Anda di halaman 1dari 9

NAMA : IVANDRO ELPASYA

NO BP : 1910113141

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP


2020/2021 HUKUM ACARA PERADILAN
TATA USAHA NEGARA
Ujian dilaksanakan paling lama 80 menit!

1. Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) merupakan salah satu pelaksana kekuasaan
kehakiman di Indonesia sebagaimana dirumuskan di dalam Pasal 24 ayat (2) UUD 1945.
a. Jelaskanlah keistimewaan PTUN dibandingkan dengan peradilan lainnya di Indonesia!
b. Menurut Anda, mengapa PTUN perlu dibentuk di Indonesia dan apa saja yang mejadi
dasar hukum PTUN di Indonesia? Jelaskanlah

2. Terminologi kompetensi berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata “competentia” yang
bermakna “het gaan aan iemanend toekomt” (apa yang menjadi kewenangan seseorang)
a. Jelaskanlah perbedaan antara kompetensi absolut dan kompetensi relatif Peradilan
TUN di Indonesia? Jika pihak yang berperkara berada di luar negeri, kemana gugatan
TUN harus diajukan, Jawaban Anda harus dilengkapi dengan dasar hukumnya!
b. Jelaskanlah kapan suatu Sengketa TUN dapat terjadi? Kemukakan pula siapa saja yang
dapat menjadi subjek dalam suatu sengketa TUN!

3. Keputusan TUN (KTUN) pada dasarnya tidak dapat ditunda pelaksanaannya dalam
Hukum Acara PTUN, namun untuk kondisi-kondisi tertentu dapat diajukan permohonan
penundaan pelaksanaannya.
a. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan Keputusan TUN berikut unsur-unsurnya!
Jelaskanlah KTUN mana saja yang tidak dapat digugat ke PTUN!
b. Jelaskanlah perbedaan antara KTUN fiktif-positif dan KTUN fiktif-negatif!

4. Peradilan TUN memiliki kekhasan tersendiri dalam penyelesaian sengketa di persidangan


jika dibandingkan dengan peradilan lainnya.
a. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan upaya administratif berikut dengan bentuk-
bentuk upaya administratif yang Anda ketahui?
b. Jelaskanlah kelebihan (keistimewaan) penyelesaian sengketa TUN yang diperoleh
melalui melalui upaya administratif ! Jika seseorang sudah menempuh upaya
administratif, tetapi dia tetap tidak puas dengan prosedur itu, apa langkah selanjutnya
yang perlu dia lakukan?

5. Gugatan adalah permohonan yang berisi tuntutan terhadap badan atau pejabat TUN dan
diajukan ke pengadilan untuk mendapat putusan.
a. Kemukakanlah alasan-alasan mengajukan gugatan di Peradilan TUN! Jelaskan pula
perbedaan antara fundamentum petendi (posita) dan petitum!
b. Kemukakanlah tenggang waktu mengajukan gugatan di PTUN berikut dasar
hukumnya! Jika tenggang waktu mengajukan gugatan terlampaui, apa konsekuensi
hukum yang diterima oleh penggugat?

** Selamat Bekerja **
JAWABAN UTS HAPTUN

JAWABAN NO 1 A

Keistimewaan PTUN dengan peradilan lainnya adalah Pengadilan Tata Usaha Negara (TUN)


memiliki fungsi untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan yang termasuk dalam ranah
sengketa Tata Usaha Negara yang mana adalah administrasi negara yang melaksanakan fungsi
untuk menyelenggarakan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah.

JAWABAN NO 1 B
Menurut pendapat saya perlunya PTUN di Indonesia untuk mewujudkan tata kehidupan negara
dan bangsa yang sejahtera, aman, tenteram serta tertib yang dapat menjamin kedudukan warga
masyarakat dalam hukum dan menjamin terpeliharanya hubungan yang serasi, seimbang, serta
selaras antara aparatur di .

