Anda di halaman 1dari 38

NOTA PEMBELAAN(PLEIDOOI)

Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi No. 93/Pid.Sus-TPK/2018/PN.SBY.


Atas Nama Terdakwa
WINARDI KRESNA YUDHA, SE. Ak
PENGADILAN NEGERI TIPIKOR SURABAYA

DIDAKWA
 Primair melanggar :Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999
tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan UU. No.20 tahun 2001 Tentang Perubahan atas UU. No. 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-
1 KUHP.
 Subsidair melanggar : Pasal 3 Jo Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 tentang
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU.
No.20 tahun 2001 Tentang Perubahan atas UU. No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke- 1 KUHP

I. PENDAHULUAN

Majelis Hakim yang kami Muliakan


Sdr. Penuntut Umum yang kami hormati,
Sidang Pengadilan yang kami Muliakan.

Sebagai umat yang beragama sudah pada tempatnyalah kami Tim Penasihat
Hukum mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga pemeriksaan perkara ini
dapat diselesaikan sampai pada tahap pembacaan pembelaan (pleidooi) sekarang ini.

1
Sesuai dengan etika dan sopan satun dalam beracara dimuka persidangan perkara pidana,
kami Penasihat Hukum ingin mengucapkan terimakasih sekaligus penghargaan kepada
Ibu Ketua Majelis yang dengan bantuan Hakim anggotanya dan Panitera Pengganti
secara seksama dan cermat telah berhasil memimpin dan menyelesaikan pemeriksaan atas
perkara ini dengan cukup memberikan kesempatan seluas-luasnya, baik kepada saudara
Penuntut Umum dalam rangka membuktikan kebenaran dakwaannya, maupun kepada
Terdakwa/pembelanya untuk kepentingan pembelaannya.Melalui pemeriksaan yang
terbuka inilah perkara atas nama Terdkawa telah terangkat kepermukaan dan kemudian
duduk perkaranya menjadi lebih jelas.

Kepada Yth. Sdr Jaksa Penuntut Umum, pernhargaan serupa sudah sepatutnya
pula kami sampaikan, karna telah ikut membantu kelancaran proses pemeriksaan atas
perkara ini serta berusaha menjalankan tugasnya selaku Penuntut Umum dengan correct
dan penuh tanggung jawab.

Majelis Hakim yang kami Muliakan


Sdr. Penuntut Umum yang kami hormati,
Sidang Pengadilan yang kami Muliakan

Setelah mempelajari tuntutan Sdr. Penuntut Umum yang telah dibacakan pada
persidangan yang lalu, kini giliran kami Penasihat Hukum Terdakwa, untuk
menyampaikan Nota Pembelaan dihadapan sidang yang mulia.

Kami ingin terlebih dahulu memulai pleidooi kami ini dengan mengemukakan
dalil-dalil dari Mr. P.M. Trapman , seorang ahli Hukum Pidana Belanda sebagaimana
diuraikan dalam buku Prof.Mr.J.M. Van Bemmelen :“Strafvordering”, bahwa masing-
masing pihak dalam satu persidangan perkara Pidana, yaitu : Jaksa, Pembela dan Hakim,
sesungguhnya mempunyai fungsi yang sama, meskipun karana masing-masing
mempunyai posisi yang berbeda, maka sudah selayaknya masing-masing memiliki
pendirian yang berbeda pula.

2
Fungsi yang sama adalah karena pada dasaarnya masing-masing pihak :
1. Berusaha mencari kebenaran dengan menyelidiki secara jujur fakta-fakta perbuaatan
Terdakwa, maksud dan akibatnya sebagaimana didakwakan dalam surat dakwaan;
2. Berusaha menilai apakah fakta-fakta tersebut, memenuhi unsur-unsur pidana untuk
dapat atau tdaknya mempersalahkan Terdakwa sebagaimana disyaratkan oleh hukum
acara.
3. Berusaha menilai hukuman apakah yang seadil-adilnya yang patut dijatuhkan kepada
Terdakwa. Dipihak lain, karena posisi yang berbeda sudah selayaknya mempunyai
pendirian yang berbeda pula, karena :
- Jaksa, meskipun selaku Pejabat Umum (openbaar ambtenaar) mempunyai posisi
yang obyektif, namun sebagai akibat dari sifat accusatoir daripada proses peradilan
pidana dimana Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa saling berhadapan dalam
kedudukan yang sejajar, maka Jaksa sebagai pihak mendakwa / menuntut dengan
sendirinya mempunyai pendirian yang subyektif;
- Penasihat Hukum / Pembela, oleh karana bukan Pejabat Umum, maka dengan
sendirinya mempunyai posisi yang subyektif. Akan tetapi karena pada dasarnya
berfungsi mengemukakan pendirian mengenai perbuatan-perbuatan Terdakwa
yang ditinjau dari sudut hukumnya (Naar de Juridische betekennis), formil
maupun materiil, maka pendirian sedemikian itu dikatakan pendirian yang
obyektif.
- Akhirnya Hakim, sebagai Pejabat Umum dengan sendirinya mempunyai posisi
yang objektif, karena menjalankan fungsi mengadili terhadap masing-masing
pendirian subyektif dari kedua pihak yang berbeda padangan dihadapannya, yaitu
Jaksa Penuntut Umum disatu pihak dan Terdakwa / Penasihat Hukum dilain pihak.
Oleh karena itu dengan sendirinya Hakim wajib atau setidak-tidaknya diharapkan
memegang teguh pendirian yang tidak memihak atau menurut Mr.Trapman
:”Pendirian yang Obyektif”.

3
Namun demikian sekalipun sudut pandang masing-masing berbeda, tetapi
semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencari kebenaran materil.Bahwa
menurut ” Prof Van Bemmelen ” yaitu : sebelum duduk dibelakang meja hijau
(yaitu sebagai Penuntut atau sebagai hakim), kita harus tidak punya prasangka
buruk kepada Terdakwa. Sebab, jika kita sudah punya prasangka buruk lebih dulu
kepada Terdakwa, maka apa yang dikatakan oleh Terdakwa tidak bakal kita
terima, tetapi apa yang dikatakan oleh saksi walaupun dengan penuh Kebohongan,
akan kita terima. Dan kami melihat Penuntut Umum dan Majelis Hakim telah
malaksanakan ajaran Van Bemmelen dengan konsisten. Itulah penjabaran dari asas
Praduga tak bersalah dari Van Bemmelen dan di anut juga oleh Hukum Pidana
Kita.
Kami sengaja mengemukakan dali-dalil Mr. Trapman dan Prof Van
Bemmelen tersebut, sudah tentu bukan dengan maksud memberi kuliah,
melainkan hanya sekedar sebagai appeal kepada Majelis Hakim yang kami
muliakan, agar hendaknya teguh pada pendirian dalam menegakkan kebenaran dan
keadilan.

Dalam persidangan perkara pidana temasuk perkara ini, memang seringkali timbul
perbedaan pendapat antara Jaksa Penuntut Umum dan Penasihat Hukum / Pembela,
namun kesemuanya itu dapat diselesaikan dengan baik, karena memang yang
diperdebatkan adalah hal-hal yang wajar dipersoalkan oleh masing-masing pihak yang
memang posisinya berbeda, dan karna itu berbeda pendapat dan pendirian dalam mencari
dan menemukan kebenaran dan keadilan yang kita tuju bersama. Perbedaan pandangan
terebut adalah wajar, asal saja dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, hal itu justru
menunjukkan kegigihan dan sekaligus meninggikan mutu peradilan itu sendiri di dalam
usahanya menegakkan kebenaran dan keadilan.

Untuk menanggapi tuntutan dari Saudara Jaksa Penuntut Umum, pembelaan ini
kami susun dengan sistimatika sebagai berikut :

4
1. PENDAHULUAN
2. SURAT DAKWAAN
3. FAKTA PERSIDANGAN
4. ANALISIS YURIDIS UNSUR-UNSUR PASAL YANG DIDAKWAKAN
5. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN

II. SURAT DAKWAAN

Majelis Hakim yang kami Muliakan


Sdr. Penuntut Umum yang kami hormati,
Sidang Pengadilan yang kami Muliakan.

Bahwa dalam perkara ini Terdakwa didakwa melanggar pasal :


 Primair:Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 Jo. UU. No.20 tahun
2001 Tentang Perubahan atas UU. No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke- 1 KUHP.
 Subsidair : Pasal 3 Jo Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 Jo.UU. No.20 tahun 2001
Tentang Perubahan atas UU. No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke- 1 KUHP

Sebagaimana yang telah sama-sama dimaklumi, yang menjadi dasar pemeriksaan


atas perkara pidana dimuka Pengadilan adalah surat dakwaan, yang dibuat dan
dipersiapkan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum. Surat dakwaan tersebut selain memuat
identitas terdakwa, juga menguraikan tentang cara, kapan dan bagaimana serta dimana
suatu perbuatan bersifat pidana dilakukan.

Oleh karenanya, Pengadilan didalam melakukan pemeriksaan terhadap terdakwa


tidak haruslah didasarkan semata-mata atas apa yang didakwakan dan bagaimana
dakwaan tersebut kemudian dapat dibuktikan secara sah dan meyakinkan oleh Sdr.Jaksa
Penuntut Umum.

