Anda di halaman 1dari 8

MATERI CEK KELAS XD PEMASARAN

Pengertian Cek
Cek merupakan salah satu surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada Bank dari orang
yang memelihara rekening biro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada
para pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.

Sejarah Cek
Awal mula dan sejarah dari sistem pembayaran menggunakan cek pertama kali pada tahun
352 sebelum masehi di Romawi, namun baru tahun 1500 ditemukan bukti nyata adanya
transaksi menggunakan cek di Belanda. Cek ini kemudian berkembang ke negara Inggris
sekitar tahun 1700-an. Salah satu bank di Iggris memberikan nomor seri di sudut kanan atas
cek agar bisa melacak keberadaan cek tersebut, dan dari sanalah asal kata “check”.

Fungsi Cek
• Menarik atau mengambil uang direkening giro.
• Alat untuk melakukan pembayaran.

Bagian – Bagian Cek


• Ada tertulis Bank Penerbit (Bank Matras)
• Ada nomor cek
• Ada tanggal penulisan cek (di bawah nomor cek)
• Ada perintah membayar ” bayarlah kepada……. atau pembawa”
• Ada jumlah uang (nominal angka dan huruf)
• Ada-tanda tangan dan atau cap perusahaan pemilik cek

Persamaan Cek dan Bilyet Giro


• Sama-sama merupakan alat pembayaran giral
• Mempunyai jangka waktu kadaluarsa yang sama yaitu selama 70 hari
• Baik cek maupun bilyet giro, keduanya bisa dijadikan bahan perhitungan pada
lembaga kliring
• Keduanya bersifat atau merupakan perintah kepada bank untuk melaksanakan
mutasi pembayaran pada rekening nasabah

Perbedaan Cek dan Bilyet Giro


• Cek dapat diuangkan langsung secara tunai.
• Pembayaran oleh bank dapat dilakukan atas unjuk (Dapat diendorsmentkan)
• Dikenakan biaya materai
• Cek berfungsi sebagai surat perintah dari nasabah kepada bank untuk membayar
dengan uang tunai kepada orang yang ditunjuk atau penbawa cek tersebut.
• Cek tidak dapat diuangkan pada bank yang bersangkutan sebelum di beri tanggal
penerbitanya.
• Hanya tercantum tanggal penerbitan karena dikenal adanya cek mundur
• Sumber hukum KUHD
• Bilyet Giro tidak dapat diuangkan langsung secara tunai
• Pemindah bukuan yang dilakukan oleh bank hanya dapat dilakukan atas nama
(Tidak dapat diendosir)
• Bebas biaya materai
• Bilyet giro berfungsi sebagai surat perintah dari nasabah kepada bank untuk
memindahkan dananya kepada orang yang di tunjuk dan mempunyai rekening
yang jelas pada bank tertentu.
• Bilyet giro dapat diserahkan bank sebelum tanggal efektif, jika tanggal efektif
tersebut lebih awal dari tanggal penerbitanya
• Tercantum tanggal penerbitan dan tanggal efektif.
• Sumber hukum PBI

Syarat Cek
• Harus ada kata “cek” dalam bahasa yang digunakan untuk merumuskan bunyi cek
tersebut.
• Surat cek harus memiliki perintah yang meminta bank untuk membayar sejumlah
uang kepada pihak tertentu.
• Nama orang yang membayar harus memiliki rekening giro di suatu bank.
• Menunjukkan tempat pembayaran.
• Menyebutkan tanggal dan tempat penarikan cek.
• Terdapat tanda tangan dari orang yang menarik cek.

Toleransi Syarat Cek


• Jika tempat pembayaran tidak disebutkan dengan jelas, maka tempat pembayaran
dianggap sebagai tempat yang disebutkan di sebelah nama si tertarik.
• Tetapi jika tempat yang disebutkan di sebelah nama si tertarik juga tidak ada, maka
cek harus dibayar di tempat kantor pusat dari bank si tertarik.

Masa Berlaku Cek


Cek biasanya dikemas dalam bentuk buku kecil seperti kuitansi, hanya saja ukurannya lebih
kecil dan kertas yang digunakan pun lebih berkualitas.
Tenggang waktu dari cek adalah 70 hari setelah tanggal penarikan. Jika lewat dari 70 hari,
maka penarik tidak harus menyediakan dana untuk cek tersebut.
Oleh karena itu, menurut Pasal 209 Kitab Undang Hukum Dagang, cek tidak otomatis
batal setelah lewat dari masa tenggangnya.
Jika ingin melakukan pembatalan, si penarik wajib mengajukan surat pembatalan kepada
pihak bank.

