Anda di halaman 1dari 84

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Jenderal Pajak

Kewajiban
Perpajakan bagi
Notaris/PPAT

PJ.091/PL/S/009/2014-00
APA
APAITU
ITUPAJAK?
PAJAK?
Definisi Pajak

”Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang


terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.

Pasal 1 ayat (1) UU KUP


SUBJEK
SUBJEKPAJAK
PAJAK
SUBJEK PAJAK

Orang Pribadi
OP dan
warisan
Warisan yang
belum terbagi
Subjek pajak Badan

Bentuk Usaha Tetap


KEWAJIBAN SUBJEKTIF
Orang Pribadi
Kewajiban Pajak Subjektif

Dimulai sejak saat orang pribadi


tersebut dilahirkan, berada, atau
berniat untuk bertempat tinggal di
Indonesia

Berakhir pada saat meninggal


dunia atau meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya
OBJEK
OBJEKPAJAK
PAJAK
KEWAJIBAN OBJEKTIF
Orang Pribadi
Sejak memiliki
penghasilan di
atas Penghasilan
Tidak Kena Pajak
(PTKP)
Penghasilan

Setiap tambahan kemampuan ekonomis


yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apa pun.
Penghasilan yang merupakan
Objek PPh
Jenis Penghasilan Keterangan
Penghasilan dari pekerjaan seperti : gaji, honor,
tunjangan, bonus, insentif, gratifikasi, komisi, uang
Umumnya di potong PPh Pasal 21 oleh
pensiun
pemberi kerja/pemberi hadiah. Harus
dilaporkan dan dihitung kembali besarnya
Hadiah (kecuali dari undian) atau pekerjaan atau
kegiatan dan penghargaan PPh dalam SPT Tahunan

Laba usaha Dapat diperoleh melalui hasil pembukuan dan


pencatatan. Harus dilaporkan dan di hitung
besarnya PPh di SPT Tahunan

Keuntungan karena penjualan harta, misalnya


penjualan perhiasan, kendaraan dsb

Bunga di luar bunga bank


Dilaporkan dan dihitung PPh nya di SPT
Royalti, keuntungan karena pembebasan utang, Tahunan
keuntungan selisih kurs

Tambahan kekayaan neto yg berasal dari


penghasilan yg belum dikenakan PPh
Penghasilan yang bukan merupakan
Objek PPh
Jenis Penghasilan Keterangan
Bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukan  Harus dilaporkan dalam SPT
merupakan objek pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka Tahunan PPh
hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan atau  Namun tidak diperhitungkan
hubungan pengusaan antara pihak-pihak yang bersangkutan dalam penentuan pajak
terutang/pajak yang dibayarkan
Harta hibahan bagi pihak yang menerima bukan merupakan
objek pajak apabila diterima keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu sederajat, dan oleh badan keagamaan
atau badan pendidikan atau badan sosial termasuk yayasan
atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan
Menkeu, sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan
kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan
penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

Warisan, klaim asuransi, Beasiswa


Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi,
termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
Notaris dan PPAT
Notaris
pejabat umum yang menjalankan sebagian dari
fungsi publik dari negara, khususnya di bagian
hukum perdata
 Membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan
ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundangan dan/atau yag
dikehendaki oleh yang berkepentingan,
 Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal
pembuatan surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus
Pasal UU No. 30 Tahun 2004

PPAT
Pejabat Umum yang diberikan kewenangan untuk membuat
akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu
mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun; Biasanya jabatan ini dirangkap oleh Notaris
PP No. 37 Tahun 1998
Proses Bisnis
1. Jasa Kenotariatan : Akta
(AJB, Akta Perusahaan,
Akta Warisan, dll.)
1. Administrasi
2. Pemberian jasa
• SDM 3. Akunting
• Peralatan (komputer, 4. Pembelian, Gudang
kertas, akta, mesin ketik, berkas
Meterai)

Input Process Output

Masukan, Process, Keluaran


Jasa Kenotariatan adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan/pemberian jasa yang
diawali dengan komponen-komponen masukan, kemudian proses pelayanan dan akhirnya
menghasilkan output/hasil
Sistem Administrasi Perpajakan
Indonesia
Self Assessment
Suatu sistem perpajakan yang memberikan
kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk
Mendaftarkan, Menghitung/Memperhitungkan,
Menyetor, Melaporkan.

