Anda di halaman 1dari 2

UTS HUKUM ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAN TEKNIK NEGOSIASI

CREDO ANDRIANUS 2040050901

SOAL
1. Apakah yang dimaksud dengan Alternatif Penyelesaian sengketa dan berikan contohnya?
2. Menurut pendapat saudara seberapa pentingnya menyelesaikan suatu permasalahan
melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa dibandingkan melalui proses Litigasi?
3. Setelah anda mempelajari kuliah Alternatif Penyelesaian sengketa, menurut analis
saudara mana yang lebih efektif untuk menyelesaikan suatu masalah, apakah melalui
alternatif penyelesaian sengketa atau melalui proses litigasi, berikan alasannya?
4. Dalam Alternatif penyelesaian sengketa ada 6 model penyelesaian masalah, sebutkan!
Jika anda memilih model arbitrase jelaskan persyaratannya?
5. Menurut pendapat anda, apakah terhadap suatu tindak pidana tertentu dapat selesaikan
melalui model penyelesaian Alternatif Sengketa? Berikan alasannya dan jika ada contoh
kasusnya.

JAWAB
1. Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah suatu bentuk penyelesaian sengketa diluar
pengadilan seperti cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli yang
didasarkan pada kesepakatan para pihak yang bersengketa.

Ex: Persengketaan Tanah

2. Beracara di Arbitrase dari Segi Hukum Acara Lebih Fleksibel Namun Tetap Dalam
Koridor Hukum yang Ada.

Pada dasarnya prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase, menggunakan hukum


acara perdata sebagaimana diatur dalam Herzien Inlandsch Reglement (HIR) dan
Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa (UU Arbitrase). Namun Majelis Arbiter yang memimpin proses persidangan
lebih fleksibel dalam menentukan agenda persidangan dengan disesuaikan oleh
kepentingan para pihak yang berperkara.

Dalam setiap persidangan Majelis Arbiter tetap terlebih dahulu mengupayakan terjadinya
mediasi antar para pihak. Para pihak diberikan keleluasaan waktu dalam melakukan
mediasi baik di dalam ataupun di luar persidangan. Sekalipun demikian, proses mediasi
tetap dalam pengawasan Majelis Arbiter agar tidak menjadi berlarut-larut tanpa kepastian
penyelesaian.
3. Bila menjawab ke efektifan dari penyelesai suatu masalah menurut saya tergantung
kondisi dan jenis perkara dan mau dibawa kemana arah perkara tersebut.

Karena bila Alternatif Penyelesaian Sengketa bisnis misalnya yang ternyata menemukan
fakta-fakta baru dan terindikasi kecurangan yang menimbulkan masalah baru. Menurut
saya penyelesaian sengketa sangat memakan waktu. Tetapi bila dibawa kearah litigasi
menurut saya akan jauh lebih jelas. Walau dalam segi waktu belum bias saya identifikasi
juga.

Menurut saya Alternatif Penyelesaian sengketa dan litigasi memiliki plus minus tersendiri
tetapi. Alternatif Penyelesaian sengketa lebih baik dilakukan karena bisa jadi tidak
merusak hubungan antara kedua belah pihak setelah kasusnya di selesaikan oleh
arbitrase.

4. Konsultasi, Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi, Penilaian Ahli dan Arbitrase.

Syarat utama untuk dapat dilakukan Arbitrase adalah adanya suatu perjanjian untuk
berarbitrase.
Perjanjian Arbitrase dibuat dengan akta Notaris yang isinya memuat :
 masalah yang dipersengketakan;
 nama lengkap & alamat para pihak;
 nama lengkap & alamat arbiter;
 tempat arbitrase akan mengambil keputusan;
 jangka waktu 6 bulan penyelesaian masalah dengan cara arbitrase
 pernyataan kesediaan dari para pihak yang bersengketa untuk menanggung
segala biaya yang diperlukan untuk pemeriksaan sengketa melalui
arbitrase.
5. Ya menurut saya bisa walaupun tidak banyak seperti Peradilan Pidana Anak.

Ex: Mediasi Penal ( kek


Kepolisian Negara Republik Indonesia mengeluarkan Surat Kapolri No. Pol:
B/3022/XII/2009/SDEOPS tanggal 14 Desember 2009 tentang Penanganan Kasus
melalui Alternative Dispute Resolution (ADR) yang menekankan penyelesaian kasus
pidana menggunakan ADR sepanjang disepakati oleh pihak-pihak yang berperkara.

Anda mungkin juga menyukai