Anda di halaman 1dari 2

Case Opinion

Korupsi adalah tindakan pejabat public, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak
lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak illegal menyalahgunakan
kepercayaan public yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dalam arti luas korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk
keuntungan pribadi. Korupsi merupakan suatu perbuatan buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok, dan lain sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
korporasi, yang mengakibatjan kerugian keuangan pada negara.
Praktik korupsi masih merajalela dimana-mana contohnya seperti di BUMN. Celah untuk
mengambil keuntungan demi diri sendiri atau kepentingan perusahaan dengan korupsi di BUMN
masih dibilang terbuka secara lebar. BUMN tidak dapat berkerja sendiri dala mengerjakan
proyeknya. Perusahaan pelat merah tentu butuh beberapa pihak lain termasuk swasta dalam
menjalankan suatu proyek dan mngurus apapun akan dibuat sulit tanpa ‘uang pelicin’ maka dari
itu korupsi tak pernah selesai di tubuh BUMN. Jika memang mitra kerja atau ruang lingkup
BUMN itu saja masih kental dengan aroma korupsi, maka mau tidak mau perusahaan pelat merah
ikut terjerumus.
Pada kasus posisi ini saya mengamati telah terjadi sebuah tindak pidana korupsi yang
dilakukan oleh Christin Rebecca Siregar, Christin Rebecca Siregar melakukan tindak pidana
korupsi terhadap perusahaan PT Asuransi Braavos (Persero), salah satu Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak di bidang perasuransian. Yang pada awalnya Christin Rebecca Siregar melakukan
tindak penyuapan dari Ridho Al Faiz yaitu Christin Rebecca Siregar sepakat untuk membeli saham
PT Ratu Prima Energy Tbk yang dimiliki PT Zyra Oceanindo Petroleum sebesar 17% yaitu
1.190.000.000 lembar saham dengan harga Rp520,00 per lembar dengan total nilai
Rp618.800.000.000,00 dan akan diberikan imbalan sebesar 15% Rp92.820.000.000,00 oleh Ridho
Al Faiz dari harga total jual beli saham kepada Christin Rebecca Siregar yang sebelumnya
memang kesepakatan ini telah di setujui dari awal oleh Christin Rebecca Siregar dan Ridho Al
Faiz. Untuk melancarkan dan menutupi kesalahannya itu Christin Rebecca Siregar melakukan
tindakan penggelapan uang yang Christin Rebecca Siregar lakukan Bersama Mohammad Ikhsanul
selaku pihak dari Manajer Investasi PT Asuransi Braavos (Persero) mereka bekerjasama untuk
mengubah laporan analisa studi kelayakan. Namun seiringnya waktu berjalan PT Ratu Prima
Energy Tbk gagal melakukan proyek-proyek besar yang berakibat terhadap keuangan perusahaan.
Sesuai dengan Standard Operating Procedure Perusahaan PT Asuransi Braavos (Persero) yang
menyatakan jika terjadi kenaikan atau penurunan saham investasi sebesar 10% maka harus
dilakukan protective stop, sehingga Christin Rebecca Siregar berusaha melakukan protective
stop. Namun ternyata Christin Rebecca Siregar hanya berhasil menjual 330.676.725 lembar saham
tersebut di harga rp.468,00. Beberapa waktu kemudian ternyata saham PT Ratu prima energy Tbk
anjlok hingga Rp50,00. Dan akhirnya Christin Rebecca Siregar digantikan oleh Faishal Akbar.
Setelah Faishal Akbar menjadi Direktur Utama PT Asuransi Braavos (persero) ia merasa ada
keganjalan dalam laporan keuangan lalu Faishan Akbar meminta y-shamm untuk melakukan audit
ulang ternyata laba bersih, premi netto, dan hasil investasi yang terdapat di laporan keuangan
tersebut fiktif. Faishal Akbar pun melaporkan hal tersebut kepada pihak yang berwenang dan
kemudian meminta Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan penghitungan kerugian
keuangan negara. Pada kasus ini saya mengamati bawa adanya tindak pidana korupsi yang tidak
hanya merugikan keuangan perusahaan melainkan merugikan keuangan negara.
Pada kasus ini penegakan hukum pada tindak pidana korupsi menurut saya menggunakan
Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP), Undang Undang No.31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dan bisa juga dalam Undang Undang No.11 Tahun 1980
tentang Tindak Pidana Suap. Dalam KUHP terdapat 6 pasal yang berhubungan dengan korupsi
yaitu pasal 372, 373, 374, 375, 376, dan pasal 377. Pada Undang Undang No.31 Tahun 1999 pasal
yang terkait pasal 2, dan pasal 3 dan pada Undang Undang No.11 Tahun 1980 tentang Tindak
Pidana Suap terkait dengan penyuapan yaitu pasal 1,2, dan pasal 3.

Anda mungkin juga menyukai