A. Pengertian Go Private
tertutup.
group”. 19
issuer or its affiliate, which would if successful, permit or its affiliate, which
would if successful, permit the issuer to cease filingreports under the securities
19
Black’s Law Dictionary, Op.Cit. Hal 69
masalah mendasar dan mau tidak mau, akan menjadi keharusan melaksanakan
keterbukaan ini.
perubahan baik bagi pelaku bisnis sendiri maupun regulator. Perubahan tersebut
pengembangan SDM di bidang keuangan, dan lain-lain. Dibalik kemajuan ini, ada
memenuhi aturan main dan, berhak juga untuk membeli kembali saham yang
dimiliki masyarakat. Hal ini merupakan prinsip dasar dari sistem ekonomi pasar
21
yang dianut serta praktik yang lazim berlaku di pasar modal yang telah maju.
Perseroan dapat membeli kembali saham yang telah dikeluarkan dengan ketentuan
:
20
Young Moo Shin, Securities Regulation in Korea, (Seoul, Korea : National University
Press,1993), Hal 338, dikutip dari artikel hukum bisnis
21
www.hukumonline.com /fenomena go private. Diakses Tanggal 11 Februari 2010.
perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah
b. Jumlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh perseroandan
gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang dipegang oleh perseroan
sendiri dan/atau perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak
jumlah yang ditempatkan dalam perseroan, kecuali diatur lain dalam peraturan
Sampai saat ini belum adanya peraturan khusus yang mengatur go private.
Peraturan yang selama ini dijadikan acuan dalam melaksanakan go private adalah
dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta. Disamping itu proses go private juga harus
(UUPT), dan Undang-undag No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM). 23
go private, dapat ditemukan adanya berbagai dasar hukum yang menjadi acuan
atau kerangka atau pijakan dalam melaksanakan go private itu sendiri. Secara
umum dasar hukum dan peraturan tersebut dapat disebutkan dan dijelaskan
sebagai berikut :
22
Gunawan Wudjaja dan Wulandari Risnamanitis, Op.Cit. Hal 72.
23
Ibid. Hal. 75.
meliputi :
sebaliknya”.
Dari ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa pasal 21 Ayat (2) UUPT
itu memberi dasar hak perubahan status bagi perusahaan terbuka menjadi
merupakan dasar hukum go private yang bersifat umum, karena tidak mengatur
lebih lanjut bagaimana seharusnya prosedur dan tata cara perusahaan publik itu
24
melakukan go private.
24
Pasal 21 Undang-undang No.40 Tahun 2007 Tentang Pereroan Terbatas.
tertutup harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari seluruh pemegang saham
25
utama maupun pemegang saham minoritas.
Pembelian kembali saham (stock buy back) merupakan salah satu langkah
yang dapat diambil oleh emiten atau perusahaan publik untuk menaikkan harga
26
sahamnya yang karam.
perusahaan publik yang melakukan buy back saham mereka di penghujung tahun
27
1997, kembali menjadi sesuatu yang aktual saat ini. Adapun dasar-dasar
hukum bagi pembelian saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan secara umum
ketentuan :
perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditetapkan ditambah
2. Jumlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh perseroan
dan gadai saham atau jaminan fidusia atau saham yang dipegang oleh
25
UU No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 19.
26
www.hukumonline.com /buy back, Diakses Tanggal 11 Februari 2010.
27
Hasan Zein. Fenomena Stock Buy Back www. hukumonline.com. Diakses Tanggal 12
Februari 2010.
dari jumlah modal yang ditempatkan dalam perseroan, kecuali diatur lain
diderita pemegang saham yang beritikad baik, yang timbul akibat pembelian
kembali yang batal karena hukum sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2)
yang merupakan proses pembelian saham publik oleh perseroan dalam rangka
implementasi buy back atau repurchase saham yang wajib memenuhi persyaratan
pokok jumlahnya. 28 Selain itu, jumlah nilai nominal seluruh saham yang dimiliki
perseroan bersama dengan yang dimiliiki perseroan bersama dengan yang dimiliki
perseroan bersama dengan yang dimiliki perseroan anak perusahaan dan gadai
saham yang dipegang, tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari jumlah modal
28
Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private di Indonesia,
(Jakarta : Kencana, 2009), Hal. 74.
