Anda di halaman 1dari 5

KEBERATAN (EKSEPSI)

Atas Surat Dakwaan Penuntut Umum


NO. REG. PERKARA /PDm/269/2022/PN.BDG

Pada Pengadilan Negeri Bandung untuk dan atas nama Terdakwa:

Nama lengkap : BILLY ARYO DUTA

Tempat Lahir : Jakarta

Umur/Tanggal Lahir : 30 Tahun / 17 Agustus 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jln. Sudirman, Jakarta Selatan

Agama : ISLAM

Pekerjaan : ASN (Kepala Desa Pantolobete Periode 2015-2021)


Pendidikan : SMA

Sesuai dengan hak yang diberikan oleh Undang-Undang terhadap terdakwa, bersama ini
kami Penasehat Hukum terdakwa:
1. Anggi Siregar , S.H.,M.H.
2. Marheyla Magdalena Amung, S.H.,M.H.

Advokat-advokat pada kantor pengacara dan konsultan hukum Anggi Marsheyla &
Partners, Advocates And Legal Consultant yang berkantor di jalan HS Ronggowaluyo. hal ini
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 23 Januari 2022 Yang didaftarkan di kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung Dengan No.Reg Perkara: /PDm/269/2022/PN.BDG
Tim Penasihat Hukum sesuai dengan Surat Kuasa Khusus yang diberikan Terdakwa,
mengajukan KEBERATAN (EKSEPSI) sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
II. KEBERATAN TERHADAP SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM
I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim yang terhormat,
Penuntut Umum yang kami hormati
Sidang yang mulia.

Segala puji terlebih dahulu kami panjatkan hanya bagi Tuhan Yang Maha Adil, Tuhan
semesta alam. Kami selaku Tim Penasihat Hukum dan Terdakwa menyampaikan terimakasih
kepada Majelis Hakim dan Saudara Penuntut Umum atas kesempatan bagi kami untuk
menyampaikan Keberatan terhadap Surat Dakwaan Penuntut Umum sebagaimana yang telah
sama-sama kita dengar pada persidangan sebelumnya.
Bahwa alasan kami mengajukan Keberatan ini semata-mata untuk memperlancar
jalannya proses peradilan ini. Namun ada beberapa hal yang prinsipil untuk dapat diketahui
oleh Majelis Hakim dan Saudara Penuntut Umum demi tegaknya keadilan sebagaimana
semboyan yang selalu kami junjung, yakni Fiat Justitia Ruat Caelum.
Adapun tujuan kami membuat nota keberatan ini bukanlah sebagai pembenaran, tetapi
sebagai pandangan lain bagi majelis hakim untuk memutus perkara ini seadil-adilnya. Selain itu
nota keberatan ini adalah pemenuhan hak bagi saudara BILLY ARYO DUTA dalam
pemenuhan hak asasi manusia bagi dirinya. Perlu kami tegaskan juga bahwa eksepsi ini kami
buat tidak dengan maksud mencari-cari kesalahan dalam penyusunan surat dakwaan, melainkan
demi memastikan terpenuhinya keadilan yang menjadi hak asasi setiap manusia, sebagaimana
tercantum dalam pasal 7 Deklarasi Universal HAM , pasal 14 (1) Kovenan Internasional Hak
Sipil dan Politik, Pasal 27 (1) dan Pasal 28 D (1) UUD 1945, Pasal 17 UU No. 39 Tahun 1999
Tentang HAM, di mana semua orang sama di muka hukum dan tanpa diskriminasi apapun serta
berhak atas perlindungan hukum yang sama.
Setelah mempelajari dan mengkritisi surat dakwaan dari Penuntut Umum terhadap klien
kami BILLY ARYO DUTA kami dihadapkan pada kenyataan bahwa rumusan delik pada
dakwaan dari Penuntut Umum jauh dari fakta yang sebenarnya, oleh karena itu kami merasa
adalah sebuah keharusan untuk membawa nota keberatan berdasarkan pasal 156 ayat (1)
KUHAP yang menyatakan:
“Dalam hal terdakwa atau penasehat hukum mengajukan keberatan bahwa pengadilan
tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat
dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum
untuk menyatakan pendapatnya,hakim mempertimbangkan keberatan untuk selanjutnya
mengambil keputusan”.
Sebelum melanjutkan ke tahap persidangan selanjutnya, maka kami mengajak Yang
Mulia Majelis Hakim dan Penuntut Umum untuk melakukan penelaahan yang mendalam
terlebih dahulu, apakah dakwaan dari penuntut umum telah memenuhi ketentuan-ketentuan
yang ada di dalam KUHAP. Hal ini didasarkan pada fungsi dari dakwaan itu sendiri:
“Dakwaan merupakan dasar penting hukum acara pidana karena berdasarkan hal yang
dimuat dalam surat itu hakim akan memeriksa perkara itu.” (Andi Hamzah)
Bahwa seberapa pun skeptisnya Terdakwa untuk memperoleh keadilan, tetapi sebagai
suatu keharusan, haruslah dilalui dengan harapan yang tiada lain Hakim akan berani
memutuskan sesuai dengan kebenaran yang diperoleh dari fakta yang terungkap di
persidangan,yang dapat memberikan keyakinan kepada hakim, tanpa memperhitungkan apakah
putusan tersebut disukai atau tidak disukai oleh pihak manapun karena sesuai dengan asasnya,
“peradilan yang benar adalah peradilan yang mengambil putusan berdasarkan fakta yang benar,
merdeka dari segala tekanan dan pengaruh.”

