Salah satu bagian penting dalam adminitrasi manjemen perkara ialah minutasi. Minutasi berasal dari
kata “minut” yang berarti asli, dengan demikian secara bahasa minutasi memliki arti pengaslian. Secara
istilah minutasi dapat diartikan sebagai proses menjadikan berkas-berkas perkara menjadi Arsip Negara.
Sementara minutasi dapat pula dipahami sebagai proses yang dilakukan panitera pengadilan dalam
menyelesaikan proses administrasi meliputi pengetikan, pembendelan serta pengesahan suatu perkara.
Demikian pengertian dasar minutasi.[1]
Sejak terbitnya Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 1962 dan Nomor 4 Tahun 1998,
minutasi digunakan sebagai indikator penyelesaian berkas. Artinya minutasi mengalami pergeseran
makna. Minutasi digunakan sebagai indikator kinerja penyelesaian suatu perkara. Oleh karena kinerja
suatu peradilan dapat dilihat dari rasio minutasi perkara, maka minutasi sangat penting untuk
diperhatikan.
Minutasi dapat dilaksanakan dengan cara berangsur-angsur (tidak sekaligus) yaitu setiap selesai sidang.
Kemudian dapat juga dilaksanakan dengan cara per kelompok yaitu dengan mengelompokkan jenis
surat-surat asli dalam kelompok tertentu.[2] Jadi penyusunan berkas dilakukan secara berangsur-angsur
dan kronologis sesuai dengan tahapan perkara sebagaimana pada susunan pemberkasan di Buku II.[3]
Adapun yang bertanggung jawab terhadap minutasi berkas perkara adalah majelis hakim. Namun
sebagai pelaksananya ialah Panitera Pengganti yang membantu majelis selama persidangan. Maka dari
itu, pengawasan terhadap kinerja Panitera Pengganti harus selalu dilakukan. Sebab minutasi berkas
perkara sejak terbitnya Surat Edaran Ditjen Badilag nomor 1924.c/DJA/OT.01.3/VII/2018 perihal
Peningkatan Kinerja dan Pelayanan Peradilan Agama, serta dituangkan dalam Buku I Pedoman Standar
SAPM edisi III yang saat ini menjadi APM tidak dilakukan dalam 2 - 14 hari setelah putusan dibacakan
melainkan pada hari yang sama dengan putusan dibacakan.
Pada rapor kinerja penanganan perkara selama tahun 2018 PA Purwodadi mempunyai beban minutasi
sejumlah 3656 dan terminutasi sejumlah 3330[4] dengan beban perkara 4422[5], sehingga
menghasilkan persentase minutasi sebesar 91,08%. Berdasarkan realita tersebut, mentee merasa perlu
mengangkat tema ini, karena dengan banyaknya perkara yang mencapai ribuan, mungkinkah persentase
minutasi mencapai 100% dan tentunya dengan tidak mengabaikan aturan – aturan yang berlaku.
PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian pendahuluan diatas, mentee mendapatkan beberapa permasalahan terkait peran
panitera pengganti dalam mensukseskan one day minutation pada Pengadilan Agama Purwodadi yaitu:
Sejauhmana peranan Panitera Pengganti dalam proses minutasi di Pengadilan Agama Purwodadi?
Berapa durasi waktu yang dibutuhkan panitera pengganti dalam proses minutasi perkara di Pengadilan
Agama Purwodadi?
Bagaimana hasil one day minutation pada Pengadilan Agama Purwodadi selama Tahun 2018?
PEMBAHASAN
Pengadilan Agama Purwodadi merupakan Pengadilan Kelas 1A yang dalam penerimaan perkara pada
tahun 2018 sejumlah 4422 perkara dengan tingkat minutasi perkara 91,08% . Dengan presentase yang
sedemikian tinggi, tentu diperlukan sebuah kerjasama sama yang baik dan terkoordinasi. Sementara
Dirjen Badilag pada tanggal 31 Juli 2018 mengeluarkan perintah tentang keharusan minutasi perkara
satu hari setelah perkara putus.[6]
Pembenahan proses minutasi perkara di Pengadilan Agama Purwodadi dilaksanakan dengan disusunnya
SOP (standar operasional prosedur) Minutasi Satu Hari dengan tahapan aktivitas sebagai berikut:
Panitera Pengganti menyusun berkas perkara secara kronologis, dimulai dari surat gugatan/
permohonan sampai dengan berita acara pembacaan putusan, yang dilakukan setiap kali persidangan.