Kewajiban Perpajakan
Mekanisme Pengenaan Pajak

Orang
Pribadi
Ph dari
Karyawan pekerjaan
• PPh Pasal 21

Ph dari Usaha
Usaha Ph. Lain Pembayaran Pajak
Pembayaran Pajak sendiri melalui PPh
sendiri melalui PPh Pasal 25
Pasal 25 Pemotongan /
Pemungutan

• PPh Pasal 22 / 23 / 4(2)


SUMBER
SUMBER
PENGHASILAN
PENGHASILAN
NOTARIS/PPAT
NOTARIS/PPAT
Penghasilan Notaris/PPAT
Penghasilan Notaris/PPAT dapat berupa:
Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan bebas

Penghasilan dari usaha di luar profesi Notaris/PPAT

Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

Penghasilan dalam negeri lainnya yang bersifat tidak final

Penghasilan dari luar negeri

Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak

Penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final


Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan bebas

Sebagai tenaga ahli (Notaris/PPAT) yang bertindak untuk dan atas


namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama persekutuannya.

Penghasilan dari usaha di luar profesi Notaris/PPAT*)

Misalnya: usaha apotek, rumah makan, dan toko.


*) dapat bersifat final apabila memiliki peredaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013)

Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan


Antara lain:
pegawai tetap dan dosen tetap universitas.
Penghasilan dalam negeri lainnya yang bersifat tidak final
Antara lain:
a. komisi, hadiah atau imbalan lain, misalnya klien yang
memberikan hadiah secara pribadi diluar fee yang
dibayarkan klien kepada persekutuan (firma) tempat si
Notaris/PPAT bekerja;
b. royalti;
c. sewa harta selain tanah/bangunan;
d. penghargaan dan hadiah;
e. keuntungan dari penjualan/pengalihan harta.

Penghasilan dari luar negeri


Antara lain: dividen, royalti, dan bunga.
Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
Antara lain:
a. warisan;
b. bagian laba dari firma atau CV yang modalnya tidak terbagi
atas saham;
c. pembayaran klaim asuransi jiwa, asuransi dwiguna,
kecelakaan, kesehatan dan beasiswa.

Penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final


Antara lain:
a. bunga tabungan atau deposito;
b. dividen;
c. penjualan saham di bursa efek;
d. sewa tanah dan/atau bangunan.
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN
PERPAJAKAN
PERPAJAKAN
Notaris/PPAT
Notaris/PPAT
DHBL

DAFTAR

HITUNG

BAYAR

LAPOR
DAFTAR
Kewajiban Mendaftarkan Diri
ORANG PRIBADI
(Notaris/PPAT)
telah memenuhi
Syarat Subjektif
Syarat Objektif

KANTOR
Wilayah tempat
PELAYANAN PAJAK
tinggal

Pasal 2 PP Nomor 74 Tahun 2011


Nomor Pokok Wajib Pajak
Merupakan sarana
administrasi sebagai identitas
WP dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya

Caranya:
1. Menyampaikan formulir permohonan
secara langsung ke KPP
2. Menyampaikan formulir permohonan
melalui kantor pos/jasa pengiriman
ke KPP
3. Melalui internet dengan
menggunakan e-registration

Pasal 2 PP Nomor 74 tahun 2011


Peraturan Dirjen Pajak No. PER-20/PJ/2013 s.t.d.d PER-38/PJ/2013
HITUNG
Pajak Penghasilan
Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya selama 1 tahun pajak atau untuk penghasilan
dalam bagian tahun pajak

DIKENAKAN

Yang diterima
Subjek Pajak Atas atau diperoleh
• Orang Pribadi PENGHASILAN dalam tahun
• Badan pajak berjalan
OP
Usaha

Pencatatan Pembukuan
Ketr. Koreksi
Omzet Omzet Omzet Omzet Pasal 4(2), (3)
Ph. Dari Ph. Dikenai Ph. Bukan Biaya Pasal 6,
Kegt Usaha PPh Final Objek Pjk Pasal 9 (1),

Pasal 16 UU PPh
Pasal 11

X Tidak Digabung dalam rangka


menghitung PPh Terutang pada akhir
tahun
Peng.Bersih
Peng. Lain Pasal 4(2), (3)
NPPN )*
Komp. Rugi Pasal 6 (2)
Pasal 14 UU PPh

Penghasilan Neto
-
PTKP

Ph Kena Pajak

)* Norma Penghitungan Penghasilan Neto


Penghitungan Pajak Penghasilan Terutang
1. Penghasilan Neto dari:
a. kegiatan usaha dan pekerjaan bebas Rp ..........
b. pekerjaan Rp ..........
c. dalam negeri lainnya Rp ..........
d. luar negeri Rp .......... +
Jumlah Penghasilan Neto Rp ..........
dikurangi:
2. Zakat/ sumbangan keagamaan yang wajib Rp ..........
3. Kompensasi Kerugian Rp ..........
4. Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp .......... +
Jumlah Pengurang Penghasilan Neto Rp .......... -
Penghasilan Kena Pajak Rp ..........
5. PPh Terutang
(Penghasilan Kena Pajak x tarif Pasal 17 UU PPh) Rp ..........
6. Kredit Pajak Rp .......... -
7. PPh Kurang/(Lebih Bayar) Rp ..........
Jenis Penghasilan
 Notaris/PPAT menyelenggarakan pembukuan

Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto – Biaya 3M

Penghasilan Bruto:
seluruh penghasilan yang diterima Notaris/PPAT sehubungan
dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas sebagai Notaris/PPAT.

Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (3M):


biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh, menagih dan
memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak yang tidak
dikenai PPh Final.
Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto

Biaya 3M antara lain:


Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan kegiatan usaha;
Biaya penyusutan fiskal dan/atau amortisasi;
Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan (untuk OP);
Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta;
Kerugian dari selisih kurs;

(Pasal 6 UU PPh) 32
Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dari
Penghasilan Bruto (lanjutan)

• Sumbangan khusus untuk :


- Penanggulangan Bencana Nasional,
- Penelitian dan pengembangan yang dilakukan di
Indonesia,
- Pembangunan infrastruktur sosial,
- Fasilitas pendidikan , dan
- Pembinaan olahraga.

(Pasal 6 UU PPh jo. PP 93 Tahun 2010) 33


Biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dari
Penghasilan Bruto
Biaya yang tidak termasuk 3M antara lain:
Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi bea
siswa, yang dibayar oleh WP OP
Penggantian/ imbalan pekerjaan/jasa yg diberikan dalam bentuk natura
dan kenikmatan

Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan

Pajak penghasilan

Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi wp atau


orang yang menjadi tanggungan

Sanksi administrasi serta sanksi pidana di bidang perpajakan

Pasal 9 UU PPh
Notaris/PPAT menggunakan Norma

Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto x Norma


Besarnya persentase Norma untuk pekerjaan bebas Notaris/PPAT *):

No. Daerah Persentase


1. 10 Ibu kota Provinsi (Medan, Palembang, Jakarta, 55%
Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado,
Makassar, dan Pontianak)

2. Ibu kota Propinsi lainnya 50%


3. Daerah lainnya 50%

*) KEP-536/PJ./2000
Syarat-syarat penggunaan Norma

Notaris/PPAT dapat menggunakan Norma apabila:


1. jumlah peredaran bruto dari kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas kurang dari Rp4.800.000.000,00
setahun;
2. memberitahukan penggunaan Norma kepada
Direktur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulan
sejak awal tahun pajak yang bersangkutan.
Penghasilan Neto sehubungan dengan
pekerjaan
• Ditentukan berdasarkan penghasilan neto yang tertera
dalam bukti pemotongan PPh Pasal 21 yang diberikan oleh
pemberi kerja atas penghasilan Notaris/PPAT sebagai
pegawai tetap.
• Penghasilan Neto tersebut dihitung dengan cara penghasilan
bruto (gaji, tunjangan, bonus, penghasilan lainnya), dikurangi
dengan:
1. Biaya jabatan (5% dari penghasilan bruto; maksimal
Rp6.000.000,00 setahun);
2. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan.
Penghasilan Neto dalam negeri lainnya

• Penghasilan selain dari usaha/pekerjaan bebas dan


pekerjaan serta bukan merupakan penghasilan yang
dikenakan PPh Final.
• Antara lain:
- bunga pinjaman;
- royalti;
- sewa (selain tanah dan/atau bangunan)
- hadiah/ penghargaan;
- keuntungan dari penjualan/ pengalihan harta.
Penghasilan Neto dari luar negeri
• Pelaporan dan penghitungan penghasilan neto dari Luar Negeri
(LN):
- untuk penghasilan dari usaha di LN dilaporkan dalam tahun pajak
diperolehnya penghasilan tersebut sebesar laba usaha yang
diperoleh;
- untuk penghasilan selain dari usaha dilaporkan dalam tahun
pajak diterimanya penghasilan tersebut sebesar penghasilan
yang diterima.
• Pajak Penghasilan (Income Tax) yang dibayar atau terutang di LN
atas penghasilan dari LN dapat dikreditkan terhadap Pajak
Penghasilan yang terutang berdasarkan ketentuan UU PPh.
Penghasilan Anggota Keluarga
• Keluarga merupakan satu kesatuan ekonomis.
• Bagi Wajib Pajak yang telah menikah (sebagai suami/kepala keluarga)
berlaku penggabungan penghasilan dari seluruh anggota keluarga:
1. Penghasilan atau kerugian istri dianggap sebagai penghasilan atau
kerugian suaminya dan dikenai pajak sebagai satu kesatuan, kecuali:
a. penghasilan tersebut semata-semata dari bekerja pada satu
pemberi kerja yang telah dipotong PPh Pasal 21; dan
b. pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha atau
pekerjaan bebas suaminya atau anggota keluarga lainnya.
2. Penghasilan anak yang belum dewasa (belum berusia 18 tahun)
digabung dengan penghasilan orang tuanya.
Penghasilan Anggota Keluarga (lanjutan)
3. Penggabungan Penghasilan Suami-Istri
- Kewajiban PPh atas penghasilan keluarga merupakan tanggung
jawab kepala keluarga (suami);
- Apabila:
a. suami istri mengadakan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan secara tertulis, atau
b. istri menghendaki untuk menjalankan hak dan kewajiban
perpajakannya sendiri (suami dan istri memiliki NPWP yang
berbeda),
penghitungan PPh dilakukan berdasarkan penjumlahan
penghasilan neto suami-isteri dan masing-masing memikul beban
PPh sebanding dengan besarnya penghasilan neto.
Pengurang Penghasilan Bruto
Zakat/ • Zakat atau sumbangan keagamaan lainnya yang bersifat
wajib kepada lembaga/badan yang dibentuk atau disahkan
Sumbangan oleh pemerintah
Keagamaan yang • Dibuktikan dengan dokumen pembayaran
sifatnya wajib

