalaqah
dalam perbankan syariah di gunakan untuk tabungan atau pembiayaan. Pada tabungan
mudharabah, penabung berperan sebagai pemilik dana, sedangkan bank berperan sebagai
pengelola yang mengontribusikan keahliannya dalam mengelola dana penabung. Adapun
pada investasi mudharabah, bank berperan sebagai pemilik dana yang menginvestasikan dana
yang ada padanya kepada pihak lain yang memurlukan dana untuk keperluan usahanya. Pihak
lain yang memerlukan dan mengolola dana tersebut biasa di sebut dengan nasabah
pembiayaan. Dana yang diterima oleh bank dari penabung dilaporkan dalam neraca di bagian
dana syirkah, sedangkan dana yang di salurkan oleh bank kepada nasabah pembiayaan
melalui akad mudharabah di laporkan dalam neraca pada bagian aset lancar. Adapun bagian
bank dari keuntungan yang di hasilkan oleh mudharib dari kegiatan investasi yang di lakukan
nya di laporkan dalam laporan laba rugi sebagai salah satu unsur pendapatan operasi utama
bank. Mudharabah muthalaqah atau mudharabah tidak terikat (unresticted mudharabah).

Mudharabah Musytarakah

Adalah bentuk kerja sama dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya
dalam kerja sama investasi. Akad musyatarakah ini merupakan solusi sekiranya dalam
perjalanan usaha, pengelola dana memiliki modal yang dapat di distribusikan dalam investasi,
edangkan di sisilain, adanya penambahan modal ini akan dapat meningkatkan kemajuan
investasi. Akad musytarakah ini pada dasarnya merupkan perpaduan anatara akad dana
berdasarkan atau (mudharabah) menyatakan juga dana nya dalam investasi bersama
(berdarkan akad musytarakah). Setelah penambahan dana oleh pengolala, pembagaian hasil
usaha antara pengelola dan pemilik dana dalam mudharabah adalah sebesar hasil usaha
musyarakah setelah di kurangi porsi pemilik dana sebagai pemilik dana musytarakah.

Nasabah penghimpunan dana berperan sebagai mudhrarib, sedang nasabah penyalur


bank berperan sebagai pemilik dana. Pada saat yang sama, bank melakukan kerja sama
dengan investor lain untuk membiayai suatu proyek yang dikerjakan oleh nsabah pengelola.
Investor lain yang terlibat dalam kerja sama ini memiliki peran sebagai pemilik dana. Bank
dan investor memperoleh pendapatan dari porsi sebagai pemili dana. Bank dan investor
memperoleh pendapatan dari porsi sebagai pemilik dana (berbagi sesuai porsi masing-
masing). Selanjutnya pendapatan hak bank tersebut dibagi hasilkan lagi dengan nasabah
deposon pool of fund.

Anda mungkin juga menyukai