II. KEBERATAN TERHADAP SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM .


Majelis hakim yang terhormat,
Penuntut umum yang kami hormati,
Sidang yang mulia,
A. DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM TIDAK CERMAT
Dalam Nota keberatan ini, keberatan yang kami ajukan adalah berkenaan dalam isi surat
dakwaan jaksa penuntut umum, dakwaan yang di dakwakan jaksa penuntut umum tidak cermat.
B. DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM TIDAK JELAS
Yang dimaksud Jelas adalah:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan Nasional
dan Balai Pustaka Tahun 2001 halaman 465, mengartikan jelas sebagai berikut: terang,
nyata atau gamblang, tegas tidak ragu-ragu atau tidak bimbang.
Kejaksaan Agung Republik Indonesia dalam Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan
terbitan Kejaksaan Agung Republik Indonesia Tahun 1985 halaman 15 menyatakan:
Jelas adalah Jaksa Penuntut Umum harus mampu merumuskan unsur-unsur delik
yang didakwakan sekaligus memadukan dengan uraian perbuatan materiil yang dilakukan
Terdakwa dalam Surat Dakwaan. Dalam hal ini harus diperhatikan jangan sekali-kali
memadukan dalam uraian Dakwaan yang hanya menunjuk pada uraian dakwaan
sebelumnya, sedangkan unsur-unsurnya berbeda.
Surat Dakwaan NO. REG. PERKARA /PDm/269/2022/PN.BDG tidak
menguraikan bagaimana tindak pidana yang didakwakan kepada Terdakwa BILLY
ARYO DUTA dilakukan tetapi hanya menguraikan secara umum tindak pidana tersebut
dengan menyebutkan pasal didakwakan. Bahkan menarik konklusi tanpa didasari oleh
fakta-fakta yang mendukung bagaimana perbuatan yang didakwakan tersebut diperbuat.
Ketidakjelasan Surat Dakwaan dari Penuntut Umum:

Dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum mendakwa Terdakwa dengan Pasal 2


ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahaan atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, namun dalam penguraian faktanya
Penuntut Umum tidak menguraikan secara jelas bagaimana Terdakwa melakukan
tindakan korupsi, sebab di sini Penuntut Umum tidak jelas dalam menjelaskan proses
pencucian uang maupun penyuapan yang dilakukan oleh terdakwa.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dakwaan saudara Penuntut Umum tidak jelas
terhadap uraian-uraian yang didakwakan.

C. DAKWAAN PENUNTUT UMUM TIDAK LENGKAP


Yang dimaksud dengan lengkap adalah:
Berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional dan Balai Pustaka, Tahun 2001, halaman 660 menguraikan kata
lengkap diartikan sebagai komplit, genap tidak ada kekurangan.
Kejaksaan Agung Republik Indonesia dalam Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan
terbitan Kejaksaan Agung Republik Indonesia Tahun 1985 halaman 16 menyatakan
bahwa:
Lengkap adalah bahwa Surat Dakwaan harus mencakup semua unsur-unsur yang
ditentukan undang-undang secara lengkap. Jangan sampai ada unsur delik yang tidak
dirumuskan lengkap atau tidak diuraikan perbuatan materiilnya secara tegas dalam
Dakwaan, sehingga berakibat perbuatan itu bukan merupakan tindak pidana menurut
undang-undang
Dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum dengan NO. REG. PERKARA
/PDm/269/2022/PN.BDG, bahwa unsur-unsur delik dalam Surat Dakwaan tidak
diuraikan secara komprehensif. Dalam Surat dakwaan Jaksa Penuntut umum hanya
menguraikan beberapa unsur sedangkan unsur lain tidak disebutkan.
Berdasarkan uraian di atas, Tim Penasehat Hukum sudah cukup membuktikan
bahwa Surat Dakwaan yang disusun oleh Penuntut Umum tidaklah cermat, tidak jelas,
dan tidak lengkap. Sehingga dengan uraian tersebut, Dakwaan Penuntut Umum dapatlah
dinyatakan tidak memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Pasal 143 KUHAP. Oleh karena
itu akan menjadi adil apabila Yang Mulia Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini
menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum adalah BATAL DEMI HUKUM.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, bersama ini kami Tim Penasehat
Hukum Terdakwa mengajukan permohonan agar Yang Terhormat Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Karawang yang memeriksa dan mengadili perkara ini, berkenan untuk
memberikan putusan sela dengan amar sebagai berikut:

PRIMAIR:
1. Menerima dan mengabulkan segala eksepsi atau keberatan Terdakwa BILLY ARYO
DUTA untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak cermat, tidak jelas dan tidak
lengkap, oleh karena itu Surat Dakwaan tersebut tidak dapat diterima.

SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain maka kami mohon agar diberikan
putusan yang seadil-adilnya, demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum yang berlaku
dan atas dasar KeTuhanan Yang Maha Esa.

Bandung, 14 Maret 2022


Hormat Kami,
TIM PENASEHAT HUKUM
1. Anggi Sireagr, S.H.,M.H.
2. Marheyla Magdalena Amung, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai