Anda di halaman 1dari 19

Zain, Yurista, dan Yuniza, Konsistensi Pengaturan Jaminan Sosial terhadap Konsep Negara....

63

PRAKTIK HUKUM INTERNASIONAL AMERIKA SERIKAT DAN


RELASI ANTARA HUKUM NASIONAL DI INDONESIA *
Ade Rizky Kurniawan1,Einar Siahaan2,Hany Nabila
Putri3,Ilham Jamil4 Lifta Fitriyanti5,Putra Aditya
Sulaeman6,R.Dandi Rizky W.R7,Renaldy Anugerah
B8,Riki Subagia9,Siti Asiah10,Shakira Khalishah11

Sarjana Ilmu Hukum dan Bagian Hukum Internasional, Fakultas


Hukum Universitas Sultan Ageng Tritayasa, Banten
Jalan Raya Jakarta Km 4, Pakupatan, Serang, Banten 42118

Abstract
International law in its basic concept is intended as a legal framework that serves the people of a
country. International law determines and also governs how states behave towards one another. In fact,
international law is often used as a political instrument by states. The relationship between the United
States and Indonesia will explain how America has used international law in Indonesia as a political
instrument and how Indonesia has used international law to continue its national policy.
Keywords: international law, national policy, state

Abstrak
Hukum internasional dalam konsep dasarnya dimaksudkan sebagai kerangka hukum yang melayani
masyarakat dalam suatu negara. Hukum internasional menentukan dan juga mengatur bagaimana negara-
negara berperilaku terhadap satu sama lain. Pada kenyataannya, hukum internasional sering digunakan
sebagai instrumen politik oleh negara. Adapun hubungan antara negara Amerika Serikat dan Indonesia ini
akan menjelaskan bagaimana Amerika telah menggunakan hukum internasional di Indonesia sebagai
instrumen politik dan bagaimana Indonesia telah menggunakan hukum internasional untuk melanjutkan
kebijakan nasionalnya.
Kata Kunci: Hukum Internasional, kebijakan nasional, negara

Pokok Muatan
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................................1
B. Metode Penelitian................................................................................................................................3
C. Pembahasan.........................................................................................................................................4
1. Ideologi Amerika Serikat...............................................................................................................4
2. Konstitusi Amerika........................................................................................................................5
3. Kebijakan Hukum Internasional Oleh Indonesia............................................................................7
4. Masa Orde baru..............................................................................................................................8
5. Masa Orde Lama ...........................................................................................................................8
6. Hubungan Internasional dan Hukum Internasional........................................................................10
7. Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional..................................................................11
8. Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat dalam Konteks Perjanjian Internasional................13
9. Dampak Kerjasama Indonesia-AS.................................................................................................14
D. Kesimpulan
1. Saran..............................................................................................................................................17
A. Latar Belakang Masalah

Amerika sekarang ini dikenal sebagai internasional sebagai kendaraan untuk


Negara Adidaya. Sebagai mana peran memajukan hak asasi individu di atas hak
amerika dalam perubahan dunia pada akhir kedaulatan negara. sepanjang sejarah
abad 18, begitu pula peran hukum hubungan luar negeri AS, hukum
internasional dalam kebijakan luar negeri internasional telah memberikan visi atau
AS. Awalnya, hukum internasional adalah ideologi, untuk berbagai rencana Amerika
sumber otoritas yang dapat digunakan oleh dalam tatanan dunia, dan alat praktis untuk
pemerintah Amerika yang lemah untuk memajukan kekuatan dan kepentingan AS.1
mengajukan banding atas masalah Negara Indonesia dengan Amerika
kemerdekaan, kedaulatan, dan netralitas. Serikat punya sejarah yang panjang dalam
Ketika kekuatan AS tumbuh pada abad ke- menjalin hubungan diplomatik. Kedua negara
19 dan awal abad ke-20, hukum sudah memupuk kerja sama selama 70 tahun
internasional menjadi berbagai proyek lamanya ditandai dengan disahkan Kedubes
liberal untuk kemajuan perdamaian, wacana AS di Jakarta pada tanggal 28 Desember
peradaban untuk membenarkan kekerasan 1949, dan Amerika sebagai negara adidaya
dan perampasan, dan alat birokrasi dan tentu menjadi sasaran dalam mengembangkan
komersial untuk perluasan kekaisaran. politik luar negeri Indonesia di mata luar
Dengan munculnya organisasi antar negeri. Negara Indonesia dengan Amerika
pemerintah formal di abad ke-20, fokus Serikat punya sejarah yang panjang dalam
tradisional Amerika pada netralitas menjalin hubungan diplomatik. Di sisi
memudar, digantikan oleh penekanan pada lain Amerika dapat mengubah tatanan sistem
keamanan kolektif. Tetapi karena proses internasional sesuai dengan tujuan politik
dekolonisasi mencairkan kekuatan Amerika Amerika Serikat sendiri. Karena pengaruh
Serikat dan sekutunya di dalam parlemen yang luar biasa ini, Indonesia pernah
organisasi internasional dunia, Washington memiliki hubungan diplomatis yang dekat
semakin mengembangkan interpretasinya sekali dengan Amerika Serikat, seperti ketika
sendiri terhadap hukum internasional, dan zaman Orde Baru ketika dipimpin Presiden
memilih keluar dari sejumlah rezim hukum Soeharto, kemudian terlihat dekat kembali di
internasional. Pada saat yang bersamaan, zaman Presiden SBY.2
orang Amerika semakin memahami hukum

1
Brian Cuddy, “International Law and US Foreign Relations”,
https://oxfordre.com/americanhistory/view/10.1093/acrefore/9780199329175.001.0001/acrefore-9780199329175-e-607.,diakses 15
September 2020.
2
Rhazan Ghifari, “Dinamika Hubungan Indonesia dengan Amerika”, https://geotimes.co.id/opini/dinamika-hubungan-indonesia-dengan-
amerika/, diakses 15 September 2020.

[Type here]
Indonesia banyak mengalami perubahan dengan Praktik Hukum Internasional Amerika
dalam sistem ketatanegaraan nasional sejak Serikat dan Relasi Antara Hukum Nasional di
jatuhnya rezim Soeharto. Bahkan, Undang- Indonesia.
Undang Dasar 1945 atau UUD 1945 yang 2. Bahan Penelitian
selama ini dianggap sebagai Konstitusi yang Untuk penelitian kepustakaan ini bahan
3
“sacred” telah mengalami empat kali yang akan digunakan berupa dokumen. Bahan
perubahan. Perubahan pertama dilakukan penelitian ini berupa buku-buku, artikel-artikel,
pada bulan Oktober 1999, kedua di bulan hasil-hasil penelitian, dan peraturan
Agustus 2000, dilanjutkan dengan perubahan perundang-undangan yang berkaitan dengan
ketiga pada bulan November 2001 dan Praktik Hukum Internasional Amerika Serikat
kemudian perubahan keempat pada bulan dan Relasi Antara Hukum Nasional di
4
Agustus 2002. Indonesia.
Pada era Soeharto, presiden memiliki 3. Cara Pengambilan Data
kekuasaan yang sangat besar karena presiden Cara pengambilan data dalam penelitian
pada saat itu juga dianggap sebagai “the ini adalah dengan melakukan studi pustaka
Chief Executive of State”, dimana segala terhadap buku-buku, artikel-artikel, hasil-hasil
urusan administratif, kekuasaan dan penelitian, dan peraturan perundang-undangan
tanggungjawab berada di pundak seorang yang berkaitan dengan Praktik Hukum
5
presiden. Sebelum ada perubahan UUD Internasional Amerika Serikat dan Relasi
1945, presiden Indonesia merupakan Antara Hukum Nasional di Indonesia.
panglima tertinggi atas angkatan darat, 4. Jalannya Penelitian
6
angkatan laut dan angkatan udara. Selain itu,
Lebih dahulu akan dilakukan analisis
presiden juga dapat membuat pernyataan
mengenai konsepsi negara kesejahteraan
perang, membuat perdamaian dan perjanjian
Indonesia dengan mencari referensi yang ada
dengan negara lain,7 dan menyatakan keadaan
pada peraturan perundang-undangan, buku,
bahaya,8 serta mengangkat duta dan konsul
artikel, dan hasil penelitian yang sudah ada
sekaligus menerima duta negara lain.9
sebelumnya. Selanjutnya akan dianalisis
B. Metode Penelitian Praktik Hukum Internasional Amerika Serikat
1. Sifat Penelitian dan Relasi Antara Hukum Nasional di

Penelitian dilakukan Indonesia.


yang
menggunakan penelitian kepustakaan atau 5. Analisis Data

library research. Penelitian kepustakaan Penelitian hukum normatif maka data


dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh yang terkait dengan penelitian hukum ini
data sekunder yang berasal dari bahan atau dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu
materi berupa buku-buku, artikel-artikel, hasil- dengan melakukan analisis yang pada dasarnya
hasil penelitian, dan peraturan perundang- dikembalikan pada tiga aspek, yaitu
undangan yang berkaitan tentang berkaitan mengklasifikasi, membandingkan, dan
menghubungkan. Dengan perkataan lain, seorang peneliti yang mempergunakan metode
kualitatif, tidaklah semata-mata bertujuan mengungkapkan kebenaran belaka, akan tetapi untuk
memahami kebenaran tersebut. Terhadap data yang telah terkumpul dari penelitian kepustakaan
selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif untuk menjawab permasalahan penelitian yang
diajukan.

C. Pembahasan kesetaraan yang mana hal tersebut dianggap


1. Ideologi Amerika Serikat
Ideologi nasional Amerika adalah
sebagai standar universal yang harus
liberalisme yang berasal dari gagasan John
dicapai.3 Kaum liberal percaya bahwa segala
Locke atau yang dikenal sebagai Father of
tindakan pemerintah dilakukan untuk
Liberalism. Gagasan liberalisme tersebut
mencapai kesempatan yang sama dan
mulai dibuat ketika John Locke melihat
kesetaraan untuk semua pihak. Kaum liberal
potensi yang besar bagi kemajuan manusia
beranggapan bahwa tugas dari pemerintah
dalam civil society dan perekonomian
adalah untuk meringankan berbagai
kapitalis modern, keduanya dianggap dapat
permasalahan sosial dan untuk melindungi
berkembang dalam negara-negara yang
kebebasan sipil dan hak asasi warga
menjamin kebebasan individu.10 Gagasan
negaranya. Kebijakan liberal pada umumnya
liberalisme tersebut berakar pada demokrasi,
menekankan pentingnya bagi pemerintah
pemerintahan yang terbatas, serta kebebasan
untuk memecahkan berbagai permasalahan.11
berekspresi. Deklarasi kemerdekaan Amerika
menetapkan janji atas hak asasi manusia dan

3
Lindsey, Tim, “Indonesian Constitutional Reform: Muddling Toward Democracy”, Singapore Journal of International and Comparative Law,
6 Sing. J. Int”l & Comp. L., 2002, hlm. 244.
4
Tabalujan, Benny S., “The Indonesian Legal System: An Overview”, http://www.llrx.com/features/indonesia. htm/introduction, diakses
pada 15 September 2020.
5
Ellis, Andrew, “The Indonesian Constitutional Transition: Conservatism or Fundamental Change?”, Singapore Journal of International and
Comparative Law, 6 Sing. J. Int”l & Comp. L. 116, 2002, hlm. 119.
6
Lihat Pasal 10 UUD 1945.
7
Lihat Pasal 11 UUD 1945.
8
Lihat Pasal 12 UUD 1945.
9
Lihat Pasal 13 ayat 1 dan 2 UUD 1945.
10
Robert Jackson & George Sorensen, Introduction to International Relations, Oxford University Press Inc., New York, 1999), hal.140.
11
Why are Americans so ideology united?, https://www.theatlantic.com/national/archive/2011/08/why-are- americans-so-ideologically-
united/243951/, diakses pada 15 Februari 2020.
2. Konstitusi Amerika Serikat
Konstitusi Amerika Serikat terdiri dari kekuasaan di antara tiga cabang yakni
pembukaan, tujuh artikel, dan 27 eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pada pasal
amandemen. Ini adalah bentuk sistem federal 1 ayat 1 tentang legislatif dijelaskan bahwa
yang membagi kekuasaan antara pemerintah semua kuasa legislatif diberikan kepada
nasional dan negara bagian. Adanya institusi Kongres Amerika Serikat yang terdiri dari
ini membentuk sebuah pemerintahan nasional senat dan House of Representative (DPR). 12
yang seimbang dengan memisahkan Pada pasal 1 ayat 8 dijelaskan bahwa Kongres
[Type here]
memiliki kuasa untuk mengumpulkan pajak, Presiden pada negosiasi, memberi izin kepada
mengatur perdagangan nasional, membuat kesepakatan tersebut, dan menyetujui
aturan negara serta aturan angkatan darat dan pengangkatan Presiden, Menteri Luar Negeri,
laut. pejabat dari Departemen Luar Negeri, Duta
Dalam Konstitusi pasal 1 disebutkan Besar, dll.14 Selain itu, Kongres memiliki
bahwa beberapa kuasa urusan luar negeri wewenang untuk “lay and collect taxes”,
yang dimiliki oleh Kongres adalah mengatur menarik uang dari Departemen Keuangan,
perdagangan dengan negara asing, dan membuat semua hukum yang dinilai
menyatakan perang, meningkatkan dan perlu dibuat dan tepat untuk mempengaruhi
memfasilitasi tentara, dan membuat peraturan sebagian besar isu kebijakan luar negeri.
untuk angkatan darat serta angkatan laut. Kongres juga berperan dalam mengawasi
Kongres juga memiliki wewenang yang luas proses alokasi tahunan secara rinci mengenai
untuk melakukan investigasi dalam kebijakan anggaran dan program yang dilakukan AS
luar negeri atau masalah keamanan nasional dalam urusan luar negeri. Kongres
tertentu. Selanjutnya, Kongres memiliki menggunakan kekuatannya untuk membuat
kekuatan untuk menciptakan, menghilangkan, undang-undang yang secara khusus
atau merestrukturisasi lembaga eksekutif membatasi kebebasan Presiden dalam
yang sering dilakukan setelah ada konflik mengurus kebijakan luar negeri. Contohnya
besar atau krisis.13 Konstitusi memberikan pada Perang Vietnam yang mengharuskan

Senat peran khusus dalam kebijakan luar Presiden untuk berkonsultasi kepada Kongres

negeri untuk memberikan saran kepada untuk mengirim pasukan tentara AS.

12
The Constitution of The United States, The Bill of Rights and All Amandments, http://constitutionus.com/, diakses pada 15 September
2020.
13
8U.S. Foreign Policy Powers: Congress & the President, http://www.cfr.org/united-states/us-foreign-policy- powers-congress-
president/p38889, diakses pada 15 September 2020.
14
The Senate in Foreign Policy, https://www.foreignaffairs.com/articles/united-states/1959-07-01/senateforeign-policy, diakses pada 15
September 2020.

Secara garis besar, peranan Kongres adalah menyebutkan dalam pasal 2 bahwa lembaga
menerima, mengubah, atau menolak eksekutif dipimpin oleh Presiden yang
kebijakan yang diusulkan oleh Presiden. menjabat sebagai kepala negara sekaligus
Presiden melakukan kebijakan luar negeri juga sebagai kepala pemerintahan. Sebagai
tetapi Senat harus meratifikasi perjanjian dan kepala pemerintahan, Presiden merumuskan
mengkonfirmasi pertemuan Duta Besar dan kebijakan luar negeri, mengawasi
bersama dengan DPR harus menyediakan pelaksanaannya dan berupaya untuk
dana yang diperlukan untuk melakukan mendapatkan sumber daya guna mendukung
kebijakan luar negeri. Konstitusi kebijakannya tersebut. Presiden juga
mengatur serta menunjuk departemen dan yang ruang lingkupnya lebih kompleks
agensi yang memainkan peran dalam proses seperti Departemen Luar Negeri,
kebijakan luar negeri.15 Dalam Konstitusi Departemen Pertahanan, National Security
dijelaskan bahwa seorang Presiden hanya Agency, National Security Council, Central
diperbolehkan menjabat maksimal selama Intelligence Agency, dll. Departemen Luar
dua periode atau delapan tahun. Kebijakan Negeri (State Department) menjadi salah
luar negeri Amerika Serikat mencakup satu departemen dengan kabinet peringkat
berbagai isu dan permasalahan, termasuk tertinggi yang bertanggung jawab langsung
membangun dan mempertahankan hubungan kepada Presiden untuk mengelola urusan
diplomatik dengan negara-negara lain dan luar negeri. Selain itu Departemen Luar
Organisasi Internasional seperti PBB. Negeri bertugas untuk bernegosiasi atas
Sebagai negara super power, Amerika nama negara dengan negara lain dan
Serikat mengambil peran dalam memimpin organisasi internasional, mempertahankan
jalannya peace making diseluruh dunia posisi negaranya di dunia internasional,
dengan mencoba untuk menegosiasikan melaporkan dan menganalisis kondisi di
perjanjian dan persetujuan untuk mengatasi negara-negara asing dan lembaga seperti
konflik regional. Dalam menjalankan peran PBB, mewakili rakyat Amerika dan
tersebut, faktor internal dinilai penting dalam kebijakan AS, mempromosikan hubungan
merumuskan kebijakan luar negeri AS. dengan para pengambil keputusan di luar
Proses pembuatan dan pelaksanaan negeri, memajukan perdagangan dan
kebijakan luar negeri Amerika Serikat investasi AS, serta melindungi warga
melibatkan tiga lembaga pemerintahan yakni negaranya di luar negeri dari perlakuan
eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta diskriminatif atau tidak manusiaw
melibatkan berbagai institusi atau agensi
15
1How U.S. Foreign Policy is made, http://fpa.org/features/index.cfm?act=feature&announcement_id=45&show_sidebar=0, diakses pada 15 September 2020.