• Berlaku bagi Notaris/PPAT yang melakukan pekerjaan


bebas yang menyelenggarakan pembukuan
Kompensasi • Kerugian pada suatu tahun pajak dapat dikompensasikan
kerugian dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-
turut sampai dengan 5 tahun.

• Disesuaikan status Wajib Pajak dan jumlah tanggungan

PTKP
Zakat
Badan/Lembaga sebagai penerima zakat atau Sumbangan Keagamaan yang
sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
(PER-33/PJ/2011 sebagaimana telah diubah dengan PER-15/PJ/2012)
1. Badan Amil Zakat Nasional, 1. LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat
2. LAZ Dompet Dhuafa Republika, Indonesia,
3. LAZ Yayasan Amanah Takaful, 2. LAZ Yayasan Baitul Maal wat Tamwil,
4. LAZ Pos Keadilan Peduli Umat, 3. LAZ Baituzzakah Pertamina,
5. LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat, 4. LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid
6. LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah, (DUDT),
7. LAZ Baitul Maal Hidayatullah, 5. LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia,
8. LAZ Persatuan Islam, 6. LAZIS Muhammadiyah,
9. LAZ Yayasan Baitul Mal Umat Islam PT Bank 7. LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZIS NU),
Negara Indonesia, 8. LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia
10. LAZ Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat, (LAZIS IPHI),
11. LAZ Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, 9. Lembaga Sumbangan Agama Kristen
Indonesia (LEMSAKTI), dan
10. Badan Dharma Dana Nasional Yayasan
Adikara Dharma Parisad (BDDN YADP).
PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)

PTKP Setahun
Keterangan (Mulai 1 Januari
2013)
Untuk diri Wajib Pajak 24.300.000
Tambahan pegawai kawin 2.025.000
Tambahan anggota keluarga sedarah & semenda 2.025.000
dalam garis keturunan lurus, anak angkat,
maksimum 3 orang
Status PTKP
WP Tidak Kawin Kode PTKP WP Kawin Kode PTKP

0 Tanggungan TK/0 24.300.000 0 Tanggungan K/0 26.325.000

1 Tanggungan TK/1 26.325.000 1 Tanggungan K/1 28.350.000

2 Tanggungan TK/2 28.350.000 2 Tanggungan K/2 30.375.000

3 Tanggungan TK/3 30.375.000 3 Tanggungan K/3 32.400.000

WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung Kode PTKP

0 Tanggungan K/I/0 50.625.000

1 Tanggungan K/I/1 52.650.000

2 Tanggungan K/I/2 54.675.000

3 Tanggungan K/I/3 56.700.000


PPh Terutang
 PPh terutang = tarif PPh x Penghasilan Kena Pajak.
 Tarif PPh Orang Pribadi:
NO. LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF

1. s.d. Rp50.000.000,00 5%

Di atas Rp50.000.000,00 s.d. 15%


2.
Rp250.000.000,00

Di atas Rp250.000.000,00 s.d. 25%


3.
Rp500.000.000,00

4. Di atas Rp500.000.000,00 30%

Pasal 17 UU PPh
Kredit Pajak
 Pemotongan dan/atau pemungutan PPh:
- PPh Pasal 21 (Pemotongan PPh atas penghasilan dari pekerjaan,
jasa atau kegiatan).
- PPh Pasal 22 (Pemungutan PPh atas impor atau transaksi
tertentu lainnya)
- PPh Pasal 23 (Pemotongan PPh antara lain atas persewaan
harta selain tanah dan/atau bangunan)
 Pembayaran PPh oleh Wajib Pajak sendiri (angsuran PPh Pasal 25)
 PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri (PPh Pasal 24)
Kredit Pajak PPh Pasal 24
• Besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan adalah
yang lebih kecil antara:
a. PPh yang dipotong/dibayarkan di luar negeri; atau
b. Batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN).