5
Majelis Hakim yang kami Muliakan
Sdr. Penuntut Umum yang kami hormati,
Sidang Pengadilan yang kami Muliakan.

Pada permulaan persidangan yang lalu yaitu setelah Sdr.Jaksa Penuntut Umum
membacakan surat dakwaannya, kami telah mengajukan nota keberatan (eksepsi)
terhadap surat dakwaan Sdr.Penuntut Umum, karena kami berpendapat cukup alasan
untuk menyampaikan keberatan, akan tetapi Majelis dengan segala pertimbangannya
ternyata menolak nota keberatan kami tersebut. Sekarang, setelah pemeriksaan perkara
ini dinyatakan selesai yaitu setelah mendengar semua keterangan saksi serta meneliti alat
bukti lainnya, kami berpendapat bahwa segala sesuatu yang telah kami sampaikan dalam
nota keberatan tersebut masih relevan untuk dibahas dan diketengahkan kembali sebagai
bagian nota pembelaan ini, sebagaimana akan kami uraikan dibawah ini.

A. Dakwaan Penuntut Umum tidak cermat, jelas dan lengkap (obscuur libel)

Majelis Hakim yang kami muliakan,


Sdr.Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,

Bahwa sebagaimana diuraikan dalam surat dakwaan, Terdakwa telah didakwa


melakukan perbuatan yang diatur dan diancam pidana Primair melanggar :Pasal 2 ayat
(1) Jo Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan UU. No.20 tahun 2001 Tentang Perubahan atas
UU.No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat
(1) Ke- 1 KUHP dan Subsidair melanggar :Pasal 3 Jo Pasal 18 UU No. 31 tahun
1999tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
UU. No.20 tahun 2001 Tentang Perubahan atas UU.No.31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo.Pasal 55 ayat (1) Ke- 1 KUHP.

6
Bahwa Penuntut Umum dalam rumusan dakwaannya menyatakan Terdakwa
selaku Direktur Utama PT.Abattoir Surya Jaya sebagai orang yang melakukan atau
turut serta melakukan perbuatan pidana dengan Frans Mintoro (meninggal dunia)
secara melawan hukum telah menjual tanah lebih kurang seluas + 70.000 M2 (tujuh
puluh ribu meter persegi) kepada PT.RUNGKUT CENTRAL ABADI tanpa persetujuan
Dewan Komisaris, bertentangan dengan : Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara Pasal 1 Angka 1, tanpa menjelaskan tanah milik siapa yang dijual
oleh Terdakwa ? Mengingat kapasitas Terdakwa sebagai Direktur Utama Perseroan
Terbatas tidak mungkin melakukan perbuatan hukum berupa transaksi penjualan harta
kekayaan perusahaan Perseroan Terbatas, tanpa ada kejelasan mengenai status obyek
yang dijual-belikan serta tanpa persetujuan Dewan Komisaris. Seandainya perbuatan
tersebut ada, maka perbuatan tersebut adalah tidak sah dan batal demi hukum atau
setidak-tidaknya dapat dibatalkan, sehingga dengan demikian perbuatan Terdakwa
tidak dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, in casu
Pemerintah Kota Surabaya.

Demikian juga, mengaitkan perbuatan Terdakwa dengan UU No. 17 Tahun 2003


Tentang Keuangan Negara Pasal 1 angka 1 adalah tidak tepat, karena tidak disertai uraian
yang menjelaskan adanya kerugian Negara dalam penjualan tanah oleh Terdakwa dan
rumusan pasal tersebut, maksud yang terkandung dalam pasal 1 angka 1 UU No.17
Tahun 2003 adalah merupakan definisi tentang apa yang disebut dengan keuangan
negara, dan tidak ditemukan unsur-unsur atau delik perbuatan apa yang dilarang dalam
pasal yang disebutkan oleh Penuntut Umum tersebut, sehingga tidak beralasan jika
perbuatan Terdakwa sebagaimana disebutkan oleh Penuntut Umum bertentangan dengan
Undang-undang keuangan Negara Pasal 1 angka 1.

Atas dasar hal-hal yang terurai di atas, maka Dakwaan Penuntut Umum adalah
merupakan dakwaan yang tidak cermat, tidak lengkap dan kabur serta Premateur, oleh
karenanya sudah seharusnya dakwaan Penuntut Umum untuk dinyatakan batal demi
hukum.

7
B. Perkara Terdakwa adalah Masuk Ruang Lingkup Hukum Perdata.

Majelis Hakim yang kami muliakan,


Penuntut Umum yang kami Hormati,

Bahwa seharusnya Surat Dakwaan Penuntut Umum setidak-tidaknya dinyatakan


tidak dapat diterima, karena surat dakwaan lebih menunjukkan adanya perbuatan yang
bersifat keperdataan oleh Terdakwa atau orang lain atau oleh suatu korporasi yang harus
diselesaikan melalui proses peradilan perdata, sehingga tidak memenuhi syarat formil
sebagaimana dimaksudkan ketentuan pasal 143 ayat (2).

Hal ini sesuai fakta yang terungkap dipersidangan, Terdakwa selaku Direktur
Utama didakwa oleh Penuntut Umum yang didasarkan oleh adanya surat Perjanjian
Pengelolaan / Penggunaan Tanah Nomor : 593/39/402.05.12/98 tanggal 2 September
1998 antara PT. Abattoir Surya Jaya dengan Pemerintah Kota Surabaya sebagai tindak
lanjut Pernyataan Kesepakatan Bersama (Memorandum Of Understanding) tertanggal; 6
Maret 1997 antara PT.ABATTOIR SURYA JAYA dengan PT.RUNGKUT CENTRAL
ABADI berikut ADDENDUM (PENGUBAHAN DAN TAMBAHAN) tertanggal; 16
Juni 1999 yang dibuat oleh para Pejabat / Direktur PT.ABATTOIR SURYA JAYA
sebelumnya, yakni : mengenai pembayaran uang pemasukan kepada Pemerintah Kota
Surabaya yang diwujudkan berupa tanah seluas + 70.000 M2 (7 Ha) terletak di Blok
Wetan Omah, Desa Ploso, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, sehubungan
penggunaan tanah seluas + 13.195 M2 terletak di Kelurahan Banjar Sugihan, Kecamatan
Tandws, Kota Surabaya yang sebenarnya merupakan tanggungjawab dari PT.RUNGKUT
CENTRAL ABADI terkait Tukar Menukar Tanah (Ruislag) atau pengalihan tanah lokasi
usaha PT.ABATTOIR SURYA JAYA yang terletak di Jalan Raya Rungkut No. 1 dan 3,
Panjang Jiwo Surabaya, kepada PT.RUNGKUT CENTRAL ABADI sebagaimana
dimaksud butir angka 4 ADDENDUM tanggal; 16 Juni 1999 tersebut di atas.

Oleh karena kewajiban para pihak dalam perjanjian dan atau kesepakatan-
kesepakatan yang dibuat terkait penyerahan tanah seluas + 70.000 M2,, baik antara
Pemerintah Kota Surabaya dengan PT.ABATTOIR SURYA JAYA, maupun antara

8
PT.ABATTOIR SURYA JAYA dengan PT.RUNGKUT CENTRAL ABADI adalah
msuk dalam ruang lingkup hukum perdata, sehingga perbuatan para pihak dalam
perjanjian dan atau kesepakatan yang belum direalisasi dikualifikasikan atau
dikategorikan sebagai perbuatan cidera janji atau wanprestasi yang masuk dalam ranah
hukum keperdataan pula. Hal ini sesuai pendapat ahli Prof Subekti dalam bukunya
“Hukum Perjanjian”, wanprestasidikategorikan ke dalam perbuatan-perbuatan yaitu:
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya,
b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan,
c. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat,
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. .

Berdasarkan pada fakta yang terungkap dipersidangan dan pertimbangan Majelis


dalam putusan sela terkait nota keberatan (eksepsi), maka sangat relevan dan beralasan
bilamana Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksan dan mengadili perkara a quo
kiranya menyatakan dakwaan Penuntut Umum batal demi hukum atau setidak-tidaknya
dinyatakan tidak dapat diterima, oleh karenanya Terdakwa haruslah dilepaskan dari
tuntutan hukuman (Onslag Van Rechtvervolging)

III. FAKTA-FAKTA DI PERSIDANGAN

Majelis Hakim yang kami Muliakan


Sdr. Penuntut Umum yang kami hormati,
Sidang Pengadilan yang kami Muliakan.

Sepanjang mengenai fakta-fakta yang terungkap dipersidangan, dengan tujuan


menghemat waktu, kami tidak akan mengungkapkan kembali seluruhnya dalam nota
pembelaan ini, kami percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan telah
tercatat semuanya dengan rapi oleh Yth.Panitera Pengganti. Kami hanya mengemukakan
keterangan saksi-saksi, keterangan Ahli dan Keterangan Terdakwa yang penting dan
relevan dengan dakwaan Sdr,Jaksa Penuntut Umum sebagaimana kami uraikan di bawah
ini.

