c. Cek Silang
Cek Silang atau cross cheque merupakan cek yang dipojok kiri atas
diberi dua tanda silang. Cek ini sengaja diberi silang, sehingga fungsi
cek yang semula tunai berubah menjadi non tunai atau sebagai
pemindahbukuan.
d. Cek Mundur
e. Cek Kosong
Penggunaan cek pada prinsipnya telah diatur pada aturan bank yang
mengeluarkan cek tersebut. Bagi Anda yang ingin menghindari
penipuan dan peredaran cek kosong, di bawah ini adalah beberapa
hal yang perlu diperhatikan:
1. Pemilik rekening giro atau penarik harus menyediakan
sejumlah dana yang tertulis pada cek pada saat pencairan atau
cek ditunjukkan kepada bank tertarik. Penarik adalah pemilik
rekening giro yang diberi kuasa oleh pemilik rekening guna
membayar, memindah buku atau mentransfer dana kepada
pemegang atau orang yang disebutkan dalam lembaran cek.
Bank tertarik di sini adalah bank yang menerima perintah
pembayaran oleh pemilik rekening menggunakan lembaran cek
atau bilyet.
2. Kedaluwarsa lembaran cek dihitung setelah 6 bulan. Di mana,
tanggal ini dihitung sejak tanggal berakhirnya penawaran.
Tenggat waktu menunjukkan cek adalah 70 hari sejak waktu
atau tanggal penarikan.
3. Jika rekening giro tidak memiliki dana mencukupi, maka cek
yang diberikan adalah cek kosong.
4. Coretan yang ada pada setiap lembar cek harus
ditandatangani pemilik rekening, tanpa tandatangan cek tidak
berlaku.
5. Saat cek ditujukan kepada bank tertarik dan rekening giro tidak
memiliki dana yang mencukupi, maka cek disebut sebagai cek
kosong.
6. Perbedaan antara nominal angka dan yang ditulis dalam huruf
pada setiap lembaran, maka nilai yang akan diacu adalah
nominal atau nilai yang tertera ditulis dalam huruf.
Dalam dunia usaha, penggunaan cek sebagai alat pembayaran
adalah hal yang sangat umum. Biasanya, pembayaran
menggunakan cek dilakukan oleh pihak klien atau rekanan bisnis
untuk penjualan produk perusahaan secara kredit yang berarti
secara tidak langsung akan masuk dalam laporan akun penerimaan
kas dari piutang usaha atau sebaliknya, penggunaan cek sebagai
alat pembayaran perusahaan kepada rekanan bisnis yang nantinya
akan tercatat dalam akun jurnal pengeluaran kas.
Dalam penggunaan cek sebagai alat pembayaran dalam bidang
bisnis ini, maka pihak bank akan menjadi pihak luar yang akan
dilibatkan dalam pencatatan transaksi. Karena adanya keterlibatan
ini, maka pihak perusahaaan membutuhkan data rekonsiliasi
terhadap pihak bank.
Jika mendengar kata cek, pasti yang terbayang adalah seseorang yang menuliskan
sesuatu pada selembar kertas yang berisi nama penerima dan nominal angka.
Kemudian orang tersebut memberikannya kepada orang lain untuk bisa ditukarkan
dengan uang di bank.
Cek dan Bilyet Giro merupakan instrumen pembayaran nontunai di Tanah Air.
Berikut ulasan lengkap tentang persamaan dan perbedaan dari cek dan bilyet giro:
Cek merupakan perintah tertulis dari nasabah pada bank untuk menarik dananya
dalam jumlah tertentu atas namanya atau yang ditunjuk. Dengan kata lain, cek
menjadi surat perintah tanpa syarat dari nasabah pada bank di mana nasabah tersebut
menyimpan uangnya.
Dalam cek tersebut, terdapat nama penerima uang atau pemegang cek. Artinya, jika
seseorang memiliki cek yang ditujukan atas nama dirinya, bank harus membayar
sejumlah uang sesuai dengan nominal yang disebutkan di dalam cek. Pembayaran
uang dari pihak bank kepada pemegang cek bisa berupa uang tunai atau
pemindahbukuan uang ke rekening pemegang cek. Pencairan cek bisa dilakukan di
bank yang bukan mengeluarkan cek tersebut. Caranya dengan melakukan kliring.
Hanya saja prosesnya tidak dapat selesai saat itu juga. Kliring biasanya memakan
waktu satu hari.
Pembayaran menggunakan cek pertama kali dilakukan pada zaman Romawi tahun
352 SM. Akan tetapi, baru sekitar tahun 1500 ditemukan bukti nyata pembayaran via
cek di Belanda dan kemudian berkembang ke Inggris tahun 1700-an. Sebelum itu,
para pedagang muslim sudah terkenal dengan kebiasaannya dalam menggunakan
sistem saqq (yang menjadi serapan cheque atau check) pada masa pemerintahan Raja
Harun al-Rashid pada era Khalifah Abbasiyah. Mereka merasa lebih aman
menggunakan sistem saqq ini daripada membawa uang dalam jumlah besar selama
perjalanan dagang.
Jenis-Jenis Cek dan Aturan Penggunaannya
Cek yang kita kenal di Indonesia terbagi dalam lima jenis, yaitu:
Cek Atas Nama adalah cek yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan hukum
tertentu yang tertulis dengan jelas di dalam cek tersebut. Contohnya, apabila di dalam
sebuah cek tertulis perintah “bayarlah kepada saudara Rafi sejumlah Rp5.000.000”
atau “bayarlah kepada PT Makmur Jaya senilai Rp25.000.000“ maka cek inilah yang
disebut sebagai Cek Atas Nama.” Namun, ada catatan bahwa kata-kata seperti “atau
pembawa” di belakang nama yang disebutkan harus dicoret.
Cek Atas Unjuk merupakan kebalikan dari Cek Atas Nama. Di dalam Cek Atas
Unjuk, tidak terdapat nama penerima atau badan hukum yang ditunjuk sehingga siapa
saja yang membawa cek tersebut dapat menguangkannya. Contohnya, di dalam cek
tersebut hanya tertulis “bayarlah cash atau tunai” atau tidak ditulis kata-kata apa pun.
3. Cek Silang
Cek Silang merupakan cek yang di bagian pojok kiri atas diberi dua tanda silang. Cek
Silang atau Cross Cheque ini sengaja diberi tanda silang agar fungsinya berubah dari
tunai menjadi nontunai atau pemindahbukuan.
4. Cek Mundur
Cek Mundur merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang.
Misalnya, hari ini tanggal 7 September 2016. Namun, di dalam cek tersebut tertulis
tanggal 12 September 2016. Jenis yang seperti inilah yang disebut sebagai cek
mundur. Hal ini terjadi karena ada kesepakatan antara pemberi dan penerima cek.
Yang salah satu sebabnya mungkin belum ada dana pada saat itu.
5. Cek Kosong
Cek Kosong atau blank cheque merupakan cek yang dananya tidak tersedia di dalam
rekening giro. Misalnya, Tuan Joko ingin mencairkan cek sejumlah Rp70 juta.
Namun, jumlah uang di dalam rekening gironya hanya Rp50 juta. Ini berarti ada
kekurangan dana sebesar Rp20 juta apabila ingin menariknya. Sangat jelas bahwa
dana dalam cek jumlahnya kurang dibandingkan dengan jumlah dana yang ada.
Agar cek bisa digunakan untuk transaksi maka cek harus memenuhi persyaratan
sesuai dengan Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 178. Dilansir dari Bank
Indonesia, berikut syarat formal cek:
Pengertian cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan
di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.
Artinya, jika kita memiliki cek dan cek tersebut adalah cek asli, maka bank harus membayar siapa
saja (ada nama seseorang ata badan atau tidak ada sama sekali) yang membawa cek ke bank
yang memelihara rekening nasabah untuk diuangkan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan, baik secara tunai maupun pemindahbukuan.
Penguangan cek juga dapat dilakukan di bank yang bukan mengeluarkan cek tersebut. Hanya
bedanya jika yang diuangkan bukan di bank penerbit, maka prosesnya tidak dapat diambil saat itu
juga akan tetapi dipindahbukukan melalui proses kliring untuk dalam kota dan inkaso untuk cek
yang berasal dari luar negeri.
Bank penerima akan menagihkan ke bank penerbit keesokan harinya. Untuk kliring memakan
waktu satu hari dan untuk inkaso memakan waktu satu minggu bahkan sampai satu bulan
tergantung dari jarak dan sarana yang digunakan.