-Dasar hukum Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terdiri dari tiga instrumen, yaitu Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1986, Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 (perubahan pertama dari
UU No. 5 Tahun 1986) dan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 (perubahan kedua dari UU
No. 5 Tahun 1986).

JAWABAN NO 2 A

Kompetensi absolut adalah menyangkut kewenangan suatu badan peradilan (badan peradilan
apa) yang berhak memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara tertentu.

Kompetensi relatif adalah kewenangan dari peradilan sejenis mana yang berwenang untuk
memeriksa,
mengadili dan memutus perkara yang bersangkutan (terkait dengan yurisdiksi).

Dasar hukumnya: Pasal 47 UU PTUN dan Pasal 87 UU AP

untuk gugatan perdata, pengajuan gugatan didasarkan pada asas Actor Sequitur Forum Rei. Asas
tersebut diatur dalam Pasal 118 ayat (1) Herzien Inlandsch Reglement (“HIR”) yang menentukan
bahwa yang berwenang mengadili suatu perkara adalah Pengadilan Negeri tempat tinggal
tergugat.

JAWABAN NO 2 B

Sengketa TUN muncul jikalau seseorang atau badan hukum perdata merasa dirugikan, sebagai
akibat dikeluarkannya suatu keputusan. ... UU PTUN 1986 dikenal ada dua jalur
penyelesaian sengketa TUN yaitu: 1. Melalui upaya administratif; 2. Melalui gugatan ke
Pengadilan Tata Usaha Negara.

-Dari batasan pengertian pasal tersebut, maka dalam sengketa tata usaha uegara subyek
hukumnya terdiri dari :
1.    Penggugat          :      yaitu orang atau badan hukum perdata.
2.    Tergugat             :      yaitu Badan atau Pejabat TUN, baik di pusat maupun di daerah.
JAWABAN NO 3 A

Dasar hukum: Pasal 1 angka 9 UU g 51/2009, Pasal 1 angka 7, Pasal 53 dan Pasal 87 huruf a UU
No. 30/2014) – (Pasal 2 UU 9/2004+ Pasal 49 UU 5/1986)

Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau
Pejabat TUN yang berisi tindakan hukum TUN yang berdasarkan peraturan perundang‐undangan
yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata (Pasal 1 angka 9 UU No. 51 Tahun 2009)
orang lain.

UNSUR UNSUR :

Penetapan tertulis
a. tertulis, yang dilihat bukan bentuk tetapi isi atau materinya.
b.Badan atau Pejabat TUN artinya Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan
(kekuasaan di luar fungsi legislasi dan peradilan, tetapi bukan eksekutif saja) berdasarkan
peraturan perundang‐undangan yang berlaku
c.Tindakan Hukum TUN artinya perbuatan hukum Badan atau pejabat TUN yang bersumber
pada suatu ketentuan Hukum TUN/HAN yang dapat menimbulkan hak atau kewajiban pada
orang lain.
d.Peraturan perundang‐undangan yang berlaku adalah perturan perundangundangan yang belum
dicabut undangan atau dibatalkan oleh yang berwenang (ius
constitutum), jadi merupakan hukum positif.
e.Konkrit artinya objek yang diputuskan dalam Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak abstrak,
tetapi berwujud tertentu dan dapat ditentukan.
f. Individual artinya Keputusan Tata Usaha itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik
alamat
maupun hal yang dituju.
g. Final artinya sudah definitif karenanya dapat menimbulkan akibat hukum.
h. Menimbulkan akibat hukum artinya terjadi perubahan dalam lapangan hubungan hukum yang
ada sehingga timbul, berubah, atau hapuslah suatu hak dan kewajiban.