Penghasilan di Luar Negeri


Batas maksimum KPLN = x PPh Terutang
Penghasilan Kena Pajak

 Jika Penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari pada Penghasilan di Luar Negeri:
-- Batas maksimum KPLN adalah sebesar PPh terutang atas Penghasilan Kena Pajak

48
PPh Kurang/Lebih Bayar Pada
Akhir Tahun
PPh Kurang Bayar:
- PPh terutang > kredit pajak
- Kekurangan pembayaran (PPh Pasal 29) harus
dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan ke KPP.
PPh Lebih Bayar:
- PPh terutang < kredit pajak
BAYAR
Kewajiban Pelunasan Pajak
1. Pembayaran dalam tahun berjalan:
a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25
b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain
c. Pembayaran PPh yang bersifat final
2. Pembayaran pada akhir tahun pajak (PPh Pasal 29)
Pembayaran Angsuran PPh Pasal 25

• Dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun


berjalan
• Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir

PPh terutang – Kredit Pajak (PPh Pasal 21, 22, 23, 24)
Angsuran PPh Pasal 25 =
12

52
Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP Baru

• Wajib Pajak Baru adalah Wajib Pajak yang baru


pertama kali memperoleh penghasilan dari usaha
atau pekerjaan bebas dalam tahun pajak berjalan.

Tarif PPh OP x (Pengh. Neto Sebulan Disetahunkan – PTKP)


Angsuran PPh Pasal 25 =
12

PerMenkeu No. 255/PMK.03/2008 s.t.d.d. PerMenkeu No. 208/PMK.03/2009


53
Pemotongan/Pemungutan oleh Pihak Lain
• Pemotongan PPh Pasal 21
Cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi
dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.

• Pemungutan PPh pasal 22


Cara pelunasan pembayaran pajak dalam tahun berjalan oleh Wajib Pajak
atas penghasilan antara lain sehubungan dengan impor barang dan
pembelian barang sangat mewah, yang dipungut oleh pihak lain.

• Pemotongan PPh Pasal 23


Cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak
atas penghasilan yang dibayarkan oleh pihak lain antara lain bunga,
dividen, royalti, hadiah, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta, jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, dan jenis
jasa lainnya.
54
Pembayaran PPh Yang Bersifat Final

Antara lain:
• Bunga deposito dan tabungan
• Bunga obligasi dan SUN
• Hadiah undian
• Transaksi saham
• Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
• Persewaan tanah dan/atau bangunan
• Penghasilan atas usaha WP yang memiliki peredaran
bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013)

55
LAPOR
Kewajiban Pelaporan Pajak

Notaris/PPAT wajib:
- mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan
(SPT PPh) Masa dan Tahunan, dan
- menyampaikannya ke KPP tempat terdaftar.
Media Penyampaian SPT Tahunan

Media Penyampaian SPT Tahunan


dengan bukti
pengiriman
surat ke KPP
Langsung Kantor Pos tempat WP
Perusahaan
ekspedisi/kurir
e-Filing

terdaftar
Batas Waktu Pelaporan

Kewajiban Tanggal Penyetoran Tanggal Pelaporan


PPh Pasal 25 Paling lama tanggal 15 bulan Paling lama 20 hari setelah
berikutnya setelah Masa Masa Pajak berakhir *)
Pajak berakhir
PPh Pasal 4 ayat (2) Paling lama tanggal 15 bulan Paling lama 20 hari setelah
“Setor Sendiri” berikutnya setelah Masa Masa Pajak berakhir *)
Pajak berakhir
PPh Pasal 29 Paling lama dilunasi sebelum 3 bulan setelah akhir tahun
SPT Tahunan disampaikan pajak