9
A. KETERANGAN SAKSI

1. Saksi Drs. Djumadi MM, Dibawah sumpah pada pokok nya menerangkan
sebagai berikut :
- Bahwa saksi merupakan Pegawai Negeri Sipil Pemkot Surabaya (Staff Ahli
Walikota Surabaya).
- Bahwa Sebelumnya saksi menjabat sebagai Kepala Dinas Pengelolaan
Bangunan dan Tanah sejak Juni 2009 – Agustus 2014.
- Bahwa saksi mengetahui permasalahan ini sebatas dari dokumen perjanjian
yang dilihat pada tahun 2013 bahwa ada tanah pengganti yang belum
diserahkan kepada pemkot oleh PT Abattoir Surya Kaya (ASJ).
- Bahwa yang saksi ketahui tentang PT Abattoir Surya Kaya (PT.ASJ) adalah
merupakan BUMD kota Surabaya yang bergerak di bidang RPH, dulu di
Rungkut kemudian pindah.
- Bahwa menurut saksi, dalam perjanjian yang belum ada tindak lanjutnya
tersebut, PT.Abattoir Surya Jaya seharusnya menyerahkan tanah di Wonoayu
kepada Pemkot Surabaya, karena sebelumnya ada perjanjian tukar menukar
antara Pemkot Surabaya dan PTASJ.
- Bahwa tindakan saksi saat mengetahui permasalahan tersebut yaitu
melakukan kordinasi dengan PT Abattoir terkait status tanah tersebut dan
melakukan peninjauan ke lapangan di Wonoayu, yang kemudian mengajak
para pihak yaitu PT Rungkut Central Abadi (RCA) untuk megadakan
- pertemuan, dan kemudian ada keterangan dari PT RCA bahwa tanah itu
sudah dibeli kembali, yang mengatakan saksi Yuliani Tanoyo (Bu Frans
Mintoro) kemudian mengumpulkan bukti yang lain, Pak Bagyo juga hadir di
lapangan, perwakilan dari desa Wonoayu juga hadir.

Bahwa keterangan Saksi Drs. Djumadi MM, seharusnya dikesampingkan dan


oleh karenanya tidak dapat dijadikan pertimbangan dalam perkara ini,
mengingat kapasitas saksi di dalam persidangan menurut keterangannya hanya
berdasarkan dokumen yang diketahuinya pada tahun 2013, yakni setelah tahun
2007 yang merupakan tempus delictie dalam dakwaan Sdr.Jaksa Penuntut

10
Umum. Namun keterangannya telah mebuktikan bahwa benar dalam kasus ini
belum ada kerugian yang dialami Negara Cq.Pemkot Surabaya.

2. Saksi MTH. Ekawati Rahayu, SH, MH., Dibawah sumpah pada pokok nya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi merupakan Pegawai Negeri Sipil (Kepala Dinas pengelolan
Bangunan Dan Tanah Surabaya)
- Bahwa saksi menjabat sebagai Kepala Dinas Pengelolaan Surabaya Dari
Tahun 2014 hinga saat ini.
- Bahwa sebelumnya saksi menjabat sebagai kepala bagian Hukum sejak tahun
2012 hingga tahun 2014.
- Bahwa saksi mengetahui jika Terdapat perjanjian tanggal 2 September tahun
1998 antara Pemkot Surabaya dengan PT.Abattoir Surya Jaya terkait
pengelolaan tanah di Banjar Sugihan hanya berdasarkan pada dokumen-
dokumen yang ada.
- Bahwa yang saksi ketahui terkait Perjanjian dengan Pemkot yaitu
PT.Abattoir tersebut tidak melaksanakan perjanjian hingga saat ini yang
mana baru diketahui saksi pada tahun 2013, lalu tindakan yang diakukan
adalah kordinasi dengan dinas pengelolaan bangunan dan tanah, kemudian
- melakukan survey lokasi bersama staff dan didampingi oleh ada kepala
dusun Ploso dan Kesamben.
- Bahwa pada saat rapat kordinasi dengan pemkot bersama pihak PT.Rungkut
Central Abadi (RCA) danASJ, saksi mengetahui bahwa tanah seluas 70.000
M2 tersebut telah dibeli kembali oleh PT RCA DARI saksi Yuliani Tanoyo
(Ibu Frans Mintoro).

- Bahwa pada Tahun 2014 saat rapat kordinasi, PT Abattoir masih belum
menyelesaikan kewajibannya dan akan melakukan langkah-langkah terkait
penyelesaian tersebut.

11
- Bahwa menurut saksi tanah seluas 70.000 m2 di Wonoayu, dilakukan
sebagai uang pemasukan atas pemanfaatan RPH seluas 13..000 di Kelurahan
Banjar Sugihan, Kecamatan Tandes – Surabaya.
- Bahwa menurut saksi PT Abattoir merupakan BUMD dalam bentuk
perseroan terbatas dan terdapat saham pemkot sebanyak 9.000 lembar atau
sebesar 30% , dan penggunaan RPH di tandes untuk jangka waktu 20 tahun.

Bahwa keterangan MTH. Ekawati Rahayu, SH, MH., seharusnya


dikesampingkan dan oleh karenanya tidak daapt dijadikan pertimbangan dalam
perkara ini, mengingat kapasitas saksi di dalam berdasar persidangan menurut
keterangannya hanya mengetahui berdasarkan dokumen, dan hal tersebut terjadi
saat saksi menjabat sebagai Kepala Bagian Hukum pada tahun 2013 setelah
tahun 2007 yang merupakan tempus delictie dalam dakwaan Sdr.Jaksa Penuntut
Umum. Namun keterangannya telah mebuktikan bahwa benar dalam kasus ini
belum ada kerugian yang dialami Negara Cq.Pemkot Surabaya.

3. Saksi Haji Ahmad Subekti, Dibawah sumpah pada pokok nya


menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi menjadi Kepala Dusun sejak Tahun 1985 sampai dengan
sekarang.
- Bahwa sekitar tahun 1996 Frans Mintoro dan Bapak Soelyaman mencari
tanah di desa Ploso, yang menurut informasi saat ditanyakan tanah itu untuk
pengalengan ikan
- Bahwa menurut saksi tanah tersebut dibeli oleh Frans Mintoro dan
Soelyaman dari petani desa yang disepakati dijual dengan harga 11 juta
perbagian, luas perbagian sektiar kurang lebih 900 m2.

- Bahwa pembayaran dilakukan dengan cara tunai di kantor Frans Mintoro di


jalan rungkut, pembelian dilakukan secara bertahap tidak sekaligus.

12
- Bahwa menurut saksi hasil darimusyawaroh dengan warga terdapat
kesepakatan jika 140 petani wetan omah bersedia menjual tanah tersebut.
- Bahwa menurut saksi ada tanah kas desa ditengah-tengah tanah yang dibeli
oleh Pak Frans Mintoro dan Soelyaman.
- Bahwa menurut saksi setiap tahun pihak Pemkot datang ke lokasi tanah
untuk melakukan survey, saksi mendampingi pihak Pemkot saat di lapangan ,
dan pihak Pemkot menyampaikan kepada saksi bahwa tanah tersebut milik
pemkot Surabaya.
- Bahwa menurut saksi tanah tersebut saat ini dikelola oleh pak Haji Ari
- Bahwa terdapat 6 blok di kesamben dan tanah tersebut saat ini menurut saksi
di tanami dengan Pohon Tebu.

Bahwa keterangan Saksi Haji Ahmad Subekti, seharusnya dikesampingkan


dan oleh karenanya tidak dapat dijadikan pertimbangan dalam perkara ini,
mengingat kapasitas saksi di dalam persidangan menurut keterangannya tidak
mengenal Terdakwa dan hanya mengenal Frans Mintoro. Namun keterangannya
telah mebuktikan bahwa benar dalam kasus ini belum ada kerugian yang
dialami Negara Cq.Pemkot Surabaya, mengingat Pemkot Surabaya sering
survey meninjau lokasi tanah dimaksud.

4. Saksi Haji Achmad Turkhan,Dibawah sumpah pada pokok nya


menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi menjabat sebagai Kepala dusun Ploso dari tahun 1993 hingga
sekarang.
- Bahwa menurut saksi, Pak Frans Mintoro yang membeli tanah diperuntukkan
Pabrik Pengalengan Ikan, yang dibeli secara bertahap, dan dilakukan
pembayaran di kantor Ramon,SH. Waktu itu Notaris di Sidoarjo.
- Bahwa saksi tidak mengenal dan tidak pernah bertemu dengan Terdakwa

- Bahwa menurut saksi terdapat tanah kas desa di tengah-tengah tanah yang
akan dibeli oleh Frans Mintoro.

13
- Bahwa menurut saksi kondisi tanah tersebut hingga saat ini masih kosong
- Bahwa menurut saksi terdapat 72 bagian tanah di Wetan Omah dan 72
bagian tanah di Kesamben dengan total sekitar 7 hektar

Bahwa keterangan Saksi Haji Achmad Turkhan, seharusnya dikesampingkan


dan oleh karenanya tidak dapat dijadikan pertimbangan dalam perkara ini,
mengingat kapasitas saksi di dalam berdasar persidangan menurut
keterangannya tidak mengenal Terdakwa, Namun keterangannya telah
mebuktikan bahwa benar dalam kasus ini belum ada kerugian yang dialami
Negara Cq.Pemkot Surabaya, mengingat tanah dimaksud sampai saat ini masih
kosong dan belum dimanfaatkan pihak lain.

5. Saksi Sochib Arifin, Dibawah sumpah pada pokok nya menerangkan


sebagai berikut :
- Bahwa saksi saat ini bekerja sebagai Notaris di Sidoarjo
- Bahwa saksi mengenal dengan terdakwa pada saat penandatanganan Akta
Perjanjian Jual Beli pada tahun 2007.
- Bahwa menurut saksi, sebelum terjadi penandatangan Akta Jual Beli,
Terdakwa pernah hadir dengan Pak Frans pada pertengahan Juni 2007 untuk
membahas tentang persetujuan menjual dan membeli, kemudian membuat
serta mendatangani kesepakatan bersama antara Terdakwa dan Frans
Mintoro, setelah itu saksi memberikan penjelasan syarat-syarat untuk
membuat Akta, dan awal bulan Juli 2007 para pihak membuat kesepakatan.
- Bahwa menurut saksi penandatangan perjanjian Jual Beli dan Pemindahan
Kuasa untuk menjual di Desa Ploso, dan Wetan Omah tanggal 2 Juli 2007
- Bahwa menurut saksi Luas tanah yang di Kesamben 37.000m2 dan di Wetan
Omah seluas 65.475 M2

- Bahwa pihak yang hadir kepada saksi saat penandatanganan adalah Pak
Soelayman, Pak Frans Mintoro dan Pak Winardi/Terdakwa.

14
- Bahwa menurut saksi, tanah seluas 70.000 m2 tersebut dipindahalihkan oleh
PT. Abattoir yang mana sebagai Penjual diwakili oleh Terdakwa Winardi dan
pihak RCA sebagai pembeli yang diwakili oleh Pak Soelayman.
- Bahwa saksi mengetahui adanya pembayaran terkait obyek tanah tersebut
dari keterangan para pihak yang telah dilakukan sebelum menghadap ke
saksi.
- Bahwa pada tanggal 21 Juni 2007 dibuat pernyataan bersama dihadapan
saksi atas keinginan para pihak
- Bahwa saksi bersedia melakukan akta jual beli tersebut atas adanya
persetjuan dari komisaris PT Abattoir tertanggal 30 mei 2007.
- Bahwa Pembayaran yang tercantum dalam akta perjanjian tersebut hanyalah
pengakuan para pihak dan bersifat normatif, saksi tidak melakukan
pengecekan bahwa jika tidak ada bukti kwitansi.
- Bahwa menurut saksi terdapat 108 bidang tanah yang dijual di Desa Ploso
(Wetan Omah - Kesamben)
- Bahwa menurut saksi tanah di Dusun Kesamben memiliki harga sejumlah Rp
760.000 per bidang
- Bahwa menurut saksi dalam Akta Tertulis 70.000 m2, padahal faktanya
seluas 65.475 m2
- Bahwa Notaris hanya melihat tanah yang menjadi sengketa tersebut hanya
dari bukti Formil saja
- Bahwa saksi tidak menanyakan tanah tersebut untuk apa kepada para pihak,
karena tugas saksi hanya untuk melakukan pembuatan akta penjualan dan
pembelian tanah-tanah tersebut dan belum betrsertifikat sejumlah 108 bidang
- Bahwa saksi tidak mengetahui apakah tanah tersebut milik PT Abattoir Surya
Jaya

15
- Bahwa saksi sempat menanyakan kepada para pihak terkait persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjual apakah sudah ada atau
belum.
- Bahwa status Tanah tersebut adalah SK, maksudnya surat keputusan
gubernur, status tersebut berada diatasnya petok D. tanah tersebut atas nama
pemilik asal warga, kurang lebih 108 bidang atas nama per orang.
- Bahwa menurut saksi SK tidak dilampirkan pada saat perjanjian, karena
berberapa masih ada di warga.
- Bahwa menurut saksi tanah tersebut sudah secara mutlak milik PT Rungkut
Central Abadi (RCA), meskipun hanya berdasarkan perjanjian, jika
kemudian ada perselisihan maka para pihak yang menyelesaikan
- Bahwa adanya transaksi dibenarkan oleh para pihak, namun hanya secara
normatif, dan saksi tidak perlu melakukan penilitian untuk mengetahui
apakah ada bukti pembayaran secara transfer atau tidak.

Bahwa keterangan Saksi Sochib Arifin,SH. seharusnya dikesampingkan dan


oleh karenanya tidak dapat dijadikan pertimbangan dalam perkara ini,
mengingat kapasitas saksi selaku Notaris / PPAT, namun ternyata tidak cermat
dalam melakukan tugas dan tidak hati-hati dalam membuat akta jual beli tanah
yang melibatkan Perseroan Terbatas in casu PT.ASJ saat melakukan transaksi
yang diwakili oleh Terdakwa selaku Direktur Utama tidak dilakukan
pengecekan terhadap persyaratan yang diperlukan, antara : Persetujuan Dewan
Komisaris yang tidak ada. Bahkan saksi tidak mengetahui secara hukum Jual
Beli tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak (belum bersertifikat)
dilarang diperjual-belikan, dan apabila dilakukan transaksi tersebut, maka
konsekuensinya jual-belinya batal demi hukum dan tanahnya jatuh kepada
Negara. (Vide pasal 26 ayat 2 UUPA). Namun keterangannya telah mebuktikan
bahwa benar dalam kasus ini belum ada kerugian yang dialami Negara
Cq.Pemkot Surabaya, mengingat tanah yang “diperjual-belikan” antara PT.ASJ

16
dengan PT.RCA menjadi tanah Negara atau tanah yang langsung dikuasai oleh
Negara.
(Vide – Pasal 1 angka 3 PP No.24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah)

6. Saksi Yuliani Tanoyo, dibawah sumpah pada pokok nya menerangkan


sebagai berikut :
- Bahwa saksi merupakan istri dari Frans Mintoro
- Bahwa Frans Mintoro sudah meninggal pada bulan Agustus Tahun 2017
- Bahwa Saksi pernah mendengar pembicaraan Frans Mintoro dari telepon dan
Frans Mintoro juga pernah cerita bahwa telah membeili tanah daerah
Sidoarjo
- Bahwa Saksi Pernah mengunjungi lokasi tanah di daerah Wonoayu tapi
sudah lupa daerahnya.
- Bahwa tanah tersebut milik petani kemudian dibebaskan oleh Frans Mintoro
dan Soelayman.
- Bahwa setelah tanah itu dibeli kemudian tidak diurus, setelah itu di kelola
oleh petani
- Bahwa saksi Membenarkan jika tanah tersebut “dijual” kembali kepada RCA

Bahwa keterangan Saksi Yuliani Tanoyo, seharusnya dikesampingkan dan


oleh karenanya tidak dapat dijadikan pertimbangan dalam perkara ini,
mengingat saksi tidak mengalami sendiri hanya mendengar cerita dari orang
lain (Frans Mintoro) - saksi de auditu tidak dapat diterima sebagai alat bukti.
Namun keterangannya telah mebuktikan bahwa benar dalam perkara a quo
tanahnya belum dibebani sesuatu hak, yang artinya masih menjadi tanah
Negara, sehingga tidak ada kerugian yang dialami Negara Cq.Pemkot Surabaya.

7. Saksi As’ari, Dibawah sumpah pada pokok nya menerangkan sebagai


berikut :
- Bahwa saksi bekerja sebagai petani

17
- Bahwa saksi pernah menyewa tanah di desa ploso dan digunakan untuk
menanam tebu, luas total 14 hektar pada tahun 2010
- Bahwa setiap tahun saksi membayar sewa per hektar mencapai kisaran antara
Rp 6.000.000 – Rp 10.000.000 kepada Frans Mintoro
- Bahwa saat Frans Mintoro meninggal, saksi membayar Rp 50.000.000 yang
dilakukan melalui transfer kepada Bu Frans Mintoro sekitar 2 tahun yang lalu
- Bahwa saksi menyewa tanah seluas sekitar 14 hektar
- Bahwa Saat ini saksi tidak melanjutkan sewa karena sudah panen
- Bahwa tanah tersebut adalah tanah pribadi milik Frans yang disewakan
- Bahwa menurut saksi tanah tersebut tidak pernah ada klaim kepemilikan dari
pihak lain
- Bahwa saksi mengetahui jika saati ini tanah tersebut terdapat tanda plang

Bahwa keterangan Saksi As’ari, seharusnya dikesampingkan dan oleh


karenanya tidak dapat dijadikan pertimbangan dalam perkara ini, mengingat
kesaksiannya tidak hubungannya dengan Terdakwa, sehingga kesaksiannya
tidak mempunyai nilai pembuktian dan tidak ada hubungannya dengan kerugian
Negara Cq.Pemkot Surabaya.

8. Saksi Sugianto alias Sugito, Dibawah sumpah pada pokok nya


menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi bekerja sebagai petani
- Bahwa awal mula saksi mengenal Frans Mintoro karena pada saat itu saksi
dijadikan panitia pembebasahan lahan di daerah ploso di Kesamben dan
Wetan Omah pada tahun 1997
- Bahwa menurut saksi tanah Di Wetan Omah seluas 7 hektar dan terdapat 22
orang yang menjual, pada saati itu 1 hektar tanah dihargai sebesar
Rp.7.000.000
- Bahwa saksi hanya mengenal Frans Mintoro

18
- Bahwa Pembayaran terkait penjualan tanah tersebut dilakukan di kantor
Notaris pak Ramon
- Bahwa Frans Mintoro sempat melakukan survey tempat sebelum panitia
dibentuk, dan tidak hadir Soelyaman maupun Terdakwa..
- Bahwa saksi mengetahui saat ini ada plang di tanah tersebut

Bahwa keterangan Saksi Sugianto alias Sugito, seharusnya dikesampingkan


dan oleh karenanya tidak dapat dijadikan pertimbangan dalam perkara ini,
mengingat mengingat kesaksiannya tidak ada hubungannya dengan Terdakwa,
sehingga kesaksiannya tidak mempunyai nilai pembuktian dan tidak ada
hubungannya dengan kerugian Negara Cq.Pemkot Surabaya.

9. Saksi Choirul Anam, Dibawah sumpah pada pokok nya menerangkan


sebagai berikut :
- Bahwa saksi menjabat sebagi Sekertaris Desa Ploso sejak tahun 2016
- Bahwa sebelum jadi Sekdes saksi menjabat sebagai Kepala Dusun Ploso
sejak tahun 2005
- Bahwa sepengetahuan saksi tanah tersebut miliknya Frans Mintoro
- Bahwa SPPT tanah tersebut atas nama para petani
- Bahwa tanah di daerah Wetan omah sejumlah 72 bidang masih atas nama
petani
- Bahwa saski juga menjual tanah kepada Frans Mintoro pada tahun 1997
- Bahwa saksi tidak pernah mengetahui nama perusahaan PT Abattoir
- Bahwa menurut cerita tanah tersebut akan dibuat pabrik pengalengan ikan
- Bahwa saksi mengetahui jika ada patok sengketa dan sudah diinformasikan
kepada kepala desa

Bahwa keterangan Saksi Choirul Anam, seharus dikesampingkan dan oleh


karenanya tidak daapt dijadikan pertimbangan dalam perkara ini, mengingat
tidak ada hubungannya dengan Terdakwa

19
10. Saksi Tamdoy Thamrin Hasibuan, Dibawah sumpah pada pokok nya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi merupakan Direktur PT Abattoir Surya Jaya (ASJ)
- Bahwa sejak tahun 2010 saksi menjabat sebagai PJS PT Abattoir dan pada
bulan September Tahun 2011-2012 ditetapkan sebgai definitive hingga
sekarang.
- Bahwa PT Abattoir adalah rumah potong hewan berkedudukan di Banjar
Sugihan, kecamatan Tandes
- Bahwa saksi menjadi Direktur menggantikan Terdakwa Winardi
- Bahwa susunan pemegang saham PT Abattoir Surya Jaya, yaitu : 50% Induk
Koperasi Indonesia 30% Pemkot Surabaya dan PT.Dharma Jaya 20%
- Bahwa tanah tersebut Tidak ada atau tidak tercatat dalam asset PT Abattoir
- Bahwa saksi berberapa kali pernah rapat dengan Pemkot Suarabya
- Bahwa saksi mengetahui permasalahan terkait tanah ketika ada surat dari
pemkot Surabaya yang menanyakan tanah tindak lanjut di Wonoayu,
kemudian Saksi menjelakan jika tidak tau masalah itu
- Bahwa saksi mempertemukan berberapa kali antara Soelyaman dan Winardi,
kemudian saksi melaporkan terdakwa pada tahun 2013-2014 ke Polda Jatim
atas kasus penggelapan,bahwa tindakan saksi tersebut berlandaskan untuk
menunjukkan jika kasus tersebut bukan merupakan tanggung jawab saksi
- Bahwa menurut Soelyaman memang pada saat ruislag diserahkan 15 hektar,
yang 8 hektar milik Abattoir dan yang 7 hektar (70.000 M2) rencana untuk
Pemkot Surabaya
- Bahwa tidak ada uang masuk pada tahun 2007 terkait hasil penjualan tanah
di Wonoayu dari PT.RCA
- Bahwa pada saat saksi menginventaris tanah aset perushaan kemudian saksi
mengetahui bahwa tanah Wonoayu tidak tercatat sebagi aset PT Abattoir
- Bahwa Pada saat ini Tanah seluas 70.000 M2 di Wonoayu, Kabupaten
Sidoarjo masih ada

20
- Bahwa menurut saksi Hasil pertemuan di Sutos Mall, Soelyaman (RCA)
akan mengembalikan tanah seluas 70.000 M2, dengan catatan dibantu
masalah perpanjangan ijin atas pengunaan tanah Pemkot Surabaya yang di
Rungkut oleh Terdakwa (ASJ).

Bahwa keterangan Saksi Tamdoy Thamrin Hasibuan, telah membuktikan


bahwa tidak ada pembayaran uang dari PT.RCA kepada PT.ASJ maupun
kepada Terdakwa, sehingga membuktikan pula tidak adanya kerugian Negara
Cq.Pemkot Surabaya

11. Saksi Drs. Subagyo, Dibawah sumpah pada pokok nya menerangkan
sebagai berikut :
- Bahwa saksi menjabat sebagai manajer Umum dan SDM
- Bahwa saksi mengetahui adanya permasalahan karena ada tagihan dari
pemkot pada tahun 2011
- Bahwa PT Abattoir berkedudukan di tandes sejak 2002, yang sebelumyna
berada di Rungkut
- Bahwa saksi mempunyai tugas untuk mengurus masalah keuangan
perusahaan
- Bahwa menurut saksi terdapat dokumen perjanjian antara PT Abattoir
dengan Pemkot Surabaya, namun tanahnya belum diserahkan
- Bahwa isi pernyataan bersama antara PT Abattoir dan PT RCA pada intinya
menerangakan jika tanah seluas 7 hektar dikembalikan kepada RCA
- Bahwa menurut saksi isi dari Akta notaris dan kesepakatan dibawah tangan
berbeda
- Bahwa saksi mengatakan jika menurut Soelyaman tanah tersebut sudah
dibayar dengan ada kuitansi, tapi pada kenyataanya kuitansinya tidak
pernah ditunjukkan

21
- Bahwa hasil dari pertemuan 5 orang, PT RCA punya persoalan dengan
pemkot Surabaya terkait HGB, kemudian Soelyaman meminta untuk tidak
membenani sewa lahan yang tinggi
- Bahwa Saat pertemuan di Sutos, saksi menanyakan kepada saudara winardi
terkait penjualan tanah tersebut, namun terdakwa mengatakan tidak menjual
- Bahwa terdapat kesepakatan penyelesain dibuat pada tahun 2007, setelah
berganti Direktur
- Bahwa saat penandatangan akta dibawah tangan yang melakukan adalah
Terdakwa Winardi bersama Soelyaman
- Bahwa menurut saksi Tanah di Wonoayu tersebut tidak tercatat sebagai asset
PT Abattoir dan tidak ada pembayaran, baik kepada PT.ASJ maupun kepada
Terdakwa dari PT.RCA maupun dari Tio Soelayman selaku Direktur Utama
RCA

Bahwa keterangan Saksi Drs. Subagyo, telah membuktikan bahwa tidak ada
pembayaran uang dari PT.RCA kepada PT.ASJ maupun Terdakwa, sehingga
membuktikan pula tidak adanya kerugian Negara Cq.Pemkot Surabaya

12. Saksi Dr. I Nyoman Sugawa Korry, Dibawah sumpah pada pokok nya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwasaat ini menjabat sebagai DPRD di Bali
- Bahwa saksiMenjadi komisaris sejak tahun 2004 hingga tahun 2010
- Bahwa menurut saksi jumlah komiaris di PT Abattoir terdapat 3 orang
- Bahwa saksi Tidak pernah memberikan persetujuan untuk menjual tanah
seluas 70.000 m2
- Bahwa terdakwa membuat redksional terkait persetujuan pengalihan hak,
kemudian ditandatangi oleh komisaris termasuk saksi
- Bahwa saksi hanya memberikan persetujuan agar permasalahan dengan
pemkot Surabaya cepat selesei

22
- Bahwa menurut saksi alasan tanah tersebut dikembalikan ke Soelyaman agar
proses pemindah nama atas nama pemkot berjalan cepat, karena awal mula
tanah tersebuthanya pihak Soelyaman yang mengetahui
- Bahwa terkait penandatangan surat persetujuan, menurut saksi memang tidak
ada RUPS sebelumnya karena tidak perlu prosedur khusus disebabkan tanah
tersebut bukan asset perusahaan dan tidak bertujuan untuk dijual
- Bahwa menurut Saksi karena tanah di Wonoayu bukan merupakan asset
perusahaan, maka cukup persetujuan dari berberapa komisaris untuk
melepaskan
- Bahwa Saksi Mengethaui jika ada audit terkait asset perusahaan dan adanya
permasalahan tanah 70.000 M2 yang belum diserahkan kepada Pemkot
Surabaya, namun sedang berupaya diselesaikan oleh Terdakwa selaku
Direksi PT.ASJ
Bahwa keterangan Saksi Dr. I Nyoman Sugawa Korry, telah membuktikan
bahwa adanya upaya dari Terdakwa untuk segera menyerahkan tanah yang
menjadi hak Negara Cq.Pemkot Surabaya.

