Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AYU LESTARI

NIM : 191010200247
KELAS : 07HUKE003 – 902
MATA KULIAH : HUKUM PERBANKAN

TUGAS INDIVIDU
MAKALAH HUKUM PERBANKAN

DENGAN TEMA BERJUDUL:


PERBEDAAN PRODUK DANA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

PRODUK DANA PERBANKAN

Produk Dana
Sebagaimana yang telah dikenal luas oleh masyarakat, terdapat beberapa jenis produk dana yang
dapat dihimpun oleh perbankan. Beberapa produk tersebut, dapat dijelaskan, sebagai berikut:

1. Giro

Giro adalah simpanan dana pihak ketiga, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta
asing (valas), yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek/bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya, sesuai ketentuan dan syarat-
syarat yang ditentukan oleh bank.

Semua warga Negara Indonesia dan warga negara asing, serta badan usaha dan institusi
lain yang sah menurut hukum yang berlaku dapat membuka rekening giro. Umumnya
syarat ketentuan pembukaan rekening giro tersebut adalah

a. Cakap bertindak menurut hukum;


b. Tidak termasuk Daftar Hitam Bank Indonesia;
c. Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukaan rekening dan formulir syarat
khusus rekening giro;
d. Menyerahkan fotokopi identitas diri;

 Untuk badan usaha harus melampirkan


 Surat izin dari instansi berwenang;
 Akta pendirian perusahaan, anggaran dasar, dan perubahannya;
 Daftar susunan pengurus (terutama untuk yayasan/lembaga sosial);
 Surat keputusan bagi instansi/lembaga pemerintah;

e. Menyerahkan fotokopi NPWP;


f. Menyerahkan pasfoto;
g. Menandatangani Kartu Contoh Tanda Tangan;
h. Melakukan setoran awal rekening giro rupiah.

1
2. Instrumen Pembayaran

Salah satu layanan yang diberikan perbankan adalah instrument pembayaran yang
memberikan kemudahan dalam melakukan bisnis. Beberapa instrument yang dimaksud
adalah sebagai berikut:

Cek (Cheque)

Cek adalah surat berharga atau alat transaksi pembayaran yang diterbitkan oleh bank
sebagai pengganti uang tunai. Cek merupakan surat perintah tidak bersyarat dari nasabah
kepada bank penyimpan dana untuk membayar suatu jumlah tertentu pada saat
diunjukkan. Berbagai ketentuan umum terkait instrument pembayaran berupa cek dapat
dilihat melalui Boks 3.1 Cek dikeluarkan oleh bank apabila nasabah memiliki rekening
giro, yang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berikut:

1. Cek Atas Nama, yaitu cek yang mencantumkan nama penerima dana dan bank akan
melakukan pembayaran kepada nama yang tertera pada cek tersebut. Pembayaran
dilakukan paling cepat sesuai tanggal yang tertera pada cek tersebut.
2. Cek Atas Unjuk (Bearer Cheque), yaitu cek yang tidak mencantumkan nama
penerima dana dan bank akan melakukan pembayaran kepada siapa saja yang
membawa cek tersebut. Pembayaran dilakukan paling cepat sesuai tanggal yang
tertera pada cek tersebut.
3. Cek Silang, yaitu cek yang diberi tanda garis menyilang pada ujung kiri atas cek
atau dapat juga diberikan tanda garis menyilang sepanjang cek dari ujung kiri bawah
ke ujung kanan atas. Penyilangan ditujukan untuk pengamanan cek, dengan
konsekuensi membatasi orang-orang dan/atau bank tertentu yang dapat memperoleh
pembayaran atas cek tersebut. Dengan demikian, secara hukum, tidak pernah ada
larangan apabila Cek Silang akan dibayarkan tunai. Ada 2 (dua) jenis Cek Silang,
yaitu sebagai berikut:

 Cek Silang Umum, yaitu cek yang di antara garis silangnya tidak dimuat suatu
petunjuk atau dicantumkan nama pihak yang dapat memperoleh pembayaran.
Konsekuensi dari Cek Silang Umum adalah pihak tertarik dapat membayarkan
cek tersebut kepada bank lain atau nasabah bank lain.

 Cek Silang Khusus, yaitu cek yang di antara garis silangnya dimuat petunjuk
atau dicantumkan nama suatu bank. Konsekuensi dari Cek Silang Khusus adalah
pihak tertarik hanya dapat melakukan pembayaran kepada bank yang namanya
dicantumkan dalam cek tersebut.

