Anda di halaman 1dari 3

Cek

Pengaturan pasal 178 s.d 229 KUHDagang/WvK.


Adalah surat perintah tanpa syarat kepada bank-bank yang memlihara rekening nasabah untuk
membayarkan suatu jumlah uang tertentu kepada orang tertentu atau yang ditunjuk olehnya/
Pembawanya.
Dengan demikian, cek merupakan salah satu surat berharga yang memiliki fungsi sebagai alat
tukar seperti uang. Untuk membuat cek, terlebih dahulu pihak nasabah harus membuka rekening
giro pada bank yang bersangkutan

Dasar hukum pengaturan cek diatur dalam Pasal 178 sampai dengan 229 KUH Dagang. Di
samping itu, ada tambahan penjelasan yang dimuat dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Dalam
Pasal 178 KUH Dagang, di mana suatu cek harus memenuhi syarat formal sebagai
berikut:SYARAT CEK ADALAH
 Terdapat kata “ Cek “,
 Perintah tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang,
 Nama orang yang harus membayar/ Tertarik,
 Penetapan hari bayar,
 Penetapan tempat pembayaran,
 Nama orang atau penggantinya yang harus dibayar,
 Tanggal dan tempat cek diterbitkan,
 Tanda tangan orang yang menerbitkan.
PENAWARAN DAN PEMBAYARAN CEK
 Menurut pasal 206 KUHD menyatakan bahwa “ cek harus dibayar pada saat
diperlihatkan dalam tenggang waktu 70 hari (mulai hari tanggal penerbitan ), tetapi ada
juga cek beredar dari 70 hari karena :
1. Kepentingan penyediaan dana,
2. Untuk menyakinkan penerimaan,
3. Telah disepakati oleh para pihak.
Adapun tenggang waktu dari cek adalah 70 hari sejak tanggal penarikannya, apabila setelah 70
hari cek yang bersangkutan tidak diuangkan maka penarik tidak wajib lagi menyediakan dana
untuk cek yang bersangkutan.

Pasal 209 KUH Dagang, jika tiada penarikan kembali terjadi maka si tertarik (bank) boleh
membayarnya pun setelah berakhirnya tenggang waktu itu. Jadi, cek tidak otomatis batal setelah
masa tenggang 70 hari dilewatkan. Si penarik harus mengajukan surat pembatalan pada bank
tertarik bila dia tidak menginginkan pembayaran lagi.

Jenis cek
 Cek atas unjuk/Pembawa (aan toonder), adalah cek dimana Bank akan membayarkan
kepada siapa saja yang datang untuk menguangkan cek tersebut. Cek atas unjuk adalah
jenis cek yang berkebalikan dari cek atas nama. Di dalam cek atas unjuk tidak tertulis
nama seseorang atau badan hukum tertentu jadi siapa saja dapat menukarkan cek atau
dengan kata lain cek dapat diuangkan oleh si pembawa cek.
 Cek atas nama ( aan order ), adalah cek dimana Bank akan membayar kepada orang yang
namanya tercantum di dalam cek tersebut. Merupakan cek yang diterbitkan atas nama
seseorang atau badan hukum tertentu yang tertulis jelas di dalam cek tersebut. Sebagai
contoh jika di dalam cek tertulis perintah bayarlah kepada: Tn. Budiman sejumlah
Rp4.000.000,- atau bayarlah kepada PT. Marindo uang sejumlah Rp2.000.000,- maka cek
inilah yang disebut dengan cek atas nama, namun dengan catatan kata “atau pembawa” di
belakang nama yang diperintahkan dicoret.
 Cek atas Nama Pembawa, adalah cek ini berlaku sebagai cek atas unjuk, tetapi apabila
sebutan pembawa dicoret, maka cek ini berlaku sebagai cek atas nama,
 Cek Perjalanan (Traveller cheque) adalah salah satu peralatan bank untuk melayani
nasabah dalam perjalanan, guna membiayai perjalanan, ongkos penginapan, perbelanjaan
dll.
 Cek Mundur (Postdated cheque) adalah cek yang oleh penerbitnya diberikan tanggal
yang akan datang. Cek jenis ini hanya dapat diuangkan pada tanggal yang telah tercantum
dalam cek tersebut, Merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang,
misalnya Tn. Budiman menerima cek pada tagl 10 Mei 2006, namun dalam cek tersebut
tertulis tanggal 15 Mei 2006. Berarti Tn. Budiman baru bisa mencairkan cek tersebut
sesuai tanggal yang tertera di dalam cek. Jenis cek inilah yang disebut dengan cek
mundur atau cek yang belum jatuh tempo, hal ini biasanya terjadi karena ada kesepakatan
antara si pemberi cek dengan si penerima cek, misalnya karena belum memiliki dana
pada saat itu.
 Cek Silang (Crossed cheque) adalah cek yang diberikan tanda silang/garis miring yang
sejajar pada bagian muka. Cek semacam ini tidak dapat diuangakan secara tunai
melainkan harus masuk kerekening bank tersebut, Cek Silang atau cross
cheque merupakan cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang. Cek ini sengaja
diberi silang, sehingga fungsi cek yang semula tunai berubah menjadi non tunai atau
sebagai pemindahbukuan.
 Cek kosong, adalah cek yang pada saat diajukan kepada bank tertarik untuk diuangkan
tidak ada dana yang cukup pada rekening nasabah Penarik. Cek kosong adalah jenis cek
yang dananya tidak tersedia di dalam rekening giro. Sebagai contoh nasabah Tn. Rahman
Hakim menarik cek senilai Rp60 juta yang tertulis di dalam cek tersebut, akan tetapi dana
yang tersedia di rekening giro tersebut hanya ada 50 juta rupiah. Ini berarti kekurangan
dana sebesar 10 juta rupiah, apabila nasabah menariknya. Jadi jelas cek tersebut kurang
jumlahnya dibandingkan dengan jumlah dana yang ada.

Anda mungkin juga menyukai