Anda di halaman 1dari 6

TUGAS HUKUM ACARA PERDATA

UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

DOSEN :

Drs. Yuherman, Sh, Mh, Mkn

DISUSUN OLEH :

Andria Waraesa Hazmi

2016510015

FAKULTAS HUKUM
Resume Hukum Acara Perdata
1. Hukum acara perdata adalah upaya untuk menegakkan hukum perdata (mengatur
cara). Mengatur :
 Cara
 Syarat
 Kapan bisa dilakukan
 Terhadap siapa penegakkan hukum bisa dilakukan
 Kapan gugurnya hak

2. Sumber hukum acara perdata


 Hukum acara perdata indonesia
 KUH perdata
 Surat edaran MA
 Peraturan MA
 Yurisprudensi
 Peraturan perundang-undangan lainnya

3. Upaya hukum dalam Hukum Acara Perdata


a. Gugatan
Gugatan adalah upaya yang diajukan lebih dari 1 pihak yang disertai tuntutan
sebagai upaya untuk penyelesaian suatu sengketa melalui putusan pengadilan
sengketa / perselisihan yang timbul.
Contoh : wanprestasi (tidak memenuhi perjanjian yang sudah disepakati)
b. Permohonan
Permohonan adalah upaya masyarakat atau perseorangan untuk ditetapkan hak
atau statusnya menurut hukum.
Contoh :
c. Perlawanan
Perlawanan adalah upaya hukum yang dilakukan oleh pihak ketiga jika ada
putusan pengadilan yang merugikannya atau pihak ketiga yang merasa
dirugikan menggugat para pihak yang berperkara.
Contoh :
d. Verzet
Verzet adalah bentuk perlawanan terhadap putusan verstek.
Putusan verstek : putusan pengadilan terhadap gugatan penggugat yang selama
proses persidangan tidak pernah dihadiri oleh tergugat.
e. Banding
Adalah upaya hukum terhadap putusan pengadilan tingkat 1 (negri)
f. Kasasi
Adalah upaya hukum terhadap putusan pengadilan tingkat tinggi
g. Peninjauan kembali
Adalah upaya hukum terhadap putusan pengadilan yang telah berkekuatan
tetap.
Putusan berkekuatan tetap : putusan pengadilan yang tidak dapat diajukan
upaya hukum lagi setelah jangka waktu berakhir dan putusan tersebut dapat
diajukan eksekusi.

4. Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali


a. Jangka waktu
 Banding : 30 hari
 Kasasi : 180 hari
 Putusan : 14 hari
 Peninjauan kembali : 30 hari
b. Alasan peninjauan kembali
 Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa bila
keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang yang masih berjalan,
hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan
hukum, atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima, atau terhadap
perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan.
 Apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan hakim
atau kekeliruan yang nyata.
 Apabila dalam berbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu telah
terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan putusan
yang dinyatakan telah terbukti itu bertentangan satu sama lain.
c. Tenggat Waktu Mengajukan Memori Banding
Memori banding adalah uraian atau risalah yang memuat tanggapan keberatan
terhadap putusan yang dijatuhkan pengadilan tingkat pertama. Sudah dikatakan,
diterima atau tidak permohonan banding tidak digantungkan pada ada atau tidak
memori banding. Permohonan banding yang dibarengi memori banding tidak
menghalangi pemeriksaan perkara pada tingkat banding. Bahkan pemeriksaan
tingkat banding tidak mesti terikat pada isi memori banding, malahan berwenang
untuk mengesampingkannya.
Pembuat undang-undang sengaja memberikan waktu yang luas bagi pemohon
banding untuk menyerahkan memori banding, berdasarkan ketentuan menurut
pasal 237:
 Memori dan kontra memori dapat diserahkan selama pengadilan tinggi
belum mulai melakukan pemeriksaan perkara.
Dari ketentuan pasal tersebut, batas jangka waktu menyerahkan atau
menyampaikan memori dan kontra memori banding terhitung sejak tanggal
permohonan banding diajukan, dan selambat-lambatnya sebelum perkara mulai
diperiksa.
 Adapun yang berhak menyampaikan atau menyerahkan memori atau
kontra memori banding adalah terdakwa atau kuasanya dan penuntut
umum.
Adapun cara penyerahan memori dan kontra memori banding adalah diserahkan
kepada pengadilan tinggi melaui pengadilan negeri atau boleh langsung
diserahkan kepada pengadilan tinggi.
d. Syarat-syarat kasasi
Ada beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam mengajukan kasasi, yaitu
sebagai berikut:
 Diajukan oleh pihak yang berhak mengajukan kasasi
 Diajukan masih dalam tenggang waktu kasasi.
 Putusan atau penetapan PA dan PTA/PTU/PTN, menurut hukum
dapat Dimintakan kasasi
 Membuat memori kasasi (pasal 47 ayat (1) UU No. 14/1985)
 Membayar panjar biaya kasasi (pasal 47)
e. Alasan-alasan Kasasi
Mahkamah Agung (MA) merupakan putusan akhir terhadap putusan Pengadilan
Tingkat Banding, atau Tingkat Terakhir dari semua lingkungan Peradilan. Ada
beberapa alasan bagi MA dalam tingkat kasasi untuk membatalkan putusan atau
penetapan dari semua lingkungan peradilan, diantarannya ialah sebagai berikut :
 Karena tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
 Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
 Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu
dengan batalnya putusan yang bersangkutan (pasal 30 UU No.
14 /1985).

5. Struktur Gugatan (para pihak)


1. Para pihak :
 Antara penggugat dan tergugat mempunyai hubungan hubungan hukum.
Baik karna suatu perjanjian maupun karna pelaksanaan suatu undang-
undang.
 Penggugat dan tergugat ada suatu objek atau kerugian yang ingin dituntut
 Gugatan tidak boleh ditujukan kepada orang yang tidak memiliki
hubungan hukum kecuali apabila pihak ketiga yang mengikatkan diri atau
karna hukum / UU menjadi bertanggung jawab terhadap tuntutan yang
diajukan.
 Pihak yang karna tugas oleh negara atau jabatan nya harus tunduk dan
patuh terhadap putusan perkara tersebut.
 Turut tergugat adalah pihak yang ditarik sebagai tergugat dalam perkara
perdata karna pihak tersebut harus patuh dan tunduk terhadap putusan
pengadilan yang berkenaan dengan tugas atau jabatanya.
 Gugatan dapat :
a. Tidak diterima : kurangnya syarat formil
b. Ditolak : sudah diterima dalam proses
c. Dikabulkan : proses dilanjutkan

6. Struktur gugatan
 Tempat dan tanggal dibuat gugatan
 Kompetensi atau kewenangan mengadili
 Para pihak (T, TT, Tergugat Intervensi, Penggugat)
 Posita : - kronologis hubungan hukum (dasar hubungan hukum, hak dan
kewajiban, apa yang sudah dilakukan), -Wanperstasi , -Perbuatan melawan
hukum , -Kerugian (materil dan inmateril. Perincian, perhitungan, alasan/
dasar), -Uraian tertentu
 Petitum : resume dari posita
- Tuntutan pokok
- Tuntutan tambahan

7. Urutan Hukum Acara Perdata


1. Gugata
2. Mediasi
3. Eksepsi / jawaban
Jenis jenis eksepsi :
- Pook perkara
- Materi perkara
4. Replih
5. Duplih
6. Bukti
7. Saksi
8. Kesimpulan
9. Putusan

8. Rekonvensi
Adalah gugatan balik yang diajukan oleh tergugat dalam perkara dan nomor perkara
yang sama / perkara sejenis.
Kapan : harus diajukan bersamaan dengan penyampaian jawaban eksepsi.

 Turut tergugat tidak dapat direkonpensi

9. Intervensi
Adalah upaya hukum yang diajukan oleh pihak ketiga untuk masuk kedalam suatu
perkara dengan tujuan untuk mempertahankan hak nya atau salah satu pihak.
Kapan : diajukan sebelum perkara masuk pembuktian

10. Putusan provisi / putusan sela


Adalah putusan yang majelis hakim buat dalam suatu perkara sbelum memberikan
putusan dengan tujuan untuk mencegah kerugian yang lebih besar kepada penggugat.
Putusan provisi bersifat sementara sebelum putusan akhir diputus. Putusan provisi
dapat dicabut sebelum putusan akhir. *tergantung majlis hakim. Apabila menurut
majlis hakim tidak sesuai dapat dicabut.*

11. Putusan serta merta


Adalah putusan akhir majelis hakim yang diberikan status atau diberikan keputusan
hukum atau dinyatakan dapat dilaksanakan terlebiih dahulu meskipun para pihak
sedang mengajukan banding atau kasasi. Upaya hukum lainnya dapat dilakukan /
dieksekusi meskipun belum inkrah.

12. Sita jaminan


Adalah sita yang dilakukan oleh pengadilan atas permintaan penggugat dengan
tujuan untuk menghindari kerugian penggugat yang lebih besar atau sebagai jaminan
pembayaran atau pengembalian kerugian kepada penggugat. Sita jaminan dapat
ditujukan kpada hartamilik tergugat atau harta milik penggugat.

 Concervatoir Beslag : harta tergugat yang disita


 Revindicatoir Beslag : harta pengguggat yang disita

13. Sidang di tempat


Adalah sidang yang dilaksanakan oleh pengadilan untuk mengkonfirmasi bukti
(keterangan saksi) dengan fakta yang sebenarnya, sidang ini dilakukan diluar
pengadilan mengingat fakta yang ditanamkan tersebut tidak mungkin dibawa ke
persidangan.
14. Cara sidang ditempat
Sidang ditempat dilakukan atas permintaan atau permohonan dari penggugat atau
tergugat atau majelis hakim sendir. Pada hari pelaksanaan sidang ditempat hakim
membuka sidang diruang sidang pengadilan, setelah sidang dibuka sidang diskors
untuk menuju lokasi sidang ditempat. Pada lokasi sidang ditempat, sidang dibuka
kembali, majelis hakim meminta keterangan penggugat, tergugat dan saksi tentang
objek yang disengetakan. Biaya dibebankan kepada pihak yng kalah dan sebelum ada
putusan biaya ditangguhkan kepada pemohon.

Anda mungkin juga menyukai