Anda di halaman 1dari 6

Teori Hukum Pembangunan Dalam Perspektif Filsafat Hukum

Dosen :

Dr. Idris S.H.,M.H.

Oleh :

Yulia Fadhilah Yasmin

110110160413

Fakultas Hukum

Universitas Padjadjaran

2019
I. Pendahuluan

Hukum mempunyai tujuan yang hendak dicapai, yaitu menciptakan tatanan masyarakat yang
tertib, menciptakan ketertiban, keseimbangan dan berkeadilan. Mochtar Kusumaatmadja
mengatakan dengan tercapainya ketertiban di dalam masyarakat, diharapkan kepentingan manusia
akan terlindungi.1 Kehadiran hukum menurut Satjipto Rahardjo diantaranya adalah untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kepentingan-kepentingan yang bisa berbenturan antara
kepentingan yang satu dengan lainnya.2 Menurut teori hukum, bahwasanya hukum memainkan
peranan yang penting dalam suatu masyarakat, dan bahkan mempunyai multifungsi untuk
kebaikan masyarakat, demi mencapai keadilan, kepastian hukum, ketertiban, kemanfaatan, dan
lain-lain tujuan hukum.

Akan tetapi, keadaaan sebaliknya dapat terjadi bahkan sering terjadi, dimana penguasa negara
menggunakan hukum sebagai alat untuk menekan masyarakat, agar masyarakat dapat dihalau
ketempat yang diinginkan oleh penguasa negara. Sebagaimana diketahui bahwa ada beberapa
komponen yang dapat menjadi alat kontrol sosial, yakni merupakan alat untuk mengontrol perilaku
masyarakat. Salah satunya adalah hukum. Alat kontrol sosial lainnya selain hukum adalah agama,
moralitas, adat kebiasaan, pendidikan, kesenian, pers, keteladanan pemimpin, dan lain-lain.
Karena hukum merupakan alat kontrol sosial, maka lembaga-lembaga hukum dengan sendirinya
juga merupakan lembaga (agency) kontrol sosial.3

II. Permasalahan

Bagaimana dalam suatu teori hukum pembangunan dapat dijadikan sebagai acuan sebagai sarana
atau alat untuk memperbaharui merekayasa masyarakat?

1
Mochtar Kusumaatmadja, Mochtar Kusumaatmadja dan Teori Hukum Pembangunan, Epistema Institute dan
Huma, Jakarta, 2012, hlm. 15.
2
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hlm. 53.
3
Munir Fuady, Sosiologi Hukum Kontemporer “Interaksi Hukum, Kekuasaan, dan Masyarakat”, (Jakarta: Kencana,
2011), hal 61.
III. Pembahasan

a. Hukum dan Pembangunan

Menurut Mochtar Kusumaatmadja, pembangunan dalam arti seluas-luasnya melipu segala segi
dari pada kehidupan masyarakat dan dak hanya segi kehidupan ekonomi belaka, karena itu islah
pembangunan ekonomi sebenarnya kurang tepat, karena kita dak dapat membangun 'ekonomi'
suatu masyarakat tanpa menyangkutkan pembangunan segi-segi kehidupan masyarakat lainnya.4
Pembangunan menurut Mochtar esensinya adalah perubahan. Mengenai peran hukum dalam
pembangunan Mochtar menegaskan bahwa hukum harus menjamin agar perubahan tersebut
berjalan secara teratur. Penekanan Mochtar pada kalimat “berjalan secara teratur” menunjukkan
bahwa tercapainya “keterban” sebagai salah satu fungsi klasik dari hukum urgensinya ditegaskan
kembali oleh Mochtar dalam mengawal pembangunan.

Perubahan yang merupakan esensi dari pembangunan dan ketertiban atau keteraturan yang
merupakan salah satu fungsi penting dari hukum adalah tujuan kembar dari masyarakat yang
sedang membangun. Dengan peran hukum seperti ini, Mochtar ingin membangun hukum yang
memberikan orientasi sekaligus koreksi atas jalannya pembangunan, bukan hukum yang hanya
memberikan legimasi kepada kekuasaan.

Karena esensi dari pembangunan itu adalah perubahan, maka hakekat hukum harus berperan
didalamnya, hukum tidak dapat dipahami sebagai elemen yang senantiasa berada di belakang
perubahan itu sendiri hukum harus berada di depan mengawal perubahan tersebut. Hukum bukan
hanya sebagai pengikut (the follower), melainkan harus menjadi penggerak utama (the prime
mover) dari pembangunan. Mochtar secara eksplisit menggunakan islah hukum sebagai alat
pembaharuan masyarakat. Selengkapnya Mochtar mengatakan sebagai berikut: “Jelas kiranya
bahwa pemakaian hukum yang demikian yakni sebagai suatu alat pembaharuan masyarakat.

b. Teori Hukum Pembangunan Sebagai Sarana Pembaharuan Bagi Masyarakat

Antara filsafat hukum dan pembangunan hukum nasional bagai dua sisi mata uang yang
berbeda. Oleh karena filsafat hukum sebagai suatu disiplin keilmuan, sementara pembangunan

4
Mochtar Kusumaatmadja, Pembinaan Hukum Dalam Rangka Pembangunan Nasional, Bandung: Bina Cipta, 1975,
hlm. 3
hukum merupakan suatu kebijaksanaan yang bersifat nasional dalam bentuk pembangunan di
bidang hukum, namun memiliki titik temu yang sama pada objek pembahasannya yaitu
hukum. Teori hukum pembangunan yang dikemukakan oleh Kusumaatmadja adalah
memperkenalkan tujuan hukum bukan hanya pada kepastian dan keadilannya. Melainkan pada
kedayagunaan dari hukum itu sebagai sarana pembaru hukum (predictability) di tengah
masyarakat yang majemuk.