13. Saksi Agus Amri, Dibawah sumpah pada pokok nya menerangkan sebagai
berikut :
- Bahwa saksi berkenalan dengan Terdakwa pada tahun 1996 , kemudian tidak
bertemu lagi hingga 2001 dan kemudian diberi pekerjaan sebagai konsultan
SDM hingga tahun 2002
- Bahwa kapasitas saksi pada saat itu yaitu menyiapkan pelatihan-pelatahian
kepada karyawan salah satunya terkait pemasaran
- Bahwa saski mengetahui susunan pemegang saham PT Abattoir
- Bahwa saksi hadir pada saat pembukaan kantor baru PT Abattoir yang baru
- Bahwa saski mengetahui perjanjian Ruislag antara RCA dan PT Abattoir
- Bahwa saksi Ekspert dalam bidang ekonomi dan marketing
- Bahwa pada tahun 2007, saksi menjabat sebagai pejabat sementara direktur
keuangan sampai 1 bulan lamanya berdasarkan SK bulan Juni tahun 2007.
- Bahwa saksi diangkat sebagai karyawan oleh Terdakwa Winardi

23
- Bahwa alasan saksi mengundurkan diri dari Perusahaan karena pada saat itu
saksi tidak mendapat gaji
- Bahwa pada saat penandatangan kesepakatan bersama antara PT.ASJ dengan
PT.RCA, saksi diminta sebagai saksi penandatanganan dan pada saat
penandatangan tidak ada pembayaran kompensasi uang kepada PT.ASJ
maupun kepada Terdakwa dari PT.RCA atas tanah seluas + 70.000 M2
terletak di Wonoayu, Kab.Sidoarjo
Bahwa keterangan Saksi Agus Amri, telah membuktikan bahwa tidak
pembayaran uang dari PT.RCA kepada PT.ASJ maupun Terdakwa, sehingga
membuktikan pula tidak adanya kerugian Negara Cq.Pemkot Surabaya

B. KETERANGAN AHLI

14. Prof. Dr. Nur Basuki Winarno, SH. M.Hum., Dibawah sumpah pada
pokok nya menerangkan sebagai berikut :
-Bahwa pekerjaan Ahli adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Surabaya dengan jabatan Ahli sebagai Guru Besar
-Bahwa menurut ahli terdapat unsur mens rea terhadap Tio Soelyaman sebagai
Direktur PT. Rungkut Central Abadi (RCA) dikarenakan yang
bertanggungjawab untuk melakukan pengurusan balik nama tanah seluas
70.000 M2 agar menjadi atas nama Pemkot Surabaya, sedangkan Terdakwa
juga ada unsur mens rea, jika telah menikmati pembayaran atas jual-beli tanah
dari RCA.

15. Drs. Siswo Sujanto, DEA., Dibawah sumpah pada pokok nya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa Ahli bekerja sebagai Direktur Pusat Kajian Keuangan Negara dan
Daerah, Universitas Patria Artha, Makassar/ mantan Sekertaris DitJend
Perbendaharaan Departemen Keuangan RI

24
- Bahwa Pengembalian keuangan Negara harus sesuai temponya yaitu segera dan pada
kurun waktu yang sudah ditetapkan, dan apabila tidak dipenuhi tepat waktu, maka
menjadi piutang Negara

16. Sulasmono, SE., Dibawah sumpah pada pokok nya menerangkan sebagai
berikut :
- Bahwa ahli bekerja sebagai Auditor BPKP Perwakilan Jawa Timur
- Bahwa dalam melakaukan audit, BPKP tidak melakukan perhitungan nilai
perkiraan tanah pada tahun 1998.
- Bahwa metode perhitungan kerugian Negara salah satunya dilakukan oleh
BPKP dengan meng audit dokumen-dokumen terkait.
- Bahwa hasil audit tuangkan dalam laporan BPKP terjadi kerugian Negara sebesar
uang pemasukan sejumlah Rp. 1.273.900.000,00 (satu miliyar dua ratus tujuh puluh
tiga juta sembila ratus ribu rupiah) untuk perhitungan tahun 2007, sedangkan menurut
penilaian dari lembaga Penilai (Kantor Jasa Penilai Publik / KJPP) nilai tanah di
Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo dalam perkara ini mempunysi nilai ekonomis + Rp.26
milyar.

Bahwa disamping para Saksi sebagaimana tersebut di atas, ternyata Sdr.Jaksa


Penuntut Umum dalam surat Tuntutannya juga menguraikan keterangan saksi
yang bernama MUHLAS UDIN, padahal orang tersebut tidak pernah dihadirkan
di persidangan. Oleh karena itu, kesaksian Sdr.Muhlas Udin haruslah ditolak,
karena bertentangan dengan pasal 185 ayat (1) KUHAP
.
Ahli Yang Meringankan (A DE CHARGE)

17. Ahli Miftachul Machsun, SH., Dibawah sumpah pada pokok nya
menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa Ahli menjabat sebagai Majelis Kehormatan Notaris Wilayah Jawa
Timur.

25
- Bahwa seorang Notaris / PPAT dalam melakukan pembuatan akta jual beli
tanah yang belum bersertifikat, harus meneliti dokumen-dokumen
pendukungnya, mulai identitas para pihak sampai dengan status tanah yang
menjadi obyek jual beli.
- Sebuah badan hukum Perseroan Terbatas tidak boleh melakukan jual – beli
atas tanah yang belum bersertipikat dan apabila hal ini dilakukan oleh badan
hukum Perseroan Terbatas, maka konsekuensinya jual-beli tersebut batal
demi hukum, berdasarkan pasal 26 ayat (2) UUPA No. 5 tahun 1960 dan
tanah jatuh kepada Negara
- Badan hukum dapat mengajukan permohonan pendaftaran hak atas tanah
kepada Negara sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No 24
tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

C. KETERANGAN TERDAKWA

18. Terdakwa Winardi Kresna Yudha, pada pokoknya menerangkan sebagai


berikut :
- Bahwa Tanah seluas 70.000 M2 sudah dibebaskan oleh Tio Soelyaman
namun belum diserahterimakan kepada PT. Abattoir Surya jaya
- -Bahwa Tio Soelyaman atau pihak PT. Rungkut Central Abadi (RCA)
mengetahui Perjanjian antara Pemkot Surabaya dengan PT.Abattoir Surya
Jaya sejak tahun 1998
- Bahwa menurut Terdakwa,PT. RCA melalui Frans Mintoro menyanggupi
untuk sertifikat tanah di Wonoayu seluas 70.000 m2 sebelum diserahkan
kepada Penerintah Kota Surabaya
- Bahwa alasan Terdakwa mengembalikan tanah tersebut kepada PT. Rungkut
Central Abadi hanyalah untuk mempercepat proses penyelesaian kewajiban
kepada Pemkot Surabaya

26
- Bahwa Terdakwa telah mengirimkan surat teguran berberapa kali kepada
PT.Rungkut Central Abadi untuk menyelesaikan pensertifikatan tanah atas
nama Pemot Surabaya
- Bahwa Terdakwa diberhentikan secara tidak hormat melalui RUPS yang
tidak sah menurut hukum dan terdakwa tidak diberikan kesempatan untuk
melakuka pembelaan
- Bahwa Terdakwa tidak menerima uang sebagaimana yang didakwakan atau
sejumlah nilai yang tertuang dalam Akta Perjanjian Jual Beli Tahun 2007

D. BUKTI SURAT

Bahwa dalam persidangan juga telah terungkap sebenarnya yang


bertanggungjawab untuk memberikan tanah pengganti sebagai pemasukan
kepada Pemerintah kota Surabaya adalah PT.Rungkut Central Abadi, hal ini
sebagaimana tertuang dalam butir 4 angka 1 ADDENDUM (PENGUBAHAN
DAN TAMBAHAN) Tanggal 16 Juni 1998 atas PERNYATAAN
KESEPAKATAN BERSAMA, tanggal 6 Maret 1997 antara PT.Abattoir Surya
Jaya dan PT.Rungkut Central Abadi (RCA) yang juga dijadikan bukti oleh
Sdr.Jaksa Penuntut Umum.
Demikian juga bukti surat berupa seluruh Akta Perjanjian Jual Beli dan Akta
Pemindahan Kuasa, keduanya tertanggal; 2 Juli 2007 antara PT.Abattoir Surya
Jaya dengan PT.Rungkut Central Abadi yang dibuat dihadapan Sochib
Arifin,SH., Notaris di Sidoarjo yang juga dijadikan bukti oleh Sdr.Jaksa
Penuntut Umum dalam perkara a quo, karena dibuat secara tidak sah dan
bertentangan dengaan hukum terkait jual beli Tanah Negara (Vide – pasal 26
ayat 2 UU No.5 Tahun 1960), maka tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat dan tidak dapat pula dijadikan sebagai alat bukti untuk mengajukan
tuntutan terhadap Terdakwa.

27
IV. ANALISIS YURIDIS UNSUR-UNSUR YANG DIDAKWAKAN

Bahwa sebagaimana terurai dalam surat tuntutannya, Sdr. Jaksa Penuntut Umum
menyatakan bahwa dakwaan primair tidak terbukti dan membebaskan Terdakwa dari
dakwaan Primair, namun dalam dakwaan subsidair, yaitu : Terdakwa Winardi Kresna
Yudha, SE.,Ak. Telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak
Pidana Korupsi secara bersama-sama melanggar pasal 3 jo. pasal 18 UU No. 31 tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
UU. No.20 tahun 2001 Tentang Perubahan atas UU.No.31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo.Pasal 55 ayat (1) Ke- 1 KUHP.

Bahwa karena dakwaan kedua subsidair ini terdiri atas 2 pasal, maka logis dan rasional
ketiga pasal tersbut harus dibuktikan satu persatu, uaitu :
1. Pasal 3 UU No. 31 tahun 1999 jo UU No 20 tahun 2001
2. Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP

Pasal 3 UU No. 31 tahun 1999 jo UU No 20 tahun 2001 memiliki unsur-unsur sebagai


berikut:
1. Setiap orang
2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
3. Menyalahgunakan kewenagnan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan
4. Dapat Merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara
5. Orang yang melakukan perbuatan, menyuruh melakukan perbuatan atau turut serta
melakukan perbuatan itu.

Ad. 1. Unsur “Setiap orang”


Bahwa dalam proses pembuktian di pengadilan, seorang Terdakwa hanya
dapat dinyatakan bersalah apabila dapat dibuktikan terpenuhinya seluruh unsur-unsur
dari pasal Undang-Undang pidana yang didakwakan. Apabila salah satu saja unsur

28
rumusan pasal dimaksud tidak terpenuhi atau tidak terbukti, maka terdakwa harus
dianggap tidak terbukti melakukan perbuatan pidana/tindak pidana/delik yang
didakwakan kepadanya, dengan kata lain terdakwa harus dinyatakan tidak bersalah,
dan harus dibebaskan dari dakwaan dimaksud.

