Kewajiban
Perpajakan bagi
Notaris/PPAT
PJ.091/PL/S/009/2014-00
APA
APAITU
ITUPAJAK?
PAJAK?
Definisi Pajak
Orang Pribadi
OP dan
warisan
Warisan yang
belum terbagi
Subjek pajak Badan
PPAT
Pejabat Umum yang diberikan kewenangan untuk membuat
akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu
mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun; Biasanya jabatan ini dirangkap oleh Notaris
PP No. 37 Tahun 1998
Proses Bisnis
1. Jasa Kenotariatan : Akta
(AJB, Akta Perusahaan,
Akta Warisan, dll.)
1. Administrasi
2. Pemberian jasa
• SDM 3. Akunting
• Peralatan (komputer, 4. Pembelian, Gudang
kertas, akta, mesin ketik, berkas
Meterai)
Kewajiban Perpajakan
Mekanisme Pengenaan Pajak
Orang
Pribadi
Ph dari
Karyawan pekerjaan
• PPh Pasal 21
Ph dari Usaha
Usaha Ph. Lain Pembayaran Pajak
Pembayaran Pajak sendiri melalui PPh
sendiri melalui PPh Pasal 25
Pasal 25 Pemotongan /
Pemungutan
DAFTAR
HITUNG
BAYAR
LAPOR
DAFTAR
Kewajiban Mendaftarkan Diri
ORANG PRIBADI
(Notaris/PPAT)
telah memenuhi
Syarat Subjektif
Syarat Objektif
KANTOR
Wilayah tempat
PELAYANAN PAJAK
tinggal
Caranya:
1. Menyampaikan formulir permohonan
secara langsung ke KPP
2. Menyampaikan formulir permohonan
melalui kantor pos/jasa pengiriman
ke KPP
3. Melalui internet dengan
menggunakan e-registration
DIKENAKAN
Yang diterima
Subjek Pajak Atas atau diperoleh
• Orang Pribadi PENGHASILAN dalam tahun
• Badan pajak berjalan
OP
Usaha
Pencatatan Pembukuan
Ketr. Koreksi
Omzet Omzet Omzet Omzet Pasal 4(2), (3)
Ph. Dari Ph. Dikenai Ph. Bukan Biaya Pasal 6,
Kegt Usaha PPh Final Objek Pjk Pasal 9 (1),
Pasal 16 UU PPh
Pasal 11
Penghasilan Neto
-
PTKP
Ph Kena Pajak
Penghasilan Bruto:
seluruh penghasilan yang diterima Notaris/PPAT sehubungan
dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas sebagai Notaris/PPAT.
(Pasal 6 UU PPh) 32
Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto (lanjutan)
Pajak penghasilan
Pasal 9 UU PPh
Notaris/PPAT menggunakan Norma
*) KEP-536/PJ./2000
Syarat-syarat penggunaan Norma
PTKP
Zakat
Badan/Lembaga sebagai penerima zakat atau Sumbangan Keagamaan yang
sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
(PER-33/PJ/2011 sebagaimana telah diubah dengan PER-15/PJ/2012)
1. Badan Amil Zakat Nasional, 1. LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat
2. LAZ Dompet Dhuafa Republika, Indonesia,
3. LAZ Yayasan Amanah Takaful, 2. LAZ Yayasan Baitul Maal wat Tamwil,
4. LAZ Pos Keadilan Peduli Umat, 3. LAZ Baituzzakah Pertamina,
5. LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat, 4. LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid
6. LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah, (DUDT),
7. LAZ Baitul Maal Hidayatullah, 5. LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia,
8. LAZ Persatuan Islam, 6. LAZIS Muhammadiyah,
9. LAZ Yayasan Baitul Mal Umat Islam PT Bank 7. LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZIS NU),
Negara Indonesia, 8. LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia
10. LAZ Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat, (LAZIS IPHI),
11. LAZ Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, 9. Lembaga Sumbangan Agama Kristen
Indonesia (LEMSAKTI), dan
10. Badan Dharma Dana Nasional Yayasan
Adikara Dharma Parisad (BDDN YADP).
PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)
PTKP Setahun
Keterangan (Mulai 1 Januari
2013)
Untuk diri Wajib Pajak 24.300.000
Tambahan pegawai kawin 2.025.000
Tambahan anggota keluarga sedarah & semenda 2.025.000
dalam garis keturunan lurus, anak angkat,
maksimum 3 orang
Status PTKP
WP Tidak Kawin Kode PTKP WP Kawin Kode PTKP
1. s.d. Rp50.000.000,00 5%
Pasal 17 UU PPh
Kredit Pajak
Pemotongan dan/atau pemungutan PPh:
- PPh Pasal 21 (Pemotongan PPh atas penghasilan dari pekerjaan,
jasa atau kegiatan).
- PPh Pasal 22 (Pemungutan PPh atas impor atau transaksi
tertentu lainnya)
- PPh Pasal 23 (Pemotongan PPh antara lain atas persewaan
harta selain tanah dan/atau bangunan)
Pembayaran PPh oleh Wajib Pajak sendiri (angsuran PPh Pasal 25)
PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri (PPh Pasal 24)
Kredit Pajak PPh Pasal 24
• Besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan adalah
yang lebih kecil antara:
a. PPh yang dipotong/dibayarkan di luar negeri; atau
b. Batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN).
Jika Penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari pada Penghasilan di Luar Negeri:
-- Batas maksimum KPLN adalah sebesar PPh terutang atas Penghasilan Kena Pajak
48
PPh Kurang/Lebih Bayar Pada
Akhir Tahun
PPh Kurang Bayar:
- PPh terutang > kredit pajak
- Kekurangan pembayaran (PPh Pasal 29) harus
dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan ke KPP.
PPh Lebih Bayar:
- PPh terutang < kredit pajak
BAYAR
Kewajiban Pelunasan Pajak
1. Pembayaran dalam tahun berjalan:
a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25
b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain
c. Pembayaran PPh yang bersifat final
2. Pembayaran pada akhir tahun pajak (PPh Pasal 29)
Pembayaran Angsuran PPh Pasal 25
PPh terutang – Kredit Pajak (PPh Pasal 21, 22, 23, 24)
Angsuran PPh Pasal 25 =
12
52
Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP Baru
Antara lain:
• Bunga deposito dan tabungan
• Bunga obligasi dan SUN
• Hadiah undian
• Transaksi saham
• Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
• Persewaan tanah dan/atau bangunan
• Penghasilan atas usaha WP yang memiliki peredaran
bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013)
55
LAPOR
Kewajiban Pelaporan Pajak
Notaris/PPAT wajib:
- mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan
(SPT PPh) Masa dan Tahunan, dan
- menyampaikannya ke KPP tempat terdaftar.
Media Penyampaian SPT Tahunan
terdaftar
Batas Waktu Pelaporan
*) SSP atas pembayaran PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan
dengan peredaran bruto tertentu yang telah mendapat validasi NTPN,
tidak perlu melaporkan SPT Masa.
59
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN
PERPAJAKAN
PERPAJAKANLAINNYA
LAINNYA
PPh Pasal 21
• Notaris/PPAT yang melakukan pekerjaan bebas merupakan
orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong pajak
• Pemotong pajak wajib memotong PPh pasal 21 atas
penghasilan karyawan, tenaga ahli, dan orang pribadi
lainnya yang bekerja pada Notaris/PPAT tersebut
• Tata cara penghitungan mengikuti ketentuan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak nomor PER-31/PJ/2012
• Setor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
• Lapor paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
PPh Pasal 25 (Angsuran)
• Notaris/PPAT yang melakukan pekerjaan
bebas wajib melaporkan angsuran PPh Pasal
25 setiap bulannya
• Setor paling lambat tanggal 15 bulan
berikutnya
• Lapor paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya
PPh pasal 4 ayat (2)
atas Sewa Tanah dan/atau Bangunan
• Notaris/PPAT yang melakukan pekerjaan bebas merupakan
orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (harus ada
surat penunjukan yang diterbitkan oleh Kepala KPP)
• Pemotong wajib memotong PPh pasal 4 ayat (2) atas sewa
tanah dan/atau bangunan
• Tarif = 10 % dari jumlah bruto nilai sewa dan bersifat final
• Setor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya (Pasal 4
ayat (2) “Pemotongan”)
• Lapor paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
PPh Pasal 23 atas Sewa
• Notaris/PPAT yang melakukan pekerjaan bebas merupakan
orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (harus ada
surat penunjukan yang diterbitkan oleh Kepala KPP) sesuai
dengan KEP-50/PJ./1994
• Pemotong wajib memotong PPh pasal 23 atas sewa selain
tanah dan/atau bangunan
• Tarif = 2% dari jumlah bruto nilai sewa dan bersifat tidak final
• Setor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
• Lapor paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
• Notaris/PPAT yang melakukan pekerjaan bebas termasuk dalam pengertian
pengusaha (UU PPN).
• Pengusaha yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP (antara lain jasa
Notaris/PPAT) wajib dikukuhkan sebagai PKP apabila sampai dengan suatu bulan
dalam tahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya
melebihi Rp4.800.000.000,00.
• PKP wajib memungut PPN atas penyerahan BKP dan/atau JKP dengan tarif
sebesar 10% (Pajak Keluaran).
• Pajak Masukan dikreditkan dengan Pajak Keluaran sehingga PPN per Masa Pajak
dapat menjadi Kurang Bayar/ Lebih bayar/ Nihil.
• PPN Kurang Bayar disetor paling lambat akhir bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan.
• Lapor SPT Masa PPN paling lambat akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir .
Tidak dikenai PPN
Tidak dikenakan PPN
Barang Jasa
76
Kewajiban PPh -Belum kawin Kawin -Kawin dengan
(DHBL) -Hidup berpisah perjanjian pisah harta
berdasarkan Putusan dan penghasilan
Pengadilan -Kawin dan memilih
untuk menjalankan
hak dan kewajiban
perpajakan sendiri
Lapor Lapor SPT Tahunan PPh WP OP Tidak perlu menyampaikan - Wajib menyampaikan SPT
atas namanya sendiri SPT Tahunan PPh WP OP-nya Tahunan PPh WP OP atas
sendiri (cukup suaminya saja namanya sendiri terpisah
yang menyampaikan SPT dengan SPT Tahunan PPh
Tahunan PPh) suaminya
- Penghasilan yang dilaporkan
dalam SPT Tahunan
PPh adalah seluruh
penghasilan yang diterima
atau diperoleh wanita
kawin tersebut dalam suatu
tahun pajak, tidak termasuk
penghasilan anak yang belum
dewasa.
- Harta dan kewajiban/utang
yang dilaporkan dalam SPT
Tahunan PPh adalah harta dan
kewajiban yang dimiliki
dan/atau dikuasai wanita
kawin tersebut pada akhir
tahun pajak.
77
CONTOH
CONTOHKASUS
KASUS
Contoh Kasus 1 (PPN)
Contoh Perhitungan Penghasilan dari Jasa Utama Kenotariatan
Rp 3.800.000
CONTOH KASUS 2
PPh Pencatatan
X
4 (2) : 5 Jt
Total Ph Neto :
470.000.000 - Ph. Tidak Kena Pajak
28.350.000 Pajak terutang
80.412.500
Tarif Pajak
Lapisan Tarif Pajak
Ph. Kena Pajak 50.000.000 5% 2.500.000
200.000.000 15% 30.000.000
441.650.000 191.650.000 25% 47.912.500 +
80.412.500
)* Norma Penghitungan Penghasilan Neto
Kasus 3
SIMULASI Pembukuan
Penghasilan dari Nofriliadi Bagus, SH, M.Kn.
PENDAPATAN LAINNYA
Sewa Ruko 50.000.000 -50.000.000 -
Biaya Ruko 10.000.000 10.000.000 -
Laba 240.000.000 290.000.000
Simulasi Pembukuan
Keterangan Komersial KOREKSI FISKAL Total Ph Neto Fiskal
PENDAPATAN USAHA
290.000.000
Penjualan 800.000.000 - 800.000.000