Disusun oleh:
17/411798/EK/21448
Akuntansi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Surat berharga atau commercial paper (negotiable instruments) merupakan alat bayar
dalam transaksi perdagangan modern saat ini. Dalam beberapa referensi mengenai surat
berharga, para ahli hukum menjelaskan bahwa surat berharga adalah surat yang sengaja
diterbitkan oleh penerbitnya sebagai upaya bukti diri (legitimasi) untuk pembayaran sejumlah
uang tertentu. Surat berharga dapat dijadikan sebagai alat bukti atas suatu tuntutan terhadap
penandatanganan surat tersebut, tuntutan itu dapat dipenuhi dengan membawa dan
menyerahkan alat bukti yakni surat berharga yang dimaksud. Tujuan dari penerbitan surat-surat
berharga adalah adanya hak untuk mendapatkan pembayaran dan dapat mengalihkan barang
sesuai yang tertera dalam surat berharga. Artinya surat berharga dapat ditukar dengan uang
atau hak untuk mendapatkan pembayaran atas sejumlah uang tertentu, atau memperoleh
sejumlah barang tertentu yang dapat diperjualbelikan. Terkait dengan surat berharga diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Indonesia (selanjutnya disebut KUHD) dalam
buku ke I Bab VII Pasal 178 sampai dengan Pasal 229 mengenai surat berharga mulai berlaku
di Indonesia pada tanggal 1 Januari 1936 setelah Indonesia merdeka melalui pasal II Aturan
Peralihan. Salah satu contoh dari surat berharga adalah cek. Surat cek merupakan kebutuhan
dagang sebagai alat pembayaran tunai bagi pihak yang mempunyai rekening giro surat cek
maupun surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan, nasabah yang
mempunyai rekening giro setiap saat diperlukan dapat mengambil uang gironya dengan
menerbitkan surat cek baik untuk seluruhnya maupun sebagian demi sebagian. Tetapi, dalam
penerbitan surat cek nominal/jumlah yang tertera tidak boleh lebih besar dari jumlah giro itu.
Jika hal tersebut dilakukan, maka orang tersebut dianggap menerbitkan surat cek kosong.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan cek kosong?
2. Faktor apa saja kah yang menyebabkan penerbitan cek kosong?
3. Apa yang mengindikasikan terjadinya cek kosong?
4. Bagaimana cara untuk menyelesaikan cek kosong?
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan cek kosong.
2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penerbitan cek kosong.
3. Mengetahui indikasi terjadinya cek kosong.
4. Mengetahui cara untuk menyelesaikan masalah cek kosong.
Manfaat Penulisan
ISI
A. Pengertian Cek
Pengertian cek yang djelaskan dalam situs Bank Indonesia adalah surat perintah tidak
bersyarat untuk membayar sejumlah dana yang tercantum dalam cek. Penarikan cek dapat
dilakukan baik "atas nama" maupun "atas unjuk" dan merupakan surat berharga yang dapat
diperdagangkan (negotiable paper). Pengaturan cek dalam KUHD dapat ditemui dalam Pasal
178 sampai dengan Pasal 229.
Cek juga berarti surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memiliki
rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan
di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut sesuai nominal atau jumlah yang tertera.
Artinya, jika kita memiliki cek dan cek tersebut adalah cek asli, maka bank harus
membayar kepada orang atau suatu badan yang membawa cek ke bank yang memiliki
rekening nasabah untuk diuangkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, baik
secara tunai maupun pemindahbukuan.
PENUTUP
Kesimpulan
Penggunaan cek sebagai alat pembayaran di Indonesia masih sering menimbulkan
masalah terutama kasus mengenai cek kosong. Cek kosong menimbulkan kerugian bagi
penerima cek karena tidak bisa segera mencairkan uang sesuai dengan nominal yang tertera
karena saldo dalam rekening penerbit cek kurang dari nominal yang tertera. Kasus cek kosong
di Indonesia tiap tahunnya mencapai angka yang tidak sedikit bahkan sering meningkat tiap
tahunnya. Ini mengindikasikan bahwa kasus cek kosong ini belum bisa teratasi dengan baik di
Indonesia. Penyelesaian masalah dari kasus cek kosong di Indonesia juga sangat rumit karena
pemegang cek dibebani dengan prosuder yang panjang dan tidak mudah untuk mengklaim
haknya yang tertera dalam cek. Hal ini membuat masyarakat menjadi tambah ragu-ragu dalam
penggunaan surat berharga cek sebagai alat pembayaran di Indonesia.
Saran
Maraknya kasus cek kosong membuat masyarakat maupun pengusaha harus lebih
berhati-hati dalam melakukan transaksi pembayaran dalam bentuk cek. Dalam pengisian cek
harus diteliti kembali apakah sudah benar atau salah untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan sehingga dapat meminimalisir kerugian terhadap pihak-pihak tertentu. Pihak bank
juga hendaknya memberikan pengawasan lebih ketat terhadap surat berharga dalam bentuk
cek serta meneliti jumlah dana yang ada di bank. Selain itu, diperlukan pembatasan jumlah
cek yang beredar di masyarakat guna menghindari penerbitan cek yang melebihi dana yang
ada di bank. Bank Indonesia sebagai bank sentral dan pemerintah sebagai pembuat regulasi
perlu melakukan penyempurnaan peraturan-peraturan terkait surat berharga berupa cek yang
membuat kasus cek kosong masih banyak terjadi di Indonesia. Sanksi yang diberikan bagi
pelaku cek kosong harus lebih tegas apalagi kepada nasabah yang sering menerbitkan cek
kosong agar memberikan efek yang lebih jera kepada pelaku.
DAFTAR PUSTAKA
Gideon, Arthur. 2009. Wah, Bilyet Giro dan Cek Kosong Meningkat
https://ekonomi.kompas.com/read/2009/03/19/11224715/Wah.bilyet.giro.da
http://repository.unair.ac.id/13555/1/SIANA%20SUWARNI%20WIJAYA.pdf