Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NUR IZZATUL MUMINAH

NIM : I011181013
KELAS : A-2

RESUME UU N0 40 TAHUN 2007


Peraturan perundang-undang No 40 Tahun 2007 adalah UU tentang Perseroan Terbatas
yang secara sah berlaku pada tanggal 16 Agustus 2007 dengan tujuan untuk menggantikan undang-
undang sebelumnya yaitu UU No. 1 Tahun 1995. Pembentukan UU ini dilatarbelakangi oleh
peningkatan pembangunan perkonomian nasional yang memerlukan suatu peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang perseroan terbatas yang dapat menjamin iklim dunia usaha yang
kondusif sehingga UU No. 1 tahun 1995 dipandang tidak lagi memenuhi perkembangan hukum dan
kebutuhan masyarakat karena keadaan ekonomi serta kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
informasi sudah berkembang begitu pesat khususnya pada era globalisasi. Selain itu undang-undang
ini dibuat untuk memenuhi tuntutan masyarakat untuk mendapat pelayanan yang cepat dan untuk
lebih memperjelas dan mempertegas ketentuan yang menyangkut Organ Perseroan. Dengan
peraturan yang komprehensif yang melingkupi berbagai aspek perseroan, maka UU No. 40 Tahun
2007 ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan hukum masyarakat serta lebih memberikan
kepastian hukum, khususnya kepada dunia usaha.
 Dasar Hukum dan Sistematika UU No. 40 Tahun 2007
Dasar Hukum dibentuknya undang-undang ini yaitu : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Adapun sistematika UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yaitu : Undang-undang
ini terdiri dari 14 bab dan 161 pasal, yang terdiri dari :
 Bab I ( pasal 1 – 6) : Tentang ketentuan umum perseroan terbatas
 Bab II ( pasal 7 – 30) : Tentang tata cara pendirian PT, Anggaran Dasar dan perubahan
Anggaran Dasar, daftar peseroan dan pengumuman
 Bab III (pasal 31 – 62) : Tentang Modal dan Saham.
 Bab IV (pasal 63 – 73) : Tentang rencana kerja, laporan tahunan dan penggunaan laba
 Bab V ( pasal 74): Tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan
 Bab VI (pasal 75 – 91) : Tentang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
 Bab VII (pasal 92 – 121) : Tentang direksi dan dewan komisaris.
 Bab VII (pasal 122 – 137) : Tentang tata cara penggabungan, peleburan, pengambilan dan
pemisahan perseroan.
 Bab IX (pasal 138 – 141) : Tentang pemeriksaann terhadap perseroan.
 Bab X (pasal 142 – 152) : Tentang pembubaran perseroan, tugas dan kewajiban likuidasi
serta berakhirnya status Badan Hukum Perseroan.
 Bab XI ( pasal 153) : Tentang biaya yang diperlukan dalam pendirian suatu perseroan
 Bab XII ( pasal 154 – 156 ) : Tentang ketentuan-ketentuan lain
 Bab XIII ( pasal 157 – 158) : Tentang ketentuan-ketentuan peralihan
 Bab XIV ( pasal 159 – 161) : Tentang ketentuan-ketentuan penutup
 Pengertian Perseroan Terbatas
Berdasarkan Pasal 1 UUPT No. 40/2007 pengertian Perseroan Terbatas (Perseroan) adalah
badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
 Unsur- Unsur PT, Persyaratan Material, serta Mekanisme Pendirian PT
Berdasarkan pengertian tersebut maka untuk dapat disebut sebagai perusahaan PT menurut
UUPT harus memenuhi unsur-unsur yaitu : Berbentuk badan hukum, yg merupakan persekutuan
modal; Didirikan atas dasar perjanjian; Melakukan kegiatan usaha; Modalnya terbagi saham-saham;
dan Memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UUPT serta perat.
Untuk mendirikan suatu perseroan harus memenuhi persyaratan material antara
lain: perjanjian antara dua orang atau lebih; dibuat dengan akta autentik; modal dasar perseroan; dan
pengambilan saham saat perseroan didirikan.
Selain itu, untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat
oleh notaris ) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal, bidang
usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk mendapat izin dari menteri
kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut:
 Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan
 Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang
 Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai dengan
UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang perseroan terbatas)
 Pandangan Pribadi
Saya berpandangan bahwa, UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
memberikan kemajuan yang cukup berarti jika dibanding dengan UU sebelumnya yaitu UU No. 1
Tahun 1995. Sebagai seorang yang bercita-cita menjadi pengusaha, maka perlu pemahaman pasal
demi pasal dalam UU ini karena seperti yang kita ketahui dalam UU ini diatur semua hal-hal yang
berkaitan dengan Perseroan Terbatas (PT) atau dengan kata lain berkaitan dengan dunia usaha.

Anda mungkin juga menyukai