Jenis – Jenis Cek


1. Cek Atas Nama
Merupakan cek yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan hukum tertentu yang
tertulis jelas di dalam cek tersebut. Sebagai contoh jika di dalam cek tertulis perintah
bayarlah kepada: Tn. Budiman sejumlah Rp4.000.000,- atau bayarlah kepada PT.
Marindo uang sejumlah Rp2.000.000,- maka cek inilah yang disebut dengan cek atas
nama, namun dengan catatan kata “atau pembawa” di belakang nama yang diperintahkan
dicoret.
2. Cek Atas Unjuk
Cek atas unjuk adalah jenis cek yang berkebalikan dari cek atas nama.
Di dalam cek atas unjuk tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu jadi
siapa saja dapat menukarkan cek atau dengan kata lain cek dapat diuangkan oleh si
pembawa cek.
3. Cek Silang
Cek Silang atau cross cheque merupakan cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda
silang. Cek ini sengaja diberi silang, sehingga fungsi cek yang semula tunai berubah menjadi
non tunai atau sebagai pemindahbukuan. Tanda silang tersebut memberikan petunjuk
kepada bank pembayar bahwa cek tersebut hanya dapat dibayarkan kepada suatu bank
yang disebut di antara kedua garis silang sejajar. Dengan demikian, cek silang hanyalah
untuk disetorkan ke dalam rekening saja, sehingga cek yang bersangkutan hanya dapat
dikliringkan pada bank tersebut.
4. Cek Mundur
Merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang, misalnya Tn. Budiman
menerima cek pada tagl 10 Mei 2022, namun dalam cek tersebut tertulis tanggal 15 Mei
2022. Berarti Tn. Budiman baru bisa mencairkan cek tersebut sesuai tanggal yang tertera
di dalam cek. Jenis cek inilah yang disebut dengan cek mundur atau cek yang belum jatuh
tempo, hal ini biasanya terjadi karena ada kesepakatan antara si pemberi cek dengan si
penerima cek, misalnya karena belum memiliki dana pada saat itu.
5. Cek Kosong
Cek kosong adalah jenis cek yang dananya tidak tersedia di dalam rekening giro.
Sebagai contoh nasabah Tn. Rahman Hakim menarik cek senilai Rp60 juta yang tertulis di
dalam cek tersebut, akan tetapi dana yang tersedia di rekening giro tersebut hanya ada
50 juta rupiah. Ini berarti kekurangan dana sebesar 10 juta rupiah, apabila nasabah
menariknya. Jadi jelas cek tersebut kurang jumlahnya dibandingkan dengan jumlah dana
yang ada.

Dasar Hukum Pengaturan Cek


Dasar hukum pengaturan cek diatur dalam Pasal 178 sampai dengan 229 KUH Dagang.
Di samping itu, ada tambahan penjelasan yang dimuat dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
Dalam Pasal 178 KUH Dagang, di mana suatu cek harus memenuhi syarat formal sebagai
berikut:
1. Nama ‘Cek’ harus termuat dalam teks.
2. Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
3. Nama pihak yang harus membayar (tertarik).
4. Penunjukan tempat di mana pembayaran harus dilakukan.
5. Pernyataan tanggal beserta tempat Cek ditarik.
6. Tanda tangan orang yang mengeluarkan Cek (penarik).

Syarat dan Format Penggunaan Cek


Bank Indonesia telah menetapkan aturan normatif yang berlaku terkait penggunaan
instrumen pembayaran ini. Syarat ini berlaku bagi pengguna cek untuk mengontrol
peredaran cek serta mencegah adanya cek kosong. Di bawah ini adalah beberapa syarat
formal dan cara penulisan cek:
1. Cek harus secara eksplisit ditulis dalam lembaran cek;
2. Cek adalah perintah pembayaran tidak bersyarat untuk membayar sejumlah dana
atau uang;
3. Nama pihak yang membayar nominal tertera dalam cek;
4. Tempat pembayaran cek dapat dan harus dilakukan;
5. Penulisan waktu, tanggal, dan lokasi penarikan atau pencairan cek; dan
6. Tanda tangan basah pihak yang mengeluarkan atau memberikan cek.
Lalu, bagaimana jika cek tidak menuliskan tempat pembayaran?
Meski Bank Indonesia telah menentukan secara spesifik mengenai penggunaan cek,
ternyata masih banyak orang yang mengabaikan penulisan tempat pembayaran cek.
Bagaimana jika hal ini terjadi dan ditemukan?

Di bawah ini adalah beberapa ketentuan menurut Bank Indonesia.