Agar cek memenuhi syarat sebagai alat pembayaran diperlukan syarat-syarat hukum, sehingga
cek tersebum memenuhi kriteria sebagai cek. Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat
pembayaran giral seperti yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 178
yaitu:
Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank umum untuk menarik sejumlah uang yang
diinginkan adalah sebagai berikyut :
1. Tersedianya dana
2. Ada materai yang cukup
3. Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pemberi cek
4. Jumlah uang yang tertulis di angka dengan huruf haruslah sama
5. Memperlihatkan masa kadaluarsa cek yaitu 70 hari setelah dikeluarkannya cek tersebut
6. Tanda tangan atau stempel perusahaan harus sama dengan yang ada di specimen
(contoh tanda tangan)
7. Tidak diblokir pihak berwenang
8. Resi cek sudah kembali
9. Endorsment cek benar, jika ada
10. Kondisi cek sempurna
11. Rekening belum ditutup
12. Dan syarat-syarat lainnya.
Jenis-jenis cek
PROMOTED CONTENT
Olymp Trade
Simak cara saya hasilkan Rp3.700.000.000 sebulan!
Olymp Trade
Gadis ini hasilkan Rp30 juta sehari dengan metode simpel ini
Olymp Trade
Cara menghilangkan lemak perut. -12 kg dalam 1 minggu. Resep
Asianews.Me
Penarikan dana dengan menggunakan sarana cek di samping persyaratan di atas juga sangat
tergantung dari jenis-jenis cek yang dikeluarkan oleh si pemberi cek. Adapun jenis-jenis
cek yang dimaksud adalah :
Cek atas nama merupakan jenis cek yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan hukum
tertentu yang tertulis dengan jelas di dalam cek tersebut, sebagai contoh jika di dalam cek tertulis
perintah bayarlah kepada bapak Andi sejumlah Rp5.000.000,- atau bayarlah kepada PT. Maju
Terus uang sejumlah Rp10.000.000,-, maka cek ini disebut cek atas nama , namun dengan
catatan kata “atau pembawa” di belakang nama yang diperintahkan dicoret.
Cek atas tunjuk adalah jenis cek yang merupakan kebalikan dari cek atas nama. Di dalam cek atas
tunjuk tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu. Jadi, siapa saja dapat
menguangkan cek atau dengan kata lain cek dapat diuangkan oleh si pembawa cek. Sebagai
contoh, di dalam cek tersebut tertulis bayarlah tunai, atau cah atau tidak ditulis kata-kata apapun.
Cek silang
Cek silang atau cross cheque merupakan jenis cek yang di pojok kiri ats diberi dua tanda silang.
Cek ini sengaja diberi silang, sehingga fungsi cek yang semula tunai berubah menjadi non tunai
atau sebagai pemindahbukuan.
Cek mundur
Cek mundur merupakan jenis cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang, misalnya
hari ini 5 Maret 2016. Sebagai contoh, bapak Andi bermaksud mencairkan selembar cek dan di
mana dalam cek tersebut tertulis tanggal 10 Maret 2016. Jenis cek inilah yang disebut dengan cek
mundur atau cek yang belum jatuh tempo, hal ini biasanya terjadi karena adanya kesepakatan
antara si pemberi cek dengan si penerima cek, misalnya karena belum memiliki dana pada saat
itu.
Cek kosong
Cek kosong atau blank cheque merupakan cek yang dananya tidak tersedia di rekening giro.
Sebagai contoh, bapak Andi menarik cek senilah Rp10.000.000,- yang tertulis di dalam cek
tersebut, akan tetapi dan yang ada di dalam rekening giro tersebut hanya 9 juta rupiah. Artinya,
jika bapak andi melakukan penarikan maka ada kekurangan dana sebesar 1 juta rupiah. Jadi, jelas
bahwa cek tersebut jumlahnya kurang di bandingkan dengan yang tertulis di cek.
Dalam hal penarikan dengan cek kosong, apabila nasabah melakukan sampai 3 kali, maka
nasabah tersebut akan masuk black list yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, kemudian
disebarkan ke seluruh perbankan di Indonesia, sehingga yang bersangkutan tidak bisa lagi
berhubungan dengan bank manapun.
Namun, tentunya sebelum dimasukkan dalam daftar hitam, nasabah akan diberikan peringatan
terlebih dahulu baik secara lisan maupun tertulis. Akan tetapi, apabila bank dapat menutupi
kekurangan tersebut dengan pertimbangan nasabah primer yang loyal terhadap bank selama tidak
ada unsur kesengajaan, maka bank dapat memberikan fasilitas over draft. Hal ini dilakukan untuk
menghindarkan nasabah dari black list.