Anda di halaman 1dari 9

HAPUSNYA PERIKATAN

Hal-hal yang mengakibatkan hapusnya perikatan


diatur dalam Pasal 1381 KUHPdt :
1. Karena Pembayaran, adalah setiap pemenuhan
prestasi secara sukarela. Dengan dipenuhinya
prestasi itu, perikatan menjadi hapus.
2. Karena penawaran pembayaran tunai, diikuti
dengan penyimpanan atau penitipan. Kalau
kreditur menolak pembayaran dari
debitur,maka debitur dapat melakukan
pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan
(consignatie), lihat
pasal 1404 sd 1412.
 3. Karena Pembaharuan Hutang (Novasi)
adalah suatu perjanjian yang menghapuskan
perikatan lama akan tetapi pada saat yang
sama menimbulkan perikatan baru yang
menggantikan perikatan lama. Menurut Pasal
1413 KUHPdt, ada 3 macam novasi, yaitu
novasi obyektif, novasi subyektif pasif, dan
novasi subyektif aktif.
Novasi terbagi dua, yaitu :
a. Novasi Obyektif dapat terjadi dengan mengganti
atau mengubah isi dan sebab daripada perikatan.
Penggantian isi perikatan terjadi jika kewajiban
debitur utk memenuhi suatu prestasi tertentu
diganti dengan prestasi yang lain. Dengan
mengubah sebab, misalnya ganti rugi atas dasar
onrechtmatige daad diubah menjadi utang
piutang.
 b. Novasi Subyektif Pasif dapat terjadi dengan cara
expromissie dimana debitur semula diganti oleh
debitur yang baru tanpa bantuan debitur lama.
Misalnya : A (debitur) berutang kepada B (kreditur). B
membuat perjanjian dengan C (debitur baru) bahwa C
akan menggantikan kedudukan A (debitur lama) dan A
dibebaskan B dari utangnya. Selain itu Novasi
Subyektif Pasif dapat terjadi dengan cara delegatie,
dimana terjadi perjanjian antara debitur, kreditur dan
debitur baru. Misal : A (debitur) berutang kepada B
(Kreditur). Kemudian A mengajukan C sebagai debitur
baru kepada B. Antara B dan C dibuat perjanjian bahwa
C akan melakukan apa yang harus dilakukan/dipenuhi
oleh A.
C. Novasi Subyektif Aktif, selalu merupakan
perjanjian bersegi tiga, karena debitur perlu
mengikatkan dirinya dengan kreditur baru.
Misalnya A berutang kepada B Rp. 1 jt,
sedangkan B berutang kepada C Rp. 1 jt.
Dengan perjanjian antara A,B dan C, maka A
menjadi berhutang kepada C, sehingga A tidak
lagi berhutang kepada B dan B tidak lagi
berhutang kepada C.
4. Perjumpaan utang atau kompensasi adalah salah satu cara
hapusnya perikatan yang disebabkan oleh karena keadaan
dimana dua orang saling mempunyai utang satu terhadap yang
lain, dengan mana utang-utang antara kedua orang tersebut
dihapuskan.;(lihat Pasal 1425 KUHPdt).

5. Percampuran Utang, karena kedudukan kreditur dan debitur


bersatu pada satu orang. Misalnya ; kreditur meninggal dunia
sedangkan debitur merupakan satu-satunya ahli waris. Atau
debitur kawin dengan kreditur dalam persatuan harta perkawinan.
Hapusnya perikatan karena percampuran utang ini adalah “demi
hukum” artinya secara otomatis (Pasal 1436).

6. Pembebasan Utang adalah perbuatan hukum dimana kreditur


melepaskan haknya untuk menagih piutangnnya kepada debitur.;
7. Musnahnya barang yang terutang. Jika barang tertentu
yang menjadi obyek perjanjian musnah, tak lagi dapat
diperdagangkan, atau hilang, hingga sama sekali tidak
diketahui apakah barang itu masih ada,maka perikatan
menjadi hapus, asal saja musnahnya atau hilangnya
barang itu bukan karena kesalahan debitur dan sebelum ia
lalaimenyerahkannya.

8. Pembatalan Perjanjian. Permintaan pembatalan


dilakukan oleh orangtua/wali dari pihak yang tidak cakap
atau oleh pihak yang menyatakan kesepakatan karena
paksaan, kekhilafan atau penipuan.
9. Berlakunya suatu syarat batal. Apabila suatu perikatan
yang lahirnya digantungkan kepada terjadinya peristiwa,
dinamakan perikatan dengan syarat tangguh. Sedangkan
apabila suatu perikatan yg sudah ada yang berakhirnya
digantungkan kepada peristiwa, dinamakan perikatan
dengan syarat batal. Misalnya : perjanjian sewa menyewa
rumah antara A dan B yg sdh ada, dijanjikan akan berakhir
kalau A dipindahkan ke kota lain.

10. Lewat waktu adalah suatu upaya untuk memperoleh


sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan
dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syarat-
syarat yang ditentukan oleh undang-undang.
Daluarsa utk memperoleh hak milik atas suatu
barang dinamakan daluarsa acquisitif, sedangkan
daluarsa untuk dibebaskan dari suatu perikatan
(atau suatu tuntutan) dinamakan daluarsa
extinctif.
Dalam Pasal 1967 KUHPdt ditentukan bahwa
segala tuntutan hukum baik yang bersifat
kebendaan maupun yang bersifat perorangan ,
hapus karena daluarsa dengan lewatnya waktu 30
tahun,

Anda mungkin juga menyukai