Ana Silviana
Dosen Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang
Email: silvianafhundip@gmail.com
ABSTRACT
Right of Management (HPL) is part of the state right to control the land and part of the rights
delegates to the HPL holders. In order to carry out the construction HPL holders may grant
land rights on HPL with a land use agreement (SPT). In practice, however, there are often
legal issues related to the granting of land rights over HPL, especially HPL requested on land
that already belongs to state owned company (BUMN / BUMD), or also Local Government to
be converted into commercial activities. This paper will examine the legal problems arising
from land use on HPL. The method used in this paper is a doctrinal / legal approach, where
the law is conceived as a legislation. The result of HPL analysis is not the right to land as
stipulated in the LoGA, in the application of land above the HPL the extension of their rights
to rights holders on HPL may be given priority after obtaining approval from HPL holders.
ABSTRAK
Hak Pengelolaan (HPL) adalah bagian dari hak menguasai negara yang sebagian
kewenangnnya dilimpahkan kepada pemegang HPL. Dalam rangka melaksanakan
pembangunan pemegang HPL dapat memberikan hak atas tanah di atas HPL dengan suatu
perjanjian penggunaan tanah (SPT). Namun dalam prakteknya sering terjadi permasalahan
hukum terkait dengan pemberian hak atas tanah di atas HPL, terutama HPL dimohon atas
tanah yang sudah merupakan asset kekayaan Badan Hukum (BUMN/BUMD), atau juga
Pemda untuk diubah menjadi kegiatan komersial. Makalah ini akan mengkaji tentang
problematika hukum yang muncul atas pemanfaatan tanah di atas HPL. Metode yang dipakai
dalam penulisan ini melalui pendekatan doktrinal/hukum, dimana hukum dikonsepsikan
sebagai peraturan perundang-undangan. Hasil analisis HPL bukanlah hak atas tanah
sebagaimana yang diatur dalam UUPA, dalam pemanafaat tanah di atas HPL perpanjangan
haknya kepada pemegang hak di atas HPL dapat diberi prioritas setelah mendapat
persetujuan dari pemegang HPL.
36
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 1 NO. 1 NOVEMBER 2017
2Boedi Harsono, Sejarah Pembentukan Undang-Undang 3Maria SW Sumardjono, Tanah Dalam Perspektif Hak
Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, (Jakarta: Ekonomi, Sosial Dan Budaya, (Jakarta: Kompas, 2009),
Djambatan, 2005), hlm 23. hlm. 213.
37
Pemanfaatan tanah di atas hak pengelolaan Antara Regulasi Dan Implementasi
38
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 1 NO. 1 NOVEMBER 2017
39
Pemanfaatan tanah di atas hak pengelolaan Antara Regulasi Dan Implementasi
dikemukakan dari AP Parlindungan yang Demikian juga dengan isi ketentuan Pasal
menempatkan HPL sejajar dengan hak atas 1 angka 14 Peraturan Menteri
tanah yang diatur dalam Pasal 16 UUPA, Agraria/Kepala BPN No. 9 Tahun 1999
yaitu HM, HGU, HGB, dan Hak Pakai. tentang Tata Cara Pemberian dan
Beliau menyatakan bahwa HPLadalah hak Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan
atas tanah yang tidak dijumpai istilahnya Hak Pengelolan, memberikan pengertian
dalam UUPA.6 tentang Hak Pengelolaan adalah sebagai
Pasal 2 ayat (3) UU No. 21 Tahun hak menguasai dari Negara yang
1997 tentang BPHTB juga memandang kewenangan pelaksanaannya sebagian
bahwa HPL dan HM atas Satuan Rumah dilimpahkan kepada pemegangnya. Untuk
Sususn sebagai hak atas tanah. Pasal 1 memperoleh suatu hak atas tanah di atas
butir 3 UU No.20 Tahun 2000 bahwa hak tanah HPL, maka harus ada penunjukan
atas tanah dan bangunan adalah hak atas dalam suatu perjanjian penggunaan tanah
tanah termasuk Hak Pengelolaan, dari pemegang HPL (Pasal 4 ayat (2)
kemudian Pasal 2 ayat (3) UU No.20 PMNA/Ka BPN No. 9 Tahun 1999).
