Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No.

2 Juli - Desember 2015

KEDUDUKAN HUKUM PENJAMIN PERORANGAN (PERSONAL GUARANTOR)


DALAM HAL DEBITUR PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN
PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

Meiska Veranita
Mahasiswa S-2 Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta
mveranita@gmail.com

Abstract
This paper intends to examine the legal position of the personal guarantor in case the debtor in bankruptcy

undersection 1832 KUHPerdata number 2 that position between the main debtor with guarantor or personal
guarantee or borgtocht is equally a debtor. While based on Act No. 37 of 2004 about bankruptcy and debt
repayment Obligations, Delays explicitly in the legislation that the guarantor may not set bankrupted equal to
the debtor, but based on decision No. 72/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST if the guarantor is not also show
good faith to meet its obligations, then the creditor can ask the Court to made bankrupt also the guarantor

Indonesia. KUHPerdata part 2 about the consequences the bearing Between the lender And the insurer Article
1831 stated that “the insurer is not obliged to pay to the lender unless the debtor fails to pay back a loan, in

statement reinforced under article 1832 Of the Civil Code Act.


Keywords:Guarantor,Personal Guarantee (Borgtocht) Bankrupt, Tort

Abstrak
Tulisan ini bermaksud mengkaji kedudukan hukum penjamin perorangan(personal guarantor)dalam hal
debitur pailit menurut Undang-Undang Kepailitan, dengan menggunakan metode interpretasi. Dari interpretasi
tersebut, diketahui bahwa berdasarkan Pasal 1832 KUHPerdata angka 2, kedudukan antara debitor utama
dengan penjamin atau personal guarantee atau borgtocht adalah sama-sama seorang debitor. Sedangkan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang, secara eksplisit dalam undang-undang tersebut tidak diatur bahwa penjamin dapat dipailitkan sama
dengan debitor, namun berdasarkan putusan No. 72/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST apabila penjamin
tidak juga menunjukkan itikad baik untuk memenuhi kewajibannya, maka kreditor dapat memohon kepada
pengadilan untuk memailitkan pula penjamin pribadi atau personal guarantee.Bentuk perlindungan
diwujudkan dalam beberapa peraturan hukum yang berlaku di Indonesia. KUHPerdata Bagian 2 tentang
Akibat-AkibatPenanggungan Antara Kreditur Dan Penanggung Pasal 1831 menyatakan bahwa “Penanggung
tidak wajib membayar kepada kreditur kecuali debitur lalai membayar utangnya, dalam hal itu pun barang
kepunyaan debitur harus disita dan dijual terlebih dahulu untuk melunasi utangnya”. Pernyataan tersebut
diperkuat Berdasarkan Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Kata Kunci: Penjamin Perorangan, Jaminan Perorangan (Borgtocht), Pailit, Wanprestasi

A. Pendahuluan 6 huruf b dan huruf m Undang-Undang Nomor 7


Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah
Bank sebagai lembaga keuangan disamping
diubah dengan Undang-Undang No 10 tahun 1998
menjalankan fungsi pengarahan (memobilisasi)
(Rachmadi Usman, 2008: 11).
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, bank
juga menjalankan fungsi sebagai lembaga kredit Seiring dengan perkembangan ekonomi,
sebagaimana dinyatakan dalam ketentuan pasal kebutuhan akan kredit meningkat, untuk itu perlu

136
Meiska Veranita. Kedudukan Huku Penjamin Perorangan (Personal Guarantor) Dalam Hal ...

adanya jaminan bagi pemberi kredit tersebut, demi yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun
keamanan modal dan kepastian hukum. Sebagaimana yang baru akanada di kemudian hari menjadi
yang diketahui bahwa unsur esensial dari kredit bank tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.
adalah adanya kepercayaan dari bank sebagai kreditur Namun jaminan secara umum ini masih dirasakan
terhadap nasabah peminjam sebagai debitur. Prinsip kurang memadai oleh kreditursehingga seringkali
kepercayaan tersebut diperlukan dalam hubungan kreditur meminta diberikan jaminan khusus. Jaminan
timbal balik. Kepercayaan tersebut timbul karena khususdapat berupa jaminan kebendaan dan jaminan
dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk perorangan (borgtocht).
memperoleh kredit bank oleh debitur antara lain
Pada jaminan kebendaan, si debitur yang
jelasnya peruntukan kredit, adanya benda jaminan
berhutang memberi jaminan bendakepada kreditur,
atau agunan, dan lain-lain (Hermansyah, 2005: 56).
sebagai jaminan atas hutang yang dipinjam debitur.
Dalam kehidupan, baik orang perorangan Jadi apabiladebitur tidak membayar hutangnya pada
(natural person) maupun suatu badan hukum (legal saat jatuh tempo maka pihak kreditur dapatmenuntut
entity) adakalanya tidak memiliki uang yang cukup eksekusi atas benda yang telah dijaminkan oleh
untuk membiayai keperluan atau kegiatannya. Untuk debitur tersebut untukmelunasi hutangnya.
dapat mencukupi kekurangan uang tersebut, orang Sedangkan dalam jaminan perorangan atau borgtocht
atau perusahaan antara lain dapat melakukannya inijaminan yang diberikan oleh debitur bukan berupa
dengan meminjam uang yang dibutuhkan itu dari benda melainkan berupapernyataan oleh seorang
pihak lain. Dalam kehidupan memang tersedia pihak ketiga (penjamin atau guarantor) yang tak
sumber-sumber dana bagi seseorang atau suatu mempunyaikepentingan apa-apa baik terhadap
badan hukum yang ingin memperoleh pinjaman debitur maupun terhadap kreditur, bahwa debiturdapat
(borrowing, atau loan, atau credit). Dari sumber- dipercaya akan melaksanakan kewajiban yang
sumber dana itulah kekurangan dana tersebut dapat diperjanjikan; dengan syaratbahwa apabila debitur
diperoleh. Apabila seseorang atau badan hukum tidak melaksanakan kewajibannya maka pihak ketiga
memperoleh pinjaman dari pihak lain (orang lain itubersedia untuk melaksanakan kewajiban debitur
atau badan hukum lain), pihak yang memperoleh tersebut (M. Yahya Harahap, 1982: 315).
pinjaman itu disebut debitor sedangkan pihak yang
Perjanjian jaminan merupakan accesoir dari
memberikan pinjaman itu disebut kreditor (Sutan
perjanjian kredit antara debitur dan kreditur. Dengan
Remi Sjahdeini, 2010: 2).
disepakatinya perjanjian kredit antara pengusaha
Adanya kemudahan dalam jaminan kredit (debitur) dan Bank selaku keditur, maka terjadi
merupakan realisasi dari perbankan yang berasaskan hubungan hukum dimana sebenarnya telah terjadi
demokrasi ekonomi dengan fungsi utamanya sebagai dua kepentingan yang saling bertentangan, yaitu
penghimpun, dan penyalur dana masyarakat. Seiring di satu pihak debitur membutuhkan kredit dengan
dengan itu, karena kredit yang diberikan bank mudah dan cepat, di lain pihak kreditur (bank)
mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanannya memerlukan kepastian dan pengamanan terhadap
bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan pengembalian pelunasan hutang melalui kreditur
yang sehat (Muhammad Djumhana, 1996: 246). dalam waktu yang tepat dengan objek kebendaan
Maka dalam rangka pemberian kredit bank menuntut sebagai jaminan yang mudah dieksekusi (Sri
nasabah debitur untuk memberikan jaminan (agunan). Mulyani, 2012: 571).
Jaminan (warranties) merupakan penegasan dari
Pada jaminan perorangan jika terjadi kepailitan,
debitur untuk melaksanakan kewajiban untuk
kreditur mempunyai hak menuntut pemenuhan
melakukan (tindakan positif) atau tidak melakukan
piutangnya selain kepada debitur yang utama
(tindakan negatif) yang sudah ditentukan dalam
juga kepada penanggung atau dapat menuntut
perjanjian (Sutarno, 2003: 122).
pemenuhan kepada debitur lainnya. Jaminan
perorangan demikian dapat terjadi jika kreditur
Undang Hukum Perdataternyata tidak dirumuskan mempunyai seorang penjamin (borg) atau jika ada
secara tegas, Kitab Undang-Undang Hukum pihak ketiga yang mengikatkan diri secara tanggung
Perdatahanya memberikan perumusan jaminan menanggung dalam debitur. Hal ini terjadi jika ada
secara umum yang diatur dalam pasal 1131Kitab perjanjian penanggungan (borgtocht) atau pada
Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu segala perjanjian tanggung-menanggung secara pasif.
kebendaan seseorang baik yangbergerak maupun Kecuali karena adanya perjanjian yang sengaja

137
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

diadakan, pihak ketiga juga dapat mengikatkan diri kreditor berupa corporate guarantee dan ataupun
secara perorangan pada kreditur untuk pemenuhan personal guarantee. Jaminan immaterial terdiri
perutangan berdasarkan ketentuan undang-undang. dari corporate guarantee (jaminan perusahaan)
Penyelesaian masalah utang piutang melalui proses atau personal guarantee (jaminan perorangan)
kepailitan sebenarnya cukup rumit, namun dengan sebagai penanggung untuk menjamin kepada
telah diundangkannya Undang-Undang Nomor kreditor dalam pelunasan utang debitor. Berkaitan
37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan dengan pemberian garansi yang biasanya diminta
Kewajiban Pembayaran Utang, maka penyelesaian perbankan dalam pemberian kredit bank, dengan
masalah utang piutang melalui lembaga kepailitan adanya Undang-Undang Kepailitan, seorang
di Pengadilan Niaga menjadi hal yang telah penjamin atau penanggung yang memberikan
banyak ditempuh oleh para pihak yang persoalan personal guarantee seringkali mengalami hal yang
utang piutangnya bermasalah. Hal ini antara kurang menyenangkan sebagai akibat pihak kreditor
lain disebabkan karena di dalam undang-undang meminta penetapan pengadilan untuk memailitkan
tersebut telah memberikan perlindungan hukum personal guarantee atau borgtocht.
yang seimbang dan adil kepada kreditor, debitor
Kasus kepailitan dari penjamin ini dapat dilihat
dan masyarakat.
dalam perkara gugatan pailit antara PT. Bank NISP,
Menurut Soekardono, kepailitan adalah Tbk sebagai pemohon pailit melawan Liem Iwan
penyitaan umum atas kekayaan si pailit bagi Yuwana yang bertindak sebagai penjamin yang
kepentingan semua penagihnya, sehingga Balai dalam perkara ini posisinya sebagai termohon pailit,
Harta Peninggalanlah yang ditugaskan dengan yang akan menjamin pelunasan utang PT. Metalindo
pemeliharaan serta pemberesan boedel dari orang Perwita apabila PT. Metalindo Perwita tidak dapat
yang pailit. Dalam pasal 1 melunasi utangnya seperti yang tercantum dalam
tidak memberikan definisi tentang failisemen Putusan Pengadilan Niaga No: 72/PAILIT/2010/
dan hanya memberikan syarat untuk pengajuan PN.NIAGA.JKT.PST. Dalam kasus ini PT. Bank
permintaan failisemen, yaitu bahwa seseorang telah NISP, Tbk sebagai pemohon membuat Akta Jaminan
berhenti membayar. Berhenti membayar ialah kalau (Borgtocht) Perorangan dengan Liem Iwan Yuwana
debitur sudah tidak mampu membayar atau tidak sebagai termohon, sebagaimana tercantum dalam
mau membayar, dan tidak usah benar-benar, telah Akta Jaminan (Borgtocht) Perorangan Nomor 74,
berhenti sama sekali untukmembayar, tetapi apabila tertanggal 20 Juni 2006, dan Akta Perubahan dan
dia pada waktu diajukan permohonan pailit berada Penegasan Kembali Jaminan (borgtocht) Perorangan
dalam keadaan tidak dapat membayar utang tersebut, Nomor56 tertanggal 16 April 2007.
namun pada hakekatnya failisemen adalah suatu sita
Tujuan akta borgtocht tersebut ditandatangani
umum yang bersifat conservatoir dan pihak yang
oleh Termohon pailit tersebut adalah untuk menjamin
dinyatakan pailit hilang penguasaannya atas harta
terlaksananya pembayaran utang PT. Metalindo
bendanya, penyelesaian pailit diserahkan kepada
kepada Pemohon Pailit, sehubungan dengan
seorang kurator yang dalam melaksanakan tugasnya
fasilitas kredit yang diterima oleh PT. Metalindo
diawasi oleh seorang hakim komisaris, yaitu seorang
dari Pemohon Pailit. Kedudukan Termohon Pailit
hakim pengadilan yang ditunjuk (dalam Credo
selaku penjamin pribadi (borgtocht) tersebut maka
Woruntu, 2013: 120).
termohon pailit menjamin dan karena itu berjanji
Menurut Syamsudin M. Sinaga, dalam bukunya dan mengikatkan diri, untuk dan atas permintaan
Hukum Kepailitan Indonesia, maksud dan tujuan pertama dari pemohon pailit dan tanpa syarat
kepailitan, untuk memberikan perlindungan hukum apapun menggantikan kedudukan PT. Metalindo
yang seimbang atau adil kepada kreditor, debitor sebagai debitor dan/atau membayar dengan seketika
dan masyarakat yang tujuannya adalah untuk dan sekaligus kepada pemohon pailit untuk semua
menyelesaikan masalah utang piutang antara utang dan/atau kewajiban yang harus dibayar oleh
debitor dan kreditor secara adil, cepat, terbuka dan PT.Metalindo kepada pemohon pailit, baik utang
efektif, sehingga dapat menunjang pembangunan pokok, bunga, biaya-biaya dan lain-lain jumlah uang
perekonomian nasional (Syamsudin M. Sinaga, yang wajib dibayar berdasarkan perjanjian kredit.
2012: 85).
Dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit
Dalam perkembangannya sebuah perusahaan pada kasus kepailitan, jaminan perorangan cukup
atau badan hukum memberikan garansi kepada berperan sebagai pihak yang turut bertanggung

138
Meiska Veranita. Kedudukan Huku Penjamin Perorangan (Personal Guarantor) Dalam Hal ...

jawab dalam pelunasan utang-utang debitor kepada setelah pernyataan pailit dinyatakan atau
kreditor. Pada beberapa kasus, kedudukan personal pernyataan pailit telah berkekuatan hukum tetap
guarantee yang pada awalnya hanya menjadi pihak (inkracht van gewijsde). Dalam hal seperti ini,
ketiga yang akan menjamin dan menanggung pengadilan niaga, hakim pengawas, curator,
pelunasan utang-utang debitor yang lalai dalam kreditur dan pihak manapun yang terlibat dalam
melunasi utang-utangnya, kedudukannya dapat proses kepailitan tidak dapat memberikan
berubah menjadi seperti debitor utama yang dapat andil secara langsung untuk terjadinya akibat
dituntut pertanggungjawabannya oleh kreditor hukum tersebut. Misalnya larangan bagi
secara langsung tanpa harus terlebih dahulu menyita debitur pailit untuk meninggalkan tempat
harta dari debitor utama yang pailit. Berkenaan tinggalnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dengan tujuan kepailitan sebagai salah satu sarana 97 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
penyelesaian hutang piutang, maka perlu dikaji tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
pengaturan dalam Undang-Undang Kepailitan Pembayaran Utang, berlakunya penangguhan
mengenai kedudukan pemegang jaminan perorangan eksekusi terhadap jaminan selama 90 hari (Pasal
(borgtocht). 56), berlaku sitaan umum atas harta debitur
sebagaimana diatur dalam Pasal 22 Undang-
B. K e d u d u k a n H u k u m P e n j a m i n Undang Kepailitan.
Perorangan (Personal Guarantor) (2) Berlaku secara rule of reason
Untuk akibat-akibat hukum tertentu pada
Dalam Hal Debitor Dinyatakan Pailit
kepailitan berlaku rule of reason maksudnya
Menurut Undang-Undang Nomor 37
adalah bahwa akibat hukum tersebut tidak
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan secara serta merta berlaku, tetapi baru berlaku
Penundaan Kewajiban Pembayaran jika dimohonkan atau diberlakukan oleh pihak-
Utang pihak tertentu setelah mempunyai alasan yang
P utu sa n pa i li t o le h p en ga dil a n t ida k wajar untuk diberlakukan. Pihak-pihak yang
wajib mempertimbangkan berlakunya akibat-
mengakibatkan debitur kehilangan kecakapannya
untuk melakukan perbuatan hukum pada umumnya, akibat hukum tertentu tersebut misalnya adalah
tetapi hanya kehilangan kekuasaan untuk mengurus kurator pengadilan niaga, hakim pengawas dan
dan mengalihkan harta kekayaannya saja. Dengan lain-lain.
demikian debitur tetap dapat melakukan perbuatan Dalam KUHPerdata, jaminan perorangan
hukum misalnya menikah atau membuat perjanjian (personal guarantee) diatur pada Bab XVII yaitu
kawin, menerima hibah atau bertindak menjadi atau mengenai perjanjian penanggungan. Pada Pasal
mewakili pihak lain dan sebagainya. Dengan kata 1820 KUHPerdata menjelaskan bahwa perjanjian
lain, akibat kepailitan hanyalah menyangkut harta penanggungan adalah perjanjian dengan adanya pihak
kekayaan debitur pailit. Debitur tidaklah berada ketiga yang setuju untuk kepentingan si berutang
dibawah pengampuan setelah dinyatakan pailit. mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si
Sementara itu pengurusan dan pengalihan harta berutang, apabila pada waktunya si berutang sendiri
kekayaan debitur berada pada kurator. Apabila tidak berhasil memenuhi kewajibannya.
menyangkut harta benda yang diperolehnya,
debitur tetaplah dapat melakukan perbuatan hukum Penjaminan atau penanggungan diatur di dalam
menerima harta benda tersebut, maka harta tersebut Pasal 1831 sampai dengan Pasal 1850 KUHPerdata.
akan dimasukkan ke dalam boedel pailit. Dari ketentuan-ketentuan dalam KUHPerdata itu
dapat disimpulkan bahwa seorang penjamin atau
Seperti diketahuinya bahwa dengan pailitnya penanggung adalah juga seorang debitor. Penjamin
debitur, banyak akibat hukum diberlakukan kepada atau penanggung adalah juga seorang debitor yang
debitur oleh Undang-Undang. Akibat-akibat hukum berkewajiban melunasi utang debitor kepada kreditor
tersebut berlaku kepada debitur dengan 2 (dua) cara atau para kreditornya apabila tidak membayar utang
pemberlakuan sebagai berikut (Munir Fuady, 1995: yang telah jatuh waktu dan atau dapat ditagih. Oleh
65): karena penjamin atau penanggung adalah/debitor,
(1) Berlaku demi hukum maka penjamin atau penanggung dapat dinyatakan
Ada beberapa akibat hukum yang berlaku pailit berdasarkan Undang-Undang Kepailitan (Sutan
demi hukum (by operation of law) segera Remy Sjahdeini, 2010: 97-98).

139
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

Dalam hal penjaminnya adalah pribadi, maka Adanya jaminan perorangan, kreditor akan
yang perlu diperhatikan adalah status sosial merasa lebih aman dari pada tidak ada jaminan sama
dan status ekonomi garantor itu. Bonafilitas sekali karena dengan adanya jaminan perorangan
garantorsecara ekonomi dan status sosialnya di kreditor dapat menagih tidak hanya pada debitor
dalam masyarakat, menjadi syarat penentu dan tetapi pada pihak ketiga yang menjaminnya dan
dapat dijadikan alasan, dapat tidaknya garantor itu kadang terdiri atas beberapa orang. Sehingga
diterima kreditor. Berkaitan dengan garantor pribadi apabila perjanjian utang piutang itu dijamin dengan
ini, apabila perjanjian kredit jatuh tempo, dan debitor jaminan perorangan, sedang dalam perjanjian
tidak dapat membayar utang-utangnya, maka debitor jaminan perorangan itu tidak ada benda tertentu
dapat dimohonkan pailit. Setelah debitor dinyatakan milik penanggung yang diikat, disini hanya berupa
pailit, lalu semua hartanya dijual oleh kurator untuk kesanggupan saja dari pihakpenanggung untuk
membayar utang-utangnya. Apabila hasil penjualan menanggung hutang debitor apabila debitor
itu tidak mencukupi untuk melunasi utang-utangnya, wanprestasi atau ingkar janji maka akan berlaku
maka kurator dapat menjual harta garantor untuk ketentuan jaminan secara umum yang diatur dalam
menutupi kekurangannya. Jadi, garantor baru tampil Pasal 1131 dan 1132 KUHPerdata.
memenuhi kewajibannya apabila debitor (utama)
Dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit
sudah kehabisan harta untuk membayar utang-
pada kasus kepailitan, jaminan perorangan cukup
utangnya (Syamsudin M Sinaga, 2012: 408).
berperan sebagai pihak yang turut bertanggung
Menurut Pasal 24 Undang-Undang Kepailitan jawab dalam pelunasan utang-utang debitor kepada
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, kreditor. Pada beberapa kasus, kedudukan personal
dengan pernyataan pailit, debitor pailit demi hukum guarantee yang pada awalnya hanya menjadi pihak
kehilangan hak untuk menguasai kekayaannya yang ketiga yang akan menjamin dan menanggung
dimasukkan dalam harta pailit terhitung sejak hari pelunasan utang-utang debitor yang lalai dalam
pernyataan pailit diputuskan. Dengan demikian, melunasi utang-utangnya, kedudukannya dapat
seorang penjamin yangdinyatakan pailit oleh berubah menjadi seperti debitor utama yang dapat
pengadilan tidak lagi dapat melakukan bisnis untuk dituntut pertanggungjawabannya oleh kreditor secara
dan atas nama pribadinya (Sutan remy sjahdeini, langsung tanpa harus terlebih dahulu menyita harta
2010: 97-98). dari debitor utama yang pailit.
Apabila debitor dinyatakan pailit yang mana Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
hutang tersebut dijamin oleh jaminan perorangan atau Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, ada beberapa kasus
penjamin sendiri yang menjadi jaminan maka berlaku kepailitan dari garantor atau personal guarantee
ketentuan Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata yang telah diputuskan oleh Pengadilan Niaga Jakarta
yaitu segala hartakekayaan penanggung baik yang Pusat, salah satunya adalah putusan dengan No
berupa benda bergerak maupun benda tetap (benda 72/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. Mengenai
tidak bergerak) baik yang sudah ada maupun yang duduk perkaranya, yang menjadi dasar dan alasan
baru akan ada di kemudian hari menjadi jaminan atau pemohon pailit mengajukan permohonan pailit
agunan bagi perikatan yang dibuat dengan kreditor terhadap termohon pailit adalah kedudukan termohon
sehingga harta penanggung juga masuk dalam harta pailit selaku penjamin pribadi (borgtocht) adalah
pailit sebab jika tidak maka perjanjian yang dibuat selaku debitor langsung yang wajib membayar semua
antara kreditor dan penjamin itu tidak ada artinya utang PT. Metalindo Perwita kepada pemohon pailit
sama sekali (Christina Erna Widiastuti, 2002: 72). (dalam Nadia Reinatha, 2013: 53).
Dalam hal ini maka berlaku asas paritas Sejak Januari 2009, PT. Metalindo Perwita selaku
creditorium dimana pembayaran atau pelunasan debitor mengalami kondisi kesulitan keuangan dan
utang dilaksanakan secara berimbang dengan tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya
demikian dalam kepailitan debitor maka para kepada beberapa kreditor salah satunya adalah
kreditor pemegang hak jaminan perorangan hanya PT.Bank OCBC NISP, sehingga karena kondisi
akan berkedudukan sebagai kreditor konkuren saja, ketidakmampuan dari PT. Metalindo Perwita
yang bersaing dalam pemenuhan piutangnya, karena tersebut, kreditor memohon kepada pengadilan untuk
dalam jaminan perorangan tidak ada benda tertentu memailitkan PT. Metalindo Perwita agar pelunasan
sebagai obyek jaminan. piutang yang dimiliki kreditor dapat terpenuhi.

140
Meiska Veranita. Kedudukan Huku Penjamin Perorangan (Personal Guarantor) Dalam Hal ...

Setelah proses kepailitan dilaksanakan, ternyata dengan debitor) (Sembiring Sentosa, 2008: 67).
harta dari PT. Metalindo Perwita yang termasuk ke Secara umum jaminan kredit diarahkan sebagai
dalam harta pailit tidak mencukupi dari jumlah piutang penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan
kreditor, sehingga kreditor meminta pertanggung seseorang untuk menanggung pembayaran kembali
jawaban kepada personal guarantee atau garantor suatu hutang (Suyatno dkk, 1993: 70).
dalam hal ini Liem Iwan Yuwana, yang telah
Resiko gagal bayar dari debitur merupakan suatu
mengikatkan diri sebelumnya melalui perjanjian
permasalahan resiko kredit yang sangat serius dan
jaminan dengan kreditor untuk melunasi utang dari
tidak dapat begitu saja dengan mudah diselesaikan
debitor dalam hal ini PT. Metalindo Perwita apabila
oleh bank selaku kreditur. Pada umumnya penyebab
debitor tidak dapat melunasi utangnya kepada
timbulnya kredit bermasalah sebagai akibat gagal
kreditor. Setelah beberapa kali garantor dipanggil dan
bayarnya debitur atas kredit yang telah diberikan
diberikan peringatan, tetapi tidak juga menunjukkan
diakibatkan oleh beberapa faktor sebagai berikut
itikad baiknya dalam mempertanggung jawabkan
(Panji Yuda Pamungkas, 2012 : 58):
kewajibannya kepada kreditor, maka kreditor
1. Debitur yang tidak memiliki itikad baik. Tidak
memohon kepada pengadilan untuk memailitkan juga
semua pemohon kredit mempunyai itikad baik,
garantor dari PT. Metalindo Perwita tersebut.
karena banyak pemohon kredit justru telah
Dari perkara kepailitan yang dipaparkan, dapat mengelabui bank agar memberikan kredit dan
disimpulkan bahwa kedudukan hukum penjamin setelah kredit dicairkan peruntukannya adalah
atau personal guarantee apabila debitor utama bukan untuk pengembangan usaha tetapi justru
dinyatakan pailit maka penjamin wajib memberikan untuk kepentingan pribadi yang lain (side
pertanggungjawabannya kepada kreditor apabila streaming).
debitor utama tidak dapat memenuhi kewajibannya 2. Keterbatasan kualitas debitur dalam mengelola
sesuai dengan isi dari perjanjian jaminan yang telah kredit. Bank seringkali tidak melakukan
disepakati oleh kreditor dan penjamin. Apabila penilaian yang layak atas prospek usaha, kondisi
penjamin tidak juga menunjukkan itikad baik, keuangan ataupun kapasitas debitur. Sebagai
untuk memenuhi kewajibannya maka kreditor dapat akibat keterbatasan debitur dalam mengelola
memohon kepada pengadilan untuk memailitkan pula kredit yang dikucurkan maka resiko gagal bayar
penjamin pribadi atau personal guarantee(dalam debitur-pun akan semakin meningkat.
Nadia Reinatha, 2013: 55). 3. Musibah yang terjadi pada debitur atau kegiatan
usaha debitur. Musibah merupakan suatu hal
Dengan demikian, maka apabila debitor
yang tidak dapat dihindari dan diluar kekuasaan
dinyatakan pailit sedang harta pailit tidak mencukupi
dan kehendak manusia. Debitur sebagai akibat
untuk menutup hutang-hutang debitor, maka
musibah yang dialaminya sangat mungkin
harta milik penjamin yang belum terbebani hak
akan mengalami kendala yang serius dalam
tanggungan dan hak-hak agunan lainnya maka dapat
pengembalian kreditnya kepada bank.
dimasukkan ke dalam harta pailit sebesar apa yang
telah diperjanjikan dalam perjanjian penanggungan, Berdasarkan kebutuhan akan pengamanan
hal ini sesuai dengan keadilan dan taat pada asas pengembalian kredit dengan resiko seperti tersebut
moral yaitu siapa yang berjanji haruslah menepati di atas maka bentuk-bentuk pengikatan jaminan atas
janji itu . benda bergerak dan benda tidak bergerak adalah
sebagai berikut:
C. Perlindu ngan Hukum Penjamin 1. Perjanjian Pengikatan Gadai
Perorangan (Personal Guarantor) Perjanjian kebendaan dimana bank sebagai
kreditur memperoleh hak kebendaan atas suatu
dalam Perjanjian Jaminan Perorangan
benda bergerak yang dimiliki oleh debitur atau
(Borgtocht)
penjamin. Dalam Perjanjian Gadai ini bank
Jaminan kredit mempunyai peranan penting sebagai kreditur menguasai secara keseluruhan
bagi pengamanan pengembalian dana bank yang
telah disalurkan kepada pihak peminjam melalui 2. Perjanjian Pengikatan Fidusia
pemberian kredit Dasar Hukum perjanjian kredit Eigendomsoverdracht)
adalah pinjam meminjam yang didasarkan kepada Perjanjian Pengikatan Fidusia yaitu
kesepakatan antara bank dengan nasabah (kreditur penyerahan hak milik atas suatu benda secara

141
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

kepercayaan dari debitur kepada kreditur. Ini Perorangan (borgtocht) selama ini dibuat dalam
berarti atas benda tersebut, kepemilikannya akta otentik atau notariil. Bentuk Akta Penjaminan
secara hukum sudah berpindah kepada kreditur, atau Akta Borgtocht sebenarnya dapat dibuat dengan
akta di bawah tangan atau dengan akta otentik
3. Hak Tanggungan karena undang-undang tidak mensyaratkan atau
Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang menentukan secara formal mengenai bentuk akta
dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana borgtocht tersebut.
yang dimaksud dalam perundang-undangan
Persyaratan pemberian Personal Guarantee dari
tentang agrarian atau pertanahan, sedangkan
pihak ketiga tersebut selalu diwajibkan oleh Komie
ketentuan mengenai Hak Tanggungan mengacu
Kredit karena beberapa pertimbangan:
pada perundang-undangan mengenai Hak
1. Debitur termasuk dalam jenis Debitur Komersial
Tanggungan.
atau Debitur Korporasi yang memiliki plafond
4. Pengikatan Hipotik, yang dulunya digunakan
kredit dengan nominal yang besar.
untuk mengikat jaminan tanah dan bangunan
2. Nasabah mempunyai beberapa perusahaan
sudah tidak digunakan lagi dengan berlakunya
lainnya atau termasuk dalam suatu kelompok
perundang-undangan mengenai Hak Tang-
atau group perusahaan.
gungan. Namun pengikatan Hipotik masih
3. Pembiayaan yang membutuhkan penanganan
digunakan untuk melakukan pengikatan atas
resiko kredit ya ng khusus. Pemberian
kapal-kapal laut berbendara Indonesia dengan
Penanggungan (Borgt) tersebut diberikan dalam
ukuran diatas 20m³, pesawat terbang, dan
kapasitas sebagai pribadi, oleh Komisaris atau
helikopter.
Direktur atau Pemegang Sahamnya dan bukan
5. Dalam ra ngka menambah pengamanan
dalam kapasitas selaku organ perseroan.
dalam pemberian kredit, Komite Kredit dapat
memintakan pemindahan hak piutang atau Pasal 1820 KUHPerdata yang menyebutkan
tagihan yang dimiliki oleh debitur yang disebut “Suatu perjanjian, di mana pihak ketiga, demi
dengan Cessie. kepentingan kreditur, mengikatkan dirinya untuk
6. Personal Guarantee dan Corporate Guarantee memenuhi perikatan debitur, bila debitur tidak
Jenis jaminan untuk meningkatkan rasa memenuhi perikatannya”. Pemaparan di atas
tanggung jawab debitur dalam membayar menunjukkan bahwa sebuah perlindungan hukum
cicilan pinjaman yang telah diterimanya, yang komprehensif adalah suatu kebutuhan yang
maka Komite Kredit wajib mensyaratkan mendesak. Negara Indonesa sebagai negara hukum
penanggungan hutang oleh pihak ketiga baik yang berdasarkan Pancasila haruslah memberikan
perorangan maupun badan hukum (personal perlindungan hukum terhadap warga masyarakatnya
guarantee corporate guarantee). Penanggungan yang sesuai dengan Pancasila. Oleh karena itu
hutang atau disebut juga borgtocht adalah perlindungan hukum berdasarkan Pancasila berarti
suatu persetujuan guna kepentingan kreditur pengakuan dan perlindungan hukum akan harkat dan
dimana pihak ketiga mengikatkan diri untuk martabat manusia atas dasar nilai Ketuhanan Yang
memenuhi kewajiban debitur kepada kreditur, Maha Esa, kemanusiaan, permusyawaratan serta
apabila debitur yang bersangkutan tidak dapat keadilan sosial.
memenuhi kewajibannya atau melakukan
wanprestasi. P e rl in du nga n h uk um d a pa t d ia rt i ka n
perlindungan oleh hukum atau perlindungan dengan
Pengikatan Jaminan Perorangan tersebut menggunakan pranata dan sarana hukum. Ada
menjadi sebuah pengaman yang sangat efektif bagi beberapa cara perlindungan secara hukum, antara
pihak bank untuk menjaga kualitas kredit yang telah lain sebagai berikut (Wahyu Sasongko, 2007: 31):
diberikan kepada debitor. Sebuah perjanjian akan 1. Membuat peraturan (by giving regulation), yang
menjadi ideal pada saat dapat memberikan manfaat bertujuan untuk:
bagi kedua belah pihak. Dengan adanya seorang a. Memberikan hak dan kewajiban;
penanggung tersebut maka kreditur memandang b. Menjamin hak-hak para subyek hukum.
kedudukannya menjadi lebih baik atau kuat, 2. Menegakkan peraturan (by the law enforcement)
dengan demikian pada dasarnya perjanjian jaminan melalui:
perorangan diadakan bukan untuk kepentingan a. Hukum administrasi Negara yang berfungsi
debitur tetapi untuk kreditur. Perjanjian Jaminan untuk mencegah (preventif) terjadinya

142
Meiska Veranita. Kedudukan Huku Penjamin Perorangan (Personal Guarantor) Dalam Hal ...

pelanggaran hak-hak konsumen, dengan ditujukan kepada debitor utamanya. Berdasarkan


perijinan dan pengawasan; Pasal 1832 KUHPerdata angka 2 bahwa kedudukan
b. Hukum pidana yang berfungsi untuk antara debitor utama dengan penjamin atau personal
menanggula ngi (repressiv e) setia p guarantee atau borgtocht adalah sama-sama
pelanggaran terhadap peraturan perundang- seorang debitor. Kedudukan hukum penjamin
undangan, dengan cara mengenakan sanksi atau personal guarantee apabila debitor utama
hukum berupa sanksi pidana dan hukuman; dinyatakan pailit maka penjamin wajib memberikan
c. Hukum perdata yang berfungsi untuk pertanggungjawabannya kepada kreditor apabila
memulihkan hak (curative, recovery), debitor utama tidak dapat memenuhi kewajibannya
dengan membayar kompensasi atau ganti sesuai dengan isi dari perjanjian jaminan yang telah
kerugian. disepakati oleh kreditor dan penjamin. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Pada prinsipnya, penanggung utang tidak
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
wajib membayar utang debitur kepada kreditur,
Utang, secara eksplisit dalam undang-undang tersebut
kecuali jika debitur lalai membayar utangnya.
tidak diatur bahwa penjamin dapat dipailitkan sama
Untuk membayar utang debitur tersebut, maka
dengan debitor, namun berdasarkan putusan No. 72/
barang kepunyaan debitur harus disita dan dijual
PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PSTapabila penjamin
terlebih dahulu untuk melunasi utangnya. Bentuk
tidak juga menunjukkan itikad baik untuk memenuhi
perlindungan seperti dijabarkan di atas diwujudkan
kewajibannya, maka kreditor dapat memohon kepada
dalam beberapa peraturan hukum yang berlaku
pengadilan untuk memailitkan pula penjamin pribadi
di Indonesia. KUHPerdata Bagian 2 tentang
atau personal guarantee.
Akibat-AkibatPenanggungan Antara Kreditur
dan Penanggung Pasal 1831 menyatakan bahwa Bentuk perlindungan diwujudkan dalam
“Penanggung tidak wajib membayar kepada kreditur be be ra pa pe ra tu ra n huku m ya ng be rla ku
kecuali debitur lalai membayar utangnya, dalam hal di Indonesia. KUHPerdata Bagian 2 tentang
itu pun barang kepunyaan debitur harus di sita dan Akibat-AkibatPenanggungan Antara Kreditur
dijual terlebih dahulu untuk melunasi utangnya”. dan Penanggung Pasal 1831 menyatakan bahwa
Pernyataan tersebut diperkuat berdasarkan Pasal “Penanggung tidak wajib membayar kepada kreditur
1832 KUHPerdata, si penanggung tidak dapat kecuali debitur lalai membayar utangnya, dalam hal
menuntut supaya benda-benda si berutang lebih itu pun barang kepunyaan debitur harus disita dan
dahulu untuk melunasi utangnya: dijual terlebih dahulu untuk melunasi utangnya”.
1. apabila ia telah melepaskan hak istimewanya Pernyataan tersebut diperkuat berdasarkan Pasal
un t uk me n un tu t su pa y a b en da -b e nd a 1832 KUHPerdata.
siberutanglebih dahulu disita dan dijual;
2. apabila ia telah mengikatkan dirinya bersama-
sama dengan si berutang utama secara tanggung
Daftar Pustaka
menanggung; dalam hal mana akibat-akibat
perikatannya diatur menurut asas-asas yang Buku
ditetapkan untuk utang-utang tanggung- Djuhaenda Hasan.1998. Perjanijan Jaminan Dalam
menanggung; Perjanjian Kredit.Jakarta: Proyek Elips dan
3. jika si berutang dapat memajukan suatu Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
tangkisan yang hanya mengenaidirinya sendiri
secara pribadi; Hermansyah. 2005.Hukum Perbankan Nasional
4. Jika si berutang beradadidalam keadaan pailit; Indonesia. Jakarta: Prenada Media.
5. Dalam hal penanggungan yang diperintahkanoleh
Muhammad Djumhana. 1996.Hukum Perbankan di
Hakim.
Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

D. Penutup Munir Fuady . 1995. Hukum Pailit dalam Teori dan


Praktek.
Seorang debitor yang memiliki seorang penjamin
atau personal guarantee atau borgtocht mempunyai M. Yahya Harahap. 1982. Segi-Segi Hukum
tanggung jawab dalam perkara kepailitan yang Perjanjian. Bandung: Alumni.

143
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

Rac hmadi Usma n. 2008. Huk um Jaminan Undang-Undang Kepailitan Nomor 37 Tahun
Keperdataan. Jakarta: Gramedia Pusaka 2004”. Jurnal Hukum. Vol 1, No 6, Oktober-
Utama. Desember 2013.Manado: Fakultas Hukum
Unsrat.
Sembiring Sentosa. 2008.Hukum Perbankan.
Bandung: Mandar Maju. Panji Yuda Pamungkas. 2012. “Perlindungan hukum
Bagi Penjamin Dalam Perjanjian Jaminan
Sutan Remi Sjahdeini. 2010.Hukum Kepailitan: Perorangan (Borgtocht) Pada PT. Bank Artha
Memahami Undang-Undang No 37 Tahun Graha Internasional Tbk Cabang Samarinda”.
2004 Tentang Kepailitan. Jakarta: Pustaka Jurnal Risalah Hukum. Vol 8, No 1, Juni 2012.
Samarinda: Fakultas Hukum Unmul.
Sutarno. 2003.Aspek-Aspek Hukum Perkreditan pada Sri Mulyani. 2012. “Pengembangan Hak Kekayaan
Bank. Jakarta: Alfabeta. Intelektual sebagai Collateral (Agunan)
Suyatno dkk. 1993.Kelembagaan Perbankan. Untuk Mendapatkan Kredit Perbankan di
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Indonesia”. Jurnal Dinamika Hukum. Vol 12,
No 3, September 2012. Semarang: Fakultas
Syamsudin M. Sinaga. 2012. Hukum Kepailitan Hukum UNTAG.
Indonesia. Jakarta: Tatanusa.
Wahyu Sasongko. 2007.Ketentuan-Ketentuan Pokok Tesis
Hukum Perlindungan Konsumen. Bandar Christina Erna Widiastuti.2002. “Kajian Hukum
Lampung: Universitas Lampung. Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Jaminan
Perorangan (Borgtocht) dalam Kepailitan
Peraturan Perundang-Undangan De bi t u r ” . Te s i s . S e m a r a n g : M a g i s t e r
Kenotariatan Program Pasca Sarjana Undip.
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio. 2004. Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata. Jakarta: PT Pradnya
Paramita.
Skripsi

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Nadia Reinatha. 2013. “Tanggung Jawab Jaminan
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Perorangan (Personal Guarantee) Dalam
Pembayaran Utang. Hal Debitur Dinyatakan Pailit (Studi
Putusan Pengadilan Niaga No: 72/
Jurnal PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST)”.
Skripsi. Padang: Fakultas Hukum
Credo Woruntu. 2013. “Perlindungan Hukum Bagi Universitas Andalas.
Kreditur Terhadap Putusan Pailit Menurut

144

Anda mungkin juga menyukai