*) SSP atas pembayaran PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan
dengan peredaran bruto tertentu yang telah mendapat validasi NTPN,
tidak perlu melaporkan SPT Masa.
59
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN
PERPAJAKAN
PERPAJAKANLAINNYA
LAINNYA
PPh Pasal 21
• Notaris/PPAT yang melakukan pekerjaan bebas merupakan
orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong pajak
• Pemotong pajak wajib memotong PPh pasal 21 atas
penghasilan karyawan, tenaga ahli, dan orang pribadi
lainnya yang bekerja pada Notaris/PPAT tersebut
• Tata cara penghitungan mengikuti ketentuan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak nomor PER-31/PJ/2012
• Setor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
• Lapor paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
PPh Pasal 25 (Angsuran)
• Notaris/PPAT yang melakukan pekerjaan
bebas wajib melaporkan angsuran PPh Pasal
25 setiap bulannya
• Setor paling lambat tanggal 15 bulan
berikutnya
• Lapor paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya
PPh pasal 4 ayat (2)
atas Sewa Tanah dan/atau Bangunan
• Notaris/PPAT yang melakukan pekerjaan bebas merupakan
orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (harus ada
surat penunjukan yang diterbitkan oleh Kepala KPP)
• Pemotong wajib memotong PPh pasal 4 ayat (2) atas sewa
tanah dan/atau bangunan
• Tarif = 10 % dari jumlah bruto nilai sewa dan bersifat final
• Setor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya (Pasal 4
ayat (2) “Pemotongan”)
• Lapor paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
PPh Pasal 23 atas Sewa
• Notaris/PPAT yang melakukan pekerjaan bebas merupakan
orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (harus ada
surat penunjukan yang diterbitkan oleh Kepala KPP) sesuai
dengan KEP-50/PJ./1994
• Pemotong wajib memotong PPh pasal 23 atas sewa selain
tanah dan/atau bangunan
• Tarif = 2% dari jumlah bruto nilai sewa dan bersifat tidak final
• Setor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
• Lapor paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
• Notaris/PPAT yang melakukan pekerjaan bebas termasuk dalam pengertian
pengusaha (UU PPN).
• Pengusaha yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP (antara lain jasa
Notaris/PPAT) wajib dikukuhkan sebagai PKP apabila sampai dengan suatu bulan
dalam tahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya
melebihi Rp4.800.000.000,00.
• PKP wajib memungut PPN atas penyerahan BKP dan/atau JKP dengan tarif
sebesar 10% (Pajak Keluaran).
• Pajak Masukan dikreditkan dengan Pajak Keluaran sehingga PPN per Masa Pajak
dapat menjadi Kurang Bayar/ Lebih bayar/ Nihil.
• PPN Kurang Bayar disetor paling lambat akhir bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan.
• Lapor SPT Masa PPN paling lambat akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir .
Tidak dikenai PPN
Tidak dikenakan PPN

Barang Jasa

• Pelayanan kesehatan medik


Hasil Tambang / Pengeboran • Pelayanan sosial
• Pengiriman surat dengan perangko
• Perbankan, asuransi, Sewa Guna Usaha dengan hak opsi
Kebutuhan Pokok • Keagamaan • Penyediaan tempat
• Pendidikan parkir
Makanan/Minuman yang disediakan di • Kesenian/hiburan • Jasa telepon umum koin
Hotel/Rest, jasa boga/katering • Penyiaran bukan bersifat iklan • Jasa pengiriman uang
• Angkutan umum, darat, air dengan wesel pos
• Tenaga kerja • Jasa boga/jasa katering
Uang, Emas Batangan, Surat Berharga
• Perhotelan
• Disediakan pemerintah dalam rangka menjalankan pem
Pengusaha Kena Pajak (PKP)
PENGUSAHA
Meliputi OP/Badan Barang tidak berwujud / Jasa dari Luar Daerah
Pabean
Pengusaha Kena Pajak (PKP)
• Pengusaha yang melakukan
penyerahan BKP &/ JKP Dagang / Jasa
• Pengusaha Kecil yang
memilih untuk dikukuhkan
sebagai PKP
Impor
KMK-197/PMK.03/2013
Batasan Omzet 4,8 miliar setahun
mulai 1 Januari 2014
Ekspor

Dikukuhkan Dalam rangka pelaksanaan hak dan kewajiban di


bidang PPN, mka selain memiliki NPWP, Wajib Pajak
PKP juga dikukuhkan sebagai PKP. Menghasilkan

Permohonan PKP diajukan menggunakan formulir


dengan dilengkapi persyaratan yang sama dengan
pengajuan NPWP
Jasa Kenotariatan
Merupakan jenis “jasa yang tidak dikecualikan dari
pengenaan PPN” sehingga jasa yang dikenai pajak
berdasarkan UU PPN.

Notaris/PPAT yang menyerahkan


jasa yang dikenai PPN wajib
dikukuhkan sebagai PKP apabila
peredaran bruto dalam 1 tahun
melebihi
Rp 4,8 miliar
(mulai 1 Januari 2014)
Penelitian SSP atas PPh Pasal 4 ayat (2)
(PER-26/PJ/2010)
• Notaris/PPAT hanya menandatangani akta,
keputusan, perjanjian, kesepakatan atau
risalah lelang atas pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan apabila PPh telah
dibayar oleh WP
• Pembuktian pembayaran oleh WP dengan
menyerahkan foto kopi SSP yang telah
diteliti oleh KPP dengan menunjukkan asli
SSP
KEWAJIBAN
KEWAJIBANPPh
PPh
WANITA
WANITA
NOTARIS/PPAT
NOTARIS/PPAT
KEWAJIBAN PPh WANITA YANG
BERPROFESI SEBAGAI NOTARIS/PPAT
Kewajiban PPh -Belum kawin Kawin -Kawin dengan
(DHBL) -Hidup berpisah perjanjian pisah harta
berdasarkan Putusan dan penghasilan
Pengadilan -Kawin dan memilih
untuk menjalankan hak
dan kewajiban
perpajakan sendiri
Daftar Wajib mendaftarkan diri untuk Tidak wajib mendaftarkan diri Dapat mendaftarkan diri untuk
mendapatkan NPWP atas untuk mendapatkan NPWP mendapatkan NPWP atas
namanya sendiri namanya sendiri
Hitung Penghitungan PPh terutang atas Penghasilan atau kerugian Penghitungan PPh terutang
penghasilan sendiri dianggap sebagai penghasilan didasarkan pada penggabungan
atau kerugian suami. penghasilan neto suami isteri dan
besarnya PPh terutang bagi isteri
tersebut dihitung sesuai dengan
perbandingan penghasilan neto
antara suami dan isteri.
Bayar Sebesar PPh terutang atas Tidak bayar (karena sudah Sebesar PPh terutang bagi isteri
penghasilan sendiri diperhitungkan dalam sesuai dengan perbandingan
penghasilan suami) penghasilan neto antara suami
dan isteri

76
Kewajiban PPh -Belum kawin Kawin -Kawin dengan
(DHBL) -Hidup berpisah perjanjian pisah harta
berdasarkan Putusan dan penghasilan
Pengadilan -Kawin dan memilih
untuk menjalankan
hak dan kewajiban
perpajakan sendiri
Lapor Lapor SPT Tahunan PPh WP OP Tidak perlu menyampaikan - Wajib menyampaikan SPT
atas namanya sendiri SPT Tahunan PPh WP OP-nya Tahunan PPh WP OP atas
sendiri (cukup suaminya saja namanya sendiri terpisah
yang menyampaikan SPT dengan SPT Tahunan PPh
Tahunan PPh) suaminya
- Penghasilan yang dilaporkan
dalam SPT Tahunan
PPh adalah seluruh
penghasilan yang diterima
atau diperoleh wanita
kawin tersebut dalam suatu
tahun pajak, tidak termasuk
penghasilan anak yang belum
dewasa.
- Harta dan kewajiban/utang
yang dilaporkan dalam SPT
Tahunan PPh adalah harta dan
kewajiban yang dimiliki
dan/atau dikuasai wanita
kawin tersebut pada akhir
tahun pajak.

77
CONTOH
CONTOHKASUS
KASUS
Contoh Kasus 1 (PPN)
Contoh Perhitungan Penghasilan dari Jasa Utama Kenotariatan

1. Nama Nofriliadi Bagus, S.H., M.Kn.


2. Alamat Jalan Jeruk No. 1 Medan
3. Jabatan Notaris/PPAT
4. Status/Tanggungan Kawin/1 Anak
5. NPWP 07.891.012.3-411.000
6. Masa Kerja Januari – Desember 2013

Terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM Pada 17 Juni 1997


Informasi lainnya

• Penyerahan Bulan Oktober 2013


– Jasa kenotariatan Rp
70.000.000
• Akta Jual Beli Rp 40.000.000
• Akta Perusahaan Rp 20.000.000
• Akta/Surat Lainnya Rp 10.000.000
Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2013

• Penyerahan Bulan Oktober 2013


– Jasa kenotariatan Rp 70.000.000
• Akta Jual Beli Rp 40.000.000
• Akta Perusahaan Rp 20.000.000
• Akta/Surat Lainnya PK
Rp 10.000.000
10% PM = 60% X PK
60% X Rp 7 Jt
Rp 4.200.000,00
Rp 7.000.000

PPN Yang Disetor


Pajak Keluaran – Pajak Masukan
 Rp 7.000.000 – Rp 4.200.000

Rp 3.800.000
CONTOH KASUS 2
PPh Pencatatan

Penghasilan dari Nofriliadi Bagus, S.H., M.Kn.


1. Penghasilan dari Kegiatan Usaha Rp800.000.000
2. Fee/Lainnya Rp30.000.000
3. Penghasilan dari Sewa Ruko Rp50.000.000
4. Tanah Warisan (NJOP) Rp80.000.000
5. Status/Tanggungan K/1
Perhitungan Pajak Penghasilan Tahun 2013
Notaris di Jakarta (K/1)
Omzet Omzet Omzet Omzet
Ph. Dari Fee/lainnya Ph. Dari Tanah Warisan
Kegt Usaha Sewa Ruko
30 Juta NJOP: 80 Juta
800 Juta 50 Juta
Dipot Pasal
21 : 750 rb Dipot Pasal

X
4 (2) : 5 Jt

“Tidak Digabung dalam rangka menghitung


NPPN)* : PPh Terutang pada akhir tahun”
55%

Total Ph Neto :
470.000.000 - Ph. Tidak Kena Pajak
28.350.000 Pajak terutang
80.412.500
Tarif Pajak
Lapisan Tarif Pajak
Ph. Kena Pajak 50.000.000 5% 2.500.000
200.000.000 15% 30.000.000
441.650.000 191.650.000 25% 47.912.500 +
80.412.500
)* Norma Penghitungan Penghasilan Neto
Kasus 3
SIMULASI Pembukuan
Penghasilan dari Nofriliadi Bagus, SH, M.Kn.