3. Kebijakan Hukum Internasional oleh Indonesia


 Pada Masa 1945-1966
Pada masa ini Indonesia memiliki sikap pelanggaran hukum internasional. Akibatnya,
yang sama dengan negara-negara Asia pada sikap Indonesia menjadi sangat anti Barat
umumnya terhadap hukum internasional, dan cenderung membangkitkan semangat
yakni selektif: memilih norma hukum revolusi yang pernah dikobarkan pada era
internasional yang bermanfaat bagi perang kemerdekaan2 dan sentimen ini
perjuangannya dan menolak norma yang berimbas pada sikap yang sama yaitu anti
1
merugikannya. Hal tersebut memuncak terhadap hukum internasional. Oleh karena
ketika Indonesia memutuskan secara sepihak itu, kebijakan Indonesia pada masa ini sering
Konferensi Meja Bundar 1949 pada tahun kali merupakan bentuk perlawanan terhadap
1950, yang waktu itu dikritik sebagai hukum internasional. Pada tahun 1958
1
Indonesia mengeluarkan PP No. 23 Tahun
James Leslie Brierly, The Law of Nations (1963),
43-44; J.J.G. Syatauw, Some Newly Established Asian 1958 yang menasionalisasikan semua
States and the Development of International Law
2
(1961), 221. B.H. Vlekke, Indonesia in 1956 (1957), 9.
[Type here]
Perusahaan Belanda di Indonesia sebagi diri dari keanggotaan PBB dan semua
bentuk kekecewaan Indonesia terhadap PBB organnya melalui suratnya tanggal 20 Januari
pada tahun 1957 karena PBB pada masa itu 1965.6 Isi surat tersebut menjelaskan bahwa
dianggap tidak lagi membantu Indonesia PBB dengan terang-terangan menentang
dalam pertikaian dengan Belanda atas Irian perjuangan anti-kolonial Indonesia dimana
Barat. Berdasarkan penjelasan dari PP ini, hal tersebut bertentangan dengan prinsip-
kebijakan ini diambil dalam rangka prinsip luhur dan tujuan Piagam PBB,
penyelamatan kelangsungan dan kelancaran sehingga tidak ada alternatif yang tersisa
ekonomi akibat perjuangan pembebasan Irian
Barat. Kebijakan ini menuai kontroversi dan
melahirkan gugatan terhadap Indonesia di
Pengadilan Jerman.3
Pada tahun 1957 Indonesia mengeluarkan
Deklarasi Djuanda sebagai bentuk respon
dari ancaman strategis yang diakibatkan oleh
hukum laut yang berlaku pada saat itu yaitu,
lebar laut yang hanya diperkenankan 3 mil.
Hal ini telah mengakibatkan Indonesia
dipisahkan oleh laut bebas dan membuka
ruang bagi kebebasan kapal-kapal perang
Belanda di tengah-tengah perebutan Irian
Barat pada saat itu. Akibatnya, Indonesia
memandang hukum laut pada saat itu sangat
merugikan Indonesia karena wilayah
Indonesia menjadi tercerai-berai dan sangat
rawan terhadap disintegrasi oleh daerah-
daerah yang pada waktu itu cenderung
menguat. Oleh karena itu deklarasi ini dibuat
dengan tujuan untuk menegaskan bahwa laut
yang berada diantara pulau-pulau adalah laut
yang menghubungkan pulau-pulau
ketimbang memisahkannya. Isinya
menetapkan penarikan garis pangkal lurus
yang menghubungkan titik-titik terluar dari
pulau-pulau terluar dan selanjutnya
mengklaim bahwa perairan didalamnya yang
semula adalah laut bebas menjadi perairan
pedalaman. Deklarasi ini pun mengundang
protes keras dari negara-negara Barat4
khususnya Amerika Serikat5 yang
menganggap Deklarasi Djuanda sebagai
pelanggaran terhadap hukum internasional.
Pada tahun 1965 merupakan akhir dari
masa ini dimana Indonesia mengundurkan

3
Decision of Landesgericht 1958 and
6
Oberlandesgericht Bremen 1959, De Vereingde Deli Piagam PBB tidak memiliki aturan terkait
Maatschapijen vs Deutsch-Indonesischen Tabak mundurnya Negara dari PBB sehingga ada argument
Handels G.m.b.H; Martin Domke, ‘Indonesian bahwa tindakan Indonesia tidak memiliki dasar
Nationalisation Measures before Foreign Courts’, 54 hukum, lihat Egon Schwelb, ‘Withdrawal from the
AJIL (1960) 2, 205-323 and the reply by Hans W. United Nations: the Indonesian Intermezzo’, 61 AJIL
Baade, ‘Indonesian Nationalization Measures Before (1967), 661-672. Pada tahun 1966, keanggotaan
Foreign Courts- a Reply’, 54 AJIL (1960), 801-835. Indonesia berlanjut dan Sekjen PBB U Thant
4
Daniel P. O’Connell, The International Law of the menganggap bahwa mundurnya Indonesia sebagai
Sea (1982), 39. penangguhan tindakan Indonesia di PBB. Oleh
5
Arthur H. Dean, ‘The Second Geneva Conference on karenanya, Indonesia tetap harus membayar kontribusi
the Law of the Sea: The Fight for Freedom of the tahunan selama masa penangguhan tersebut, lihat
Seas’, 54 AJIL (1960) 4, 753. Kusumaatmajda (note 20), 89-99.
untuk Indonesia selain penarikan diri dari PBB. Hal ini pun memperoleh dukungan dari pakar
Indonesia. Soekarno juga mengkritik para ahli yang terlalu menekankan pada kesakralan
perjanjian internasional karena setiap perjanjian harus dapat direvisi jika bertentangan dengan
keadilan dan kemanusiaan. Menurut Soekarno, perjanjian internasional yang merestui penjajahan
harus segera diakhiri.7 Pendapat tersebut didukung oleh Muhammad Yamin, dimana ia juga
mengkritik hukum internasional yang berlaku saat itu sebagai ciptaan Eropa Barat tanpa
terlibatnya negara-negara Eropa Timur dan Asia dalam pembuatannya. 8 Sentimen anti hukum
internasional ini mengakibatkan perkembangan hukum internasional pada masa ini bergerak
sangat lambat dan mengarah ke apatisme.

4. Masa Orde Baru (1966-1998)


Pada masa ini, sikap terhadap hukum
internasional cenderung “bersahabat” karena
terjadi perubahan yang signifikan dari yang
semula bermusuhan menjadi lebih
bekerjasama dengan dunia internasional.
Perubahan ini ditegaskan oleh pakar hukum
internasional, Mochtar Kusumaatmadja,
dimana ia menyadari bahwa hukum
internasional yang berlaku sudah usang dan
tidak sesuai dengan perkembangan
masyarakat internasional. Sehingga kita tidak
harus menyikapi keusangan tersebut dengan
pelanggaran hukum internasional melainkan
kita dapat menyikapinya dengan
berkontribusi terhadap perubahan hukum
internasional yang lebih memenuhi

7
President Soekarno’s Speech on Aug. 17, 1959,
88
Muhammad Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, vol. III (1960), 48.
[Type here]
kebutuhan masyarakat internasional yang masih terbatas pada komunitas akademis
telah berubah ini.9 Sejak masa ini, Indonesia dan itu pun masih diajarkan secara
tidak lagi menolak hukum internasional minimalis dan masih jauh dari
secara membabi buta namun turut aktif
menegoisasikan klaim Deklarasi Djuanda-
nya pada rangkaian perundingan hukum laut
di PBB yang berakhir dengan diterimanya
konsep negara kepulauan pada Konferensi
PBB tentang Hukum Laut 1982.10
Keberhasilan Indonesia dalam memperoleh
pengakuan atas apa yang selama ini dinilai
sebagai “pelanggaran hukum internasional”
telah mengubah pola pikir para ahli bahwa
apa yang dilakukan Indonesia adalah
“membuat hukum internasional” ketimbang
melanggarnya.11
5. Masa Reformasi (1998-Sekarang)
Rerformasi politik yang berlangsung sejak
1998 telah melahirkan perubahan radikal
dalam sistem hukum dan kelembagaan
ketatanegaraan Indonesia. Dalam perubahan
radikal ini, hukum internasional sayangnya
belum memperoleh perhatian yang memadai
dan bahkan tidak melahirkan sama sekali
aturan konstitusi tentang hukum
internasional. Reformasi yang terjadi sejak
tahun 1998 dipicu oleh tekanan politik
domestik dalam rangka menyelesaikan
persoalan dalam negari akibat krisis multi
dimensi yang dipicu oleh krisi ekonomi.
Sehingga arah reformasi lebih
diorientasikan pada pembangunan
kelembagaan konstitusional dimana hukum
internasional bukan merupakan prioritas.
Faktor utama lainnya yang mengakibatkan
hukum internasional tidak menjadi
perhatian reformasi adalah karena disiplin
hukum ini tidak terlalu popular dalam
kesharian masyarakat dan tidak terlalu
menarik minat publik Indonesia. Hukum
internasional masih dipahami sebagai
bidang yang ekslusif tugas pemerintah
khususnya kementerian luar negeri.
Ketertarikan terhadap hukum internasional
9
Kusumaatmadja (note 20), 63.
10
The Archipelagic concept for which Indonesia
sought international recognition had been submitted to
the UN Conference by Mochtar Kusumaatmadja in a
well descriptive international legal policy, see
Kusumaatmadja, Konsepsi Hukum Negara Nusantara
pada Konferensi Hukum Laut ke III (The Legal
Concept of Archipelagic State at Conference of Law
of the Sea)(1977).
11
Barbara Kwiatkowska, ‘The Archipelagic Regime in
the Philippines and Indonesia, Making or Breaking
International Law’, 6 International Journal of
Estuarine (1991) 1, 13-30.
standar negara-negara maju.12 Di lain pihak, pikir ini mendorong para pakar untuk
disiplin hukum tata negara dan administrasi bersikap konservatif tentang hukum
negara telah berkembang dengan pesat di internasional sehingga hanya memandang
Indonesia namun agak membisu soal hukum perjanjian internasional sebagai dokumen
internasional. Bab tentang hubungan hukum antar negara urusan ekslusif kementerian luar
internasional dan hukum nasional sekalipun negeri. Pertanyaan tentang status domestik
diajarkan di mata kuliah hukum internasional dari perjanjian internasional tidak meyangkut
jarang merujuk kepada praktik Indonesia dan kepentingan publik sehingga tidak menjadi
kalau pun ada hanya bersifat indikasi saja.13 perhatian para pakar konstitusi/tatanegara
Pakar konstitusi/tatanegara dan pakar hukum maupun pakar hukum internasional.
internasional di Indonesia masih terpaku
dengan wilayah disiplinnya sendiri-sendiri
dan memandang hukum internasional
menurut perspektif masing-masing.14 Bagi
pakar konstitusi/tatanegara, perjanjian
internasional secara teoritis adalah sumber
hukum tatanegara. Sedangkan bagi pakar
hukum internasional, perjanjian internasional
adalah dokumen hukum yang tunduk pada
hukum internasional. Pakar hukum
internasional tidak tertarik untuk membahas
status hukum ini dalam sistem hukum
nasional. Karena perjanjian internasional
ditangani oleh eksektuf yang kuat dan
dominan maka issue-issue praktis tentang
perjanjian internasional tidak pernah muncul
dalam wacana dan perdebatan publik.
Sejak kemerdekaan RI tahun 1945,
dunia akademisi Indonesia diwarnai oleh
sentimen nasionalisme yang tinggi dan
memandang hukum internasional sebagai
hukum kolonial. Para pakar akan melirik
hukum internasional hanya jika
mempengaruhi kepentingan hukum
nasionalnya.15 Hubungan internasional hanya
dilihat sebagai hubungan antar pemerintah
ketimbang hubungan antar manusia. Pola
12
Hikmahanto Juwana, ‘Teaching International Law in
Indonesia’, 5 Sing. J. Int'l & Comp. L. (2001) 412,
412-415.
13
Ahli hukum Indonesia di era 1950 seperti Prof.
Utrecht dan Prof. Kusumaatmadja di 1980s telah
mengindikasikan bahwa Indonesia cenderung
mempergunakan pendekatan monisme, lihat E.
Utrecht and Moh. Saleh Djindang, Pengantar dalam
Hukum Indonesia (1983), 120; Kusumaatmadja (note
20), 65-67.
14
Situasi ini turut disebabkan oleh struktur Fakultas
Hukum di Indonesia dimana hukum
konstitusi/administrasi dan hukum internasional
adalah subjek terpisah dengan departemen yang
berbeda.
15
Hukum laut menjadi subjek yang menarik pada
tahun 1960-1982 saat Indonesia mengajukan
kepentingan strategies national pada konsep kepulauan
internasional ke PBB.

[Type here]
6. Hubungan Internasional dan Hukum dan kewajiban-kewajiban individu
Nasional dan subyek hukum bukan negara
 Pengertian Hukum Internasional tersebut bersangkut paut dengan
Hukum internasional merupakan hukum yang masalah masyarakatinternasional”.
mengatur hubungan lintas Negara. Dalam
Lebih jelas muochtar kusumaatmdja
pembahasan ini mengkaji mengenai
mengatakan mengenai istilah hukum
pengertian hukum internasional publik.
internasional. Hukum internasional juga
Hukum internasional publik adalah
dapat dikatakan sebagi hukum bangsa-bangsa
keseluruhan kaidah dan asas hukum yang
akan dipergunakan untuk menunjukan pada
mengatur hubungan atau persoalan batas
kebiasaan atau aturan (hukum) yang berlaku
Negara (hubungan internasional) yang bukan
dalam hubungan antar raja-raja terdahulu.
bersifat perdata1bukan bersifat perdata
Dalam perkembangan sampai masa sekarang
artinya mengatur hubungan antar Negara
hukum internasional juga dikatakan sebagai
bukan mengatur hubungan antar orang-
hukum antarbangsa atau hukum antar negara
perorangan. Lebih jelas mengatur hubungan
akan dipergunakan untuk menunjukan pada
yang lintas Negara dalam hukum publik
kompleks kaidah dan asas yang mengatur
internasional terdapat 2 macam jenis subjek
hubungan antar anggota masyarakat bangsa-
hukunya,yaitu :
bangsa atau negara-negara yang kita kenal
a. Negara denganNegara sejak muncul negara dalam bentuk yang
modern sebagai negara nasional.4
b. Negara dengan subjek hukum Untuk memberlakukan hukum
lainnya yang bukan Negara atau internasional harus ada dasar atau landasan
subjek hukum bukan Negara satu untuk pemberlakuan hukum internasional ini.
sama lain.2Hukum internasional Berlakunya hukum internasional ini
juga dapat didefinisikan sebagai didasarkan atas teori. Suatu teori yang telah
memiliki pengakuan yang luas adalah bahwa
sekumpulan hukum yang sebagian
hukum internasional bukan hukum yang
besar terdiri atas prinsip-prinsip dan sebenarnya.melainkan suatu himpunan
peraturan- peraturan yang harus kaidah perilaku yang untuk memberlakukan
ditaati oleh negara-negara, dan oleh hukum internasional harus ada dasar atau
karena itu juga harus ditaati dalam landasan untuk pemberlakuan hukum
hubungan-hubungan antara mereka internasional ini. Berlakunya hukum
satu dengan lainnya, serta yang internasional ini didasarkan atas teori. Suatu
teori yang telah memiliki pengakuan yang
juga mencakup :
luas adalah bahwa hukum internasional
(a). organisasi internasional, bukan hukum yang sebenarnya.melainkan
hubungan antara organisasi suatu himpunan kaidah perilakuyang nya
internasional satu dengan lainnya, mempunyai kekuatan moral semata.⁵
hubungan peraturan-peraturan 1
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum
hukum yang berkenaan dengan Internasional, Bandung:Putra Abardin, 1999 hal 1
fungsi fungsi lembaga atau antara 2
Ibid hal 3
organisasi internasional dengan 3
Phartiana I Wayan, Pengantar Hukum Internasional,
Bandung: Mandar maju, 2003 hal 4
negara atau negara- negara dan 4
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes,
hubungan antara organisasi Pengantar Hukum Internasional (Edisi Kedua,
internasional dengan individu atau Bandung:Putra Abardin, 2003 hal 4
individu-individu.
5
J.G.Starke, Pengantar Hukum internasional (Edisi
kesepuluh) Jakarta:Sinar Grafika Hal 19
b. peraturan-peraturan hukum
tertentu yang berkenaan dengan
individu-individu dan subyek-
subyek hukum bukan negara (non-
state entities) sepanjang hak-hak
 Pengertian Hukum Nasional yang terpisah dengan system hukum
Dalam suatu Negara terdapat peraturan nasional. Menurut Tripel terdapat dua
yang ditaati oleh masyarakat dalam suatu perbedaan diantara kedua sitem hukum ini,
Negara dan ditegakkan oleh Negara yaitu:
(pemerintah) tersebut. Hukum ini diakui a. subjek hukum nasional adalah individu,
bersama oleh mereka dan dipatuhi sebagai sedangakan subjek hukum internasional
suatu perangkat yang akan menjadi dasar adalah semata-mata dan secara eksklusifnya
dalam mewujudkan keterauran dan adalahnegara-negara.
ketentraman dalam kehidupan bersama. b. Sumber-sumber hukum keduanya
Hukum nasional adalah sekumpulan hukum berbeda: sumber hukum nasional adalah
yang sebagian besar terdiri atas prinsip- kehendaka negara itu sendiri, sumber
prinsip dan peraturan-peraturan yang harus hukum internasional adalah kehendak
ditaati oleh masyarakat dalam suatu negara, bersama dari negara- negara.7
dan oleh karena itu juga harus ditaati dalam Anzilotti menganut suatu pendekatan
hubungan-hubungan antara mereka satu yang berbeda. Ia membedakan hukum
dengan lainnya.6 nasional dengan hukum internasional
Hukum Nasional di Indonesia menurut prinsip-prinsip fundamental
merupakan campuran dari sistem hukum
dengan mana masing- masingsistem itu
hukum Eropa, hukum Agama dan hukum
ditentukan.hukum nasional ditentukan oleh
Adat. Sebagian besar sistem yang dianut,
prinsip fundamental bahwa perundang-
baik perdata maupun pidana, berbasis pada
undangan negara harus ditaati. Sedangkan
hukum Eropa kontinental, khususnya dari
system hukum internasional ditentukan oleh
Belanda karena aspek sejarah masa lalu
Indonesia yang merupakan wilayah jajahan prinsip pacta sunt servanda, yaitu perjanjian
dengan sebutan Hindia Belanda antara negara harus dijunjung tinggi.⁸
(Nederlandsch-Indie). Hukum Agama, Namun secara logika paham dualisme
karena sebagian besar masyarakat Indonesia akan mengutamakan Hukum Nasional dan
menganut Islam, maka dominasi hukum atau mengabaikan Hukum Internasional,
Syari'at Islam lebih banyak terutama di sedangkan paham monisme berpendapat
bidang perkawinan, kekeluargaan dan hukum internasional dan hukum
warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku nasionalsaling berkaitan satu adalah
sistem hukum Adat, yang merupakan lanjutan dari hukum nasional, yaitu hukum
penerusan dari aturan-aturan setempat dari nasional untuk urusan luar negeri. Menurut
masyarakat dan budaya- budaya yang ada di teori ini, hukum nasional kedudukannya
wilayah Nusantara. lebih rendah dibanding dengan hukum
internasional. Hukum nasional tunduk dan
7. Hubungan Hukum Internasional dan harus sesuai dengan hukum internasional.9
Hukum nasional
Hukum internasional dengan hukum
nasional sebenarnya saling berkaitan satu 6
Burhan tsani, status hukum internasional dan
sama lainnya, ada yang berpandangan Perjanjian internasional dalam hukum Nasional
hubungan antara kedua system hukum republik indonesia (dalam perspektif hukum
tatanegara)
sangat berkaitan dan ada yang 7
Opcit J.G Starkee, hal 96
berpandangan bahwa kedua system hukum 8
Ibid hal 97
ini berbeda secara keseluruhan. J.G Starke 9
Muhammad Burhantsani,Hukum dan Hubungan
berpandangan terdapat dua teori dalam Internasional, Yogyakarta : Penerbit Liberty, 1990.
mengenai hubungan hukum nasional dengan
hukum internasional, yaitu teori dualisme
dan teori monisme. Teori dualisme
didukung oleh Triepel dan Anzilotti
menyebutkan dualisme
ini sebagai teori kehendak, merupakan hal
yang wajar bila menganggap hukum
internasional merupakan system hukum
[Type here]
menganggap bahwa Hukum Nasional
sejajar dengan Hukum Internasional.
Hubungan antara keduanya saling
melengkapi. Hal ini
Mochtar Kusumaatmadja berpendapat
terdapat dua teori mengenai hubungan
antara hukum internasional dengan hukum tercermin dalam Statuta Roma atau
nasional. Pertama, teori voluntarisme, yang Konvensi tentang Terorisme Bonn. Hukum
mendasarkan berlakunya hukum Internasional tidak mewajibkan bahwa suatu
internasional bukan persoalan ada atau Negara harus menganut paham dualisme
tidaknya hukum internasional ini pada atau monisme. Dalam praktek pilihan
kemauan Negara, dan yang kedua teori pengutamaan pada Hukum Nasional atau
objektivis yang menyatakan bahwa hukum Hukum Internasional, ditentukan oleh
internasional itu ada dan berlaku terlepas preferensi etnis atau preferensi politis. Bagi
dari kemauan Negara.10Teori voluntaris dan pandangan yang mempunyai sikap politis
objektivis pada dasarnya sama dengan nasionalis, akan mengutamakan Hukum
paham dualisme dan monime. Alasan yang Nasional. Sebaliknya bagi
diajukan oleh paham dualisme didasarkan pandanganyang simpatik pada
pada alasan formal maupun alasan yang Internasionalisme, akan mengutamakan
didasarkan kenyataan. Diantara alas an- Hukum Internasional.12
alasan yang terpenting dikemukankan Ada dua teori yang melandasi hubungan
sebagai berikut: pemberlakuan ini, yaitu teori transformasi
a. kedua perangkat hukum tersebut dan teori adopsi khusus. Teori transformasi
yakni hukum nasional dan menyatakan bahwa pemberlakuan hukum
hukuminternasional mempunyai sumber internasional kedalam hukum nasional
yang berlainan, hukum nasional bersumber dengan transformasi traktat atau perjanjian
pada kemauan Negara, sedangkan hukum internasional kedalam hukum nasional,
internasional bersumber pada kemauan yang bukan hanya menjadi syarat formal
bersama masyarakatNegara. melainakan merupakan syarat substansial
b. Kedua perangkat hukum denngan sendirinya mensahkanperluasan
memiliki subjek hukum yang berbeda. berlakunya kaidah-kaidah yang dimuat