Panitera Pengganti menjahit berkas yang sudah diminutasi dan mensegel dengan stiker segel dengan
logo pengadilan.
Panitera Pengganti mencatat tanggal penyelesaian minutasi (maksimal 14 hari sejak pembacaan
putusan) dan menginput kedalam aplikasi SIADPA yang kemudian memberikannya kepada Ketua Majelis
Dari serangkaian aktivitas di atas dapat dipahami bahwa peran Panitera Pengganti sangatlah vital dalam
implementasi one day minute . 5 dari 8 aktivitas menjadi peran Panitera Penggati. Artinya, seorang
Panitera Pengganti harus selalu melakukan control terhadap berkas-berkas perkara sejak perkara
tersebut didaftarkan hingga selesai. Selain itu, Panitera Pengganti juga wajib dan bertanggung jawab
atas kerapian, keutuhan dalam penyusunan berkas. Jika saja ada satu berkas yang hilang akan berakibat
terhadap keabsahan putusan hakim. Oleh karena itu Hakim yang menangani perkara juga berkewajiban
bertanggung jawab terhadap minutasi perkara.
2. WAKTU YANG DIBUTUHKAN PANITERA PENGGANTI DALAM PROSES MINUTASI DAN HASIL ONE DAY
MINUTE PERKARA DI PENGADILAN AGAMA PURWODADI
Dalam BUKU II, waktu untuk minutasi perkara adalah 1 hingga 14 hari setelah putusan dibacakan.
Sementara berdasarkan SOP minutasi perkara di PA Purwodadi adalah 57 menit. Berikut adalah riil data
waktu yang dibutuhkan dalam proses minutasi:[7]
No
Bulan
Waktu (hari)
Jumlah Perkara
1
Januari
2.7
315
Februari
0.4
293
Maret
1.9
306
4
April
2.4
280
Mei
1.9
314
Juni
1.8
168
Juli
2.4
345
Agustus
2.1
360
September
6.6
264
10
Oktober
4.3
320
11
November
0.4
376
12
Desember
1.7
302
Rata-Rata
2.4
304.7
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa PA Purwodadi, pada tahun 2018 membutuhkan waktu 2,4
hari untuk menyelesaikan minutasi untuk satu perkara dengan rata-rata perkara putus setiap bulan
sebanyak 304,7 perkara. Dengan demikian, capaian one day minute di PA Purwodadi masih belum
sesuai harapan.
Adapun Surat Edaran Ditjen Badilag nomor 1924.c/DJA/OT.01.3/VII/2018 perihal Peningkatan Kinerja
dan Pelayanan Peradilan Agama terhitung berlaku mulai bulan Agustus 2018, maka kinerja one day
minute dihitung mulai bulan Agustus, berikut adalah tabel minutasi setelah SE Dirjen Badilag.
No
Bulan
Waktu (hari)
Jumlah Perkara
Agustus
2.1
404
9
September
6.6
264
10
Oktober
4.3
287
11
November
0.4
376
12
Desember
1.7
288
Rata-Rata
3.0
323.8
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa setelah adanya perintah one day minute , PA Agama
Purwodadi malah mengalami penurunan. Tampak waktu yang dibutuhkan menjadi 3 hari dengan selisih
rata-rata perkara kurang lebih 34 perkara.
Berikut adalah grafik waktu yang dibutuhkan untuk minutasi perkara pada tahun 2018
Berikut adalah waktu yang dibutuhkan Panitera Pengganti untuk minutasi perkara pada tahun 2018.