Bahwa yang dimaksud dengan setiap orang adalah mengandung pengertian


yang sama dengan istilah “barang siapa” yang mengandung arti “setiap orang yang
menjadi pendukung hak dan kewajiban, melakukan tindak pidana yang dapat
dipertanggungjawabkan kepadanya. Berdasarkan pengertian ini, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa untuk dapat dikatakan terbukti secara sah dan meyakinkan,
terlebih dahulu Terdakwa harus memenuhi syarat-syarat :
– Orang yang menjadi pendukung hak dan kewajiban ;
– Melakukan tindak pidana ;
– Tindak pidana itu dapat dipertanggungjawabkan kepadanya ;
Bahwa karena salah satu syarat di dalam unsur ini adalah sub unsur “melakukan
tindak pidana”, yang mana tergantung pada terbukti/tidaknya perbuatan terdakwa
Winardi melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana tercantum dalam pasal 3
ayat (1) UU No.31 Tahun 1999 jo UU No.20 Tahun 2001. Maka , perlu dibuktikan
terpenuhi tidaknya unsur-unsur lainnya dalam pasal ini.

Ad. 2. Unsur “Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi”.

Bahwa Undang-Undang No.31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan


Undang-Undang No 20 Tahun 2001 tidak menjelaskan pengertian atau maksud dari
unsur “dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi” sehingga pengertian atau maksud dari unsur tersebut menurut hukum
berpedoman pada pengertian menurut doktrin/ilmu hukum pidana dan pengertian
menurut yurisprudensi.

29
Bahwa menurut R. Wiyono dalam bukunya, pembahasan Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Juni 2005, hal. 38., menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan menguntungkan adalah sama artinya dengan mendapatkan untung,
yaitu pendapatan ang diperoleh lebih besar dari pengeluaran, terlepas dari
penggunaan lebih lanjut dan pendapatan yang diperolehnya. Dengan demikian, yang
dimaksud dengan unsur dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi” adalah sama artinya dengan mendaptkan untung untuk diri
sendiri atau orang lain atau korporasi.

Bahwa menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia,


tanggal 29 Juni 1989, No. 813/K/Pid 1987dalam pertimbangan hukumnya
menyatakan bahwa unsur menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
badan cukup dinilai dari kenyataan yang terjadi atau dihubungkan dengan perilaku
Terdakwa sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya karena jabatan atau
kedudukan.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di Persidangan yang


telah dibuktikan, terdapat fakta-fakta hukum yang sangat fundamental dimana aliran
dana sebesar Rp 1.273.900.000 (satu miliyar dua ratus tujuh puluh tiga juta sembilan
ratus ribu rupiah) sesuai yang disebutkan dalam Akta Jual Beli dan Pemindahan
Kuasa tahun 2007 tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya jika Terdakwa
winardi kresna yudha benar telah menerima uang tersebut. Hal ini juga telah
disampaikan oleh Terdakwa dalam pemeriksaan di Persidanganbahwa terdakwa
tidak menerima uang sepeser pun atas apa yang telah tertuang dalam Akta
tersebut. Bahwa dalam perkara khususnya Tindak Pidana Korupsi, pembuktian
terpenuhinya unsur “memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi” tidak
dapat dianggap terpenuhi sebatas bukti-bukti normatif berupa Akta. Begitupun juga
dengan keterangan saksi yang dihadirkan dalam Persidangan, tidak ada satupun saksi
yang dapat membenarkan bahwa Terdakwa telah menerima uang tersebut maupun
membantah jika Terdakwa tidak menerima uang tersebut. Bahwa begitupula dengan

30
“memperkaya orang lain maupun korporasi”, dengan adanya Akta Jual Beli Tahun
2007 tersebut tidak kemedian membuat dalam hal ini PT. Rungkut Central Abadi
yang diwakili oleh Tio Soelyaman selaku Direktur dan juga Frans Mintoro
(meninggal dunia) selaku komisaris yang bertindak sebagai pembeli kemudian
semata-mata menjadi pihak yang diuntungkan.

Oleh karena terdakwa tidak menerima dana sejumlah yang disebutkan pada
Akta Perjanjian Jual Beli dan pemindahan Kuasa, maka mutatis mutandis unsur
“memperkaya diri sendiri, atau orang lain atau korporasi” sebagaimana yang
dirumuskan dalam Pasal pasal 3 UU Korupsitidaklah terbukti secara sah dan
meyakinkan dilakukan oleh Terdakwa.

Ad.3. Unsur “menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang


ada padanya karena jabatan atau kedudukan.”

Bahwa sarana adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk
dalam mencapai maksud dan tujuan. Dalam kaitannya dengan ketentuan tentang
tindak pidana korupsi seperti yang disebutkan di Pasal 3 Undang-undang Tindak
Pidana Korupsi, yang dimaksud sarana adalah cara kerja atau metode kerja yang
berkaitan dengan jabatan atau kedudukan dari pelaku tindak pidana korupsi.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di Persidangan yang


telah dibuktikan, tindakan Terdakwa Winardi yang melakukan penandatangan Akta
Jual Beli tahun 2007 di hadapan Notaris Sochib Arifin S,H adalah berdasarkan surat
persetujuan Komisaris untuk memindahalihkan tanah seluas 70.000 m2 kepada PT.
Rungkut Central Abadi dengan tujuan semata-mata untuk mempercepat proses
pengurusan HPL atas nama Pemkot Surabaya yang nantinya aan mempermudah
penyelesaian HGB diatas HPL untuk tanah di Banjarsugihan, yang kemudian tanah
seluas 70.000 m di Wonoayu diserahkan kepada Pemkot Surabaya. Mengingat juga,
pada dasarnya PT. Rungkut Central Abadi yang memiliki kewajiban untuk

31
memproses segala hal yang berkaitan dengan obyek tanah tersebut. Hal ini juga di
tegaskan oleh Saksi Dr I Nyoman Sugawa Korry dalam proses persidangan. Bahwa
sebenarnya dikarenakan tanah di Wonoayu seluas 70.000 m2 bukanlah merupakan
asset dari PT. Abattoir Surya Jaya, maka proses untuk mendapatkan persetujuan
komisaris sesuai yang tertuang dalam AD/RT Perusahaan tidak diperlukan. Bahwa
memang tidak dapat dipungkiri jika di dalam Persidangan yang terjadi adalah
timbulnya Akta Jual Beli dan Pemindahan kuasa. Namun dapat dikatakan pula jika
Akta Perjanjian Jual Beli yang dilakukan dihadapan Notaris sochib Arifin SH
dipertanyakan keabsahannya atau dinyatakan batal demi hukum karena terdapat cacat
hukum, yang mana akibat hukum timbulnya Akta tersebut sangat menyudutkan dan
merugikan Terdakwa.

Oleh karena terdakwa tidaklah dapat dikategorikan sebagai orang


yang Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukannya sebagaimana uraian diatas. Maka unsur
“Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukannya”” sebagaimanayang dirumuskan dalam Pasal
pasal 3 UU Korupsi tidaklah terbukti secara sah dan meyakinkan dilakukan
oleh Terdakwa.

Ad.4. Unsur “Dapat Merugikan keuangan Negara atau perekonomian


Negara.”

Bahwa penjelasan umum Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 yang dimaksud


dengan keuangan Negara adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun yang
dipisahkan atau yang tidak dipisahkan termasuk didalamnya segala bagian kekayaan
negara dan kewajiban yang timbul karena :
a. Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat negara
baik di tingkat pusat maupun daerah.

32
b. Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban Badan Usaha
Milik Negara / Badan Usaha Milik Daerah. Yayasan. Badan hukum dan
Perusahaan yang menyertakan modal negara atau perusahaan yang menyertakan
modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan negara.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di Persidangan yang


telah dibuktikan, tanah yang terletak di kecamatan Wonoayu, Kabupaten sidoarjo
seluas 70.000 m2 yang mempunyai nilai ekonomis sesuai taksiran harga pasaran
yang dibuat oleh apprisial Kantor Jasa Penilai Publik (KJJP) Kampianus Roman S.E,
pada tanggal 27 Desember 2017 sebesar 26.218.000 (dua puluh enam miliyar dua
ratus delapan belas juta rupiah) bukanlah berstatus sebagai Hak Pengelolaan
Lahan (HPL) atas nama pemkot Surabaya sehingga tidak dapat dikatakan sebagai
milik Pemkot Surabaya yang hilang dan beralih kepada pihak lain dan menimbulkan
kerugian bagi Negara atau dalam hal ini pemkot Surabaya. Bahwa, jika kerugian
Negara tersebut timbul akibat belum adanya pemasukan kepada Pemkot Surabaya
atas pemanfaatan tanah seluas 13.195 m2 yang dilakukan oleh PT. Abattoir Surya
Jaya, hal tersebut tidak sepatutnya dikualifikasikan sebagai delik pidana melawan
hukum yang menimbulkan kerugian Negara. Mengingat PT. Abattoir Surya Jaya
memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran yang di konversikan berupa tanah
seluas 70.000 m2 sesuai dengan Perjanjian Pengelolaan/Penggunaan Tanah Nomor :
593/39/402.05.12/98, maka sudah seharusnya perbuatan hukum yang demikian
tunduk pada aturan Hukum Perdata untuk dapat dilakukan penyelesainnya melalui
Pengadilan Negeri Surabaya bukan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

Oleh karena kerugian Negara yang nyata-nyata telah timbul akibat perbuatan
Terdakwa Winardi yang merupakan unsur penting dalam perumusan delik tindak
pidana korupsi tidak terungkap dalam persidangan. Maka unsur “Dapat Merugikan
keuangan Negara atau perekonomian Negara” sebagaimana yang dirumuskan
dalam Pasal 3 UU Korupsi tidaklah terbukti secara sah dan meyakinkan
dilakukan oleh Terdakwa. Justru sebaliknya, Negara Cq.Pemerintah Kota

33
Surabaya diuntungkan karena nilai ekonomis tanah semakin meningkat,
setidaknya pada tahun 2017 nilainya menjadi Rp 26 milyar serta sampai saat ini
tanah dimaksud tetap menjadi tanah Negara Cq.Pemerintah Kota Suraba

Ad.5. Unsur “Melakukan atau turut melakukan”

Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP menyebutkan “dipidana sebagai pembuat


(dader) sesuatu perbuatan pidana”. ke 2 yaitu “ mereka yang melakukan yang
menyuruh lakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan’. Bahwa dengan
demikian pasal ini hanya mengatur dan membedakan peranan / kedudukan masing-
masing pelaku perbuatan pidana yang dilakukan bersama oleh lebih dari 1 (satu)
orang dalam suatu tindak pidana yang didakwakan.