Subjek hukum nasional adalah orang- dalam trakktat terhadap individu. Teori ini
perorangan baik dalam apa yang dikatakan bersandarkan pada sifatt konsensula hukum
hukum perdata maupun hukum pidana, internasional yang berbeda dengan sifat
sedangkan subjek hukum nasional non-nonsensual dari hukum nasional.¹³
adalahNegara. Menurut teori adopsi khusus
c. Sebagai tata hukum, hukum nasional berpandangan yang hamper sama dengan
dan hukum internasional menampakkan teoritransformasi yaitu kaidah-kaidah
pula perbedaan dalam strukturnya. Lembaga hukum internasional tidak dapat secara
yang diperlukan untuk melaksanakan langsung diberlakukan dilingkungan
hukum dalam kenyataan seperti mahkamah nasional oleh pengadilan-pengadilan
dan organ eksekutif hanya ada dalam bentuk nasional atau oleh siapapun. Untuk
yang sempuran dalam lingkungan nasional. memberlukakan kaidah tersebut hukum
Alas an lain yang dikemukakan sebagai nasional harus bersumber kepada hukum
argumentasi yang didasarkan atas kenyataan internasional.14
ialah bahwa daya laku atau keabsahan
kaidah hukum nasional tidak terpengaruh 10
Opcit mochtar hal 40
11
Ibid hal 99
oleh kenyataan bahwa kaidah hukum 12
Opcit Burhan Tsani
nasional itu bertentangan dengan kaidah 13
Ibid Hal 101
hukuminternasional.11 14
Opcit mochtar hal 47
Hukum Nasional tunduk pada Hukum
Internasional dalam arti Hukum Nasional
harus sesuai dengan Hukum Internasional.
Dimungkinkan ada monisme yang
bilateral. Perjanjian ini merupakan hasil dari
8. Hubungan Indonesia dengan Amerika adanya hubungan antara Indonesia dan
Serikat dalam Konteks Perjanjian Amerika Serikat. Perjanjian ini bersifat
Internasional khusus karena hanya mengatur hal yang
 Hubungan Indonesia dengan menyangkut kepentingan dua negara.
Amerika Serikat Indonesia dan Amerika Serikat
Indonesia telah memiliki hubungan menjalin kerjasama atau perjanjian bilateral
bilateral dengan Amerika Serikat sudah sejak pada 16 Oktober 1950 “Perjanjian Kerjasama
lama. Tahun 1949, yang dimana pada saat itu Ekonomi” yang ditanda-tangani di Jakarta.19
resminya hubungan dipomatik antara Kerjasama itu diantaranya:
Indonesia dengan Amerika Serikat.16 1. Kerjasama PT PLN (Persero) dengan
Kerjasama yang dilakukan Indonesia PowerPhase untuk pemasangan TurboPhase
dan Amerika Serikat dalam menjalin booster system pada PLTG. Teknologi
hubungan bilateral yaitu dalam tersebut dapat mengurangi konsumsi bahan
perekonomian, pertahanan dan investasi. bakar, mengurangi emisi, dan memperbesar
 Perjanjian Internasional output listrik yang dihasilkan.
Menurut UU No.37 Tahun 1999 2. Kerjasama PT PLN (Persero) dengan
tentang Hubungan Luar Negeri Perjanjian Applied Material untuk memasang Fault
Internasional adalah perjanjian dalam bentuk Current Limiter yang dapat mengurangi Fault
dan sebutan apapun yang diatur oleh hukum Current Levels di jaringan listrik Jawa Barat.
internasional dan dibuat secara tertulis oleh Applied Materials berkeinginan untuk
pemerintah RI dengan satu atau lebih negara, melakukan FS untuk teknologi ini pada gardu
organisasi internasional atau subjek hukum induk 500 kw.
internasional lainnya serta menimbulkan hak 3. Kerjasama PT PLN (Persero) dengan
dan kewajiban pada pemerintah RI yang Halliburton untuk pengembangan
bersifat hukum publik.17 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
UU No.24 tahun 2000 tentang (PLTP) di Tulehu Ambon serta strategi
Perjanjian Internasional Perjanjian jangka panjang untuk pengembangan panas
internasional adalah perjanjian dalam bentuk bumi.
dan nama tertentu yang diatur dalam hukum 4. Kerjasama Greenbelt Resource
internasional yang dibuat secara tertulis serta dengan Jababeka Infrastructure untuk
menimbulkan hak dan kewajiban di bidang pengembangan fasilitas waste to resource di
hukum publik.18 Jababeka yang akan disebut JababECO.
Kerjasama internasional secara 5. Kerjasama TNI Angkatan Udara
hukum diwujudkan dalam bentuk perjanjian Indonesia dengan Lockheed Martin, terkait
internasional, yaitu negara-negara dalam teknologi Sniper Advanced Targeting Pods
melaksanakan hubungan atau kerjasama (ATP).
membuat perjanjian internasional. Dengan 6. Kerjasama Honeywell dengan PT
kata lain, perjanjian internasional adalah Dirgantara Indonesia (Persero) untuk
perjanjian yang dilakukan oleh subjek hukum penyediaan 34 mesin turboprop TPE331.
internasional dan mempunyai tujuan untuk 7. Kerjasama NextGen dengan
melahirkan akibat-akibat hukum tertentu. Pemerintah Samarinda untuk proyek low
carbon waste to electricity.
 Perjanjian Internasional Antara Adapun Kerjasama yang dilakukan antara
Indonesia dan Amerika Serikat Indonesia dan Amerika Serikat yang telah
Perjanjian yang dilakukan oleh dua ditandatangani sebelumnya, yaitu, kerjasama
negara, dapat disebut sebagai perjanjian General Electric (GE) dengan PLN terkait
pengadaan turbin yang paling efiesien, dan
16
Kompas.com, “Bentuk Kerja Sama Internasional:
membantu menekan harga serta mereduksi
Bilateral, Regional, Multilateral”. emisi karbon serta kerja sama Ormat
(http://www.kompas.com, accessed on September 15, Technologies dengan PLN dalam
2020). penyelesaian PLTP Sarulla 3x110 MW
17
Undang-Undang No.37 Tahun 1999 tentang
19
Hubungan Luar Negeri. Kompas.com, “Tujuh Kontrak Kerja Sama
18
Undang-Undang No.24 Tahun 2000 tetang Indonesia – AS”. (https://money.kompas.com,
Perjanjian Internasional. accessed on September 16, 2020).
[Type here]
dengan total investasi sekitar 1,7 miliar dollar Indonesia kurang mengembangkan potensi-
Amerika Serikat (AS).20 potensi ekonomi diantara keduanya. Sejak tahun
Tidak hanya itu, perjanjian kerjasama 2009 AS juga dilanda krisis ekonomi. Upaya
antara Indonesia dengan Amerika Serikat peningkatan hubungan kedua belah pihak muncul
dalam beberapa tahun terakhir karena dorongan
juga ada dalam bidang pembangunan
Duta Besar Indonesia yang baru dan upaya AS
internasional. Salah satu contoh hubungan untuk mencari pasar lebih besar dalam rangka
Internasional bilateral adalah hubungan kerja pemulihan krisis ekonominya. Pada bulan
sama Indonesia dengan Amerika Serikat November 2010 pemimpin kedua negara
yang terwujud dalam peranan USAID di menandatangani the US-Indonesia
Indonesia.21 Compherensive Partnership Agreement (US-
USAID (United States Agency for Indonesia CPA) yang merupakan komitmen
International Development) merupakan jangka panjang kedua negara untuk
badan pembangunan Internasional Amerika meningkatkan dan memperdalam hubungan
Serikat dan menitikberatkan fokus utamanya bilateral. Salah satu sektor yang menjadi fokus
pada pembangunan bagi kepentingan kerja sama adalah sektor ekonomi..
bersama antara Indonesia dengan Amerika Perkembangan Hubungan Ekonomi dan
Keuangan Indonesia-AS selain menandatangani
Serikat.22
CPA, upaya Pemerintah Indonesia dan AS
Kerja sama ini berawal dari tahun 2010 , untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua
yang didasari oleh potensi yang dimiliki negara ditandai dengan pembentukan beberapa
Indonesia, tetapi belum terangkat dengan forum untuk memfasilitasi dialog dan kerjasama
baik dalam segi sumber daya manusia ekonomi diantara kedua negara. Forum dan
maupun dalam bidang ilmu pengetahuan dan insiatif tersebut terdiri atas: US-Indonesia Trade
teknologi (IPTEK) baik yang dilakukan oleh and Investment Dialogue, Commercial
Indonesia maupun Amerika Serikat. Sejak Dialogue, dan Overseas Private Investment
pertama kali menjalin kerja sama dengan Corporation (OPIC). Selain itu, Indonesia
USAID, Indonesia telah mampu menjadi satu dari negara fokus ekspor AS yang
menunjukkan perubahan yang signifikan baik tercantum dalam National Export Initiatives
dalam aspek pemerintahan, penurunan angka (NEI), dan AS menyelenggarakan Global
kemiskinan, infrastruktur, hingga ilmu Entrepreneurship Program (GEP) untuk
pengetahuan dan teknologi. 23 mendorong wirausaha di Indonesia dan United
Dengan banyaknya suatu peningkatan States Trade and Development Agency
yang terjadi di Indonesia, maka peran (USTDA) Geothermal Development untuk
mendorong kerja sama energi. Dalam,
USAID pun ikut bertransformasi, karena
hubungan dagang, AS merupakan mitra dagang
USAID berawal dari sebuah pengembangan
terbesar ketiga bagi Indonesia setelah Cina dan
teknologi dan informasi, yang akhirnya Jepang. Neraca perdagangan Indonesia terhadap
dimana Indonesia dan Amerika Serikat dapat Amerika Serikat menunjukkannilai yang positif.
mengembangkan dan saling menyepakati Ekspor nonmigas yaitu karet, tekstil dan
perjanjian kerjasama tersebut. pakaian jadi, alas kaki dan mesinlistrik
mendominasi komoditas Indonesia yang dikirim
9. Dampak Kerjasama Indonesia-AS ke AS. Nilai ekspor nonmigas
Indonesia menjalin hubungan politik dan
strategis yang cukup baik dengan Amerika
Serikat (AS) terutama sejak Rezim Orde Baru
berkuasa di Indonesia yaitu paruh kedua dekade
1960an. Namun hubungan ekonomi kedua pihak
tidak cukup berkembang dibandingkan dengan
hubungan ekonomi AS dengan negara tetangga
Indonesia, seperti Singapura dan Australia.
Dominasi aspek politik dan strategis dalam
hubungan kedua negara mengakibatkan AS dan

20
Ibid.
21
Kompasiana.com, “Harmonisme Hubungan
Internasional Indonesia dan Amerika Serikat Melalui
USAID”. (https://www.kompasiana.com, accessed on
September 16, 2020).
22
Ibid.
23
Ibid.
Indonesia secara keseluruhan mengalami tren perusahaan, stabilitas dan kewajaran sektor
yang meningkat,kecuali di tahun 2009 sebagai keuangan, perbaikan kualitas jasa kebutuhan
dampak dari krisis ekonomi di AS; kenaikan dasar, jasa lingkungan, jasa kesehatan, serta
ekspor tahun 2010 dan 2011 mencapai 31,49% sektor pangan dan gizi.Selain itu,AS juga
dan 15,37% (Kementerian Perdagangan, 2012). memberikan pinjaman luar negeri. Pinjaman
AS juga merupakan salah satu negara asal impor bilateral yang berasal dari Amerika Serikat
terbesar,bersama dengan negara-negara ASEAN, menempati peringkat kedua setelah pinjaman
Jepang, dan Cina. Nilai impor Indonesia dari bilateral yang berasal dari Jepang.16
Amerika Serikat pada tahun 2011 mencakup a. Dampak bidang lain
6,09% dari total impor Indonesia, lebih kecil dari Di bidang keamanan,erjasama Indonesia
nilai impor tahun 2009 dan 2010. Walaupun tren dengan Amerika serikat dalam bidang pertahanan
sejak tahun 2008 menunjukkan bahwa Indonesia menunjukan hubungan yang cukup baik.
memiliki nilai transaksi berjalan yang positif, Indonesia dan Amerika telah mengadakan 200
terjadi defisit transaksi berjalan yang mencapai jenis latihan bersama dan pengiriman 300
3,1% dari PDB pada awal tahun 2012 dan 2,6% personil ke amerika serikat untuk mengikuti
dari PDB pada kuartal ketiga 2012. Salah satu pelatihan militer dalam kerjasama army to
penyebab defisit transaksi berjalan sebesar USD army,navy to navy,airman to airman. Beberapa
561,1 juta pada periode Januari – Oktober 2012 kerjasama Indonesia dengan Amerika Serikat
adalah impor pesawat dari AS ke Indonesia. Nilai selain kerjasama pertahanan dalam bidung
investasi Amerika Serikat ke Indonesia pada industry pertahanan dan pengadaan alutsista
2011 mencapai USD 1,5 miliar, atau 7,6% dari kedua Negara juga melakukan kerjasama
total investasi yang masuk ke Indonesia dan pertahanan yang mencakup area pendidikan dan
meningkat dibanding tahun sebelumnya yang pelatihan seperti pacific partnership,garuda sail
mencapai US$ 1 miliar. Investasi langsung excercisa,global peace operations
(Foreign Direct Investment) dari AS initiative,maritime security intiative,dan
menyumbang 4% dari total nilai FDI di pertemuan-pertemuan angkatan bersenjata kedua
Indonesia. Posisi FDI Indonesia terhadap Negara.
Amerika Serikat mencapai puncaknya pada tahun Di bidang pendidikan hubungan kerjasama
2005, namun kemudian menurun hingga bernilai antara indonesia dengan amerika serikat
negative di 2006. Tren posisi FDI dari 2007 menunjukan hubungan yang semakin membaik.
hingga 2010 mengalami penurunan. Pasang surut Terbukti dengan meningkatkan kerjasama dalam
FDI AS ke Indonesia tidak terlepas dari bidang pendidikan tinggi dengan amerika serikat
perubahan rezim atau undang-undang yang yang dilakukan oleh kementrian pendidikan dan
berlaku di Indonesia. Pemerintah Indonesia kebudayaan ri yang terbentuk dalam perjanjian
mengeluarkan berbagai produk perundang- Join Council on Higher Education Partnership
undangan yang meliberalisasi investasi asing di pada tanggal 18 April 2012.
Indonesia pada tahun 1980an dan tahun 1990an. Di bidang Budaya pentingnya pembangunan
Namun krisis yang terjadi akhir tahun 1990an dan pengembangan budaya karena budaya
menyebabkan Indonesia tidak menjadi tujuan memiliki fungsi yang sangat mendasar.
investasi yang menarik dimata investor asing. Masyarakat suatu bangsa yang kehilangan nilai
Keadaan ini mulai membaik setelah tahun 2001 budaya mereka akan menjadi masyarakat yang
ketika Pemerintah bersikap lebih terbuka kehilangan fondasi etnik dalam kehidupan
terhadap investasi asing, daya tawar perusahaan- mereka karena pendidikan kebudayaan
perusahaan Indonesia yang kompetitif, privatisasi merupakan pembangunan karakter suatu
dan rekapitalisasi bank-bank di Indonesia, dan masyarakat. Keanekaragaman seni dan budaya
privatisasi beberapa BUMN. Pada tahun 2005, semakin luntur jika kita terus meresap globalisasi
ketika saham FDI di Indonesia mencapai US$10 terlalu berlebihan.17
Milyar, perusahaan multinasional AS
mendominasi investasi asing di Indonesia.
Hampir 60% FDI dari AS terkonsentrasi pada 16
Kajian kerjasama bilateral Indonesia-Amerika serikat di bidang
sektor minyak, gas, dan pertambangan. AS turut ekonomi dan keuangan
https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/kajian_kerja_sama_b
memberikan berbagai macam bentuk bantuan ilateral ri-as.pdf ,diakses pada 15 september 2020.
bagi Indonesia yang disalurkan melalui United 17
Hubungan kerjasama Indonesia dan Amerika
States Agency for International Development http://eprints.umm.ac.id/36185/3/jiptummpp-gdl-abdulaziz-48912-
3-bab2.pdf, 15 sept 2020
(USAID). Terkait dengan bidang ekonomi,
terdapat beberapa aspek yang menjadi fokus dari
bantuan AS ini, diantaranya: Penguatan
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan
pekerjaan, Pengembangan iklim usaha dan
[Type here]
b. Kekuatan dan Kelemahan Indonesia infrastruktur yang mendukung berbagai aktifitas
dan AS sebagai Mitra dalam ekonomi sehingga tercapai efisiensi yang sangat
Kerjasama Ekonomi dibutuhkan dalam kegiatan ekonomi. Walau AS
Indonesia memiliki beberapa kekuatan yang dapat dikatakan sebagai negara dengan kekuatan
menarik AS untuk menjalin hubungan ekonomi ekonomi terbesar di dunia, AS juga memiliki
yang lebih maju. Kekuatan Indonesia antara lain beberapa kelemahan. Pertama, terancamnya
meliputi: (i) stabilitas makro ekonomi, yang perkembangan daya saing AS di masa yang akan
dibuktikan dengan angka pertumbuhan ekonomi datang yang disebabkan oleh: (i) menurunnya
yang cenderung meningkat stabil dan rasio perkembangan inovasi (Atlantic Report
hutang pemerintah yang rendah -bahkan melaporkan bahwa dari tahun 1999 hingga 2008,
pengelolaan fiskal Indonesia dianggap terbaik se perbaikan dalam bidang inovasi di Amerika
Asia-Pasifik; (ii) potensi pasar yang besar, yang Serikat sangat minim), dan (ii) ketidak-
menurut World Economic Forum menempati seimbangan makro ekonomi AS padahal
ukuran terbesar ke-15 dunia. Besarnya pasar stabilitas makro ekonomi merupakan penunjang
Indonesia ini juga diikuti daya beli yang makin utama daya saing suatu negara. Kedua, peraturan
besar dari kelas menengah yang makin terkait perdagangan dan investasi internasional
berkembang. Namun demikian, Indonesia juga yang menghambat import dan investasi asing di
memiliki beberapa kelemahan yang menghambat dalam
hubungan ekonomi dengan negara lain, termasuk Amerika Serikat yang mencakup: (i) Jumlah
AS. Pertama, infrastruktur yang buruk dan tidak peraturan standar produk yang terlalu banyak
menunjang kegiatan ekonomi merupakan yang menunjukkan trade barrier dan Pemerintah
kekurangan Indonesia yang paling sering AS menetapkan standar kesehatan, keselamatan,
dikeluhkan oleh mitra kerjasama ekonomi dan lingkungan sendiri; (ii) prosedur impor dari
termasuk AS. Infrastruktur yang dikeluhkan negara lain ke AS yang bersifat protektif seperti
mencakup sarana jalan, fasilitas pelabuhan dan Trade Expansion Act 1962; (iii) peraturan
transportasi udara, suplai energy dan jaringan procurement bagi lembaga publik AS
telekomunikasi. Kedua, institusi di Indonesia menyulitkan supplier yang berasal dari luar AS.
yang tidak efisien, tidak transparan dan masih Selain itu, terdapat beberapa kondisi AS yang
kuatnya budaya dan praktek korupsi menjadi menghambat hubungan ekonomi Indonesia-AS,
hambatan yang menakutkan bagi mitra kerjasama yaitu: (i) pertumbuhan perekonomian yang
ekonomi. Ketiga, penerapan peraturan Hak atas melambat sejak tahun 2009 yang disebabkan
Kekayaan Intelektual (HKI) yang masih lemah di melemahnya belanja konsumsi terutama oleh
Indonesia,dan masih banyak lainnya. pemerintah. Melambatnya pertumbuhan ekonomi
Sebagai mitra dalam hubungan ekonomi, AS ini sudah memberi dampak negatif terhadap
\AS juga memiliki kekuatan dan kelemahan yang ekspor Indonesia yang turun 1,76% pada
harus diperhatikan Indonesia. Kekuatan AS semester pertama tahun 2012 dibandingkan
mencakup, pertama, kemudahan dalam dengan tahun sebelumnya. Selain itu muncul juga
melakukan usaha sehingga International Finance ancaman kesenjangan fiskal pada awal tahun
Corporation (IFC) menempatkan Amerika Serikat 2013 yang dalam jangka pendek menyebabkan
sebagai salah satu negara terbaik untuk resesi di AS, walaupun dalam jangka panjang
melakukan usaha. Kedua, posisi yang kuat dalam akan menguntungkan AS karena mengurangi
organisasi internasional, mengingat AS adalah tingkat utang secara signifikan. Kondisi ini
pelopor sistem perdagangan internasional modern mengancam ekspor ke AS termasuk dari
dan pendiri berbagai institusi perdagangan dan Indonesia. Lebih jauh, defisit transaksi berjalan
keuangan internaional. Dengan demikian AS yang berkepanjangan karena dianggap krisis
pengaruh dan leverage AS sangat besar dalam keuangan dunia; (ii) AS terlibat kompetisi
menentukan aturan main yang terkait hubungan pengembangan energi yang pada gilirannya dapat
ekonomi internasional. Ketiga, inovasi dan menghambat peningkatan hubungan ekonomi
teknologi maju yang menjadi menggerak dengan Indonesia. Misalnya upaya
perdagangan dan investasi. Keempat,
pengembangan biofuel di AS dapat menghambat lebih luas ataupun melalui sudut pandang yang
ekpor CPO Indonesia karena adanya trade barrier berbeda, seperti menggunakan teori lain yang
berdasarkan UUKeamanan Energi AS tahun terdapat pada bidang ilmu hubungan
2007; (iii) hambatan nontarif juga diterapkan oleh internasional, atau menggunakan dasar pemikiran
AS terutama yang berkaitan dengan produk yang yang berbeda yang terdapat pada teori
harus ramah lingkungan. Sementara beberapa Konstruktivisme. Selain itu, penelitian ini
kondisi di Indonesia juga menjadi hambatan bagi menggunakan data literatur sebagai sumber
AS yaitu: (i) kebijakan Pemerintah Indonesia utama sebagai dasar untuk menganalisis isu yang
yang berupaya melakukan penguatan daya saing diangkat. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan
industri dalam negeri; (ii) gangguan keamanan penulis untuk mendapatkan data langsung dari
terutama terkait aksi unjuk rasa yang pihak-pihak utama dalam isu ini. Pada penelitian
menandakan berjalannya proses demokrasi tetapi yang dapat dikembangkan nantinya, akan lebih
ternyata berujung anarkis membawa dampak baik apabila terdapat sumber-sumber langsung
negatif bagi kegiatan perekonomian; (iii) pasokan yang pernah berkecimpung dalam pemerintahan
energi yang kurang karena besarnya kebutuhan Indonesia, khususnya dalam hal hubungan
konsumsi dalam negeri; (iv) kurangnya dengan Amerika Serikat, Hal tersebut akan
laboratorium nasional yang berstandar membuat penelitian lanjutan yang dapat
internasional; (v) relabelling dan illegal dilakukan memberikan kontribusi lebih terhadap
transshipment dalam berbagai modus operasinya. studi hubungan internasional, khususnya di
Namun pemalsuan dokumen Surat Keterangan Indonesia. Lalu, hasil penelitian yang didapatkan
Asal, yang menjadi motif transshipment, juga diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah
mungkin dilakukan importir di Amerika Serikat.18 Indonesia dalam hal menjalin hubungan dengan
18
Kajian kerjasama bilateral Indonesia-Amerika serikat di bidang Amerika Serikat ataupun dengan major power
ekonomi dan keuangan
https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/kajian_kerja_sama_b
lainnya. Pada penelitian ini, dapat terlihat bahwa
ilateral terdapat dasar politik luar negeri serta arah
_ri-as.pdf ,diakses pada 15 september 2020. kebijakan luar negeri yang digunakan oleh suatu
rezim memiliki keterkaitan
KESIMPULAN
Perjanjian yang dilakukan oleh dua negara, dapat
disebut sebagai perjanjian bilateral. Perjanjian ini
merupakan hasil dari adanya hubungan antara
Indonesia dan Amerika Serikat. Perjanjian ini yang kuat terhadap bagaimana Indonesia
bersifat khusus karena hanya mengatur hal yang merespon suatu kebijakan negara lainnya. Oleh
menyangkut kepentingan dua negara. sebab itu, kepada rezim pemerintahan
Adapun Kerjasama yang dilakukan antara selanjutnya, diharapkan mampu penelitian ini
Indonesia dan Amerika Serikat yaitu seperti mampu memberikan penekanan terhadap
kerjasama General Electric (GE) dengan PLN. pentingnya arah kebijakan luar negeri yang sesuai
Tidak hanya itu, perjanjian kerjasama antara dengan dasar politik luar negeri Indonesia.
Indonesia dengan Amerika Serikat juga ada
dalam bidang pembangunan internasional. Salah
satu contoh hubungan Internasional bilateral
hubungan kerja sama Indonesia dengan Amerika
Serikat yang terwujud dalam peranan USAID di
Indonesia. Dengan adanyanya kerjasama
antarnegara ini membawa dampak positif bagi
pihak-pihak yang bekerja sama baik dalam
pembangunan,pertahanan dan bidang ekonomi
seperti meningkatkan Investasi Kerja sama
ekonomi antarnegara dan dapat menjadi cara
menarik para investor untuk menanamkan
modalnya di Indonesia.

SARAN
Pada penelitian ini, masih terdapat beberapa hal
yang dapat dilakukan pengembangan ke
depan.Dalam proses analisis penelitian ini,
digunakan teori Konstruktivisme, khususnya
dalam hal hubungan struktur dan agen yang
dikemukakan Wendt. Meskipun demikian, perlu
dilakukan penelitian lain dengan cakupan yang
[Type here]

Anda mungkin juga menyukai