Law as a tool of sosial engineering merupakan teori yang dikemukakan oleh Roscoe Pound, yang
berarti hukum sebagai alat pembaharuan/merekayasa dalam masyarakat, dalam istilah ini hukum
diharapkan dapat berperan merubah nilai-nilai sosial dalam masyarakat.5 Dengan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di Indonesia, konsepsi “law as a tool of social engineering” yang
merupakan inti pemikiran dari aliran pragmatic legal realism itu, oleh Mochtar Kusumaatmadja
kemudian dikembangkan di Indonesia. Menurut pendapat Mochtar Kusumaatmadja.6
Pembangunan hukum nasional diusahakan mengakomodasi segala kepentingan dari masyarakat
yang multi-etnik. Dengan demikian dimensi filsafat hukum yang hendak dicapai dalam teori
hukum pembangunan menunjukkan ada 2 (dua) dimensi sebagai inti Teori Hukum
Pembangunan yang diciptakan oleh Kusumaatmadja, yaitu :

a. Ketertiban atau keteraturan dalam rangka pembaharuan atau pembangunan merupakan


sesuatu yang diinginkan, bahkan dipandang mutlak adanya;
b. Hukum dalam arti kaidah atau peraturan hukum memang dapat berfungsi sebagai alat
pengatur atau sarana pembangunan dalam arti penyalur arah kegiatan manusia yang
dikehendaki ke arah pembaharuan.

Dimensi filsafat hukum yang dimaksud dari hukum pembangunan sebagai yang dikemukakan
di atas adalah dimensi ketertiban, keteraturan, dan kaidah hukum yang dapat menciptakan
pembangunan disegala aspek kehidupan. Disamping itu, dimensi filsafat hukum yang ditarik dari
hukum pembangunan oleh Kusumaatmadja telah menambahkan defenisi hukum tidak hanya
seperangkat kaidah, asas hukum atau peraturan-peraturan saja, namun dibalik itu adalah

5
Nazaruddin Lathif, Teori Hukum Sebagai Sarana atau Alat Untuk Mperbaharui atau Merekayasa Masyarakat,
Pakuan Law Review, Vol. 3, Nomor 1, Januari 2017
6
Mochtar Kusumaatmadja. Hukum, Masyarakat, dan Pembangunan. (Bandung: Binacipta, 2006), hal 9.
bagaimana institusi hukum itu bergerak atukah berjalan sebagai aturan yang memiliki daya
mengikat dan daya keberlakuan.

Lengkapnya Kusumaatmadja memberikan pengertian hukum adalah “suatu perangkat kaidah


dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, mencakup pula
lembaga (institution) dan proses (processes) yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam
kenyataan. Berdasarkan ulasan diatas, dimensi filsafat hukum dalam pembanguan hukum nasional
dan dimensi yang juga terdapat dalam pembangunan hukum nasional sebagai salah satu bentuk
kebijaksanaan bersifat nasional, maka hukum tetap memilki kekuatan yang perskriptif, tanpa
mengabaikan dimensi sosiologi dan filsufisnya.

IV. Kesimpulan

Law as a tool of sosial engineering merupakan teori yang dikemukakan oleh Roscoe Pound,
yang berarti hukum sebagai alat pembaharuan dalam masyarakat, dalam istilah ini hukum
diharapkan dapat berperan merubah nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Pembangunan hukum
nasional diusahakan mengakomodasi segala kepentingan dari masyarakat yang multi-etnik.
Dengan demikian dimensi filsafat hukum yang hendak dicapai dalam teori hukum pembangunan
menunjukkan ada 2 (dua) dimensi sebagai inti Teori Hukum Pembangunan yang diciptakan oleh
Kusumaatmadja, yaitu Ketertiban atau keteraturan dalam rangka pembaharuan atau pembangunan
merupakan sesuatu yang diinginkan, bahkan dipandang mutlak adanya dan dalam arti kaidah atau
peraturan hukum memang dapat berfungsi sebagai alat pengatur atau sarana pembangunan dalam
arti penyalur arah kegiatan manusia yang dikehendaki ke arah pembaharuan.
DAFTAR PUSTAKA

Fuady, Munir. 2011. Sosiologi Hukum Kontemporer “Interaksi Hukum, Kekuasaan, dan
Masyarakat”. Kencana : Jakarta

Kusumaatmadja, Mochtar. 1975. Pembinaan Hukum Dalam Rangka Pembangunan Nasional,


Bandung: Bina

Kusumaatmadja, Mochtar. 2006. Hukum, Masyarakat, dan Pembangunan. Bandung: Binacipt

Kusumaatmadja, Mochtar. 2012. Mochtar Kusumaatmadja dan Teori Hukum Pembangunan,


Epistema Institute dan Huma : Jakarta

Lathif, Nazaruddin. 2017. Teori Hukum Sebagai Sarana atau Alat Untuk Mperbaharui atau
Merekayasa Masyarakat. Pakuan Law Review. Vol. 3. Nomor 1

Rahardjo, Satjipto. 1996. Ilmu Hukum. PT Citra Aditya Bakti : Bandung

Anda mungkin juga menyukai