Bahwa sebagaimana yang telah terurai sebelumnya Terdakwa tidak terbukti


melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud pasal 3 jo. Pasal 18 UU No.
31 tahun 1999 jo. UU No.20 tahun 2001, maka logika hukumnya dan rasional tidak
perlu diuraikan lebih lanjut tentang pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ini, jika seandainya
benar – quod non – Terdakwa melakukan korupsi, seharusnya ada Terdakwa lain
sebagai turut serta atau turut melakukan secara bersama-sama atau paling tidak ikut
membantu yakni : Tio Soelyaman dan Notaris Sochib Arifin,SH., Namun kenyataan
jangankan sebagai Terdakwa, sebagai saksipun Tio Soelayman selaku Direktur
Utama PT.Rungkut Central Abadi adalah tidak ? Bahwa penyertaan Frans Mintoro
(meninggal dunia) sebagai salah satu subyek hukum yang dikaitkan dengan
perbuatan Terdakwa Winardi adalah tidak relevan dan terdapat kesan seolah-olah
perbuatan itu dilakukan bersamaan, yang mana hal tersebut sama sekali bertentangan
dengan fakta di Persidangan dan malah memperlihatkan Penuntut umum
mengalihkan kesalahan kepada seseorang yang sudah meninggal dunia

34
Bahwa penerapan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana bergantung kepada
rumusan dari unsur-unsur pasal pokoknya. Dalam dakwaan subsidair, pasal pokok
yang dikenakan kepada Terdakwa adalah rumusan yang terkandung dalam Pasal 3
UU No. 31 1999 jo. UU No. 20 tahun 2001 Dengan demikian, Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHPidana baru dapat diterapkan apabila pasal pokok tersebut dapat dibuktikan.
Apabila rumusan pasal pokok tersebut tidak dapat terpenuhi.Pasal 55 ayat (1) Ke-1
KUHPidana jelas tidak terbukti secara sah dan meyakinkan dilakukan oleh
Terdakwa.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersbut diatas, maka harus disimpulkan bahwa


Sdr. Jaksa Penuntut Umum-pun telah gagal membuktikan secara sah dan meyakinkan
bahwa Terdakwa telah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud
dalam Dakwaan Subsidair.

V. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN

Majelis Hakim yang kami Muliakan


Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Sampailah saatnya bagi kami, Penasihat hukum Terdakwa untuk menyampaikan


permohonan kepada Majelis Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan mengadili perkara
ini. Akan tetapi sebelumnya perkenankanlah kami menyampaikan di persidangan ini.
Guna menghidari timbulnya kerancuan atau kesalahpahaman perlu kiranya terlebih
dahulu kami menggaris bawahi bahwa yang menjadi persoalan dalam perkara ini adalah
terkait tanah seluas + 70.000 M2 yang terletak di Kecamatan Wonoayu, Kabupaten
Sidoarjo yang menjadi hak Negara Cq.Pemerintah Kota Surabaya. Penegasan tentang hal
ini sangat penting, karena Sdr. Jaksa Penuntut Umum di dalam dakwaannya hanya
menekankan pada “hilangnya tanah seluas + 70.000 M2” yang menjadi hak Negara
Cq.Pemerintah Kota Surabaya, padahal sampai saat ini tanah dimaksud adalah tidak
kemana-kemana dan masih tetap menjadi tanah milik Negara. Satu dan lain hal,

35
karena alat bukti surat berupa Akta Perjanjian Jual Beli dan Akta Pemindhan
Kuasa, keduanya tertanggal; 2 Juli 2007 antara PT.Abattoir Surya Jawa dengan
PT.Rungkut Central Abadi yang dibuat dihadapan Sochib Arifin,SH., Notaris di
Sidoarjo dibuat secara tidak sah dan batal demi hukum serta tidak dapat dijadikan
sebagai alat bukti surat dalam perkara ini.

Berdasarkan keterangan saksi-saksi yang telah didengar dipersidangan diantaranya


: H.Achmad Subekti, Achmad Turkhan, Choirul Anam, H.As’ari, Sugianto alias Sugito
yang kesemuanya yang tidak lain adalah saksi dari Sdr. Jaksa Penuntut Umum sendiri
telah mengungkapkan bahwa kondisi tanah dimaksud dari tahun + 1997 sampai dengan
sekarang masih tetap sama, belum pernah diterbitkan bukti kepemilikan atau penguasaan
hak atas tanah tersebut oleh pihak lain, baik kepada PT.Abbatoir Surya Jaya maupun
kepada PT.Rungkut Central Abadi, sehingga menurut hukum tanah seluas + 70.000 M2
yang terletak di Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo tersebut, adalah milik Negara.
Jika kita semua mau jujur menilai perkara ini, berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di
persidangan, yakni dari ketrangan saksi-saksi dan Ahli serta Ahli Adecharge yang
diajukan oleh Jaksa penuntut Umum maupun Terdakwa, maka Negara Cq.Pemerintah
Kota Surabaya telah diuntungkan dengan naiknya nilai ekonomis dari tanah Negara
dalam perkara a quo.

Majelis Hakim yang kami Muliakan


Sdr. Penuntut Umum yang kami hormati,

Pemrosesan perkara ini secara pidana, bukan karena perkara ini merupakan
masalah hukum yang layak diproses secara pidana, melainkan karena carut marutnya dan
buruknya system administrasi pemerintah maupun kinerja aparatur Negara
Cq.Pemerintah Kota Surabaya, sehingga permasalahan yang harusnya sudah selesai sejak
tahun 1998 atau setidaknya di tahun 1999, namun hingga saat ini (sudah 20 tahun) belum
selesai juga yang akhirnya membawa korban dengan rakyat kecil sebagai Terdakwa.

36
Hal ini, tidak seharusnya terjadi seandainya Negara Cq. Pemerintah Kota Surabaya
mengelola administrasi pemerintahan dengan baik.

Bahwa berdasarkan uraian diatas telah ternyata bahwa perbuatan terdakwa tidak
memenuhi unsur-unsur tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam :
Dakwaan Primair melanggar :Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999
tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU.
No.20 tahun 2001 Tentang Perubahan atas UU.No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke- 1 KUHP, maupun
Dakwaan Subsidair melanggar : Pasal 3 Jo Pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 tentang
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU. No.20
tahun 2001 Tentang Perubahan atas UU.No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke- 1 KUHP

Bahwa karena unsur tersebut dari Dakwaan Primair dan Subsidair yang diajukan
Jaksa Penuntut Umum tidaklah terbukti secara sah dan meyakinkan, maka mohon kepada
Majelis Hakim Yang Mulia agar membebaskan Terdakwa dari dakwaan Primair dan
Subsidair atau setidak-tidaknya mohon agar Majelis Hakim Yang Mulia
melepaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum (Onslag Van Rechtvervolging)

Oleh karena itu, berdasarkan semua hal terurai diatas, kami mohon berkenan
kiranya Yang Mulia Majelis Hakim memutuskan :

1. Menyatakan Terdakwa Winardi Kresna Yudha, SE., Ak.tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan telah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana telah didakwakan
dalam Dakwaan Primair maupun Subsidair.
2. Membebaskan Tedakwa dari semua dakwaan (Vrijspraak) atau setidak-tidaknya
melepaskan Terdakwa dari semua tuntutan hukum (Onslag Van Rechtvervolging)
3. Memerintahkan Sdr.Jaksa Penuntut Umum untuk mengeluarkan Terdakwa dari
tahanan ;

37
4. Memulihkan Terdakwa dalam harkat dan martabarnya
5. Membebankan biaya perkara kepada Negara.

Akhirnya kami memohon kepada Tuhan yang Maha Kuasa semoga Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini mendapatkan petunjuk dan bimbingan-Nya
dalam memutus perkara ini secara adil dan bijaksana berdasarkan Ketuhanan Yang
Mahaesa.

Surabaya, 13 September 2018


Hormat kami Panasihat Hukum Terdakwa

Djuli Edy Muryadi,SH,MH. Eko Bogie Soesatyo,SH.

Mirza Julma Sampurna,SH.

38

Anda mungkin juga menyukai