dalam Kepailitan di
Indonesia
oleh Kelompok 3
Daftar Anggota
Alasan
merupakan salah satu kaidah
hukum Romawi Kuno yang berasal
Actio Pauliana
akan merugikan hak krediturnya,
maka perbuatan itu dapat
dibatalkan. Sehingga, keberadaan
Actio Pauliana adalah untuk
melindungi hak dari Kreditur.
pada dasarnya terdapat tiga jenis
dalam
1. Actio Pauliana umum diatur
dalam Pasal 1341 KUHPer
Penerapannya
2. Actio Pauliana waris diatur
dalam Pasal 1061 KUHPer
Actio Pauliana
dapat dimintakan pada pengadilan
ketika memenuhi lima (5) hal.
Cont’d
4. Pada saat melakukan perbuatan hukum debitor mengetahui bahwa perbuatan hukum tersebut
akan merugikan kreditor
5. Pada saat melakukan perbuatan hukum tersebut, pihak dengan siapa perbuatan hukum itu
dilakukan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan tersebut akan merugikan
kreditor
KASUS POSISI
Putusan No. 07/Pdt.Sus-Actio
Pauliana/2015/Pengadilan Niaga Medan
Marolop Tua Sagala dalam kasus ini selaku kurator mengajukan gugatan
Actio Pauliana terhadap PT. Heat Exchanger Indonesia yang dalam hal ini
dalam keadaan pailit, terhadap PT KPE Industries dalam hal ini adalah
tergugat II, terhadap Chew Fook Sin selaku direktur PT Heat Exchangers
Indonesia (PT HEI) dan direktur PT KPE Industries yang juga dalam keadaan
pailit, Lee Swee Eng selaku Komisaris PT Heat Exchangers Indonesia dan
komisaris PT KPE Industries yang juga dalam keadaan pailit.
Adapula KNY PTY LTD, selaku pemegang saham PT Heat Exchangers Indonesia
dalam kasus ini masuk sebagai turut tergugat I, dan KNM Capital SDN BHD sebagai
turut tergugat II. Duduknya perkara adalah PT HEI dinyatakan pailit melalui putusan
Nomor 07/PDT. SUS-PKPU/2014/PN.NIAGA.MDN. Diketahui pula bahwa baik PT HEI
dan PT KPE Industries adalah anak perusahaan dari turut tergugat II. PT HEI yang
dalam keadaan pailit diketahui dari verifikasi yang dilakukan oleh penggugat bahwa
telah mengalihkan/ menjual seluruh hartanya kepada tergugat II pada November 2014,
pengalihan/penjualan tersebut sebesar USD. 1.405.357,13,-, juga telah menjual aset
berupa lima unit mobil milik tergugat I kepada tergugat II senilai USD. 901,68. Juga
ditemukan aset milik tergugat berdasarkan dari dokumen laporan keuangan per 31
Desember 2014 adalah nol.
Pihak-pihak yang berperkara
Penggugat:
MAROLOP TUA SAGALA, SH, sebagai Kurator dari PT. Heat Exchangers Indonesia
(dalam Pailit)
Tergugat:
1. PT. Heat Exchangers Indonesia (PT. HEI) (Dalam Pailit), sebagai Tergugat I
2. PT. KPE Industries (PT. KPEI), sebagai Tergugat II
3. CHEW FOOK SIN (CFS), Direktur PT Heat Exchangers Indonesia (dalam Pailit) (in
casu) (Tergugat-I), sebagai Tergugat III
Pihak-pihak yang berperkara
Tergugat:
4. LEE SWEE ENG (LSE), Komisaris PT Heat Exchangers Indonesia (dalam Pailit) (in
casu) (Tergugat-I), sebagai Tergugat IV.
5. CHEW FOOK SIN, sebagai Direktur PT KPE Industries, sebagai Tergugat V
6. LEE SWEE ENG, Komisaris PT KPE Industries, sebagai Tergugat VI
7. KNM PTY LTD, selaku Pemegang Saham PT. HEI, sebagai Tergugat VII
Turut Tergugat:
8. KNM PROCESS SDN BHD, selaku Pemegang Saham PT. HEI, (Turut Tergugat I)
9. KNM Capital SDN BHD, selaku Perusahaan Dalam Satu Group Dengan Para
Tergugat sehubungan dengan hasil penjualan asset Tergugat I, (Turut Tergugat II)
Analisis kasus
Pasal 42 Undang-Undang Nomor 37 Tahun
2004 menyatakan bahwa:
Dengan kata lain, jual-beli harus dilaksanakan oleh pihak yang berbeda.
Gambarannya Melakukan “jual-beli”
Dilakukan oleh orang
yang sama.
sebesar 1.405.358 USD Melanggar Pasal
1457 KUHPerdata
PT. Heat Exchangers Indonesia (PT. HEI) PT. KPE Industries (PT. KPEI) - Tergugat II
- Tergugat I
Berdasarkan fakta yang ada dalam persidangan, hasil “jual-beli” tersebut tidak masuk ke dalam
kas PT. HEI, namun ditransfer ke perusahaan induk: KNM PTY LTD (Tergugat VII)
Dalam Pertimbangan Hukum
PT. Heat Exchangers Indonesia (PT. HEI) KNM PTY LTD - Tergugat VII
- Tergugat I
Debitur Kreditur
Kreditur Debitur
Tergugat I mendalilkan bahwa transfer uang kepada Tergugat VII secara langsung merupakan
perbuatan set-off. Namun, “set-off” harus diajukan oleh pihak yang lain dan tidak secara otomatis.
Jadi, Hakim menilai ini tidak memenuhi persyaratan “set-off” dan merupakan tindakan pengalihan
aset.
Gambarannya Set-off diatur dalam Pasal 1425, 1426 dan 1427 KUHPerdata
PT. Heat Exchangers Indonesia (PT. HEI) KNM PTY LTD - Tergugat VII
- Tergugat I
Debitur Kreditur
Kreditur Debitur
Berdasarkan Putusan Homologasi Perdamaian (P-5) antara tergugat I dengan para krediturnya,
tanggal 8 Juli 2014, tergugat I dinyatakan pailit karena tidak membayar lunas utang kepada para
krediturnya, yaitu FI Ltd, PT ESS, PT TAF, PT QS, dan PT MKB.
Actio Pauliana = bentuk
perlindungan bagi kreditur atas
perbuatan hukum yang dilakukan
Simpulan oleh debitur dengan pihak ketiga
dimana kreditur merasa dirugikan
atas perbuatan hukum tersebut.
Penilaian Hakim: unsur mengetahui atau
sepatutnya mengetahui terpenuhi melalui
penafsiran a contrario.
Simpulan
Dasar: pengakuan Tergugat bahwa penjualan
aset dan transfer dana dari dari tergugat I kepada
tergugat VII dilakukan agar kegiatan operasional
tergugat I dapat terus berjalan dan agar mampu
melunasi hutangnya kepada para krediturnya.
Perlu adanya peraturan pelaksana yang
menjadi pedoman dalam hal acara
Saran pembuktian khusus actio pauliana.
Sekian dan Terima Kasih