Tahun 2000 juga menentukan bahwa hak Subjek hukum yang dapat
atas tanah meliputi HM, HGB, HGU, Hak mempunyai HPL lebih lanjut diatur dalam
Pakai , HM Atas Satuan Rumah Sususn, Pasal 67 ayat (1) yaitu:
dan Hak Pengelolaan. 1. Instansi Pemerintah termasuk
Akibat dari pergeseran fungsi ini Pemerintah Daerah;
banyak dijumpai pemahaman yang saling 2. Badan Usaha Milik Negara;
berbeda dan berujung pada sering 3. Badan Usaha Milik Daerah;
terjadinya pemanfaatan HPL yang tidak 4. PT Persero;
sesuai dengan ketentuan hukum yang 5. Badan Otorita;
6. Badan-badan Hukum Pemerintah
berlaku, sehingga sering terjadi sengketa di
lainnya yang ditunjuk Penerintah.
atas tanah HPL. Contoh yang terjadi adalah Syarat Badan Hukum dapat
sebuah Perseroan Terbatas dapat diberikan Hak Pengelolaan (HPL) adalah
mempunyai Hak Pengelolaan dalam jangka sepanjang sesuai dengan tugas pokok dan
waktu yang sangat lama yaitu 75 Tahun fungsinya berkaitan dengan pengelolaan
(HPL PT IPU Semarang yang sekarang tanah (Pasal 67 ayat (2)). Dalam
masih dalam sengketa antara Pemprov perkembangan praktiknya terdapat
Jawa Tengan dengan PT IPU ). Hal ini beberapa jenis HPL, yakni:7
merupakan salah satu akibat dalam 1. HPL Pelabuhan;
memberikan pemahaman terhadap 2. HPL Otorita;
eksistensi HPL sejajar dengan hak atas 3. HPL Perumnas;
tanah yang lain. 4. HPL Pemerintah Daerah;
Setelah keluarnya Peraturan 5. HPL Transmigrasi;
Pemerintah (PP) No. 40 Tahun 1996 6. HPL Instansi Pemerintah;
tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas 7. HPL Industri/Pertanian/
Tanah, PP ini salah satunya bertujuan Pariwisata/Perkeretaapian.
untuk mengembalikan lagi tentang Dalam perkembangan setelah
pemahaman HPL ke araf fungsi publik. keluarnya UU Pemerintah Daerah UU
Pasal 1 angka 2 PP 40 Tahun 1996 No.22 Tahun 1999 yang diubah dengan
mengatur bahwa Hak Pengelolaan (HPL) UU No.32 Tahun 2004, subjek HPL
adalah hak menguasai negara yang PEMDA tidak terbatas untuk perumahan,
kewenangan pelaksanaannya sebagian tetapi berkembang ke bidang lain meliputi
dilimpahkan kepada pemegang haknya. perdagangan, pelabuhan, pusat
40
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 1 NO. 1 NOVEMBER 2017
41
Pemanfaatan tanah di atas hak pengelolaan Antara Regulasi Dan Implementasi
perikatan yang lahir dan diperintahkan oleh Perpanjangan jangka waktu HGB akan
UUPA beserta peraturan pelaksanaannya, diberikan dalam jangka waktu paling lama
oleh karena itu hubungan hukum antara 20 tahun (Pasal 35 ayat (2) UUPA).
para pihak dan akibat hukumnya juga Perpanjangan hak adalah penambahan
ditentukan/diperintahkan oleh UU. jangka waktu berlakunya sesuatu Hak Atas
Dalam hal ini pemegang/penerima Tanah tanpa mengupah syarat-syarat dalam
HPL dapat menyerahkan penggunaan pemberian hak tersebut, yang
tanah yang merupakan bagian-bagian HPL permohonannya dapat diajukan sebelum
ini dengan HGB atau Hak Pakai jangka waktu berlakunya hak atas tanah
berdasarkan SKPT yang telah memperoleh yang bersangkutan berakhir (Pasal 1 angka
persetujuan Kepala BPN RI, yang di 9 PMNA/Ka BPN 9 Tahun 1999). Pasal 27
dalamnya tidak boleh mengandung unsur- PP 40 Tahun 1996 jo Pasal 41 PMNA/Ka
unsur yang merugikan para pihak BPN No.9 Tahun 1999 pada intinya
(Peraturan Ka BPN RI No.3 Tahun 2012 ). mengatur tentang permohonan
HGB adalah salah satu hak atas perpanjangan HGB agar diajukan
tanah yang diatur dalam Pasal 16 ayat (1) selambat-lambatnya atau dalam tenggang
UUPA, yang dapat diberikan di atas tanah waktu 2 (dua) tahun sebelum berakhir
HPL. Pasal 35 UUPA menentukan bahwa haknya dengan maksud agar memberikan
:”Hak Guna Bangunan adalah hak untuk ruang dan waktu yang cukup bagi Kepala
mendirikan dan mempunyai bangunan- BPN atau pejabat yang berwenang sesuai
bangunan atas tanah yang bukan miliknya PMNA/Ka BPN No,3 Tahun 1999 untuk
sendiri”. Dalam pemberian HGB atas tanah memproses Surat Keputusan Pemberian
HPL harus didasarkan dengan SKPT Perpanjangan jangka waktu dari hak yang
seperti yang diatur dalam Pasal 22 ayat (2) bersangkutan, dalam hal dimaksud telah
PP 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna dijelaskan dalam Surat Kepala Badan
Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pertanahan Nasional Nomor: 500-049
Pakai Atas Tanah menyebutkan ;” Hak tanggal 6 Januari 2005.
Guna Bangunan atas tanah Hak Perpanjangan jangka waktu hak
Pengelolaan diberikan dengan keputusan dalam hal ini tidak menghentikan
pemberian hak oleh Menteri atau pejabat berlakunya hak yang bersangkutan,
yang ditunjuk berdasarkan usul pemegang melainkan hak itu berlangsung
Hak Pengelolaan”. Dalam pelaksanaannya menyambung pada jangka waktu semula
dapat memberikan kewenangan kepada (Pasal 25 PP 40 Tahun 1996).
Kepala Kantor Pertanahan setempat Sebagaimana juga dijelaskan dalam
sebagai Pejabat yang ditunjuk berdasarkan penjelasan Pasal 47 PP 24 Tahun 1997
Peraturan Kepala BPN RI Tahun 1 Tahun bahwa perpanjangan jangka waktu hak
2011 jo Peraturan Kepala BPN RI No.3 tidak mengakibatkan hak tersebut hapus
Tahun 2012. atau putus, oleh karena itu untuk
Terjadinya HGB atas tanah HPL pendaftarannya tidak dibuatkan buku tanah
adalah sejak didaftarkan oleh Kantor dan sertipikat baru.
Pertanahan dan dikeluarkan dokumen Terkait dengan perpanjangan HGB
tanda bukti haknya, ketentuan tersebut di atas tanah HPL sebagaimana diatur
diatur dalam Pasal 23 ayat (2) PP 40 Tahun dalam Pasal 26 ayat (2) PP 40 Tahun 1996,
1996, PMNA/Ka bPN No.9 Tahun 1999 bahwa Hak Guna Bangunan di atas tanah
dan selanjutnya diatur dalam Pasal 9 ayat 1 Hak Pengelolaan diperpanjang atas
(b) PP 24 Tahun 1997 jo PMNA/Ka BPN permohonan Hak Guna Bangunan setelah
N0.3 Tahun 1997 tentang Pendaftaran mendapatkan persetujuan pemegang Hak
Tanah. Pengelolaan. Apabila pemegang HPL
HGB apabila sudah berakhir masa belum memberikan persetujuan untuk
berlakunya dapat diperpanjang kembali. perpanjangan HGB-nya berupa surat
42
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 1 NO. 1 NOVEMBER 2017
43
Pemanfaatan tanah di atas hak pengelolaan Antara Regulasi Dan Implementasi
rangka pengamanan aset terkait dengan sebagai hak khusus bagian Tanah yang
audit BPK yang intinya menyatakan HPL langsung dikuasai oleh Negara yang
Pemprov Jawa Tengah dicatat sebagai aset pemegangnya mempunyai kewenangan
dalam Daftar Inventaris Barang (Contoh untuk mempergunakan tanahnya dan
Kasus antara Pemprov Jateng dengan PT memberikan kepada pihak lain dengan
IPU).9 suatu perjanjian yang ditentukan dalam
Peralihan HGB di atas tanah HPL peraturan - perundangan. Dapat
haruspersetujuansecaratertulisolehpemegan dikatakan bahwa keberadaan tanah
g HPL.HGBdi atastanah HPL HPL dalam Hukum Tanah nasional
hapusmakatanahkembalidalampenguasaan mempunyai fungsi sebagai
pemegang HPL. kewenangan publik, sehingga HPL
Apabila dilihat dari filosofi bukan merupakan jenis hak atas tanah
dibangunnya lembaga Hak Pengelolaan sebagaimana diatur dalam Pasal 16
(HPL), maka UUPA menegaskan bahwa UUPA.
HPL bukanlah merupakan jenis hak atas 2. Pemanfaatan Tanah Di Atas Hak
tanah sebagaimana HM, HGU, HGB dan
Pengelolaan (HPL) diperbolehkan oleh
HP yang diatur dalam Pasal 16 UUPA.
Ditegaskan dalam berbagai peraturan peraturan perundangan melalui Surat
perundangan pertanahan bahwa HPL Perjanjian Penggunaan Tanah (SKPT)
adalah sebagian dari Hak Menguasai yang memenuhi asas kebebasan
Negara yang kewenangan pelaksanaan berkontrak dalam KUH Perdata. Diatas
dilimpahkan kepada pemegang HPL. Di tanah HPL berdasarkan SKPT tersebut
atas HPL dapat dimanfaatkan untuk dapat diberikan dengan HGB atau Hak
pembangunan oleh pihak lain dengan Pakai dengan jangka waktu sesuai
memberikan hak atas tanah dengan status jangka waktu hak tersebut.
HGB atau HP kepada pihak ketiga melalui
Perpanjangan dan pembebanan dari
Surat Perjanjian Penggunaan Tanah
(SPPT). hak atas tanah di atas HPL harus
Menyelesaiakan problem hukum mendapatkan rekomendasi terlebih
tentang HPL tentunya harus segera dahulu dari pemegang HPL. Jika hak
melengkapi peraturan perundang-undangan atas tanah di atas HPL selesai jangka
tentang HPL dengan persepsi sesuai asas waktu berlakunya maka tanah kembali
dalam UUPA mendudukkan kembali pada penguasaan pemegang HPL
fungsi lembaga HPL pada fungsi semula dengan status tanah HPL.
sebagai kewenangan publik.
C. REKOMENDASI
B. KESIMPULAN Rekomendasi yang dapat diberikan
Berdasarkan uraian dengan dari hasil kajian ini adalah, sebagai akibat
pendekatan analisis secara doktrinal dapat adanya pengembangan sistem
diperoleh kesimpulan : pemerintahan daerah yang otonom, banyak
1. Eksistensi Hak Pengelolaan dalam asset kekayaan daerah dapat dipergunakan
Hukum Tanah Nasional tidak diatur untuk kegiatan komersial dengan tetap
secara tegas dalam pasal-pasal UUPA mempertahankan asset agar tidak hilang,
namun hanya tersirat dalam Penjelasan yang dalam prakteknya banyak muncul
Umum UUPA, yang kemudian sengketa-sengketa asset HPL yang
ketentuan lebih lanjut dalam Peraturan digunakan oleh pihak ketiga. Untuk itu
Menteri Agraria/Kepala BPN No 9 perlu segera dibentuk peraturan
Tahun 1999. HPL dapat dikatakan perundang-undangan tentang Hak
9
Pengelolaan yang mendudukan kembali
“Hak Pengelolaan Dalam Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa tengah”, Biro Hukum Sekretariat
fungsi HPL sesuai ruh yang ada dalam
Daerah Provinsi Jawa Tengah, Makalah Seminar UUPA.
Nasional, Fakultas Hukum Bagian Hukum Keperdataan,
Semarang 17 Nopember 2016.
44
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 1 NO. 1 NOVEMBER 2017
DAFTAR PUSTAKA
Ali Nugroho, Dahlan, 2017. Sengketa Parlindungan, AP. 1989. Hak Pengelolaan
Tanah Hak Guna Bangunan Di Menurut Sistem UUPA, (Undsng-
Atas Hak Penglolaan Plaza Undang Pokok Agraria),
Muntilan Di Kabupaten Magelang Bandung: CV Mandar Maju
(Studi Kasus Putusan No.20?
Pdt.G/2015/PN.Mkd) Sitorus, Oloan dan HM Zaki Sierrad. 2006.
Hukum Agraria di Indonesia,
Bahan Kuliah online Dasar-Dasar Ilmu Konsep Dasar Dan
Tanah, Fakultas Pertanian, Implementasinya, Yogyakarta:
Universitas Sriwijaya, oleh Mitra Kebijakan Tanah Indonesia
Dr.Ir.Abdul Madjid,MS,
blog.spot.co.id/ 2008/02/definisi- Silviana, Ana, “Hak Pengelolaan (HPL)
tanah-dan-profil-tanah-html, Dalam Sistem Hukum Tanah
diunduh 7 Desember 2016, jam Nasional”, Makalah Seminar
21.00 WIB. Nasional, “Pemanfaatan Tanah Di
Atas Hak Pengelolaan Antara
Harsono, Boedi. 2005. Sejarah Regulasi Dan Implementasi”,
Pembentukan Undang-Undang Bagian Hukum Keperdataan
Pokok Agraria, Isi dan Fakultas Hukum UNDIP, 17
Pelaksanaannya, Jakarta: Nopember 2017.
Djambatan.
Sumardjono, Maria SW. 2003.Tanah
“Hak Pengelolaan Dalam Penyelenggaraan Dalam Perspektif Hak Ekonomi,
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Sosial Dan Budaya, Jakarta:
tengah”, Biro Hukum Sekretariat Kompas.
Daerah Provinsi Jawa Tengah,
Makalah Seminar Nasional, Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang
Fakultas Hukum Bagian Hukum Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Keperdataan, Semarang 17 Agraria
Nopember 2016.
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Jaya, “Eksistensi Keberadaan Hak Badan Pertanahan Nsional No. 9
Pengelolaan”, Makalah, Seminar Tahun 1999 tentang Tata Cara
Nasional, “Pemanfaatan Tanah Di Pemberian dan Pembatalan Hak
Atas Hak Pengelolaan Antara Atas Tanah Negara dan Hak
Regulasi Dan Implementasi”, Pengelolaan.
Bagian Hukum Keperdataan
Fakultas Hukum UNDIP, 17 Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996
Nopember 2017. tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan dan Hak Pakai
Atas Tanah.
45