rumusan yang jelas bahwa perolehan saham, baik langsung maupun tidak
langsung yang bertentangan dengan ketentuan Pasal 37 Ayat (1) UUPT adalah
harus dikembalikan ke perseroan. Ketentuan Pasal 37 Ayat (3) UUPT adalah batal
(1) sah apabila dilakukan sesuai dengan ketentuan mengenai panggilan rapat,
Inti sari dari Pasal 38 Ayat (1 ) UUPT ini bahwa buy back hanya dapat
dilakukannya RUPS, maka proses buy back tidak dilakukan dan dengan
29
Pasal 37 UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
dimaksud dalam Ayat (1) akan sah apabila dihadiri sedikit 2/3 (dua pertiga)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dan jumlah suara tersebut atau sebagimana
tidak adil dan tanpa wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi atau
Komisaris”.
Isi ketentuan Pasal 61 Ayat (1) UUPT ini memberikan hak kepada setiap
Pengadilan Negeri jika ia dirugikan atas tindakan perseroan yang dianggap tidak
adil dan tanpa alasan yang wajar sebagai akibat keputusan RUPS yang
30
mengagendakan buy back sebagai pembahasnya.
sahamnya dibeli dengan harga yang wajar, apbila yang bersangkutan tidak
berupa :
30
Ibid
nilai lebih dari 50 % (lima puluh persen) kekayaan bersih perseroan; atau
dalam Ayat (1) melebihi batas ketentuan pembelian kembali saham oleh perseroan
pemegang saham yang tidak setuju terhadap go private. Hal ini diatur dalam Pasal
62 Ayat (1) UUPT yang menyatakan bahwa setiap pemegang saham berhak
meminta kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar,
perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 % (lima puluh persen) kekayaan
Sedangkan pada ketentuan Pasal 62 Ayat (1) dan (2) UUPT ini
mengandung arti bahwa adanya hak setiap pemegang saham untuk meminta
kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar dan apabila hal
31
Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Op.cit. Hal. 78.
perseroan punya kewajiban untuk mengusahakan agar sisa saham dibeli oleh
pihak lain.
karenanya orang sering menyebut kegiatan ekonomi tidak berorientasi pada pasar
menciptakan sistem ekonomi yang ideal hendaknya perlu ada satu perangkat yang
Untuk dapat dipercaya, setiap pasar termasuk financial market, pasar uang
dan pasar modal haruslah memiliki kriteria atau kondisi sebagai berikut : adanya
pelaku dan pengawas pasar. Setiap pasar termasuk pasar tradisional biasanya
memiliki pengawas. Tanpa pengawas sulit dicapai adanya pasar efisien dan
Namun, peran dan fungsi pengawas pasar ini perlu diawasi agar
32
I Putu Gede Ary Suta. Menuju Pasar Modal Modern, (Jakarta: SAD Satria Bakti,
2000), Hal. 166.
atau menggunakan aktiva, jasa atau efek suatu perusahaan atau perusahaan
terseebut
33
Ibid, Hal 170
34
Munir Fuady, Pasar Modal Modern, (Jakarta: Citra Aditya Bakti, 1999), Hal. 190.
adalah Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) sebagai Pengawas Pasar Modal,
Bank Indonesia (BI) dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai
lain.
pada bursa efek di Indonesia, maka fungsi Bapepam kemudian lebih difokuskan
bursa efek diserahkan sepenuhnya kepada pihak swasta. Melalui Surat Keputusan
peran dan fungsi. Sejak diberlakukannya keputusan tersebut, Bapepam tidak lagi
pengawasan. Hal ini ditegaskan dalam UU No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar
35
Ibid, Hal. 188.
a. Memberi izin usaha kepada bursa efek, lembaga kliringa dan penjaminan,
b. Memberi izin orang perseorangan bagi wakil penjamin emisi efek, wakil
pendaftaran.
36
Ibid, hal 174
atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan di pasar modal, dan juga
tersebut.
Bapepam.
atau menghentikan transaksi bursa atas efek tertentu untuk jangka waktu
modal.
sebagai salah satu dasar dari pelaksanaan go private. Peraturan Bapepam ini
saham independen yang tidak setuju dengan proses go private dapat menghalangi
Independen yang dihadiri oleh lebih dari 50 % (Lima puluh persen) saham yang
37
Ibid, Hal 181
38
Boby W. Hermawan dan I Made B. Tirthayatra, Go Private., Hal. 2
media massa untuk membeli saham perusahaan publik yang tercatat dibursa
Tender offer pada umumnya menjadi pusat perhatian setiap pengawas pasar modal
Penawaran tender adalah penawaran melalui media massa untuk memperoleh efek
bersifat ekuitas dengan cara pembelian atau pertukaran dengan efek lainnya.
dari satu tangan (group) ke tangan (group) lainnya. Makna yang dapat timbul
seperti adanya perubahan Direksi, Komisaris, atau bahkan kebijakan penting yang
41
dapat mempengaruhi jalannya perusahaan publik.
saham yang melebihi 50 % (lima puluh persen), melainkan jauh lebih luas.
mempengaruhi masyarakat pemodal untuk menjual atau tak menjual efek atau
39
Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis. Op.Cit Hal 78
40
Peraturan Bapepam No. IX. F. I Tentang Penawaran Tender
41
I Putu Gede Ary Suta, Op.Cit. hal 323
mereka selalu di pihak yang lemah, terutama dalam perolehan informasi yang
penting dan relevan. Beda dengan pengelola perusahaan publik yang memiliki
posisi lebih menguntungkan. Penawaran tender adalah tindakan yang terbalik jika
Dalam IPO, yang ada adalah penawaran jual, berarti yang diambil pemodal adalah
keputusan untuk membeli efek. Jumlah pemegang saham akan meningkat sejalan
dilakukan merupakan penawaran beli dan yang diambil pemodal adalah keputusan
untuk menjual.
Salah satu hal yang terpenting dalam Tender Offer adalah adanya
sebagi perusahaan publik, dalam arti bahwa perusahaan tersebut telah go private.
Karena luasnya dampak tender offer bagi pemodal, aturan main tentang
hal ini harus memberi jaminan bahwa pelaku tender offer memberi informasi yang
42
I Putu Gede Ary Suta. Op.Cit. Hal 325.
(insider informasi), dan informasi yang diberikan harus tepat waktu dan merata.
1995. Peraturan itu untuk mencapai sasaran penting, antara lain memberikan
praktik manipulasi harga, dan memberikan waktu dan informasi cukup bagi
yang wajib diikuti oleh pihak yang akan melakukan Tender Offer, antara lain
puluh persen) atau lebih dengan tujuan pengendalian harus dilakukan penawaran
tender, offeror harus mengumumkan transaksi tersebut dalam dua surat kabar.
harga penawaran tender pun harus lebih tinggi dari harga selama enam bulan
terakhir. 43
VIII UUPT , Pasal 125 UUPT mengatur cara pihak-pihak yang dapat melakukan
43
Gunawan Widjaja dan Risnamanitis. Op.Cit. Hal 71.
melakukan usaha dan dalam Pasal 83 UU Pasar Modal ditentukan bahwa setiap
publik diatur dalam Pasal 84 UUPM. Apabila rencana go private telah disetujui
oleh para pemegang saham independen, maka harus dilakukan penawaran tender
oleh pemegang saham perusahaan untuk membeli saham yang dimiliki pemegang
saham publik. 45
memuat :
c. Jumlah efek bersifat ekuitas dari perusahaan sasaran yang dimiliki oleh
44
Ibid.
45
Ibid, hal 79
yang sama dalam jangka waktu 180 (Seratus delapan puluh) hari sebelum
pengumuman.
b. Harga pasar tertinggi atas efek dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh)
46
hari terakhir sebelum pengumuman.
pemilikan saham publik. Hal demikian haruslah diantisipasi dan telah merupakan
bagian dari kehidupan pasar modal yang bersifat global. Dari sisi ini, pengelola
perusahaan publik harus paham bahwa sekali perusahaan masuk bursa, dia sudah
memasuki arena yang setiap saat dapat menjadikannya perusahaan sasaran sudah
diakuisisi.
perlindungan kepada pemegang saham publik. Inti dari Tender Offer ini adalah
46
Ibid, hal 80
47
I Putu Gede Ary Suta, Op.Cit, Hal 441
Saham yang telah tercatat di bursa (listed) dapat mengalami yang disebut
tindakan delisting oleh bursa. Pada saat perusahaan yang berstatus terbuka
berlaku atau keadaan keuangannya jauh dibawah standar yang berlaku secara
49
umum.
dimaksud dengan delisting adalah penghapusan efek dari daftar efek yang tercatat
50
pada bursa.
delisting adalah pengeluaran pencatatan suatu efek dari daftar efek yang tercatat di
48
Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Op.Cit, Hal 43
49
Victor Purba, Kamus Umum Pasar Modal. (Jakarta: UI Press, 2000), Hal 44
50
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan,
Tanya Jawab, (Jakarta : Salemba Empat, 2006) , Hal 70.
51
Black’s Law Dictionary, Op.Cit, Hal 428
diperdagangkan dalam rentang waktu tertentu atau emiten saham tersebut merugi
terus menerus selama tiga tahun dan atau beberpa kondisi lainnya. Saham-saham
yang telah di delist tetap dapat diperdagangkan di luar bursa, dan status emiten
efek dalam daftar efek yang tercatat di Bursa, setelah efek tersebut dihapuskan
53
pencatatannya di Bursa.
atau kontrak yang dibuat dan diwajibkan oleh bursa efek. Delisting merupakan
tindakan yang membawa akibat hukum pada tidak memperbolehkan efek emiten
delisting tersebut, yang dijatuhkan oleh otoritas bursa hanya akan diambil oleh
terjadinya delisting.
52
Johar Arifin dan M. Fakhruddin, Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan
dan Perbankan, (Jakarta : Elex Media Computindo, 1999), Hal 116
53
Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakrta No. Kep-308/BEJ/07-2004 Tentang Peraturan
No.I-1 Tentang Penghapusan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa
bursa dapat berbeda-beda antara satu bursa dengan bursa yang lain, meskipun
nilai dari harga pasar saham dikali seluruh jumlah saham yang beredar, kemudian
berikut :
berturut-turut.
54
Jonathan Macey, Down and Out In Stock Market : The Law and Finance of The
Delisting Process, (Jhonson Graduated School of Management, Cornell University, 2003), Hal 7
drastis dalm nilainya dengan alasan apa pun, atau jika perusahaan tersebut
a. Harga nominal
harga perdana saham dikali rata-rata tingkat bunga SBI satu bulan dalam
periode tiga bulan atau tingkat bunga obligasi pemerintah lain yang setara
55
Ibid, Hal 8
56
Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Op.Cit, Hal 80
c. Para pemegang saham tidak lagi diundang dalam rapat pemegang saham
Selain hal- hal tersebut diatas, bursa juga melakukan delisting apabila
diselenggarakan oleh publik kurang dari 1000 (seribu) saham, jumlah pemegang
saham kurang dari 100 (seratus) pemegang saham, dan akumulasi nilai pasar
57
tersebut kurang dari 1.000.000 (satu juta). Terakhir bursa berhak untuk
57
Ibid, Hal 46
a. Perusahaan tercatat yang sahamnya dihapuskan dari daftar efek yang tercatat di
bursa, dapat mengajukan relisting sahamnya kepada bursa paling cepat 6 (enam)
efektif
bursa atau merealisaikan hal-hal yang mendasari permohonan delisting saham saat
perusahaan tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum atau sedang menghadapi
58
Lihat Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakrta No. Kep-308/BEJ/07-2004 Tentang
Peraturan No.I-1 Tentang Penghapusan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa
k. Direksi dan Komisaris calon perusahaan tercatat harus memiliki reputasi yang
baik.
Indonesia merupakan bentuk usaha yang relatif masih baru, sehingga badan usaha
ini belum diatur secara khusus. Disamping itu juga, badan usaha ini belum begitu
banyak dikenal masyarakat, kecuali masyarakat pengusaha, ini pun terbatas pada
Secara umum, kata penilaian berasal dari kata nilai (price, value, yaitu
harga, dalam arti taksiran harga). Penilai (appraiser) yaitu orang yang melakukan
penilaian atau yang disebut juga juru taksir. Kemudian kata penilaian, yang dalam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penilaian diartikan sebagai proses, cara,
59
perbuatan menilai, pemberian biji (biji, kadar, mutu, harga), penelaahan.
59
Joni Emirzon. Aspek-aspek Hukum Perusahaan Jasa Penilai (Jakarta : Gramedia,
2000), hal 8
Dan pengertian dari Appraiser : to fix or set a price or value upon; to fix
and state the true value of a thing, and usually in writing. To value property at
estimasi dan pendapat atas nilai analisis suatu harta, baik yang berwujud maupun
yang tidak berwujud, berdasarkan fakta-fakta yang objektif dan relevan dengan
kegiatan penilaian berdasarkan aturan profesi dan etika penilai serta ketentuan-
ketentuan lain yang ditetapkan. Sedangkan nilai adalah hasil penilaian dari
seorang penilai mengenai arti ekonomis suatu harta pada tanggal tertentu yang
dengan :
60
Ibid. Hal 10.
merupakan inti dari teori penilaian. Penilaian yang didasarkan pada pendekatan
merupakan landasan dan orientasi dari pemilikan dan pengelolaan suatu bisnis.
menentukan indikasi nilai dengan berpedoman pada data transaksi yang pernah
terjadi ssebelumnya atau suatu business interest dari perusahaa yang sepadan dan
sebanding. Metode penilaian ini pada dasarnya dilakukan dengan cara mencari
diperkirakan sepadan dan sebanding, dari bidang yang sama yang sudah ada harga
pasarnya. Data transaksi yang terjadi pada perusahaan yang sepadan dan
Indikasi nilai saham perusahaan yang dinilai diperoleh dari harga saham
Pendekatan ini adalah suatu cara umum untuk menggunakan indikasi nilai
saham dengan menggunakan satu atau lebih metode yang didasarkan langsung
pada nilai-nilai aktiva dan kewajiban yang dimiliki perusahaan. Pendekatan ini
61
Saiful M Ruky. Menilai Penyertaan dalam Perusahaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1999), Hal. 89
terjadi, nilai buku dapat mencerminkan suatu indikator yang tepat untuk nilai
pasar. Aktiva tak berwujud yang sering terdapat dalam neraca harus dapat
62
diiddentifikasi dan dinilai.
Perseroan Terbatas yang memberikan jasa penilaian atas suatu property, baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud atas permintaan pemberi amanat dengan
penilaian asset.
harus dipenuhi untuk keabsahan kegiatan penilaian. Dasar hukum untuk mengatur
dan membina usaha jasa penilai di Indonesia tersebar pada berbagai peraturan
Penilai
62
Ibid, Hal. 113
berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT), dan juga dapat berbentuk usaha
63
sendiri, usaha kerja sama.
pokok penilaian yang sesuai dengan kode etik dan standar penilaian. Untuk
63
Joni Emirzon, Op.cit, Hal 18
64
Lihat SK Menteri Keuangan No. 57/KMK.017/1996