1. Jika cek tidak memuat lokasi di mana pembayaran dapat dilakukan, Anda dapat
mengecek tempat yang ditulis di samping nama penarik, ini akan dianggap sebagai
lokasi pembayaran;
2. Jika tertulis beberapa tempat pencairan, maka pencairan harus dilakukan di tempat
yang ditulis pada urutan pertama; dan
3. Jika cek tidak memuat sama sekali keterangan tempat di mana cek dapat dicairkan,
makan pembayaran atau pencairan dilakukan di kantor pusat bank tertarik.
Cara mengisi Cek

1. Perhatikan
pojok kiri atas
cek. Pada
umumnya, nama,
alamat, dan
nomor telepon
pemilik rekening
yang akan
melakukan
pembayaran
dicantumkan di
pojok kiri atas
cek.

2. Carilah nomor cek di


pojok kanan atas.
Nomor cek ini ada
kaitannya dengan
nomor rekening
tersebut di atas.

3. Carilah tanda tangan dari pihak pembayar dengan nama dan alamat yang tercantum
di pojok kiri atas cek. Tanda tangan ini harus ada di pojok kanan bawah cek. Jika cek
Anda diterbitkan oleh perusahaan, penandatanganan cek akan dilakukan oleh pejabat
perusahaan yang diberi wewenang misalnya manajer atau staf bagian keuangan,
pembukuan, atau
akuntan. Mereka
harus memiliki
otoritas untuk
menerbitkan cek
atas nama
perusahaan. Cek
tidak sah jika
tidak
ditandatangani,
atau sudah
ditandatangani
tetapi berbeda
dengan spesimen,
atau tanda
tangan tidak
lengkap.
4. Mengetahui Bank
Penerbit Cek Carilah
nama bank yang
menerbitkan cek. Nama
bank biasanya ada di
sudut kanan atas atau di
tengah cek bagian atas.
Anda bisa melihat nama
bank dan alamat kantor
cabang utama dari bank
penerbit cek. Nama dan
alamat bank tidak selalu
dicantumkan dalam cek.
Beberapa bank dapat
mengindentifikasi kantor
cabang mereka dan
rekening pemilik yang
menerbitkan cek cukup
dengan menelusuri nomor yang ada di bagian bawah cek.

5. Periksalah nomor yang ada di


bagian bawah cek. Jika Anda
baca dari kiri ke kanan, nomor
ini harus terdiri atas 3
kelompok angka. Nomor ini
akan menjadi petunjuk bagi
bank yang menerbitkan cek
untuk menelusuri kembali cek
ini berasal dari kantor cabang
yang mana, mengetahui nomor
urut cek, dan nomor rekening
penerbit cek.

6. Perhatikan pojok kanan atas cek, tepat di samping atau di bawah nomor cek. Carilah
tanggal, bulan, dan tahun penerbitan cek. Anda harus melakukan penyetoran cek
dalam waktu beberapa bulan setelah tanggal penerbitan. Cek yang tidak diuangkan
dalam waktu 3 sampai 6 bulan, tidak akan berlaku lagi.
7. Mengetahui siapa yang
berhak menerima
pembayaran cek
Carilah tulisan tercetak
"Bayarlah kepada."
Nama penerima
pembayaran harus
ditulis di atas garis dari
kiri ke kanan yang
melintang di bagian
atas cek. Nama
penerima pembayaran
pada cek perorangan
biasanya ditulis di atas
nilai cek. Pada baris
yang sama dengan
nama penerima, nilai cek akan ditulis dalam angka. Untuk cek perusahaan pada
umumnya, nama penerima ditulis di bagian lain, biasanya di bawah terbilang dan
angka dari nilai cek.

8. Mengetahui Nilai Cek


Carilah nilai cek
di dalam kotak
kecil di bagian
kanan cek. Anda
akan melihat
simbol mata uang
yang diikuti
dengan angka
dan 2 bilangan
desimal. Nilai cek
yang ditulis di
bagian ini
biasanya
tercantum dalam
angka.

9. Carilah nilai cek


dalam bentuk sebaris
kata-kata yang
diikuti dengan
"Rupiah." Ini adalah
terbilang dari nilai
cek. Penulisan nilai
cek di 2 tempat yang
berbeda dapat
memastikan bahwa
nilai cek ini benar.
10. Membaca keterangan penerbitan
Carilah sebuah garis
di bagian kiri bawah
cek. Anda akan
melihat kata
"Memo" yang
diikuti dengan
alasan penerbitan
cek. Bagian memo
dan keterangan cek
ini tidak harus diisi
dan bukan
merupakan
persyaratan untuk
validasi
pembayaran.
Berbeda dengan
format blangko cek di negara-negara lain, blangko cek di Indonesia pada umumnya
tidak dicetak dengan "Memo" dan tidak perlu diberi keterangan.

Anda mungkin juga menyukai