Anda di halaman 1dari 3

Serang, 17 Mei 2018

Kepada Yth:
Bapak Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Serang
Jln. Bayangkara

Perihal: GUGATAN TUN

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Azmi Rahmawan


Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Kepolisian Republik Indonesia
Alamat : Komplek Griya Serang Asri Blok K 13/12

Dengan ini memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada Azril,S.H.,M.H, Warga Negara
Indonesia, advokat dari Kantor Advokat Me & Famili, berkedudukan di Tower Famili Lt. 3 Suite
1313, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 13 Serang 42121, berdasarkan Surat Kuasa Khusus pada
tanggal 24 januari 2018 (terlampir), selanjutnya disebut PENGGUGAT.

Dengan ini mengajukan gugatan terhadap: Kepala Kepolisian Republik Indonesia, berkedudukan
di Jalan Jl.Sudirman Serang, selanjutnya disebut TERGUGAT.

Obyek gugatan sengketa TUN dalam perkara ini adalah Surat Keputusan Kepala Kepolisian
Republik Indonesia No. Pol: Skep/0018/XIII/2018 tanggal 24 januari 2018 tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil yang diterbitkan oleh
Tergugat, selanjutnya disebut Obyek Gugatan.

Alasan-alasan Penggugat dalam mengajukan gugatan ini adalah sebagai berikut:

1. Bahwa yang menjadi obyek gugatan dalam perkara ini adalah Surat Keputusan
Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. Pol: Skep/0018/XIII/2018 tanggal 24 januari
2018 yang dikeluarkan oleh Tergugat.
2. Bahwa Surat Keputusan No. Pol: Skep/0018/XIII/2018 tanggal 24 januari 2018 yang
diterbitkan oleh Tergugat tersebut baru diterima oleh Penggugat, tanggal 24 januari
2018. Oleh sebab itu, gugatan sengketa TUN yang diajukan masih dalam tenggang
waktu untuk mengajukan gugatan TUN sesuai ketentuan dalam Pasal 55 Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan
atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).
3. Bahwa setelah menerima Surat Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No.
Pol: Skep/0018/XIII/2018 tanggal 24 januari 2018, Penggugat mengajukan keberatan
kepada Kapolri melalui Kepala Sekretaris Umum (Kasetum) pada tanggal 24 januari
2018 namun belum mendapat jawaban sampai saat ini. Oleh karena itu, Surat
Keputusan TUN yang diterbitkan oleh Tergugat termasuk sebagai obyek gugatan
sengketa yang bersifat kongkrit, individual, dan final serta menimbulkan akibat hukum
bagi Penggugat sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004.
4. Bahwa Surat Keputusan No. Pol: Skep/0018/XIII/2018 tanggal 10 april 2018 yang
dikeluarkan oleh Tergugat semata-mata didasarkan atas adanya Putusan No.
1300/PID.B/1313/PN. Mamuju atas nama Nurhafni tanggal 24 januari 2018 dari
Pengadilan Negeri Mamuju yang menghukum Penggugat selama 1 tahun karena
terbukti melakukan tindak pidana penghinaan terhadap penguasa umum (vide Pasal 207
KUHP) dengan ancaman hukuman paling lama 1 tahun 6 bulan.
5. Bahwa Penerbitan Surat Keputusan No. Pol: Skep/0018/XIII/2018 tanggal 10 april
2018 yang dikeluarkan oleh Tergugat tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 32
Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (vide Pasal 8 dan Pasal 9).
6. Bahwa dengan dikeluarkannya Surat Keputusan No. Pol: Skep/0018/XIII/2018 tanggal
10 april 2018 oleh Tergugat, menimbulkan akibat hukum terhadap Penggugat dengan
tidak lagi diterimanya hak-hak Penggugat sebagai Pegawai Negeri Sipil, yaitu tidak
diterimanya gaji sejak ditahannya Penggugat sampai pada hari ini serta tidak
diberikannya dana pensiun atas nama Penggugat.
7. Bahwa dengan dikeluarkannya Surat Keputusan tersebut oleh Tergugat, kepentingan
Penggugat sangat dirugikan karena tidak lagi dapat menjalankan perannya sebagai
kepala rumah tangga dengan memberikan nafkah kepada keluarga yang menjadi
kewajibannya.
8. Bahwa dengan dikeluarkannya Surat Keputusan oleh Tergugat tersebut, Penggugat
merasa diperlakukan tidak adil dan sewenang-wenang karena Tergugat menggunakan
wewenang yang dimilikinya untuk tujuan yang berbeda dari yang ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan (detournement de pouvoir).
9. Bahwa Surat Keputusan TUN yang menjadi obyek gugatan sengketa TUN dalam
perkara ini terbukti melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 53 ayat (2a) Undang-Undang No. 5 Tahun 1986
jo Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 sehingga Surat Keputusan tersebut mengandung
cacat hukum dan haruslah dinyatakan batal atau tidak sah demi hukum.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, bersama ini Penggugat
mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memberikan putusan
dengan amar putusan sebagai berikut:

- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


- Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. Pol:
Skep/0018/XIII/2018 tanggal 10 april 2018 tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat
sebagai Pegawai Negeri Sipil atas nama Penggugat;
- Memerintah kepada Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Kepolisian Republik
Indonesia No. Pol: Skep/0018/XIII/2018 tanggal 10 april 2018 tentang Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil atas nama Penggugat;
- Memerintahkan kepada Tergugat untuk memenuhi hak-hak Penggugat sebagai Pegawai Negeri
Sipil;
- Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara;

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono).

Hormat Kami,
Penggugat

Muhammad Azmi Rahmawan

Anda mungkin juga menyukai