1. Pendapatan Usaha Rp800.000.000

2. Harga Pokok Penjualan dan Biaya-biaya usaha

a. Harga Pokok Penjualan Rp30.000.000

b. Gaji Karyawan Rp120.000.000

c. Biaya Pajak Penghasilan -

d. Biaya Perlengkapan Kantor Rp100.000.000

e. Biaya Perjalanan Rp50.000.000

f. Biaya Pemeliharaan Rp50.000.000

g. Biaya Entertainment Rp80.000.000

h. Biaya lainnya Rp100.000.000


Simulasi Pembukuan
Keterangan Komersial KOREKSI FISKAL
PENDAPATAN USAHA
Penjualan 800.000.000 - 800.000.000
HARGA POKOK PENJUALAN 100.000.000 - 100.000.000
LABA RUGI KOTOR 700.000.000 - 700.000.000
BIAYA - BIAYA USAHA
Gaji karyawan 120.000.000 - 120.000.000
Biaya Pajak Penghasilan -
Biaya Perlangkapan Kantor 100.000.000 - 100.000.000
Biaya Perjalanan 50.000.000 5.000.000 45.000.000
Biaya Pemeliharaan 50.000.000 - 50.000.000
Biaya Enterteinment 80.000.000 80.000.000 -
Biaya Lainnya 100.000.000 5.000.000 95.000.000
Total Biaya 500.000.000 90.000.000 410.000.000
LABA RUGI USAHA(EBIT) 200.000.000 290.000.000

PENDAPATAN LAINNYA
Sewa Ruko 50.000.000 -50.000.000 -
Biaya Ruko 10.000.000 10.000.000 -
Laba 240.000.000 290.000.000
Simulasi Pembukuan
Keterangan Komersial KOREKSI FISKAL Total Ph Neto Fiskal
PENDAPATAN USAHA    
290.000.000
Penjualan 800.000.000 - 800.000.000

HARGA POKOK PENJUALAN 100.000.000 - 100.000.000 Ph. Tidak Kena Pajak


LABA RUGI KOTOR 700.000.000 - 700.000.000 28.350.000
BIAYA - BIAYA USAHA    
TERSELIP
Gaji karyawan 120.000.000 -
• Biaya Rekreasi Notaris 120.000.000

Biaya Pajak Penghasilan ke


  Singapura   -
Ph. Kena Pajak
Biaya Perlangkapan Kantor 100.000.000 - 100.000.000

Biaya Perjalanan 50.000.000 5.000.000 45.000.000 261.650.000


Biaya Pemeliharaan 50.000.000 - 50.000.000

Biaya Enterteinment 80.000.000 80.000.000 - Tarif Pajak


Biaya Lainnya 100.000.000 5.000.000 95.000.000
Lapisan Tarif Pajak
50.000.000 5% 2.500.000
Total Biaya 500.000.000 90.000.000 410.000.000
200.000.000 15%
LABA RUGI USAHA (EDIT) 200.000.000   290.000.000 30.000.000
11.650.000 25% 2.912.500+
35.412.500
PENDAPATAN LAINNYA    
Sewa Ruko 50.000.000 -50.000.000 -
Biaya Ruko 10.000.000 10.000.000 - Pajak terutang
Laba nominatif dan bukti
Tidak ada daftar 240.000.000   290.000.000
pendukung hanya Rp 80.000.000
Biaya Ultah Kantor 35.412.500
Simulasi
Penghasilan Lain selain dari Jasa Utama Kenotariatan
Notaris Nofriliadi Bagus, S.H., M.Kn. selain memberikan jasa
kenotariatan juga melakukan:
a. Penyewaan terhadap 3 (tiga) buah kamar dalam rumahnya dengan
total nilai Rp3 juta setahun;
b. Kegiatan Membangun Sendiri (KMS) berupa renovasi rumah
seluas 350 m2 dengan nilai total pembangunan sebesar Rp1,5
Milyar.
Perlakuan Perpajakannya sebagai berikut:
c. Penyewaan kamar dikenakan PPh Final atas persewaan
bangunan sebesar Rp3 juta x 10% = Rp300.000
d. KMS atas penghasilan tersebut, PPN sebesar 2% x Rp1.5 Milyar =
Rp3.000.0000
Jumlah tersebut dilaporkan dalam kolom penghasilan lainnya dalam
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT).

Anda mungkin juga menyukai