Anda di halaman 1dari 4

Umum : tanggungan atas pelunasan suatu hutang.

Sifat : accessoir, (Adanya, Hapusnya, Batalnya, Beralihnya)

Menurut J. Satrio : hukum jaminan adalah peraturan hukum yang mengatur jaminan-jaminan piutang seorang kreditur terhadap debitur.

Salim HS : hukum jaminan adalah kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara pemberi dan penerima jaminan dalam
kaitannya dg pembebanan jaminan utk mendapatkan fasilitas kredit.

Unsur Jaminan :

1. Adanya kaidah hukum : Dibedakan antara Kaidah hukum jaminan tertulis (undang-unang) dan Kaidah hukum jaminan tidak tertulis
(kebiasaan di masyarakat).
2. Pemberi jaminan : orang atau badan hukum yg menyerahkan barang jaminan kepada penerima jaminan – debitur. Penerima jaminan
: orang atau badan hukum yg menerima barang jaminan dari pemberi jaminan – kreditur.
3. Adanya Jaminan, Bisa berupa jaminan materiil (kebendaan) maupun jaminan nonmateriil (nonkebendaan).
4. Pemberian kredit merupakan pemberian uang berdasarkan kepercayaan.

Asas Jaminan :

1. Asas publicitet, semua hak, baik hak tanggungan, hak fidusia, dan hipotek harus didaftarkan. Pendaftaran HT : di kantor BPN,
Pendaftaran fidusia : di kantor pendaftaran fidusia pada Kemenkumham, Pendaftaran hipotek kapal laut : di depan pejabat pendaftar
dan pendaftar balik nama.
2. Asas specialitet, bahwa hak tanggungan, hak fidusia, dan hipotek hanya dapat dibebankan atas persil atau atas barang-barang yg
sudah terdaftar atas nama orang tertentu.
3. Asas inbezitstelling, bahwa barang jaminan (gadai) harus berada pada penerima gadai.
4. Asas tak dapat dibagi-bagi, asas dapat dibaginya hutang tidak dapat mengakibatkan dapat dibaginya hak tanggungan, hak fidusia,
hipotek, dan hak gadai walaupun telah dilakukan pembayaran sebagian.
5. Asas horizontal, bangunan dan tanah bukan merupakan satu kesatuan.
EIGENDOM --- EIGENAAR BEZIT --- BEZITTER

Pengaturan Hukum Jaminan

Di dalam Buku II KUH Perdata : Gadai : Ps. 1150-1161 KUH Perdata, Hipotek : Ps. 1162-1232 KUH Perdata

Di luar Buku II KUH Perdata : UU No. 5 Tahun 1960 – UUPA, UU No. 4 Th. 1996 – Hak Tanggungan, UU No. 42 Th. 1999 – Jaminan
Fidusia, UU No. 21 Th. 1992 – Pelayaran, Buku III ttg van Zaaken NBW Belanda.

Sistem tertutup (clossed system), orang tdk dpt mengadakan hak-hak jaminan yg baru, selain yg telah ditetapkan undang2.

Sistem terbuka (open system) = sistem dalam hukum perjanjian.

Menurut Ps. 1 angka 23 UU No. 10 Th 1998 ttg Perbankan, Agunan adalah jaminan tambahan diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam
rangka mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

Unsur Agunan : Jaminan tambahan; Diserahkan oleh debitur kepada bank; Untuk mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan.

Jenis Jaminan :

1. Jaminan materiil – jaminan kebendaan : memberikan hak mendahului di atas benda-benda tertentu dan mempunyai sifat melekat
dan mengikuti benda ybs.
2. Jaminan immateriil – jaminan perorangan : tidak memberikan hak mendahului atas benda2 tertentu, tetapi hanya dijamin oleh harta
kekayaan seseorang lewat orang yg menjamin pemenuhan perikatan ybs.

Unsur Jaminan :

1. Hak mutlak atas suatu benda


2. Ciri – mempunyai hubungan langsung atas suatu benda tertentu
3. Dapat dipertahankan terhadap siapapun
4. Selalu mengikuti bendanya
5. Dapat dialihkan kpd pihak lain.