Jika nama bank yang dicantumkan dalam Cek Silang Khusus adalah nama bank
pihak tertarik sendiri maka Cek Silang Khusus tersebut hanya dapat dibayarkan
kepada nasabahnya.

Selain uraian di atas, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan cek sebagai instrumental pembayaran, sebagaimana uraian berikut:

2
1. Penarik wajib menyediakan dana yang cukup dalam rekening gironya pada saat
cek ditunjukkan pada bank tertarik.
2. Daluarsa cek dihitung setelah lewat waktu 6 bulan terhitung sejak mulai tanggal
berkahirnya tenggang waktu penawaran, sedangkan tenggang waktu
pengunjukkan cek adalah 70 hari sejak tanggal penarikan.
3. Jika saat cek diunjukkan pada masa pengunjukkan dananya tidak mencukupi,
dikategorikan sebagai “cek kosong”.
4. Jika saat cek diunjukkan setelah daluarsa dananya tidak mencukupi, tidak
dikategorikan sebagai “cek kosong”.
5. Jika ada coretan/perubahan harus ditandatangani oleh pemilik rekening.
6. Cek yang jumlah uangnya ditulis dalam huruf dan angka bila terdapat perbedaan,
berlaku jumlah yang ditulis lengkap dengan huruf.
7. Cek hanya dapat dibatalkan oleh pemilik rekening setelah berakhirnya tenggang
waktu pengunjukkan dengan suatu surat pembatalan yang ditujukan kepada bank
tertarik dengan, minimal memuat informasi mengenai nomor cek, tanggal
penarikan, nilai nominal, dan tanggal mulai berlakunya pembatalan.

3. Bilyet Giro

Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah bank penyimpan dana untuk
memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang yang disebut namanya. Beberapa ketentuan umum, terkait dengan instrument
pembayaran berupa bilyet giro.

Bilyet giro hanya dapat dibatalkan setelah berakhirnya tenggang waktu penawaran
dengan suatu surat pembatalan yang ditujukan kepada bank tertarik dengan menyebutkan
nomor bilyet giro, tanggal penarikan, dan jumlah dana yang dipindahkan.

Syarat Formal: Syarat formal dari bilyet giro adalah pencantuman beberapa hal berikut:

 Nama “bilyet giro” dan nomor bilyet giro yang bersangkutan.


 Nama tertarik.
 Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan dana atas beban
rekening penarik.
 Nama dan nomor rekening pemegang.
 Nama bank penerima.
 Jumlah dana yang dipindahkan, baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap-
lengkapnya.
 Tempat dan tanggal penarikan.
 Tanda tangan, nama jelas, dan/atau dilengkapi dengan cap/stempel dengan
persyaratan pembukaan rekening.

Hal Penting: Berikut berbagai penting yang harus diperhatikan bila menggunakan bilyet
giro.

 Tenggang waktu penawaran bilyet giro adalah 70 terhitung sejak tanggal penarikan.

3
 Tanggal efektif merupakan tanggal mulai berlakunya perintah pemindahbukuan,
yang harus berada dalam tenggang waktu penawaran.
 Bilyet giro yang ditawarkan kepada bank sebelum tanggal efektif atau sebelum
tanggal penarikan harus ditolak oleh bank, tanpa memperhatikan tersedia atau
tidaknya dana dalam rekening penarik.
 Daluarsa bilyet giro dihitung setelah lewat waktu 6 bulan terhitung mulai tanggal
berakhirnya tenggang waktu penawaran.
 Bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal penarikan berlaku sebagai tanggal efektif.
 Jika ada coretan/perubahan pada bilyet giro harus ditandatangani oleh si penerbit.

PERBEDAAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

Pengertian Konvensional dan Bank Syariah menurut Para Ahli Hukum sebagai berikut:

Bank Konvensional menurut Triandaru dan Budi santoso (2006) berpendapat yang
menyatakan bahwa bank konvensional yaitu bank yang aktivitasnya, baik penghimpunan dana
maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga
atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu priode tertentu.

Bank syariah menurut Heri Sudarsono (2003:27) berpendapat yang menyatakan bahwa
bank syariah secara umum adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.

Perbedaan bank konvensional dan bank syariah juga terletak pada tujuannya. Bank
konvensional memiliki tujuan keuntungan dengan sistem bebas nilai atau dengan prinsip yang
dianut oleh masyarakat umum. Sedangkan, bank syariah tidak hanya berfokus pada keuntungan
atau profit saja.

Bank konvensional dapat melakukan pengelolaan Dana di dalam seluruh lini bisnis yang
menguntungkan di bawah naungan Undang-Undang. Sedangkan, bank syariah menggunakan
aturan Islam dalam mengelola uang nasabahnya. Bank syariah akan mengelola dana nasabah
pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan Islam.

Perbedaan Utama Bank Konvensional dengan Bank Syariah adalah sebagai berikut:
1. Sistem Operasional
Bank Syariah jelas berbeda dengan Bank Konvensional. Dalam hal sistem operasional,
Bank Syariah mengikuti landasan dari prinsip-prinsip syariat Islam dengan
memberlakukan Akad yang sah sesuai prinsip tersebut. Dan semua aktivitas yang
dilakukan Bank Syariah harus sesuai dengan Fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga MUI
yang berdasarkan syariah Islam. Pelaksanaan operasional Bank Syariah diawasi juga oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berbeda dengan Bank Konvensional yang dimana sistem
operasional dijalankan atas prosedur perbankan yang diatur oleh Pemerintah melalui
lembaga keuangan dan pihak yang terkatit dengan hal tersebut, selain itu Bank harus
tunduk pada aturan Hukum yang berlaku.

4
2. Cara Pengelolaan Dana
Untuk pengelolaan dana ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Untuk Bank Syariah,
pengelolaan dana nasabah harus sesuai dengan syariat Islam, dengan memberikan
pembiayaan hanya kepada kegiatan yang dapat dinilai Halal. Lain halnya dengan Bank
Konvensional yang bebas menerima dan menyalurkan dana asalkan menguntungkan dan
tidak menyalahi aturan Pemerintah yang berlaku. Hal ini penting diketahui karena pada
dasarnya bank memiliki kewajiban terkait dana simpanan dan investasi kepada nasabah.
3. Orientasi Perbankan
Hal ini yang paling dasar sekali untuk diketahui, sebab Bank Syariah selain lembaga yang
mencari keuntungan, Bank Syariah juga menjalankan aktivitas bisnis yang
mengedepankan kemakmuran, kebahagiaan dunia akhirat. Hal itu wajar kalau banyak
nasabah Bank Syariah yang merasa lebih nyaman untuk menitipkan dananya kepada
Bank Syariah. Sedangkan Bank Konvensional cenderung mengedepankan profit oriented.
4. Pembagian Keuntungan
Kita semua mungkin sudah mengetahui bahwa Bank Konvensional menjalankan binis
dengan konsep Bunga, sehingga keuntungan yang diberikan oleh Bank kepada nasabah
tidak berhubungan dengan kinerja bisnis perbankan. Ketika pendapatan Bank
Konvensional meningkat, nasabah tidak akan mendapatkan keuntungan yang meningkat
juga dan sebaliknya, sebab hal itu dibatasi dengan rate Bunga yang sudah ditetapkan oleh
pihak bank.
Berbeda dengan Bank Syariah yang memberikan keuntungan sesuai dengan kinerja Bank
tersebut. Dengan persentase pembagian Nisbah (Bagi Hasil) yang sesuai produk
perbankan yang digunakan, masyarakat memperoleh keuntungan lebih ketika Bank
Syariah yang digunakan mengalami peningkatan pendapatan dan sebaliknya.
5. Pengawasan Perbankan
Untuk Bank Syariah diawasi oleh Dewan Pengawas yang terdiri dari beberapa Ahli
Ekonomi dan Agama yang mengerti mengenai fiqih muamalah. Hal itu dilakukan agar
seluruh proses kegiatan Bank Syariah tidak menyimpang dengan aturan dan prinsip
perbankan syariah yang sesuai dengan syariat islam.
Sedangkan Bank Konvensional tidak memiliki Dewan Pengawas. Hanya saja seluruh
kegiatan dan transaksi yang dilakukan Bank Konvensional harus berdasarkan hukum-
hukum yang dikeluarkan oleh Pemerintah.Itulah beberapa perbedaan yang mendasar
antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional.

Demikian Bapak makalah yang saya buat apabila masih banyak kekurangan didalam makalah
saya mohon dapat di maklumi dan terimakasih banyak sebelumnya Pak.

Anda mungkin juga menyukai