Dasar hukumnya: Pasal 2 UU No. 9/2004 dan Pasal 49 UU No. 5/1986 KTUN Yang tidak dapat
digugat :

1. KTUN yang merupakan perbuatan hukum perdata


2. KTUN yang merupakan pengaturan yang bersifat umum
3. KTUN yang masih memerlukan persetujuan
4. KTUN yang dikeluarkan ketentuan KUHP atau KUHAP atau peraturan per‐UU‐an lain yang
bersifat hukum pidana
5. KTUN yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang undangan yang berlaku
6. KTUN mengenai Tata Usaha Tentara Nasional Indonesia
7. Keputusan Komisi Pemilihan Umum, baik di Pusat maupun di Daerah mengenai hasil
pemilihan umum
8. KTUN yang dikeluarkan dalam keadaan waktu perang, keadaan bahaya, keadaan bencana
alam, atau keadaan luar biasa yang membahayakan (pasal 49)
9. KTUN yang dikeluarkan untuk kepentingan umum (pasal 49)

JAWABAN NO 3 B

KTUN Fiktif‐Positif

Objek sengketa TUN oleh Pasal 53 UU No. 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan di
perluas termasuk jika permohonan tidak dijawab, sedangkan itu merupakan kewenangan
badan/pejabat tersebut. Tidak adanya jawaban dianggap sama dengan ada jawaban yang berarti
permohonan tersebut dikabulkan.
Tindakan demikian disebut dengan keputusan fiktif positif. Konsep KTUN fiktif‐positif ini
menghapus keberadaan KTUN fiktif‐negatif yang diatur di dalam Pasal 3 UU No.5/1986
KTUN Fiktif – Negatif

Keputusan Fiktif negatif adalah apabila ada permohonan mengajukan (perizinan) kepada pejabat


pemerintahan untuk mengeluarkan sebuah keputusan atau tindakan, tetapi pejabat pemerintah
yang bersangkutan hanya diam saja, maka dianggap permohonan itu ditolak
JAWABAN NO 4 A

Dasar Hukumnya: Pasal 48 UU No. 5/1986 1) Dalam hal suatu Badan atau Pejabat TUN diberi
wewenang berdasarkan peraturan per-UU-an untuk menyelesaikan secara administratif
administratif sengketa sengketa TUN tertentu tertentu, maka sengketa sengketa TUN tersebut
harus diselesaikan melalui upaya administratif yang tersedia; 2) Pengadilan baru berwenang
memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa TUN sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
jika seluruh upaya administratif yang bersangkutan telah digunakan. Dalam UU No. 30/2014,
upaya administrasi diatur di dalam BAB X Pasal 75 – Pasal 78

Upaya administratif adalah suatu prosedur yg dapat ditempuh oleh seseorang atau Badan Hukum
Perdata apabila ia tidak puas dengan suatu KTUN (Penjelasan UU PTUN).Menurut Pasal 1
angka 16 UU No. 30/2014, upaya administrasi adalah proses penyelesaian sengketa yang
dilakukan dalam lingkungan Administrasi Pemerintahan sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan dan/atau tindakan yang merugikan.Warga Masyarakat yang dirugikan terhadap KTUN
dan/atau Tindakan dapat mengajukan. Upaya Administratif kepada Pejabat Pemerintahan atau
Atasan Pejabat yang menetapkan dan/atau melakukan. Keputusan dan/atau Tindakan (Pasal 75
UU AP) Upaya administratif tidak menunda pelaksanaan suatu KTUN terkecuali ditentukan lain
oleh UU/menimbukan kerugian yg besar; Pengajuan upaya administratif dilakukan secara cuma-
cuma;
Dua bentuk upaya administratif :
1) Prosedur Keberatan (Administratief Bezwaar)
2) Banding Administratif (Administratief Beroep)

JAWABAN NO 4 B
prosedur banding administratif atau prosedur keberatan dilakukan penilaian yang lengkap, baik
dari segi penerapan hukum maupun dari segi kebijaksanaan oleh instansi yang memutus. Dari
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dikeluarkannya Keputusan
Tata Usaha Negara yang bersangkutan dapat dilihat apakah terhadap suatu Keputusan Tata
Usaha Negara itu terbuka atau tidak terbuka kemungkinan untuk ditempuh suatu upaya
administratif.

apabila ia tidak puas terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara. Prosedur tersebut
dilaksanakan di lingkungan pemerintahan sendiri dan terdiri atas dua bentuk:
 
a.    Keberatan
Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara yang dilakukan sendiri oleh Badan/Pejabat
Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara.
b.    Banding Administratif
Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara yang dilakukan oleh instansi atasan atau
instansi lain dari Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan
Tata Usaha Negara, yang berwenang memeriksa ulang Keputusan Tata Usaha Negara
yang disengketakan .