Unsur Jaminan Perorangan :

1. Mempunyai hubungan langsung pada orang tertentu.


2. Hanya dpt dipertahankan terhadap debitur tertentu.
3. Jaminan tambahan;

Termasuk Jaminan Perorangan :

1. Diserahkan oleh debitur kepada bank;


2. Untuk mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan.
3. Terhadap harta kekayaan debitur umumnya.

Jaminan Kebendaan :

1. Gadai (pand) – Bab 20 Buku II KUH Perd


2. Hipotek – Bab 21 Buku II KUH Perd
3. Credietverband – Stb. 1908 No. 542 sbgmn diubah dg Stb. 1937 No. 190.
4. Hak tanggungan – UU No. 4 th 1996
5. Jaminan fidusia – UU No. 42 th 1999.

Jaminan Masih Berlaku : Gadai, Hak tanggungan, Jaminan fidusia, Hipotek atas kapal laut dan pesawat udara, Borgtocht, Tanggung
menanggung, Perjanjian garansi.

Syarat Jaminan yang Baik :

1. Dapat secara mudah membantu perolehan kredit oleh pihak yg memerlukannya.


2. Tidak melemahkan potensi (kekuatan) si pencari kredit utk melakukan atau meneruskan usahanya.
3. Memberikan kepastian hukum kpd si kreditur, mudah dieksekusi.

Manfaat lembaga jaminan bagi kreditur :

1. Terwujudnya keamanan terhadap transaksi dagang yang ditutup;


2. Memberikan kepastian hukum bagi kreditur.

Manfaat benda jaminan bagi debitur :

1. Dapat memperoleh fasilitas kredit dari bank dan tidak khawatir dalam mengembangkan usahanya;
2. Adanya kepastian dalam berusaha karena mendapat bantuan modal.

Sifat Perjanjian

1. Perjanjian pokok : mrp perjanjian utk mendapatkan fasilitas kredit dr lembaga perbankan atau lembaga keuangan nonbank. Contoh
: perjanjian kredit bank.
2. Perjanjian tambahan (accesoir) : perj yg bersifat tambahan dan dikaitkan dg perjanjian pokok. Jadi mengikuti perjanjian pokoknya.
Contoh : gadai, tanggungan, fidusia.

Unsur-unsur kredit :

1. Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu;


2. Didasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam;
3. Para pihaknya : bank dan nasabah;
4. Kewajiban peminjam – melunasi hutang;
5. Jangka waktu;
6. Adanya bunga.

Lisan : terjadi di masyarakat pedesaan.

Tertulis : biasanya dilakukan di dunia perbankan, lembaga keuangan nonbank, atau lembaga pegadaian.

Perjanjian pembebanan jaminan dapat dilakukan dalam bentuk akta di bawah tangan (di pegadaian) atau dengan akta otentik (di muka pejabat
yg berwenang).

Lembaga Jaminan :

Sifat : accessoir

1. Bersifat hak kebendaan : memberikan kekuasaan langsung terhadap bendanya


2. Bersifat perorangan : menimbulkan hubungan langsung antara perorangan yg satu dg yg lain.
3. Bentuk : bebas, dalam praktek perbankan harus tertulis (akte Notaris dan PPAT – khusus tanah).

Dari sumbernya UU : ps. 1131 KUH Perdata : Hipotik, Credietverband, Gadai, Fidusia (FEO – Fiduciaire Eigendoms Overdrachts), Jaminan
pribadi (tanggungan) – borgtocht

a. Benda : bergerak dan tidak bergerak


b. Benda tetap : hipotik dan credietverband b. Benda bergerak : gadai dan fidusia

Perorangan : jaminan perorangan (personal guaranty) dan jaminan perusahaan (corporate guaranty).

1. Mengandung asas hak kebendaan


Absolut : dapat dipertahankan terhadap siapapun juga.
Droit de suite : hak kebendaan mengikuti bendanya dalam tangan siapapun juga. Berlaku asas droit de preference – hak yg terjadi
lebih dulu didahulukan dp yang belakangan.
Memberi kewenangan yg kuat kpd pemiliknya. Dapat dinikmati, dialihkan, dijaminkan, disewakan, dsb.
2. Asas Asesoir
Hak yg didahulukan dp piutang lain
Obyek : benda tdk bergerak, terdaftar, atau tidak terdaftar.
Asesi : perlekatan antara tanah dengan benda yg ada di atasnya.
Pemisahan horisontal : dapat dipisahkannya tanah dg benda di atasnya
Terbuka : adanya publikasi/pengumuman.
Spesifikasi/pertelaan dr benda tsb.
Mudah dieksekusi (ps. 1178 ayat 2 KUH Perd).

Previlage : Suatu hak (istimewa) yg diberikan oleh UU kepada kreditur yg satu atas kreditur lainnya, se-mata2 berdasarkan sifat piutangnya
(Ps. 1134 KUH Perd).
Sifat Previlegi

1. merupakan salah satu hak yg didahulukan pemenuhannya;


2. bersifat hak kebendaan;
3. Memberikan jaminan kpd kreditur atas pemenuhan hutang debitur yg telah dapat diragih dari suatu perikatan.

Previlegi khusus ditujukan pada benda2 tertentu milik debitur yg dapat dijadikan sarana utk pelunasan hutung debitur.

Ps. 1139 menyebutkan ada 9 macam hak :

1. Biaya perkara yg timbul dari penjualan barang bergerak dan tidak bergerak sbg pelaksanaan suatu putusan, yg dibayarkan dr hasil
penjualan barang.
2. Uang sewa barang tetap, biaya perbaikan yg menjadi kewajiban penyewa.
3. Harga pembelian barang bergerak yg belum dibayar.
4. Biaya utk menyelamatkan barang.
5. Biaya pengerjaan barang yg masih harus dibayarkan kpd pekerja.
6. Jaminan yg diserahkan tamu rumah penginapan kpd pemilik penginapan.
7. Uang pengangkutan dan biaya tambahan lainnya.
8. Biaya yg harus dibayar kpd tukang yg mengerjakan suatu perkerjaan, dan biaya penambahan/ pengurangan suatu barang.
9. Penggantian yg harus dibayar oleh pegawai umum krn suatu kesalahan dlm pekerjaan.

Previlegi umum adalah hak istimewa yg tertuju pada semua benda milik debitur.

Ps. 1149 KUH Perd. menyebutkan ada 7 macam hak kebendaan :

1. Biaya perkara yg timbul dr penjualan barang dan biaya penyelamatan barang.


2. Biaya penguburan.
3. Biaya pengobaan terakhir.
4. Upah para buruh yg harus dibayar.
5. Piutang karena penyerahan bahan-bahan makanan.
6. Piutang para pengusaha sekolah berasrama.
7. Piutang anak-anak di bawah umum yg dapat ditagih.

Hak Retensi Adalah hak utk menahan suatu benda sampai piutang yg berkaitan dg benda tersebut dilunasi.

Sifat Hak retensi :

1. bersifat memberikan jaminan sekalipun bukan hak jaminan.


2. bersifat accesoir.
3. Tidak dapat di-bagi2, artinya jika sebagian dari piutang dilunasi, maka tidak ada kewajiban pemegang hak (retentor) utk
menyerahkan sebagian dr benda sesuai nilai piutang yg telah dilunasi.
4. Tidak memberikan hak memakai, tetapi hanya sebatas hak menahan saja dari hak revindikasi (menuntut penyerahan) oleh debitur.
Kewenangan retentor hanyalah menahan benda dan menolak penyerahan benda sebelum hutang debitur dilunasi.

Hak Gadai

Pengertian : Pasal 1150 KUH Perdata. : suatu perjanjian yg dibuat antara kreditur dg debitur, di mana debitur menyerahkan benda bergerak
kpd kreditur, utk menjamin pelunasan suatu hutang gadai, ketika debitur lalai melaksanakan prestasinya.

Unsur : Adanya subyek gadai, yi kreditur (penerima gadai) dan debitur (pemberi gadai), Adanya obyek gadai, yi barang bergerak (berwujud
dan tdk berwujud), Adanya kewenangan kreditur.

Dasar Hukum : Ps. 1150 – 1160 KUH Perdata, PP No. 7/1969 ttg Perjan Pegadaian, PP 10/1970 ttg perubahan no. 2, PP 103/2000 ttg Perum
Pegadaian.

Subyek gadai : debitur/pemberi gadai (pandgever) dan kreditur/penerima gadai (pandnemer).

Pandgever : orang atau badan hukum yg mbrk jaminan kpd penerima gadai utk pinjaman uang yg diberikan kpdnya atau pihak ketiga.

Pandnemer : orang atau badan hukum yg menerima gadai sbg jaminan utk pinjaman uang yg diberikannya kpd pemberi gadai (pandgever).

1. Hak gadai di Perum Pegadaian Berdasar PP 10/1990, hk gadai yg berlaku di lingkungan pegadaian adlh Pandhuis Reglement
(Aturan Dasar Pegadaian), S. No. 81/1928. 1990 : Perjan berubah mjd Perum Pegadaian (PP 10/1990).
2. Obyek : barang2 yg dpt digadaikan ialah semua barang bergerak, jika utk itu dpt diberikan pinjaman uang sedikitnya Rp. 0,10
(sepuluh sen).
Hak Pejabat Pegadaian :
- Menolak benda yg digadaikan krn larangan sbg benda gadai.
- Menetapkan jumlah pinjaman maksimum.
- Menentukan kewenangan menguasai barang – perolehannya.

Hak Penerima Gadai

1. Menerima angsuran pokok pinjaman dan bunga sesuai dg waktu yg ditentukan.


2. Menjual barang gadai jika pemberi gadai tdk memenuhi kewajibannya setelah lampaunya waktu atau setelah dilakukan peringatan
untuk pemenuhan janjinya.
Kewajiban Penerima Gadai

1. Menyimpan benda gadai dg baik.


2. Menanggung kerusakan yg terjadi krn kebakaran.
3. Menanggung benda gadai yg hilang krn terbakar.

Hak Pemberi Gadai

1. Menerima uang gadai dr penerima gadai.


2. Berhak atas barang gadai jika hutang pokok, bunga dan biaya sdh lunas.
3. Berhak menuntut kpd pengadilan spy barang gadai dijual utk melunasi hutang-hutangnya.

Kewajiban Pemberi Gadai

1. Menyerahkan barang gadai kpd penerima gadai.


2. Membayar pokok dan sewa modal kpd penerima gadai.
3. Membayar biaya yg dikeluarkan penerima gadai utk menyelamatkan barang gadai.

Fidusia :

Pasal 1 ayat (1) UU No. 42/1999 ttg Jaminan Fidusia : pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dg ketentuan bhw
benda yg hak kepemilikannya yg diadakan tsb tetap dlm penguasaan pemilik benda itu.

Perangkat Hukum

1. Lahir krn yurisprudensi.


2. 1971 MA menetapkan bhw perj penyerahan hak sbg jaminan hak fidusia itu hanya sah sepanjang benda itu bergerak.
3. 1985 fidusia diatur oleh UU No. 16/1985 ttg Rumah susun.

Unsur Jaminan Fidusia

1. Adanya hak jaminan


2. Ada obyek, yi benda bergerak (berwujud dan tidak berwujud) dan benda tidak bergerak, khususnya bangunan yg tidak dibebani
hak tanggungan, mis. pembebanan jaminan rusun.
3. Obyek jaminan tetap dikuasai pemberi fidusia.
4. Memberikan kedudukan yg diutamakan kpd kreditur.

Objek Fidusia

1. Benda bergerak, baik yg berwujud maupun tidak berwujud.


2. Benda tidak bergerak, khususnya bangunan yg tidak dibebani hak tanggungan.
Ini berkaitan dg bangunan rumah susun – UU no. 16/1985 ttg Rumah Susun.

Subjek Jaminan

1. Pemberi fidusia : perseorangan dan korporasi pemilik benda.


2. Penerima fidusia : perseorangan atau korporasi yg mempunyai piutang.

Objek Fidusia Bergerak

1. Barang bergerak berwujud dan tidak berwujud.


2. Rumah susun berikut tanahnya.
3. Satuan Rusun di atas hak pakai tanah milik negara.
4. Tanah hak pakai atas tanah negara beserta rumah susun yg akan dibangun.
5. Kapal yg tidak terdaftar.
6. Perumahan.

Fidusia Lebih Satu Penerima

Ps 8 UUF : fidusia bisa diberikan kpd lebih dr satu orang penerima fidusia.

Thd satu benda jaminan fidusia dpt diberikan sbg jaminan kpd lebih dr satu orang debitur.

Penjaminan dituangkan dlm satu akta penjaminan.

Terjadinya Fidusia

1. Fase pertama : perj utk mbrk fidusia. Para pihak membuat janji utk mbrk jaminan fidusia thd perj pokok.
2. Fase kedua : perj fidusia dlm bentuk PPAT. Pemberian fidusia dlkk dg akta PPAT. Bentuk dan isi akta ditetapkan dg PP.
3. Fase ketiga : pendaftaran. Akta PPAT didaftarkan di Kantor Pertanahan (BPN).

Eksekusi benda jaminan yg diikat dg fidusia sangat sulit di dlm praktek. Utk benda bergerak yg berada di dlm perdagangan, perlu pengawasan
yg ketat. Fidusia rusun dg PP. PERJAN, PERUM, PT

Hapusnya Fidusia

Pasal 25 UUF : Hapusnya hutang, Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia, Musnahnya benda yg menjadi obyek jaminan
fidusia.

Anda mungkin juga menyukai