Bulan / Nama
Drs. Wakirudin
Mulyoso, SH
H. Djamhuri, S.Ag
Ira Setyani, SH
Januari
1.0
1.0
1.6
4.4
1.9
1.8
3.6
3.0
1.5
3.4
Februari
0.0
1.4
1.7
1.5
2.1
1.0
3.3
3.3
1.1
3.3
Maret
5.0
2.4
1.9
2.7
2.1
2.2
1.9
1.9
1.9
2.3
April
1.8
7.4
3.8
1.4
2.1
2.4
2.7
2.7
1.0
1.0
Mei
3.1
2.5
2.0
2.1
1.6
1.2
2.0
2.0
1.2
4.0
Juni
1.0
2.6
1.3
1.2
1.8
1.1
1.8
1.8
2.0
4.7
Juli
3.6
3.1
3.2
2.8
2.2
2.2
2.1
2.1
2.3
3.3
Agustus
3.6
4.4
3.0
2.9
2.1
2.5
2.0
2.0
1.9
1.6
September
6.0
5.4
6.9
6.9
6.9
7.0
7.4
2.0
6.8
4.2
Oktober
0.0
3.5
5.2
3.8
3.6
4.0
4.4
4.8
5.3
November
0.4
0.0
0.4
0.3
0.1
0.5
0.8
0.3
0.5
Desember
0.6
0.2
1.7
2.6
1.4
1.3
1.8
-
0.6
1.9
Min
0.0
0.0
0.4
0.3
0.1
0.5
0.8
1.8
0.3
0.5
Max
6.0
7.4
6.9
6.9
6.9
7.0
7.4
3.3
6.8
5.3
Average
2.2
2.8
2.7
2.7
2.3
2.3
2.8
2.3
2.1
3.0
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa waktu terlama yang dibutuhkan oleh Panitera Pengganti
dalam minutasi adalah 7,4 hari. Lalu bagaimanakah agar one day minute dapat direalisasikan ?
Berikut adalah tabel beban perkara yang ditangani oleh setiap Panitera Pengganti.
Bulan / Nama
Drs. Wakirudin
Mulyoso, SH
H. Djamhuri, S.Ag
Ira Setyani, SH
Januari
1
38
35
21
41
55
44
40
35
Februari
1
8
28
34
33
41
44
27
53
24
Maret
23
37
34
33
51
35
44
40
April
34
31
36
38
57
25
38
Mei
13
31
42
29
35
52
35
48
22
Juni
11
22
18
15
25
29
6
30
11
Juli
20
36
38
39
33
76
25
58
15
Agustus
18
35
37
44
34
81
24
48
34
September
11
35
42
34
24
38
45
32
Oktober
4
8
37
52
55
38
41
45
40
November
14
63
79
39
36
48
32
57
Desember
40
62
35
30
44
32
48
Rata-rata Putus/bulan
11
35
42
35
34
51
18
43
30
Ideal putus/sidang
6
2
Setiap Panitera Pengganti mengikuti persidangan sebanyak 2 kali dalam seminggau atau 8 kali dalam
sebulan (kecuali Panitera dan Wapan (1 kali/minggu)). Maka untuk dapat merealisasikan one daya
minute dengan maksimal , maksimal Majelis Hakim hanya memutus 5 perkara dalam sekali sidang.
Dengan demikian, kerja Hakim maupun Panitera Pengganti tidak terlalu banyak yang dapat
mengakibatkan pekerjaan tertunda dan akhirnya menumpuk.
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Prosedur minutasi di Pengadilan Agama Purwodadi sudah tertuang dalam SOP (standar operasional
prosedur) Minutasi Satu Hari yang didalamnya menjelaskan tahapan-tahapan proses minutasi di
Pengadilan Agama Purwodadi.
Berdasarkan LIPA 19, Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh Panitera Pengganti untuk menyelesaikan
minutasi berkas perkara adalah 2,4 hari dengan rata-rata perkara putus sebanyak 300-an tiap bulan.
Dengan durasi waktu minutasi tersebut, menandakan bahwa di Pengadilan Agama Purwodadi belum
sepenuhnya mampu mengimplementasikan program one day minute yang dicanangkan oleh Dirjen
Badilag.
SARAN
Agar implementasi one day minute dapat tercapai dalam 1 hari (24jam), maka sebaiknya Panitera
Pengganti menyiapkan konsep BAS, begitu pula Hakim juga menyiapkan konsep putusan sebelum
sidang.
Untuk perkara dengan radius 1, penentuan sidang ialah 1 minggu setelah pendaftaran.
Para pihak berperkara diharuskan menyiapkan nama-nama saksi pada waktu pendaftaran perkara.
Dalam perkara rekonvensi, semua majelis menunda sidang putusan untuk mempersiapkan konsep dan
bagi Panitera Pengganti menyiapkan kelengkapan berkas termasuk BAS Putus.
Majelis Hakim juga harus selalu memantau Panitera Pengganti terhadap perkara yang baru saja di putus.
PA Purwodadi sekiranya perlu memberikan reward bagi Panitera Pengganti yang cepat dalam
meminutasi berkas perkara.