JAWABAN NO 5 A

Alasan Mengajukan Gugatan berdasarkan pasal 53 ayat 2

Menurut UU No. 5/ 1986 :

1.KTUN yang digugat berttngan dgn peraturan per-UU-an yang berlaku


2.Bdn/Pej.TUN pada waktu mengeluarkan Kptsn telah menggunakan utk tujuan lain dari maksud
diberikannya wwng tsb
3.Bdn/Pj.TUN pada waktu mengeluarkan atau tidak mengeluarkan kptsn sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) setelah mempertimbangkan semua kepentingan yang tersangkut dengan keptsn itu
seharusnya tidak sampai pada pengambilan atau tidak pengambilan kptsn tsb
Menurut UU No. 9/2004 :

1.KTUN yang digugat berttngan dgn peraturan per-UU-an yang berlaku


(wetmatigheid beginselen)
2.KTUN yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan
yang baik (algemene beginselen van behoorlijk bestuur)

Keputusan TUN yang digugat bertentangan dengan peraturan per uuan yang berlaku
Keputusan TUN digugat bertentangan dengan asas asas umum pemerintahan yang baik

fundamentum petendi (posita)

Posita adalah mengenai duduk persoalan atau permasalahan, yg disusun scr rinci dgn fakta dan
berdasar hukum
1.Posita (Fundamentum Petendi), merupakan dalil‐dalil faktuil yang bersifat konkrit yang
menjadi dasar untuk mengajukan tuntutan
2.Menurut Soedikno Mertokusumo, dasar tuntutan terdiri dari:
a. Bagian yang menguraikan tentang kejadian atau peristiwa ygmenjelaskan duduk perkaranya
b. Bagian yang menguraikan tentang hukum, yaitu uraian tentang adanya hak atau hubungan
hukum yg
mjd dasar tuntutan

Sedangkan

petitum

Petitum adalah kesimpulan dan keseluruhan substansi gugatan yang harus jelas yang berisi hal‐
hal yang dimohonkan untuk diputuskan oleh pengadilan;
1.Petitum adalah hal‐hal yang diinginkan oleh penggugat agar diputuskan,ditetapkan atau
diperintahkan oleh hakim.
2.Petitum akan mendapatkan jawaban dalam diktumatau amar putusan hakim

JAWABAN NO 5 B

Pasal 55 UU No. 5/1986

- Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak
saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau PejabatTUN
- Teori penerimaan (ontvangstheorie) dan teori pengiriman (verzendtheorie)

Teori manakah yang dianut dalam UU No. 5 1986 ?

- KTUN biasa teori penerimaan


- Pasal 3 ayat (2) teori penerimaan (dihapus)
- Pasal 3 ayat (3) teori penerimaan (dihapus)

-Bagi yg dituju KTUN : 90 hari sejak saat KTUN diterima Bagi pihak ketiga yg berkepentingan :
90 hari sejak saat KTUN diumumkan
-SE MA No 2 Th 1991 : bagi pihak ketiga yg tdk dituju oleh KTUN, penghitungan 90 hari
adalah sejak ybs mengetahui adanya KTUN tsb dan merasa kepentingannya dirugikan oleh
KTUN

hukum tidak mudah ketentuan tenggang waktu itu dilaksanakan.Apabila, renggang waktu
menggugat ke PTUN yang sangat singkat itu masih tetap berlaku. Maka, hak menggugat pencari
keadilan tidak akan terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai